Tittle : Uzumaki's Prodigy

Genre : Adventure/Friendship/etc

Rate : T

Mainchar : Naruto U.

Disclaimer : Naruto punya MK. Fanfict ini punya saya :v

Summary : Apabila Naruto menemukan jalan pintas ke Uzushio. Apabila dia mempelajari banyak fuuinjutsu. Apabila dia salah segel dan termakan segelnya sendiri sampai berubah gender, Kyuubi berhasil didekatinya sebelum genin, apa yang akan terjadi dengan jalan cerita?

Warning : OOC(maybe), AU semi Canon atau sebaliknya(?), ide pasaran, fem!Naru smart!Naru and other standard warnings

NB :

"BIJUU BERBICARA"

"-telepati-"


Chapter 1 : This is Uzushio?! My body!

Pirang, berisik, oranye. Dialah Uzumaki Naruto. Wadah dari monster bijuu berekor sembilan. Pahlawan yang menyelamatkan desa, tapi dikhianati desanya sendiri. Yang patut diacungi jempol, bocah berumur 7 tahun itu tak pernah membenci desa kelahirannya.

"Hahaha! Aku adalah ninja terhebat di sini! Lihat! Siapa yang lebih berani untuk mengotori monumen jiji! Hanya aku!"

Bocah itu kembali membuat onar, meresahkan bukan hanya warga sipil bahkan sampai para ninja di desa Konoha. Bukan semata sifatnya terlalu nakal, Naruto melakukan semuanya agar semua menganggapnya ada. Hanya dengan menjadi master of pranks dia akan dilirik. Ia tak peduli jika ia dibentak, dibenci. Karena itu lebih baik daripada tidak sama sekali.

"Heh! Turun kau! Berani-beraninya kau mengotori ornamen wajah Sandaime-sama!"bentak seorang shinobi mewakili warga lain yang ikut menyahut protes.

"Kejar saja kalau bisa! Bweek! :p"

Naruto melompat kabur ketika dua Anbu mengejarnya. Mendarat di satu atap ke atap lain. Ia merasa sangat senang. Hanya ketika seperti ini ia merasa dianggap sebagai dirinya. Ya, satu-satunya cara.

"Mau kemana kau rubah?!"

"Ah, sial! Mereka semakin dekat!"

Naruto menyeringai melihat sebuah rumah kosong tak jauh darinya. Tanpa ba-bi-bu ia langsung masuk ke dalam rumah itu. Agak remang-remang di dalamnya. Tapi toh yang Naruto perdulikan ia lepas dari dua Anbu itu.

"Hmm...Katanya ini adalah rumah Yondaime Hokage. Benar tidak ya?"gumam Naruto sembari terus melangkah masuk.

Naruto meraba-raba benda di dekatnya. Ketika sampai pada sebuah pigura kotor, ia meraihnya. Penasaran, ia bersihkan permukaan pigura itu. Terperangah melihat foto yang ada di dalamnya.

"Inikah Yondaime dan istrinya?"

Naruto yakin betul ini dulunya adalah sebuah kamar. Mengingat di seberangnya terdapat sebuah ranjang reyot dimakan rayap. Tapi yang membuatnya bingung adalah dinding sebelah kasur. Walau samar, ia bisa melihat jelas ada ukiran segel di sana.

"Hmm kalau tidak salah...namanya itu guinjutsu? Ruinjutsu? Apalah itu! Gunanya apa ya?"

"ITU FUUINJUTSU, BAKA."

"S-siapa itu?!"

"BUKAN SIAPA-SIAPA."

Naruto menolehkan kepala kesana-kemari. Tidak salah! Tadi ia mendengar suara berat yang terdengar menyeramkan sekali.

"Tunjukkan wujudmu!"

"PEJAMKAN MATAMU DAN KONSENTRASILAH, GAKI."

Naruto mengikuti intruksi. Ia memejamkan matanya dan mencoba berkonsentrasi. Telinganya menangkap suara tetesan air. Ketika melirik sedikit, ia terperangah. Dirinya bukan lagi berada di rumah tak terawat, tapi di sebuah tempat seperti entah labirin atau gorong-gorong yang pijakannya tergenang air semata kaki.

"Dimana...aku?"

"DI DALAM DIRIMU. MINDSCAPE. IKUTI SUARAKU, GAKI!"

"A-ah!"

Tap! Tap! Tap!

Naruto berlari mengikuti arah suara berat itu terdengar. Sampai akhirnya ia berhenti 5 meter di depan sebuah jeruji besi raksasa. Perlahan ia dapat melihat ekor berwarna oranye kemerahan meliuk-liuk bebas.

"GROAAAR!"

"HUAAAAA! K-kau..."

"AKU ADALAH SALAH SATU BIJUU, ORANG MEMANGGILKU KYUUBI. KEMARILAH! AGAR AKU BISA MENCABIKMU DAN MENELANMU SETELAHNYA!"

Naruto memperhatikan makhluk luar biasa di hadapannya dengan seksama. Dia adalah Kyuubi no Yokou, rubah raksasa berekor sembilan. Terbesit rasa bangga dalam dirinya saat menyadari monster Kyuubi ini tersegel di dalam tubuhnya.

"Jadi...kau yang dimaksud oleh warga. Kau yang membuat semua warga ketakutan dan membenciku?"lirih Naruto.

"YA! KAU TAKUT?"sindir Kyuubi saat melihat Naruto menundukkan kepalanya. Saat Naruto mengangkat kepalanya, Kyuubi mengernyit bingung.

"Takut? Kau pasti bercanda! Oh ayolah Kyuu-chan~ kau tersegel dalam diriku dan tak bisa apa-apa. Monster sebesarmu! Hahaha!"

"APA YANG KAU TERTAWAKAN, BAKA!"

"Ahahaha...aku hanya tak menyangka aku sehebat ini membuat seekor monster terkurung dalam tubuhku."

"JANGAN BERBANGGA DIRI GAKI. YANG MENGURUNGKU BUKAN KAU."

"Aku cukup tahu kau tak bisa apa-apa -ttebayo!"

"SIALAN KAU! SINI! BIAR KUMAKAN KAU!"

"Ahaha! Maaf Kyuu-chan~ aku masih penasaran dengan apa itu err ruin? Guin? Jutsu apa?"

"FUUINJUTSU."

"Ah! Ya itu! Jadi nanti akan kukunjungi kau lagi, oke? Dagh Kyuu-chan!"

"KETIKA KAU KEMBALI, KAU TAKKAN KUBIARKAN HIDUP, GAKI. SEENAKNYA SAJA KAU MEMAKAI EMBEL-EMBEL CHAN UNTUKKU!"dan Kyuubi pun menutup matanya, bermaksud tidur.

"Fufu...aku memang hebat,"Naruto yang sudah kembali ke dunia nyata meraba-raba tempat fuuin berada.

'Mungkin...fuuin ini bisa aktif lagi jika terkena darah,'pikir Naruto.

Naruto pun menggigit jempolnya hingga mengeluarkan sedikit darah. Kemudian ia tempelkan tangannya di tengah rangkaian segel tertulis itu. Sesuai perkiraannya, segel itu aktif ditandai dengan sinar yang mulai menyilaukan.

"H-huwaaaa!"

.

.

.


"BUKA MATAMU, GAKI. SAMPAI KAPAN KAU MAU BEGITU?"

"E-eh? Ini mindscape, Kyuu? Kenapa berbeda dan...banyak reruntuhan bangunan begini?"

"BUKAN. AKU BERBICARA LEWAT PIKIRANMU. INI DUNIA ASLI. UZUSHIO, DESA CLAN UZUMAKI."

"H-hancur...Sepertinya sudah lama. Lalu...untuk apa Yondaime membuat fuuin teleportasi untuk kemari?"

"KAU SUDAH MENYADARINYA? KAU BISA MENCARI TAHU SI PIRANG ITU MAU APA. AKU MALAS MEMBERITAHUMU. SELAMAT TIDUR!"

Naruto tersenyum kecil. Baru kali ini ia merasa memiliki seorang teman. Sembari membayangkan hal-hal menyenangkan karena kehadiran Kyuubi, ia melangkahkan kakinya melewati reruntuhan biarpun kesusahan.

Di tengah desa terdapat sebuah gazeebo tempat ritual penyegelan yang tampak berdiri gagah biarpun sudah rapuh. Naruto memperhatikan intens guratan di lantai gazeebo itu. Kini ia tertarik pada...fuuinjutsu. Hiruzen sering bercerita. Clan Uzumaki adalah clan yang ditakuti karena mereka memiliki kelebihan berupa tekhnik penyegelan tinggi.

"Aku penasaran apa segelnya masih berfungsi. Bagaimana menurutmu, Kyuu-chan?"

"JANGAN SOK KENAL DENGANKU. AKU TAK PEDULI."

"Fffth...Baiklah!"

Naruto kembali menghentakkan tangannya ke tengah segel. Segelnya bereaksi. Dari warna hitam, berubah perlahan menjadi kemerahan.

Perlahan segel itu melingkar, menjadi kemerahan sepenuhnya. Sampai akhirnya menghilang menjadi lubang. Naruto tentu masih berdiri di tengah segel. Alhasil, Naruto jatuh ke dalam.

Brugh!

'Ittai~'

"BAKA."

"W-wow...Lihatlah Kyuu! Banyak sekali gulungan jutsunya! Yeah dattebayo! Aku akan banyak belajar di sini!"


Naruto menatap bingung ke arah Sandaime Hokage yang duduk di hadapannya. Hiruzen memang sering mengunjunginya untuk memberikan biaya bulanan, tapi tidak seperti sekarang. Kemarin Hiruzen baru saja mengunjunginya, kini ia kembali berkunjung.

"Ada apa hokage-jiji?"tanya Naruto penasaran.

"Umurmu sudah 7 tahun Naruto-chan. Mulai besok kau akan masuk Academy."

"Benarkah? Yeay!"

"Ya sudah, aku banyak kerjaan. Selamat pagi."

"Dagh jiji-sama!"

Naruto menghela nafas. Lusa ia mulai masuk Academy. Kira-kira...adakah yang mau berteman dengannya? Selagi ia termenung, terdengar suara Kyuubi tertawa ala rubah licik.

"KAU TERLALU BANYAK BERHARAP. SELAMA AKU ADA DI DALAM TUBUHMU, MEREKA AKAN MENGANGGAPMU MONSTER."

"-Aku tidak keberatan kalau begitu. Aku masih punya rubah imut dalam diriku!-"

"BERHENTI MEMANGGILKU IMUT, BAKA GAKI!"

"-Biarin saja. Kau memang imut, Kyuu-chan...-"

Naruto tertawa dalam hati. Ia sedikit bersyukur, dalam dua minggu ini ia bisa keluar-masuk mindscape lebih leluasa dan mulai bisa telepati. Jadi, lebih banyak waktu untuk mengganggu si rubah ekor sembilan.

"Yosh! Waktunya latihan -ttebayo!"

"HATI-HATI GAKI. KAU SEDANG DIAWASI ANBU."

"-Ahh! Kyuu-chan perhatian sekali padaku~ berubah pikiran untuk berteman denganku?-"

"JANGAN BODOH! MANUSIA BERTEMAN DENGAN MONSTER SEPERTIKU? BAKA-"

Mengabaikan kicauan lanjutan dari Kyuubi, Naruto berlari keluar rumah tanpa lupa mengunci pintu terlebih dahulu. Tujuannya satu, rumah peninggalan Yondaime.

.

.

.


Naruto menyeringai puas. Dalam dua minggu ini ia berhasil mempelajari dasar-dasar semua cabang jutsu. Bahkan pada kinjutsu sekalipun. Mendekam di tempat penuh scroll berbagai jutsu dari seluruh negara ini membuat Naruto semakin bersemangat. Ia bisa bebas mempraktekan teori yang dipelajarinya tanpa takut kenapa-kenapa. Beruntung ia dilahirkan sebagai Uzumaki, juga sebagai Jinchuuriki. Biarpun umurnya masih 7 tahun, ia bisa menguasai jurus-jurus tingkat yang seharusnya dipelajari oleh ninja sekelas Chuunin ke atas.

"-Hey Kyuu! Ada segel menarik nih!-"

"AKU TIDAK AKAN PEDULI GAKI. SANA SENDIRI JANGAN GANGGU TIDURKU!"

"-Oh ayolah Kyuu! Ini fuuin tingkat S lho!-"

"BAKA! KAU BISA MATI!"

"-Tidak jika kau membantuku.-"

"KAU! ARGH!"

Naruto terkikik. Ia mulai menggigit jempolnya. Membuat darah bebas mengalir. Namun tidak ia biarkan begitu saja. Naruto mulai memakai darahnya untuk mengukir segel di sebuah scroll yang memang sengaja dibuatnya untuk menampung fuinjutsu yang ia pelajari dua minggu ini.

"Kita lihat apa ini bekerja!"

Naruto memasang handseal. Terlalu bersemangat, sampai tak sadar ada segel yang salah. Sialnya lagi, dia malah menciptakan segel yang bahkan tak pernah ia bayangkan. Ketika rangkaian aksara itu bercahaya, bersamaan dengan itu badan Naruto ikut bercahaya. Kesilauan, Naruto juga memejamkan matanya.

"Ngh..."

Setelah redup kembali, Naruto agak terengah. Entah kenapa ia merasa ada yang berbeda dengan badannya. Ia mendengus sebal.

"-Sial Kyuu! Tak ada reaksi apapun!-"

"BUKAN TAK ADA. TAPI...LIHATLAH DIRIMU!"

Naruto diam. Bajunya tetap jumpsuit oranye miliknya. Yang aneh...rambutnya jadi panjang? Tidak! Bahkan sepinggangnya! Rambut pirang jabriknya kemana?! Yang paling membuatnya cengo adalah...bagian bawahnya...tidak terasa apapun.

"HUWAAAAAAAA APA YANG TERJADI PADAKUH?!"

.

.

.

Hiruzen berkali-kali mengucek matanya. Tak percaya pada sosok Naruto yang tengah histeris sendiri dengan badannya. Berkali-kali ia bilang matanya sudah rabun, jadi ia pasti salah lihat. Tapi kehisterisan Naruto yang semakin menjadi membuatnya semakin mematung-shock dan membuatnya yakin memang tak ada yang salah dengan penglihatannya. Suara Naruto yang cempreng kini terdengar lebih lembut di telinga Hiruzen. Ia tidak pecaya...Naruto berubah menjadi sesosok gadis cilik yang tampak menggemaskan dengan dua pipi chubby-nya.

"N-naruto? Ini benar kau 'kan?"

"Iya jiji! Huwaaaaa bagaimana ini? Aku...aku...HUWAAAAA!"

"SALAHMU NEKAT, GAKI. SUDAH TAHU MASIH BOCAH INGUSAN MALAH IKUT PERMAINAN ORANG DEWASA."

"-Diam kau Kyuu!-"

"KAU PASTI SALAH SEGEL, BAKA. KAU TERMAKAN SEGELMU SENDIRI DAN BERUBAH MENJADI PEREMPUAN. RASAKAN!"

"-Huwa Kyuubi! Apa ada cara untuk mengembalikanku?-"

"TIDAK. KAU AKAN TETAP SEPERTI ITU SELAMANYA. KALAU DILIHAT DARI KUATNYA FUUIN YANG SECARA TIDAK LANGSUNG KAU CIPTAKAN ITU."

"-GYAAA! Tidak mauu!-"

"SUDAH KUBILANG KAU JANGAN MACAM-MACAM. SUDAHLAH! AKU MAU TIDUR LAGI. NIKMATI HARI-HARIMU, GADIS PIRANG."

"-Kyuu jahaaat!-"

"...aru? Naruto? NARU-CHAN!"

"E-eh? Y-ya jiji?"

"Apa yang kau lamunkan?"

"T-tidak ada!"

Hiruzen menghela nafas panjang. Ia kembali menatap Naruto dari atas sampai bawah. Hiruzen menahan keinginan untuk mencubit Naruto. Dia bahkan menjadi lebih imut dari sebelumnya!

"Sepertinya mulai sekarang..."

Naruto merinding. Ia tak mau mendengar lanjutan dari pak tua yang sudah dianggapnya sebagai kakek itu. Terlalu takut.

"...Kau akan menjadi wanita."

"Wa-ni-ta? Wa...nita? HUWAAAAA!"

.

.

.


Naruto menatap horror lemari bajunya. Di dalamnya memang banyak pakaian berkesan oranye yang disukainya. Tapi...semua berubah menjadi...pakaian untuk wanita! Ini pasti kerjaan Hiruzen!

"KAU TAK PERLU BERLEBIHAN BEGITU. NIKMATI SAJA..."

"Kau gila Kyuu! A-aku...argh! Bahkan...suaraku...suaraku..."

Naruto kehabisan kata-kata. Ia meratapi dirinya yang kini menjadi seorang gadis.#lebay -.-

Jika orang melihatnya, mungkin ia dikira gila karena berbicara sendiri.

"LIHATLAH KE CERMIN, GAKI."

Naruto menuruti intruksi dari Kyuubi. Ia menghadap ke cermin. Di sana terdapat refleksi seorang gadis berkumis kucing sebagai tanda lahir. Rambutnya pirang sepinggang dan terjuntai indah. Biarpun ia hanya memakai sundress selutut dan jaket seperempat lengan sebagai pemanisnya. Warnanya? Jangan ditanya -.- sudah pasti oranye.

"Woo aku cantik 'kan, Kyuu?"

Naruto mulai meraba wajahnya. Mata bulat indahnya terus meneliti bayangan di cermin. Lama-lama ia cekikikan dan histeris sendiri mengagumi tubuh barunya.

"NARSIS. CEPAT BERANGKAT SANA! SEBENTAR LAGI UPACARA PEMBUKAAN ACADEMY AKAN DIMULAI."

"E-eh iya aku lupa! Thanks Kyuu!"

Naruto bergegas memakai sepatu-nya dan langsung lompat keluar lewat balkon. Jangan khawatir soal ada yang mengintip, Naruto pakai celana pendek kok. Tujuannya? Ya Academy!

Saat sampai di halaman Academy, Naruto sukses menjadi pusat perhatian. Bukan tatapan tajam nan menusuk seperti biasa, tapi terlihat...kaget? Bahkan sebagian lain menatapnya terperangah tanpa berkedip.

"Nah semuanya berbaris!"intruksi ini membuat semua berebut membentuk barisan.

Semua diam ketika Hiruzen mulai berpidato untuk pembukaan. Beragam ekspresi dapat Naruto lihat. Mulai dari yang bersemangat sampai yang malas sekalipun. Ia nyengir sendiri. Berharap kali ini ia akan diakui dan disebut dengan Uzumaki Naruto, bukan 'anak itu' ataupun 'monster itu'.

Academy, awalan menjadi seorang ninja. Ia bertekad akan menjadi seorang ninja yang kuat. Agar semua orang benar-benar mengakuinya sebagai...UZUMAKI NARUTO!


~Bersambung ke Chapter 2~


Yosh! Aku berharap komentar dari kalian ttg ff ini. Apa jadinya sebuah cerita tanpa pembaca ^_^

Kritik, saran, pertanyaan, bahkan flame akan kuterima dengan senang hati.

Keputusan lanjut or delete ada di tangan reader semua ^_^

Thanks before.

So, mind to RnR?