Title: Captivated

Genre: Romance, Drama

Rating: T

Pairing: Yunjae

Disclaimer: Yunho belong to Jae Joong, Jae Joong belong to Yunho. Yang saya miliki hanya ceritanya ^^

Warning: Yaoi, typo(s), yunjae, MPREG, alur seadanya, DON'T LIKE DON'T READ, NO BASHING

.

.

EPILOG

.

.

Paris. 5 tahun kemudian.

Sosok cantik itu tengah berdiri di balkon hotel tempatnya menginap, menikmati indahnya menara Eiffel yang terpampang jelas di hadapannya yang berdiri dengan kokoh di tengah hamparan kota Paris.

Tiba-tiba dari arah belakang kedua lengan kekar yang sangat ia tahu milik siapa melingkar manis dipinggangnya yang ramping, mendekapnya erat dalam kehangatan tubuhnya yang menebarkan aroma maskulin yang khas.

"Apa masih sakit?" tanya namja tampan yang tengah memeluk namja cantik itu sambil menenggelamkan wajahnya ke leher jenjang namja cantik yang menawan itu.

Mendapatkan pertanyaan seperti itu tentu saja membuat wajah sang namja cantik itu merona merah mengingat malam panas penuh gairah yang ia habiskan bersama pria yang tengah memeluknya sekarang.

"Lain kali bermainlah lebih lembut Yun, kau membuatku kewalahan semalam," ucapnya sambil mempoutkan bibirnya.

Namja yang disebut Yun alias Yunho atau Jung Yunho itu hanya bisa tersenyum.

"Itu karena semalam kau terlalu menggoda Boojae sayang," ucapnya sambil mengecupi leher, tengkuk dan bahu namja cantik bernama Kim Jaejoong itu atau yang lebih sering dipanggil Boojae oleh Yunho.

"Boo...," panggil Yunho lirih sambil masih betah mengecupi tengkuk dan leher Jaejoong hingga meninggalkan bekas kemerahan disana.

"Hmm wae?" balas Jaejoong memegangi kedua tangan Yunho yang melingkar dipinggangnya seraya memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan Yunho.

"Gomawo." Jaejoong membukakan matanya dan mengerutkan keningnya bingung.

"Terima kasih karena telah membuatku menjadi orang yang paling bahagia di muka bumi ini. Saranghae, neomu saranghae," kata Yunho sedikit gombal, tapi memang seperti itulah perasaannya. Bersama dengan Jaejoong saat ini adalah kebahagiaan terbesar yang pernah ia rasakan selama ia hidup, membuatnya lengkap dan penuh.

Jaejoong membalikkan tubuhnya, membuatnya berhadapan dengan orang yang paling ia cintai. Mata besar indahnya bersoborok dengan musang milik Yunho. Kedua tangannya terangkat dan menangkup wajah tegas Yunho, mengelusnya dengan lembut sembari menyunggingkan senyuman indah yang selalu membuat Yunho berdebar.

Cup

Jaejoong mengecup singkat bibir hati milik Yunho. "Nado saranghae," lirihnya manis, ia lalu melingkarkan kedua tangannya di leher Yunho, memeluknya dengan erat sementara kedua lengan Yunho ikut membalas dengan melingkarkan tangannya di pinggang ramping Jaejoong.

Ditengah suasana saling peluk dengan latar yang begitu romantis itu, tangan Yunho mulai bergerilya nakal. Ia mengangkat kedua kaki Jaejoong agar melingkar di pinggangnya.

"Yun.. mmppphh," belum saja Jaejoong melayangkan protesnya, bibirnya sudah terlebih dulu dibungkam oleh bibir hati Yunho, melumatnya penuh tuntutan. Yunho mengulum bibir atas dan bawah Jaejoong bergantian dengan tidak sabaran sementara lidahnya mulai menusuk-nusuk bibir Jaejoong agar memberinya akses masuk ke dalam rongga mulut namja cantik itu.

"Mmmpphh... mppphhcckkk...,"

Sambil terus mencumbu bibir Jaejoong yang selalu menjadi candunya itu, Yunho membawa tubuh mereka berdua memasuki kamar hotelnya lalu berakhir di ranjang king size yang semalam menjadi saksi bisu aktifitas panas mereka.

"Yun.. mmpphh... pertunjukannya...," ucap Jaejoong penuh usaha di sela-sela ciumannya, membuat Yunho akhirnya berhenti mencium Jaejoong lalu mengangkat wajahnya.

"Ah benar pertunjukannya, aku lupa. Aigooo, kau sih malah menggodaku," ucap Yunho sambil menjawil hidung bangir Jaejoong.

"Siapa yang menggoda? Kau sendiri yang tiba-tiba menyerangku. Dasar mesum," Jaejoong mengerucutkan bibirnya lucu, membuat Yunho tak kuasa untuk tidak mengecup bibir itu sekali lagi.

.

.

Terlihat seorang wanita cantik mematut dirinya di depan cermin, ditemani oleh seorang make-up artist yang tengah memberikan riasan di wajahnya, mengubahnya menjadi seperti karakter utama dalam suatu dongeng. Odette dalam Swan Lake.

"Ms. Go waktu pertunjukan 10 menit lagi," ucap seorang staff yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan itu dengan menggunakan bahasa Perancis, wanita yang dipanggil Ms. Go alias si sosok Odette itu pun menganggukkan kepalanya mengerti.

Selang sepuluh menit kemudian pertunjukan balet yang dihelat di Theatré des Champs Elyyses itu pun dimulai, riuh tepuk tangan membahana di ruang teater paling bergengsi di Paris itu menyambut pertunjukan tari yang akan menampilkan tema Swan Lake.

Para penari-penari itu pun mulai meliukkan tubuhnya mengikuti alunan musik klasik yang khas dengan begitu indah, terkadang mereka melompat atau berputar, menciptakan suatu gerakan yang harmonis dan menakjubkan.

Tak lama kemudian, sang tokoh utama Odette pun muncul diatas panggung, memamerkan keahlian menarinya dalam balutan gaun berwarna putih dengan sayap di punggungnya, panggung itu gelap menyisakan cahaya tunggal yang hanya menyinari sang penari itu, tak ada penari lain dipanggung selain dirinya seolah panggung itu diciptakan untukknya dan hanya miliknya.

Pemeran Odette yang berhasil dibawakan oleh seorang wanita yang berasal dari tanah negeri Ginseng itu pun mengundang decak kagum dari seluruh penonton yang melihatnya, termasuk juga pasangan fenomenal kita, siapa lagi kalau bukan Yunho dan Jaejoong yang duduk saling berdampingan.

"Ara benar-benar cantik ya Yun," komentar Jaejoong dengan mata terpaku pada sang penari Odette yang tak lain adalah Go Ara, mantan rival Jaejoong yang kini telah menjadi penari balet terkenal.

"Hmm, dia memang hebat," tambah Yunho tak kalah kagum.

Ara, setelah insiden jatuh dari tangga dan mendapatkan penolakkan dari Yunho hingga membuatnya menyerah untuk mendapatkan cinta dari pria bermata musang itu, akhirnya ia memutuskan untuk kembali meraih mimpinya yang sempat tertahan.

Selama dua tahun Ara mati-matian berjuang menyembuhkan cidera di kakinya, hampir setiap seminggu tiga kali Ara menjalani terapi fisioterapi untuk membuat kakinya kembali seperti semula, hampir setiap hari pula ia harus berlatih balet kembali setelah dinyatakan sembuh total oleh dokter.

Ia memulai semuanya lagi dari nol, meskipun harus mengalami rasa sakit yang tidaklah ringan, rasa sakit di hatinya karena penolakkan Yunho, rasa sakit di tubuhnya terutama kakinya saat ia mendapatkan terapi, rasa sakit saat ia harus kembali berlatih dan rasa sakit di pikirannya.

Ara telah banyak melewati masa-masa terpuruknya dan kembali bangkit lagi menjadi seorang yang baru. Menjadi seorang penari balet terkenal yang namanya kini hampir dikenal di seantero dunia. Hampir satu tahun, ia memulai karir baletnya di tanah Napoleon Bonaparte ini yang telah melambungkan namanya.

Riuh tepuk tangan kembali menggema di ruang teater itu ketika pertunjukan Swan Lake itu telah selesai. Tirai berwarna merah itu terlihat telah menutupi panggung.

Namun, tirai itu kembali terbuka saat menampilkan para penari-penari yang berjajar membentuk satu barisan dengan tangan saling bergandengan.

"And please welcome, our main character Odette. Ms. Go Ara!" suara tepuk tangan kembali terdengar menyambut sang penari utama yang muncul ke tengah-tengah panggung sambil tersenyum lebar seraya melambaikan tangannya ke arah para penonton yang kini menyambutnya dengan standing aplause.

.

.

"Chukahanda Ara-ya." sebuah suara mengalihkan perhatian Ara yang tengah sibuk bercengkrama dengan para penari lainnya dan juga para staff pertunjukan.

Sang pemeran utama dalam pertunjukan bertemakan Swan Lake itu pun menoleh ke arah sumber suara. "Omo, kalian?!" Ara sumringah menghampiri pasangan yang sangat ia kenal itu.

"Pertunjukanmu sangat hebat," ucap Jaejoong sambil menyerahkan sebuket bunga mawar pada Ara yang langsung disambut baik oleh wanita cantik itu.

"Aiggooo lama tidak bertemu," ucap Ara yang kini memeluk tubuh Yunho cukup erat yang berhasil membuat Jaejoong menatap kesal apalagi Yunho juga membalas pelukan Ara.

"Hei, jangan peluk dia lama-lama. Aku cemburu," Jaejoong berdecak kesal.

"Eiii kau ini pelit sekali, bilang saja kau mau dipeluk olehku juga." kali ini giliran Jaejoong yang mendapatkan pelukan dari Ara, sementara Jaejoong hanya bisa memutar bola matanya.

"Ayo bicara di dalam," ajak Ara masuk ke dalam ruangannya.

"Kapan kalian tiba di Paris?" tanya Ara yang kini sudah duduk di sofa ruang gantinya ditemani oleh Jaejoong dan Yunho didepannya.

"Dua hari yang lalu, induk gajah yang satu ini bilang ingin sekali melihat pertunjukanmu," ucap Yunho melirik Jaejoong yang langsung disambut cibiran oleh namja berparas cantik itu.

"Ingin melihat pertunjukanku atau ingin berbulan madu? Hmm?" goda Ara sambil menaik turunkan alisnya memandang Yunho dan Jaejoong bergantian.

"Wah kau ternyata paham maksudku," timpal Yunho sambil mengerling nakal ke arah Jaejoong, sementara Jaejoong hanya bisa menunduk malu menyembunyikan semburat merah di wajahnya. Dan Ara pun hanya bisa tersenyum melihat tingkah pasangan yang ada dihadapannya itu.

"Maaf aku tidak bisa hadir ke acara pernikahan kalian waktu itu."

"Gwaenchanha, kami mengerti kau begitu sibuk," jawab Yunho memaklumi. Aktifitas pemulihan Ara jauh lebih penting baginya, Yunho dan Jaejoong mengerti karena wanita itu perlu menata kembali hidupnya yang sempat terberai.

"Kalian benar-benar membuatku iri, menjengkelkan sekali melihat kalian begitu serasi dan bahagia seperti ini. sementara aku?" Ara mendengus, cukup sebal melihat kemesraan Yunho dan Jaejoong yang begitu lengket hingga membuatnya iri. Namun ia merasa ikut turut bahagia melihat pasangan yang sempat ia ganggu kehidupannya itu. ini berarti keputusannya tepat untuk lebih memilih mengalah dan melepaskan Yunho untuk Jaejoong. Syukurlah ia tidak menyesali keputusannya itu karena Yunho terlihat begitu bahagia bersanding dengan Jaejoong.

"Makanya cepat cari calon suami, apa pria Perancis sama sekali tidak ada yang menarik perhatianmu?"

"Aku tidak mau warga negara asing, aku maunya pria Korea seperti Yunho oppa."

"Ya! dia sudah jadi milikku!" pekik Jaejoong sambil memeluk lengan kekar Yunho posesif dengan mempoutkan bibirnya lucu.

Ara mencebilkan bibirnya. "Memangnya siapa yang bilang aku ingin dia, aku kan ingin yang se-per-ti Yunho oppa, se-per-ti! Pabo!" ejek Ara sambil menjulurkan lidahnya ke arah Jaejoong, membuat emosi namja cantik itu jadi terpancing.

"Mwo? Pabo? Kau bilang apa tadi? Isshhh," decakknya sambil menyilangkan kedua tangannya, namun bukannya terlihat sangar justru Jaejoong malah terlihat lucu.

"Boojae sayang...," ucap Yunho lembut mencoba menenangkan Jaejoong yang sudah siap menerkam Ara kapanpun dia mau, terlihat dari matanya yang berkilat-kilat.

"Aiggoo, induk gajah mengamuk," ledek Ara lagi dengan pose meremehkan.

"Ya!" teriak Jaejoong kencang. Dan yang tersisa pun hanya suara-suara saling ejek antara Jaejoong dan Ara, sementara Yunho hanya bisa diam sambil menggelengkan kepalanya kendati bibirnya terus menyunggingkan seulas senyuman tampan yang selalu menjadi andalannya.

Yunho merasa bersyukur, Ara dan Jaejoong dapat akur dan menjadi sahabat dekat seperti ini. Ia lebih suka mengakhiri permasalahan dengan perdamaian ketimbang dengan permusuhan yang tidak ada gunanya, ia malas membuang waktu dan energinya hanya untuk membenci seseorang. Toh Ara memang sudah menerima semua kenyatan dan sudah kembali menata kehidupannya hingga kini ia terlahir sebagai seorang bintang terkenal.

Apalah arti membenci jika pada kenyataannya perdamaian justru lebih indah.

.

.

FLASHBACK

"Aiggooo tidak kusangka si bocah manja yang satu ini sudah mau menikah," kata Mr. Kim saat di ruangan pengantin mengejek Jaejoong yang saat ini sudah terlihat mengagumkan dengan penampilannya yang memakai tuxedo putih yang membalut tubuh rampingnya.

"Appa, jangan bilang aku manja." Jaejoong mengerucutkan bibirnya imut.

"Memangnya apalagi sebutan yang pantas untukmu? Si cantik? Si kitty? Ah dua itu juga pantas untukmu," tambah sang ayah yang semakin membuat Jaejoong menggeram kesal. Ayahnya tercinta ini memang kerap kali mengusilinya, Jaejoong ingat sekali saat dia kabur dari rumah dulu, ayahnya itu malah sama sekali tidak mengkhawatirkannya.

"Appa! Ishh! Eomma, appa menjelekkanku," adu Jaejoong pada sang eomma yang kini tengah dipeluknya.

"Yeobo."

"Lihatlah apa yang sedang kau lakukan sekarang Kim Jaejoong ckckck, merengek pada ibumu apalagi kalau bukan manja namanya. Aigooo ingatlah, umurmu sudah hampir kepala tiga dan kurang 1 jam kedepan kau akan menjadi istri orang."

"Arra arra, Joongie mengerti."

Mrs. Kim memegang kedua bahu Jaejoong sambil sesekali mengusap kepala Jaejoong dengan lembut. "Joongie, akhirnya anak eomma menikah juga. Eomma senaaanngg sekali. Jadilah istri yang baik, ne?"

Jaejoong mengangguk. "Ne eomma. Gomawo," ucapnya meraih tubuh sang eomma yang lebih mungil darinya itu ke dalam pelukannya.

"Aiggooo, uri Joongie." Mrs. Kim mengelus kepala Jaejoong dengan mata yang berkaca-kaca, bahagia karena ia sudah dapat melepas Jaejoong.

"Jja sekarang keluarlah, suamimu sudah menunggumu." Mrs. Kim mengusap air matanya sebelum melepaskan pelukan Joongie manjanya.

"Eomma, Joongie deg-degan,"

Mrs. Kim memegang erat tangan Jaejoong. "Tidak apa-apa sayang. Setelah ini kau akan merasa menjadi orang yang paling bahagia sedunia." Jaejoong pun mengagguk, melemparkan sebuah senyuman manis untuk ibunya yang tercinta.

"Ayo bocah!" seru Mr. Kim menjulurkan sikunya untuk kemudian Jaejoong gandeng.

.

.

Setelah ucapan janji suci itu terucap dari mulut pasangan yang tengah berdiri di depan altar, sang pastor pun dengan suka cita menyatakan, "Dengan ini Jung Yunho dan Kim Jaejoong telah resmi menjadi sepasang suami istri. You may kiss your bride."

Yunho dan Jaejoong pun saling berhadap-hadapan, saling menatap melalui tatapan mata masing-masing dan mengirimkan gelombang komunikasi tak kasat mata. Kedua bibir beda bentuk itu tak henti-hentinya menebarkan senyum bahagia mereka, seolah kebahagiaan mereka serasa tak akan pernah ada habisnya.

Yunho semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Jaejoong, semakin menepis jarak diantara mereka ketika ia dan juga Jajeoong yang kini telah sah menjadi istrinya memejamkan matanya. Hingga pada akhirnya bibir berbentuk hati milik Yunho sukses menyentuh bibir cherry menggoda milik Jaejoong.

Namja bermata musang itu mulai menyesap lembut dengan tempo yang pelan, memberikan seluruh cinta yang ia punya untuk ia persembahkan pada namja yang amat dicintainya ini. saat ini, kebahagiaannya seolah tak bisa terlukiskan, seniman manapun tak akan pernah bisa menggambarkan perasaannya saat ini karena bahagia yang ia rasakan terlalu banyak macam dan bentuknya.

Saat ini adalah sesi dimana Jaejoong akan melemparkan buket bunga yang digenggamnya kepada para lajang yang nanti akan menerimanya dan diharapkan untuk menyusulnya ke jenjang pernikahan. Banyak wanita yang sudah berkumpul dihadapan Jaejoong dan memfokuskan pandangan mereka pada buket bunga yang tidak terlalu besar itu.

Hana. Dul. Set!

Jaeoong pun melemparkan bunganya ke arah wanita-wanita lajang yang tengah berkumpul didepannya itu. namun karena terlalu jauh melempar, bunga itu justru tidak jatuh ke arah para wanita lajang itu.

Dan akhirnya bunga itu pun jatuh tepat dipangkuan seorang pria manis yang tengah duduk disamping Changmin, sepupu Jaejoong itu.

"OMO! Kau dapat bunganya Kyu," ucap Changmin pada namja yang dipanggil Kyu alias Kyuhyun itu sementara Kyuhyun hanya bisa bengong melihat buket bunga itu tergeletak manis dipangkuannya.

"Jadi artinya?" Kyuhyun menatap penuh tanya pada Changmin.

"ASSA, CHO KYUHYUN TUNGGULAH LAMARANKU!" teriak Changmin sumringah, mengundang banyak perhatian dari seluruh tamu undangan disana, sementara para wanita itu hanya bisa mendengus kecewa.

"Isshh dasar memalukan," Kyuhyun hanya bisa menundukkan kepalanya malu, namun ia tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya dan membuatnya mengulum senyum manis.

"YOOCHUN-AAAHHH!" tiba-tiba suara teriakan kembali menggema di gedung pernikahan itu, membuat semua orang kembali terfokus ke arah sumber suara termasuk Yunho dan Jaejoong.

"OMO SUIE!" teriak Jaejoong terkejut melihat asisten sekaligus sahabatnya itu tengah menahan sakit sambil memegangi perutnya yang sudah membuncit besar itu.

"BEBEK!" kali ini giliran Changmin yang berteriak.

Yoochun yang sedang duduk di kursi grand piano karena didapuk jadi pengiring itu pun tergopoh panik mendekati sang istri. "Kau kenapa Suie chagiya?" tanya Yoochun yang kuatir melihat namja imut yang kini sudah resmi menjadi istrinya itu mengerang kesakitan.

"Chun-ah sepertinya jagoan kita sudah mau lahir," ungkapnya sambil meringis sakit.

Yoochun melotot horor. "Mwo?! Ya! Changmin-ah siapkan mobil!" perintahnya pada si jangkung Changmin yang langsung ditanggapi dengan cepat oleh Changmin.

"Suie, tarik nafas huh hah huh hah," ucap Jaejoong mencoba menenangkan Junsu yang sepertinya sudah benar-benar kesakitan. sementara para tamu undangan hanya bisa menatap cemas kearah Junsu.

"Huh hah huh hah." Junsu pun menuruti kata-kata Jaejoong untuk menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan.

"Joongie, mobilnya sudah siap," kata eomma Kim yang ikut kuatir melihat Junsu yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri itu.

"Sayang, yang kuat ya," ucap Yoochun yang terus mencoba menenangkan Junsu.

"Yun cepat bantu Yoochun mengangkat Suie," suruh Jaejoong pada Yunho yang sejak daritadi hanya bisa diam saja melihat situasi didepannya.

Yunho melebarkan matanya. "Mwo? Tapi pernikahan kita Boo?"

"Ya! Suie lebih penting sekarang, PPALLI!" teriak Jajeoong yang semakin panik. Ia tidak tega melihat sahabatnya itu menahan sakit.

"Aisshh... araseo araseo." Yunho hanya bisa menurut, ia pun akhirnya membantu Yoochun membantu memapah Junsu.

Dan pernikahan Jaejoong pun berubah status menjadi siaga satu karena peristiwa Junsu yang hendak melahirkan, hingga Yunho dan Jaejoong terpaksa membatalkan acara resepsi pernikahan mereka dan harus diundur seminggu kemudian. Untung saja hanya resepsi, kalau ikrar pernikahan mereka juga harus batal, bisa makin panjang ceritanya.

FLASHBACK END

.

.

Jaejoong menatap sebuah benda mungil berbentuk panjang ditangannya dengan diiringi sebuah helaan nafas dan dengusan kesal. Terhitung sudah 2 minggu setelah kepulangan mereka dari Paris.

Jaejoong keluar dari kamar mandi dengan membawa sebongkah perasaan kesal, ini semua gara-gara si beruang mesum itu. padahal ia sudah memperingatinya, tapi si beruang gendut itu malah keras kepala, membuat Jaejoong akhirnya luluh dan seperti inilah jadinya.

Ia melihat suaminya memasuki kamar mereka dan menatapnya heran, Jaejoong menatap tajam ke arah Yunho.

Yunho mengernyit. "Wae? Gwaenchana?"

Jaejoong menggeleng. "Ani, aku tidak baik-baik saja."

Tatapan Yunho berubah cemas, ia pun mendekati Jaejoong dan menangkup wajah Jaejoong. "Wae? Kau sakit?"

Jaejoong menghela nafas, ia lalu mengacungkan benda yang semenjak tadi ia genggam. "Ani. lihat ulahmu ini Jung Yunho, sudah kubilang pakai pengaman, aku masih belum ingin punya anak lagi!" gerutu Jaejoong menahan emosi.

Yunho yang awalnya sempat bengong dan mengangakan mulutnya dengan tidak elit, benda panjang mungil dengan penampakan dua garis itu kini justru kini membuatnya menarik kedua sudut bibir hatinya membentuk sebuah senyuman yang selalu membuatnya tampan menyilaukan.

Cup

"Gomawo, chagiya." setelah berhasil mengecup kilat bibir Jaejoong, Yunho pun setengah berlari keluar dari kamarnya.

"YA! JUNG YUNHO! YEOBO-YA!" teriak Jaejoong kesal, namun sejurus kemudian ia tersenyum. Ah bahagianya.

"Binnie-aahhhh!" pekik Yunho setengah berlari menghampiri seorang bocah kecil yang sedang memainkan mainan-mainan robotnya didepan televisi.

Bocah namja yang dipanggil Yunho Moonbin itu menoleh ke arah sang ayah dengan pose lucu dan menggemaskan. "Eoh? Appa?"

"Binnie akan segera punya adik," kata Yunho sambil menggendong dan memeluk tubuh mungil sang anak yang baru berumur tiga tahun itu.

Mata Moonbin melebar. "Mwo? Adik? Moonbin akan punya adik appa?" tanya Moonbin dengan mata yang berbinar-binar.

"Ne." Yunho mengangguk semangat.

"Hoollleeeee! Binnie punya adik!" teriak Moonbin sumringah. Mempunyai adik selalu menjadi keinginannya supaya ia bisa punya teman saat ia bermain nanti. Kini ayahnya mengatakan bahwa keinginannya itu tidak lama lagi akan terwujud tentu saja itu membuat bocah gembul itu senang minta ampun.

"Eomma, kata appa Binnie akan punya adik. Benalkan eomma?" tanya Moonbin saat melihat sang eomma mendekatinya.

Jaejoong pun mengelus kepala Moonbin yang berada dipelukan Yunho itu dengan penuh sayang. "Iya sayang, Binnie akan segara menjadi kakak."

"Hoollleeeee!" Moonbin pun menggerak-gerakkan badannya semangat, membuat Yunho kewalahan menahan tubuh gempal anak pertamanya itu.

.

.

Mungkin akan ada banyak aral yang melintang, jalan yang berliku, kerikil dan duri yang menghadang. Namun itu semua tak akan menyurutkan kebahagiaanku. Karena bahagiaku adalah kau. Kim Jaejoong. Saranghae...

.

.

END

TAMAT

FIN

.

.

Yes! It's really END!

Epilog guys! Puaskah? Mian kalau geje dan mengecewakan Hehehe

Terima kasih buat semuanya, terima kasih yang sangat amat banyak dan tak terkira untuk para REVIEWER yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu namanya atas review kalian yang sangat amat berharga, maafkan saya atas kesalahan saya hingga membuat kalian mungkin ada yang kecewa ataupun tidak puas selama pembuatan cerita ini. I Love You guys.

Buat follower dan favoriter cerita ini juga terima kasih, buat para SiDer juga.

Terima kasih atas dukungan kalian dan terima kasih karena telah membaca dan menyukai cerita ini. terima kasih juga untuk Yunjae, the most ultimate couple, the most inspiring couple, YUNJAE MORE THAN REAL.

Khamsahamnida ^^ Always Keep the Faith.

Jangan lupa juga mampir ke daftar list story saya dan baca cerita-cerita saya yang lain ya hehe *promosi*

See you in my another story ^^