Cast : Kim kibum
Choi Siwon
And other cast
Genre : Romance
Rate : T
Untuk informasi FF ini pernah saya post dg judul "Yang Terlewatkan" di akhir tahun 2012.
###
Sebuah pesawat dengan penerbangan Belanda – Seoul telah mendarat dengan mulus di bandara Incheon, beberapa menit yang lalu.
"Yoboseyo? Yak.. Hae-ya, eodiga? Aku tak menemukanmu dimanapun. Isshh…" Seorang pria, dengan postur tubuh tinggi dan atletis ini, tengah berkacak pinggang, mencari-cari keberadaan orang yang diteleponnya.
"…"
"jaket putih? Eodi? Hey Donghae, awas yah kalau nanti bertemu,, akan kugantung tubuhmu yang pendek itu, di tiang bendera" Hey, Choi siwon, sembarangan sekali kau mengatai, dewa ikan pendek. Bisa-bisa rumahmu akan berpindah ke tengah-tengah, laut timur, karena kutukan dari Donghae, si Dewa ikan
"Hey, pabo! Sembarangan kau mengataiku pendek, salahkan tubuhmu itu, yang kelewat tingggi, dasar tiang. Isshh…" jawab seseorang, yang tiba-tiba sudah berkacak pinggang di belakang siwon, yang ternyata adalah Donghae.
Sontak, Siwon langsung membalikkan badannya menghadap Donghae, lalu menampakkan smirk jokernya*author pingsan*, sambil memasukkkan phonselnya ke dalam saku coat yang dikenakannya
"Aigoo,, si ikan tampan sudah menemukanku ternyata" ucap Siwon, sambil melentangkan tangannya lebar, dan langsung, merengkuh tubuh kecil Donghae kedalam pelukkanya.
"Selamat datang ke Seoul kembali Won-ah" ucap Donghae, sambil menepuk punggung Siwon, kemudian melepaskan pelukan diantara mereka. "Kelihatannya kau semakin tua saja, apa kau tidak memakai krim awet muda?" goda Donghae, yang langsung membawa koper yang dibawa Siwon, menuju mobilnya yang berada di parkiran bandara.
"Dasar ikan jelek" umpat Siwon segera mengikuti langkah Donghae yang kelewat cepat. Tentu saja ia tak mau ditinggal Donghae, karena semua barang-barang pentingnya berada di dalam koper tadi.
Sementara di bandara yang sama, dan waktu yang berbeda, seorang pria tampan baru saja menginjakkan kakinya ke daratan Seoul, dari Pesawat kelas Bisnis, yang ditumpanginya tadi.
88888
"Bummie!" Terdengar seruan yang lumayan bisa memekakan telinga, karena pemilik suara itu adalah kim Ryeowook, teman Kibum sejak kelas 1 SMA.
"Wookie, cepat kemari" Kibum mengembangkan senyumnya saat mengetahui kedatangan Ryeowook.
"Mian aku terlambat, aku masih harus menjemput Ryeosung, dari TK-nya tadi" ucap Ryeowook sambil menurunkan Yewook anak ke-duanya, yang tadi di gendongnya, ke sofa.
"Gwanchanayo, kau memang sudah berbakat menjadi seorang ibu" jawab, Kibum diiringi kekehan ringan.
"ah, kau ini. Aku begini juga karena kecelakaan dengan Yesung oppa. Tapi untung saja dia tanggung jawab. Dia memang namja yang baik"
"Hey, kau membuatku iri saja" Kibum langsung mem-poutkan bibirnya. Ia juga ingin seperti Ryeowook.
"Hey, jangan begitu, bukankah sebentar lagi kau juga akan menikah."
"Tentu saja, aku akan menikah, apa kau tak melihat cincin yang ku kenakan ini. Ah, dia sangat pintar memilih cincin" Kibum semakin mengembangkan senyumnya saat melihat cincin pertunangan yang di kenakannya.
"Apakah dia sudah pulang dari Belanda?" Tanya Ryeowook tiba-tiba.
"Ne, dia pulang hari ini. Seharusnya dia sudah mendarat ke Seoul" jawab Kibum, segera mengecek jam tangannya.
"kenapa kau tak menjemputnya?"
"sudah ada yang menjemputnya, lagian dia juga tidak ingin mengganggu acara reuni kita. Eh, tapi kenapa yang lain belum datang juga?
"siapa bilang? Itu mereka. Teukie, Chulie, Hyukie, Minnie, Mochi, Nari… cepat kemari!" seru wookie penuh antusias.
88888
Seorang pria tampan, tengah mengenakan Tuxedo putih, yang akan dikenakannya saat upacara pernikahannya nanti. Dia terlihat begitu tampan dan gagah, sudah seperti pangeran kerajaan saja.
"Good looking man. So perfect in your body! Seharusnya kau mengajak pengantinmu kemari?" Seorang designer, tengah merapikan lagi tuxedo, pelanggannya yang akan menjalani pernikahannya seminggu lagi ini.
"Tentu saja, aku kan tampan. Sayang dia ada acara reuni dengan teman-teman wanitannya saat SMA, jadi dia tidak bisa ikut. Tapi bukankah gaunnya sudah beres?" Tanya sang mempelai pria pada designer, yang juga merancang gaun pengantin untuk calon istrinya juga.
"untuk gaunnya Bummie sudah 100% pas ditubuhnya. Tapi bukankah mereka juga teman SMA-mu juga"
"memang, tapi yang benar saja, aku ikut acara reuni para yeoja-yeoja yang tentunya tak cocok untukku" protesnya pada sang designer, yang hanya di jawab dengan kikikan geli dari sang designer yang merasa itu lucu.
88888
Kibum POV
Rasanya seperti mimpi, seminggu lagi aku akan menikah. Di usiaku yang ke 27 ini, akhirnya aku akan menikah. Aku rasa ini bukan umur yang tua untuk menikah bukan.
Kulangkahkan kakiku menuju taman favoritku sejak SMA. Malam ini banyak bintang yang menghiasi langit malam. Di malam yang hampir tengah malam ini, tidak ada siapapun, kecuali aku disini. Begitu sunyi. Ini yang aku inginkan, untuk merenungkan, bahwa inilah jalan terbaikku, menerima lamarannya. Cukup membuatku tenang karena tak lagi memikirkan apa yang tak mungkin lagi datang di kehidupanku.
Kupejamkan mataku, merasakan angin malam menerpa wajahku dengan lembut. Tak terasa buliran air mataku mengalir, membasahi pipiku.
Tiba-tiba sebuah tangan telah mengusap air mata yang membasahi pipiku. Sontak kubuka mataku lebar-lebar.
Mimpi. Aku rasa aku bermimpi. Melihatnya, menatapku dengan intens. Ini tak mungkin dia. Kami tak mungkin bertemu lagi.
Dia tersenyum, sementara aku masih bergelut dengan pikiran-pikiranku, tentang siapa orang yang ada di depanku.
"Apa kau terkejut melihatku Bummie?" suara itu. Suara yang selalu kurindukan selama 9th ini. Aku masih terdiam menatapnya tak percaya.
"kenapa kau diam? Apa kau tak suka melihatku di sini?" tanyanya lagi. Sedangkan lidahku kelu untuk berbicara. Aku tak percaya, ini benar dia. Tubuhku gemetar, dan langsung merosot jatuh jatuh di atas rumput yang mulai basah karena embun.
Pandanganku kosong. Kumohon, demi apapun di dunia ini. Bukan Choi Siwon yang ada dihadapanku saat ini. Ku mohon Tuhan.
Dan air mataku pun semakin deras, mengalir melewati pipi tembamku.
Bisa kurasakan, kini Siwon juga ikut duduk diatas rumput, mencoba mensejajarkan tubuhnya denganku.
"Bummie-ah, gwaenchanayo?" tanyanya padaku, bisa kudengar nada khawatir dari ucapannya.
Tanpa menjawab pertanyaannya lagi, aku segera pergi dari tempat itu. Pergi sejauh mungkin, dan tak akan menemukannya lagi.
Dan aku rasa Siwon hanya terdiam menatap kepergianku.
88888
Ceklek…
Kubuka pintu apartemenku yang tidak terkunci ini. Aku rasa ada seseorang di dalamnya. Setelah kuletakkan sepatuku di rak sepatu, aku langsung mencari-cari orang yang sudah memasuki apartmentku sebelumnya.
"Kibummie, kau sudah pulang? Bagaimana deng…"
Grabbb…
Belum sempat ia menyelesaikan, ucapannya, aku langsung berhambur memeluknya. Aku memelukknya dengan sangat erat.
"Hey, nona manis, aku tahu kau sangat merindukanku, tapi jangan memelukku seerat ini, aku bisa mati kehabisan nafas Bummie…" Ucap Hangeng, yang tak kupedulikan.
Aku memeluknya bukan karena sangat merindukannya, tapi hanya untuk memastikan, bahwa menikah dengannya adalah pilihan yang tepat.
"Bukankah kau pernah bilang, tak masalah jika kau mati, asalkan kau mati ditanganku?" ucapku, lalu melepaskan pelukan eratku dan berpura-pura cemberut.
Chu~
"tentu. Aku tidak akan rela jika pria lain yang mati ditanganmu" Ucapnya serius, setelah mengecup bibirku singkat.
"Kkkk… aku hanya akan membunuhmu saja Mr. Hangeng yang tampan!"
Chu~
"Apa kau sudah makan?" tanyaku setelah membalas ciuman dibibirnya.
"belum, dari tadi aku mencari makanan di apartmentmu, tapi belum juga kutemukan. Bisakah kau memasakkannya untukku?" ucapnya sambil bergelayut manja dilenganku. Kenapa dia semakin manja.
"baiklah, karena sudah malam, dan tak ada restaurant yang buka, maka aku akan memasakkkanya untukmu. Kau mau apa?" tawarku pada calon suamiku yang tampan ini.
"Terserah saja, aku akan menerima apapun masakan calon istriku ini, dengan bahagia" oh, Tuhan, lagi-lagi aku melihatnya ber-aegyo dengan imutnya. Aku hanya bisa tersenyum saja melihatnya.
"baiklah, kau tunggu disini, ne" perintahku, dan segera melesat ke dapur, mencoba mencari bahan-bahan makanan yang bisa kumasak dari kulkas.
POV end
88888
Siwon POV
"apa benar dia akan menikah?"
"….."
"Dengan teman SMA-nya dulu? Benarkah? Kapan?"
"….."
"baiklah, terima kasih untuk informasinya" segera kuputus sambungan telepon ku dengan salah satu teman SMA-ku yang masih bisa ku kontak.
Ternyata dia benar akan segera menikah. Maafkan aku bummie, aku terlambat. Maafkan aku…
-flashback-
"jika kau berhasil datang menemuiku di Belanda. Aku akan melamarmu. Otte?" tawarku pada gadis yang sudah kupacari sejak kelas 2 SMA ini.
"Yakkk… taruhan apa ini? Mana bisa kau melamarku, kita kan baru lulus SMA! Aku masih harus membangun karirku. Lagian kenapa juga aku harus ke Belanda, memangnya kau kenapa?" taukah kau Bummie, ini adalah satu-satunya cara agar orang tuaku bisa merestui hubungan kita. Itulah syarat dari orang tuaku. Aku tak mengerti, kenapa syaratnya begitu aneh.
Ku pegang kedua pundaknya, dengan erat.
"Dengarkan aku, ini adalah syarat, agar aku bisa terus bersamamu. Dan lagi, aku akan meneruskan kuliahku ke Belanda Bummie. Bisakah kau melakukan itu untukku?" bisa kulihat ekspresi kagetnya, saat aku mengatakan yang sebenarnya.
"Belanda? Kau akan pergi ke Belanda? Meninggalkan ku?"
"Mianhae, tapi ini suah menjadi cita-citaku untuk kuliah di sana. Kumohon, datanglah ke Belanda untuk menyusulku, kita juga bisa kuliah bersama disana, nanti" Jelasku. Kulihat dia menatapku dengan pandangan yang tak bisa kuartikan.
"Kenapa kau bertingkah seenak hatimu Choi Siwon?!" Bummie langsung beranjak pergi, meninggalkanku. Tapi tak kubiarkan begitu saja, aku langsung mengejarnya, namun nihil. Aku tak menemukannya dimanapun.
88888
Pagi ini, begitu amat sangat cerah dengan langit berwarna biru cerah, serta matahari yang datang dari timur, Nampak tengah tersenyum, menyinari alam semesta ini. Terlihat sepasang anak kecil, namja dan yeoja tengah bermain – main di bak besar yang berisikan banyak pasir di dalamnya. Nampaknya sepasang anak kecil itu sedang membangun sebuah gundukan, yang mungkin mereka maksud sebagai sebuah istana. Mereka Nampak bahagia, hingga sang namja kecil meraih kedua tangan kecil teman yeojanya sembari membersihkan kedua tangan yeojanya itu dari pasir. Sementara yeoja kecil itu hanya bisa diam menatap perlakuan temannya pada dirinya itu.
"Yunnie, waeyo? Istana kita belum jadi. Kenapa kau membersihkan tanganku? Nanti kan percuma saja, kalau kotor lagi" Tanya si yeoja kecil pada temannya.
"Joongie, kau tak perlu ikut membangun istana kita. Aku sendiri yang akan membuatkannya untukmu. Kelak, kau hanya akan dirumah dan mengurusi anak-anak kita nanti" Jawab, si namja kecil yang bernama Yunho itu, dengan menatap teman yeoja di depannya yang bernama Jaejoong, dengan menampakkan senyuman manis, yang bisa membuat pipi Jaejoong menjadi merah seperti tomat.
"kenapa begitu? Aku ingin membantumu Yunnie." Protes yeoja kecil itu.
"Karena aku namja sejati!" jawab Yunho bangga, sambil menepukkan tangan pada dadanya. "kata appa, namja sejati akan membahagiakan istri nya, tidak akan rela melihat istrinya lelah. Joongie, kelak saat kita dewasa nanti, aku akan melamarmu sebagai istriku. Arraseo!" kali ini Yunho kecil itu begitu antusias dengan ucapannya barusan.
Sementara di dekat situ ada yeoja yang tersenyum kecil melihat tingkah laku sepasang anak kecil di depannya itu.
"Apa anak kecil itu sedang melamar temannya itu? Kenapa rasanya menggelitk sekali" ucap gadis itu, yang ternyata adalah Kim Kibum, sembari berdiri dari tempat duduknya membenahi letak tas yang tergantung pas di pundaknya.
"Aku akan menyusulmu Wonnie…" ucap Kibum seperti baru saja mendapatkan semangat. Dan segera beranjak dari taman menuju Bandara. kira-kira pesawat akan take off 30 menit lagi.
88888
"MWO! Umma sengaja mengerjai kami berdua? Jadi sebenarnya kita akan langsung menikah setelah Bummie sampai disini?" teriak Siwon yang sudah berada di Belanda ini, pada sang Umma, yang tengah menatap kagum pada gaun pengantin dengan warna putih tulang yang terpasang pada sebuah manekin.
"kenapa kau ini cerewet sekali?" Jawab ummanya santai tanpa memperdulikan Siwon di sampingnya.
"aigooo… umma, jika tahu begini jadinya, aku dan bummie kan bisa berangkat bersama. Hahh" ucap Siwon dengan kesalnya, lalu mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya untuk menelpon seseorang, yang siapa lagi kalau bukan Kibum. Siwon masih merasa khawatir, kalau-kalau Kibum tidak akan datang kemari untuk menyusulnya.
Berulang kali Siwon menelpon nomor Kibum, tetap saja tidak ada jawaban. 'apa mungkin Kibum berada di pesawat? Ah mungkin saja dia sedang berada di pesawat menuju ke Belanda. Aku yakin sekali, jika Kibum menerima ajakanku' batin Siwon dengan sumringah, dan segera keluar dari butik, tempat ummanya memesan baju pengantin. Meninggalkan ummanya sendirian tanpa pamit. 'Dasar anak tak sopan' pikir author =..=
88888
Nampak seorang wanita dengan wajah khas Asianya keluar dari jalur penerbangan internasional, dengan menyeret satu buah koper di belakangnya. Dilepasnya kaca mata hitam yang tadi dikenakannya, dan segera ia edarkan pandangan matanya kepenjuru bandara, mencari pintu keluar bandara. Rasanya ia harus cepat-cepat menemukan alamat yang pernah Siwon berikan padanya. Tunggu dulu. Siwon? Jadi wanita Asia ini adalah Kim Kibum?! Tentu saja dia datang untuk memenuhi permintaan Siwon, dan untuk membuktikan rasa cintanya pada Siwon di hadapan orang tua Siwon, yang author rasa berlebihan.
Sang supir taxi segera mengemudikan taxinya menuju alamat yang Kibum katakan pada sang supir, menggunakan bahasa Inggris yang begitu lancar. Jelas saja, karena Kibum juga pernah tinggal lama di Amerika.
Jalanan kota Amsterdam, tak menggelitik rasa cemas Kibum sedikitpun, hanya untuk menatap deretan-deretan toko, yang memasang produk andalan mereka di etalase depan toko. Cemas? Apa Kibum merasa cemas? Kenapa? Tentu saja dia cemas, karena akan bertemu dengan orang tua Siwon, karena, selama mereka pacaran, belum pernah sekalipun Siwon mengajak Kibum kerumahnya hanya untuk di perkenalkan pada orang tuanya.
Tiba-tiba taxi sudah berhenti di depan sebuah gedung yang bisa dibilang cukup megah, bisa dilihat jika orang-orang di dalamnya mengeluarkan uang cukup banyak untuk membeli apartment di dalamnya. Author rasa ini sangat wajar bagi keluarga Siwon untuk membelinya, karena Choi Corp yang dimiliki orang tua Siwon adalah perusahaan besar yang berada dalam urutan 50 besar di dunia.
"thanks for your help, Sir!" ucap Kibum sambil menyunggingkan senyum manisnya pada supir Taxi yang membantu, menurunkan barangnya dari dalam bagasi.
"you are welcome Miss" jawab Supir Taxi setelah mendapat bayaran dari Kibum, dan segera pergi dengan Taxinya.
"hfuuuuuhf…." Kibum menghembuskan nafas dari bibirnya, mencoba menghilangkan rasa gugupnya dan segera menyeret kopernya masuk ke dalam gedung.
407. nomor yang terpampang jelas pada pintu yang berada di depan Kibum saat ini. Dengan keberanian yang dipaksakan, akhirnya, telunjuk lentik Kibum, menekan bell apartement.
Ckleekk…
"Bummie!"
Grabb…
Siwon langsung merangkul tubuh mungil Kibum kedalam pelukannya "Kapan kau sampai? Cepat masuk kedalam, aku punya kabar baik untuk kita" belum sempat, Kibum menjawab pertanyaan Siwon, Siwon sudah menggandeng tangan Kibum, membawanya ke ruang tengah yang disitu sudah ada orang tuanya, yang langsung menyambut Kibum dengan ramah.
"Aigo, calon menantuku, memang benar-benar cantik" puji umma Siwon, yang langsung memeluk Kibum. Dadanya masih berdegup kencang, sejak melihat kedua orang tua Siwon. "Ayo duduk dulu, umma punya kabar bahagia untukmu" Nyonya Choi segera membawa Kibum, duduk diantara nyonya dan tuan Choi.
"eumm… mianhae. Memangnya apa yang ingin di bicarakan denganku?" akhirnya Kibum mengeluarkan suaranya, dengan agak sedikit menundukkan kepalanya, tak berani menatap nyonya Choi, yang menggenggam erat tangan kibum.
"Lusa, kalian akan menikah di sini. Sudah aku atur semuanya, dan aku sudah mengatakan pada kedua orang tuamu. Mereka setuju dan akan datang besok" jelas tuan Choi pada Kibum.
DEG
"Lusa? Menikah?!" Tanya Kibum, karena tak yakin dengan apa yang didengarnya maka ia bertanya, tentang kebenarannya
"Ne, umma sudah menyiapkan semuanya, bahkan gaun pengantinmu" Ucapan nyonya Choi membuat Kibum benar-benar kaget dan langsung berdiri dari tempat duduknya, membuat semuanya yang ada di ruangan itu kaget, melihat reaksi Kibum yang nampaknya kebingungan dengan keputusan sepihak mereka.
"Tunggu dulu. Maaf sebelumnya. Tapi… aku tidak bisa menikah sekarang. A…aku… aku masih sangat terlalu muda untuk sebuah pernikahan yang serius. Aku masih ingin meniti karirku terlebih dahulu. Ini sudah menjadi komitmen hidupku. Jadi… jeongmal mianhae Nyonya dan Tuan choi" ucap Kibum dengan keberanian yang dipaksakannya, sambil menundukkan kepalanya dalam, takut jika perkataanya tadi membuat orang-orang di depannya kecewa. Atau mungkin mereka sudah kecewa sekarang.
"Choi Siwon, antarkan Nona Kibum pulang. Pernikahan dibatalkan. Dan jangan pernah kalian berhubungan lagi" putus Nyonya Choi, dengan ekspresi dinginnya, seraya meninggalkan ruang tersebut diikuti Tuan Choi di belakangnya.
"Bummie …"
"Mianhae" belum sempat Siwon menyelesaikan perkataanya, Kibum sudah menyambarnya dengan permintaan maafnya, dengan linangan air mata yang sudah mengalir turun melewati pipinya.
"Aku akan menjelaskannya pada umma" Kibum langsung mencegah tubuh Siwon, yang ingin menghampiri ummanya. Siwon pun langsung menoleh menatap Kibum, matanya seperti berbicara 'kenapa kau menolak lamaranku? Aku pikir kau kesini, karena setuju untuk menikah denganku'
"Tidak perlu, kita sudah putus. Aku tahu maksud umma-mu, mungkin benar, bahwa aku tak serius mencintaimu"
-Flashback end-
88888
5 hari menuju pernikahan…
"hey, kenapa kau diam saja dari tadi? Cepat pilih foto untuk dipajang dipernikahanmu nanti" Perintah Cho Kyuhyun, fotografer untuk pernikahan Hangeng dan Kibum serta kekasih Sungmin temannya.
"aku sedang tidak mood kyu, jangan menggangguku" jawab Kibum malas, dan menyandarkan kepalanya pada meja yang menjadi jarak antara Kibum dan Kyuhyun.
"Kau akan menikah! Bagaimana bisa mood-mu tiba-tiba hilang? Apa kau tidak bahagia dengan Hangeng" Tanya kyuhyun dan sedikit berbisik untuk kalimat terakhirnya.
"Aniyo… hanya saja aku bertemu mantanku. Aku bingung… haruskah aku mengundangnya atau tidak?" Kini Kibum menegakkan posisi duduknya, dan menatap Kyuhyun, berharap orang di depannya member solusi yang baik untuknya.
"Jangan bilang kau masih menyukainya" sialan! Bukannya memberi solusi yang diharapkan, Kyuhyun malah menanyai tentang perasaan Kibum pada Mantannya.
"Yakkk… kenapa kau malah bertanya seperti itu? Aku kan hanya meiminta saranmu saja. Isshh.." ucap Kibum dengan kesalnya, dan langsung membuang muka dari pandangan Kyuhyun.
"Aigoo.. kenapa kau malah marah padaku. Aku kan hanya bertanya polos" pertanyaanmu kelewat polos Cho Kyuhyun "Kalau menurutku, kau undang saja mantanmu itu, toh kalian hanya berteman aku rasa, dan… jangan sampai terjadi Cinta Lama Belum Kelar. Arraseo" Kyuhyun langsung cepat-cepat beranjak dari tempatnya, sebelum Kibum semakin mengamuk dan melemparkan semua barang di dekatnya pada wajah tampannya.
"CHO KYUHYUN! KAU BENAR-BENAR MAU MATI YAH!" PRANG…. Terdengarlah suara pecah belah di dalam studio foto milik Cho Kyuhyun, sepertinya ada perang besar di dalamnya =..=
88888
Sebuah audi berwarna hitam elegan tengah terpakir di depan sebuah Rumah Sakit besar yang ada di Seoul. Si pemilik turun dari mobilnya, dan segera mengunci otomatis mobilnya seraya berlalu memasuki gedung rumah sakit.
"Umma, sudah selesai check up?" Tanya seorang pria yang tak lain adalah Siwon pada ibunya yang baru saja keluar dari ruangan dokter di dalamnya.
"Ne, ayo pulang. Hhh… seminggu di sini, Umma sudah merindukan Belanda" Nyonya choi segera menggamit tangan Siwon, menuju pintu keluar Rumah Sakit. Namun terhenti saat tiba-tiba Nyonya Choi mengingat Sesutu yang tertinggal "Ah, hasil Check Up umma tertinggal di meja dokter. Aigoo.. kenapa umma semakin pikun begini"
"Biar Siwon yang ambil, umma tunggu di sini, ne" ucap Siwon langsung meninggalkan ummanya di lobi Rumah Sakit.
Tok tok tok…
Terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan. Sang pemilik ruangan langsung mengalihkan perhatiannya pada berkas yang dilihatnya pada pintu yang ada di depannya.
"Masuklah" si pemilik ruangan, yang ternyata adalah seorang dokter muda, mempersilahkan orang yang mengetuk pintunya untuk masuk kedalam ruangan.
"Permisi uisa, aku ing… Hangeng?!" Siwon mengenal dokter yang ada di hadapannya.
"Siwon? Ini benar kau?" Tanya Hangeng tak percaya dan langsung melemparkan senyuman ramah pada teman lamanya, Siwon.
"Dunia sangat sempit. Tak kusangka kau yang menangani Check Up umma ku" Siwon segera memeluk tubuh Hangeng, menumpahkan rasa rindu, setelah hampir 9 tahun tak bertemu.
Hangeng menepuk-nepuk bahu Siwon, lalu melepaskan pelukan diantara mereka. "kapan kau pulang dari Luar negeri?" Tanya Hangeng.
"Baru saja kemarin." Ucap Siwon, sambil melirik amplop coklat di meja Hangeng "sebenarnya aku kesini untuk mengambil hasil check up umma-ku yang tertinggal disini".
"ah, ne. Nyonya choi tadi meninggalkan hasil check up-nya tadi" Hangeng menyerahkan amplop coklat itu, pada Siwon, dan lagi, dia membuka laci meja kerjanya, dan mengeluarkan sebuah kartu berukuran sedang. "ini untukmu"
"Kau akan menikah?" Tanya Siwon setelah mengetahui, yang diberikan Hangeng adalah undangan pernikahan. Siwon segera membuka kartu tersebut dan membaca deretan huruf yang ada di dalamnya.
DEG
"Kim kibum?"
-TBC-
Yeps… Re-post tanpa edit.. yang mau review yah mangga *nyengir kuda*
