Chapter 1

Title: Captivated

Genre: Romance

Rating: T

Pairing: Yunjae

Disclaimer: Yunho belong to Jae Joong, Jae Joong belong to Yunho. Yang saya miliki hanya ceritanya ^^

Warning: Yaoi, typo(s), yunjae, don't like don't read

.

.

.

" Sireoh! " teriak namja berparas kelampau cantik itu pada ummanya dengan sangat amat tegas

" Joongie sayang kau itu sudah di jodohkan, kau tidak bisa menolaknya " paksa ummanya pada putra semata wayangnya itu.

Kim Jae Joong begitulah nama namja cantik itu. saat ini ia sedang bersitegang dengan ummanya yang memaksanya untuk menikah dengan seorang yeoja dari keluarga terpandang atas dasar perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya dan orang tua yeoja itu.

Jae Joong yang jelas tidak mau menikah karena perjodohan, tentu saja menolak mentah-mentah ide ummanya itu. namja cantik mempesona itu hanya akan menikah dengan orang yang ia cintai.

" Pokoknya aku tidak mau! Bagaimana aku bisa menikah dengannya, bertemu saja belum " tolak Jae Joong sekali lagi dan terus bersikeras menolak perjodohan yang menurutnya menggelikan itu.

" Makanya umma akan mempertemukanmu dengan yeoja itu saat makan malam nanti. Percayalah, dia itu cantik, pintar dan baik. umma yakin dia pasti akan cocok dengan putra ibu yang tampan ini. lagipula umurmu kan sudah 28 tahun, di umur segitu sudah waktunya kau mencari pendamping hidup. Umma tidak keberatan kalau kau ingin menikah dnegan orang yang kau cintai, tapi memang kau sudah punya calon? Belum kan? Pacaran saja kau belum pernah. Makanya umma mencarikannya untukmu supaya kau tidak usah repot-repot " ungkap ummanya panjang lebar. Jae Joong mendecak kesal, ia memang belum pernah berpacaran selama perjalanan 28 tahun hidupnya karena menurutnya berpacaran itu merepotkan, ia hanya akan memilih seorang pendamping hidup dalam sekali seumur hidupnya namun nyatanya sampai saat ini Jae Joong masih belum menemukan tambatan hatinya.

" Kalau umma tetap memaksa, aku akan kabur dari rumah " ancam Jae Joong

" Umma tidak percaya kau akan melakukannya lagipula mana ada orang yang mau kabur bilang-bilang dulu " dengan santai ummanya sama sekali tidak menggubris ancaman Jae Joong

" Umma jahat! " teriak Jae Joong kesal lalu berlari menuju kamarnya meninggalkan ibunya yang cuek-cuek saja sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya yang menggemaskan itu meski umurnya sudah hampir kepala tiga.

.

.

Selama seharian ini Jae Joong mengurung diri di kamarnya setelah pemeberitahuan perjodohan oleh ummanya , inisebagai bentuk protes yang dilakukannya. Kemungkinan terburuk dari aksi penolakannya itu mungkin ia kan benar-benar kabur dari rumahnya tergantung bagaimana keputusan ummanya.

" Joongie, bersiap-siaplah. Keluarga calon istrimu sudah dalam perjalanan. Jangan mengurung diri terus umma tidak akan luluh " kata umma Jae Joong dari luar kamar Jae Joong. Jae Joong mendengus kesal. Mrs. Kim hapal betul perangai anaknya yang masih kekanak-kanakan itu.

1 jam sebelum acara perjodohan itu, Jae Joong mulai resah dan panik. Haruskah ia benar-benar kabur dari rumah? Pikiran Jae Joong mulai menerka-nerka kira-kira kemungkinan apa saja yang akan terjadi jika ia kabur maupun jika ia tidak kabur.

Namun memang setelah dipikir-pikir secara matang, sepertinya pilihan kabur adalah pilihan yang akan dipilihnya karena dengan begitu acara perjodohan itu secara otomatis akan batal. Ia merasa percuma kalau ia menemui keluarga yeoja itu dan menolaknya disana, ummanya selalu punya 1001 cara agar keinginannya itu terlaksana jadi ia akan menggunakan caranya sendiri. Kabur.

Jae Joong mulai gugup, jantungnya mulai berdegup kencang. Selama 28 tahun perjalanan hidupnya, baru pertama kali ini ia kabur dari rumah seperti ini. ia mulai membuka jendela balkon kamarnya dan melihat keadaan di luar sembari menyiapkan rencana.

" Joongie! Ayo keluar sayang, sebentar lagi mereka akan sampai " teriak ummanya dari luar kamarnya. Jae Joong semakin gugup sedangkan waktu terus berjalan dan ia masih berdiri diam di balkon kamarnya.

" Baiklah Joongie, kau pasti bisa! " ucap Jae Joong pada dirinya sendiri sekedar untuk menyemangati dirinya. Jae Joong menutup jendela balkonnya dan melepaskan sandal rumahnya.

Namja cantik itu memegang teralis balkonnya kuat-kuat. Jarak dari kamarnya di lantai dua dengan halaman belakang dibawah kamarnya itu tidak terlalu tinggi jadi ia yakin kalau ia bisa sampai di bawah hanya dengan sekali lompatan. Rerumputan di bawah itu akan memperkecil kemungkinan Jae Joong terluka.

Jae Joong menarik nafas dalam-dalam dan...

Hup! Jae Joong akhirnya melompat dari balkon kamarnya dan mendarat di halaman belakangnya dengan sedikit mulus. Jae Joong harus kesakitan saat ternyata pantatnya duluan yang mendarat di tanah rerumputan itu. ia pun memegangi pantatnya sambil meringis kesakitan .

Sambil mengusap-ngusap pantatnya, Jae Joong pun berjalan menuju dinding pagar rumahnya yang jaraknya agak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. dengan mengerahkan seluruh kewaspadaannya Jae Joong mengamati keadaan sekitarnya.

Setelah dirasa cukup sepi, Jae Joong pun mulai memanjati pohon yang dekat dengan dinding pagar rumahnya itu agar lebih mudah melewati pagar rumahnya. Dengan lincah, kakinya memanjat batang-batang pohon itu meskipun kakinya harus terluka dan mengeluarkan darah karena menginjak pijakan yang cukup tajam. Akhirnya ia berhasil melompat dari pohon itu ke puncak dinding pagar rumah dan kembali melompat dari sana. Untungnya ada mobil yang sedang terparkir disana hingga memudahkannya untuk mendarat.

" Assa! " seru Jae Joong yang senang karena operasi kaburnya telah berhasil.

Sementara itu umma Jae Joong tengah sibuk menerima calon besannya dan mulai resah karena putranya itu tidak kunjung juga menampakkan diri. Ia pun memutuskan untuk kembali memanggil Jae Joong agar mau keluar dari kamarnya.

" Joongie! Sayang, ayo keluar nak. Tamu kita sudah datang, kau harus menyapanya " kata Umma Kim itu tapi lagi-lagi tak ada respon dari dalam kamar Jae Joong. Ia mulai kuatir dan takut kalau Jae Joong benar-benar kabur dari rumah.

Umma Kim pun memanggil maid-nya dan menyuruhnya membuka kamar Jae Joong dengan kunci duplikat.

Saat pntu kamar Jae Joong dibuka, betapa terkejutnya umma Kim saat ia tak mendapati anaknya tak ada di dalam kamarnya.

" Joongie? Kau dimana sayang? " kata ibunya mencari-cari Jae Joong di dalam kamar Jae Joong yang cukup luas itu.

" Joongie, jangan coba-coba menakuti ibu. Ayo keluar! " umma Kim terus berusaha mencari Jae Joong. Ia sudah mencari di kamar mandi dalam kamar, namun Jae Joong tak ada disana. ia mulai panik.

" Joongie! " panggil ibunya yang kini memeriksa ruang wardrobe milik anaknya itu namun lagi-lagi tak ada.

Umma Kim mendekati jendela balkon kamar anaknya dan mendapati sandal rumah Jae Joong tergeletak mengenaskan disana. ia melihat ke sekeliling halaman belakang rumahnya dari balkon kamar Jae Joong namun jejak-jejak Jae Joong sama sekali tak ia temukan.

Akhirnya umma Kim menyimpulkan bahwa Jae Joong telah kabur dari rumah. Ia tidak menyangka bahwa Jae Joong akan benar-benar melakukan hal seperti yang anaknya ucapkan. Ia kira Jae Joong hanya bercanda.

Umma Kim beringsut lemas di tempat tidur Jae Joong " Ternyata kau benar-benar kabur Joongie " ucapnya sedih dan tak sengaja mendapati ponsel Jae Joong tergeletak di meja nakas. Bagus, sekarang umma Kim tak bisa menghubungi Jae Joong.

Namun disamping keberhasilan Jae Joong kabur dari rumah, masalah lain muncul. Sekarang Jae Joong bingung mau kemana apalagi gerimis mulai turun dan cuaca malam saat itu semakin mendingin parahnya lagi pakaian yang saat ini Jae Joong pakai tidak cukup untuk membuat tubuhnya hangat apalagi kakinya juga tidak memakai alas apapun dengan beberapa luka yang terus mengeluarkan darah.

Pertama, Jae Joong pun berlari menjauhi rumahnya dengan menahan sakit pada kakinya yang harus menginjak aspal beserta dengan kerikil-kerikil kecil yang tajam tanpa tahu ke arah mana ia harus lari.

Jae Joong sudah mulai jauh dari rumahnya, ia pun memutuskan untuk berjalan saja setelah cukup lelah berlari. Orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya mulai melihat aneh Jae Joong. Jae Joong mulai merutuki dirinya sendiri, harusnya ia menyiapkan banyak hal sebelum ia kabur seperti baju hangat, sepatu, payung dan lainnya namun karena kepepet waktu dan saking gugupnya ia jadi lupa menyiapkan itu semua. Sial.

Hujan deras akhirnya benar-benar turun setelah memberikan harapan palsu dengan hanya menumpahkan gerimis. namja berparas cantik itu pun harus terpaksa kembali berlari.

Jae Joong berlari menerobos hujan tanpa peduli bajunya yang sudah mulai basah, kakinya yang terluka dan tubuhnya yang sudah mulai menggigil hingga lampu penyebrang jalan yang merah pun ia terobos dan tidak menyadari bahwa ada mobil yang tengah melaju kencang dari arah kirinya.

Jae Joong yang baru menyadarinya hanya terpaku diam sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Sekian detik kemudian ia akan kehilangan nyawanya dan yang terpikir oleh Jae Joong saat itu hanya permintaan maaf terhadap ibunya.

Suara klakson telah membahana disertai oleh decitan rem mobil yang terdengar nyaring. Jae Joong semakin takut dan menyesali perbuatan kaburnya. Aku akan mati. Aku akan mati. Aku akan mati. 3 kata itulah yang terus terngiang-ngiang dalam benak Jae Joong.

Sesaat kemudian keheningan menyergap namun Jae Joong masih bisa merasakan hujan membasahi tubuhnya. Apakah ia sudah mati? Tapi kenapa ia sama sekali tidak merasakan kesakitan? Apakah nyawanya langsung melayang?.

namja cantik itu mendengar sayup-sayup suara seseorang memanggilnya.

" Kau tidak apa-apa? " katanya sambil memegangi bahu Jae Joong.

Jae Joong perlahan menurunkan tangannya dan membuka matanya, ia melihat seorang pria berwajah tampan didepannya sedang menatap cemas kearahnya. Apakah Jae Joong sekarang sedang berada di dunia lain? Kenapa ada malaikat tampan seperti mahluk yang ada didepannya sekarang? Apakah dia malaikat pencabut nyawa?

Namun sebelum Jae Joong menemukan jawaban dari semua pertanyaannya, tiba-tiba semuanya gelap. Jae Joong pingsan.

.

.

Jung Yun Ho, pria tampan dengan mata musang dan warna kulit kecoklatan itu hampir saja menghilangkan nyawa orang lain kalau ia tidak cepat-cepat bertindak menginjak rem sekuat tenaga.

Yunho tak melihat siapapun didepan mobilnya, apakah ia telah menabrak orang itu? tetapi tadi ia sama sekali tidak merasakan mobilnya menabrak sesuatu dan mendengar suara benturan. Dengan panik Yunhopun keluar dari mobilnya.

Yunho melihat seorang errr.. entah itu namja atau yeoja sedang berjongkok sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Tubuhnya basah kuyup dan terlihat menggigil sedangkan kakinya terlihat tidak memakai alas apapun sehingga mengeluarkan darah yang mengalir yang tercampur dengan air hujan.

" Kau tidak apa-apa? " tanya Yunho memegang bahu orang itu yang bergetar. Pria tampan itu menatap khawatir orang itu.

Orang itu perlahan menurunkan kedua tangannya dan membuka matanya lalu menatap Yunho.

DEG

Tiba-tiba jantung Yunho berdebar kencang saat ia menatap wajah orang yang hampir ia tabrak didepannya itu. Wajahnya yang putih pucat, hidungnya yang mancung dan bibir merahnya yang mulai membiru karena kedinginan mampu membius Yunho dengan sekejap.

Namun mata indah nan jernih yang tadi seolah menghipnotis Yunho itu langsung terpejam saat mahluk cantik di depannya jatuh pingsan, untung saja tangan kekar Yunho dengan sigap langsung menangkap tubuh kecil itu dan mengangkatnya dengan ala bridal style, dan saat itulah Yunho menyadari bahwa orang yang ada di gendongannya ini adalah seorang namja dilihat dari dada rata orang itu karena bajunya yang basah dan menempel di tubuhnya.

Yunho memasukkkan tubuh namja cantik itu ke dalam mobilnya kemudian membawa mobilnya beserta namja cantik itu pergi dari TKP.

Selang tak lama kemudian Yunho pun sampai di pelataran parkiran apartemennya dan menghentikan mobilnya. Sejenak Yunho menatap namja cantik yang tengah pingsan di sampingnya untuk sekedar mengagumi pesona kecantikannya, bagaimana bisa ada pria yang secantik ini? kecantikannya bahkan mengalahkan kecantikan seorang yeoja sekalipun. Pria tampan itu tersenyum, ada semacam perasaan yang menyenangkan di hatinya.

Yunho pun akhirnya meraih jaketnya yang ada di jok belakang dan memakaikannya pada tubuh namja cantik itu. Yunho keluar dari mobilnya dan kembali mengangkat tubuh namja cantik itu lalu membawanya ke unit apartemennya.

saat di dalam lift tatapan Yunho seolah tak mau lepas dari wajah namja cantik yang ada dalam gendongannya itu. keindahan namja itu benar-benar terlihat sempurna di mata Yunho, debaran di jantungnya bahkan masih belum bisa berhenti.

' sebenarnya kau ini siapa? Kau cantik sekali ' batin Yunho mengarahkan pandangannya pada mata yang sedang terpejam itu, pasti indah sekali jika Yunho bisa menatapnya lagi. Lalu tatapannya turun ke arah hidung mancung milik namja yang cantiknya overload itu dan terakhir tatapannya jatuh ke arah bibir cherry yang menggoda itu, seperti apa rasanya jika Yunho mencium bibir itu?

Seolah terhipnotis oleh keelokkan mahluk yang ada didepannya itu, Yunho mulai mendekatkan wajahnya ke arah wajah namja cantik itu. semakin dekat dan semakin menepis jarak diantara mereka hingga Yunho dapat merasakan hembusan nafas dari namja cantik itu.

Tepat saat bibirnya tinggal sedikit lagi bersentuhan dengan bibir penuh berwarna merah itu, tiba-tiba mata namja cantik itu terbuka dan membuat Yunho terkejut dan menjauhkan kepalanya.

" Si-siapa kau? Lepaskan aku " kata namja cantik itu mulai meronta namun tenaganya saat ini bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan tenaga Yunho.

" Tenanglah. Kau aman sekarang " ucap Yunho tersenyum membuat kadar ketampanannya menaik drastis meski keadaannya sekarang sedang basah kuyup.

" Aku dimana? Kau siapa? Apa yang terjadi? Apa aku masih hidup? " cecar Jae Joong sedikit lebih tenang dari yang tadi namun kini giliran pertanyaan yang keluar dari mulutnya yang memberondong Yunho.

Yunho masih tersenyum " nanti kujelaskan. Sekarang tenanglah dulu dan jangan berontak. Kau sedang terluka "

" Tapi aku kan berat " namja cantik itu memalingkan wajahnya malu masalahnya kenapa juga ia harus digendong ala bridal style seperti ini.

" Untuk ukuran namja, beratmu lumayan ringan untuk kugendong seperti ini jadi jangan kuatir " jawab Yunho yang tersenyum gemas melihat ekspresi namja cantik didepannya yang kini sedang mempoutkan bibirnya lucu.

.

.

Kini mereka berdua telah berada di dalam apartemen Yunho. Yunho mendudukkan tubuh Jae Joong di sofa miliknya dengan hati-hati " Ini adalah apartemenku. Dan aku adalah orang yang tadi hampir menabrakmu, tapi untungnya kau tidak apa-apa bahkan mobilku tidak menyentuhmu sama sekali. Setelah itu kau pingsan dan kuputuskan membawamu kesini, kau tidak keberatan kan? " kata Yunho menjawab pertanyaan namja cantik itu yang masih belum terjawab olehnya. Namja cantik itu mengangguk sambil menatap polos Yunho membuat Yunho lagi-lagi gemas.

" Nah sekarang kita obati dulu luka di kakimu! " Yunho beranjak dari tempatnya untuk mengambil kotak P3K beserta dengan wadah berisi air hangat untuk membersihkan luka namja cantik itu.

" Boleh aku tahu apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau tidak memakai sepatu dan hujan-hujanan? " tanyanya sedikit mengeraskan suaranya mengingat posisinya yang agak berjauhan dengan namja cantik itu.

" Aku kabur dari rumah " Yunho langsung terpaku sesaat saat mendengar jawaban namja cantik itu namun tak lama kemudian ia kembali menghampiri namja cantik itu.

" Kabur? " tanya Yunho meletakkan wadah berisi air hangat dan lap beserta kotak p3K disamping kaki namja berparas lebih cantik dari yeoja paling cantik sekalipun itu dan mulai membersihkan lukanya.

Namja cantik itu menundukkan kepalanya dan menjawab " Orang tuaku memaksaku untuk melakukan perjodohan dan aku tidak mau "

" Hmmm... " gumam Yunho sambil mengobati luka pria cantik itu yang tak bisa memberikan komentar apapun karena ia tak ingin mencampuri urusan orang lain " Jadi bolehkah aku tahu namamu? Aku Jung Yunho " tanya Yunho menatap wajah cantik namja didepannya.

" Aku Kim Jae Joong " jawabnya membalas tatapan Yunho

" Annyeong Jae Joongie! " ucap Yunho tersenyum ramah membuat hati Jae Joong bergetar. semenjak daritadi, tatapan Jae Joong seolah tak mau lepas dari sosok tampan Yunho yang begitu perhatian padanya sementara degupan jantungnya terus berdetak liar tak karuan sejak pertama ia melihat Yunho.

" Nah sudah selesai " suara Yunho menarik Jae Joong kembali ke alam sadarnya. Ia melihat kakinya yang kini sudah diperban oleh Yunho.

Tiba-tiba Yunho kembali menggendong tubuh ringan Jae Joong dan membuat namja berwajah cantik itu terkejut dan bingung.

Yunho tersenyum seolah tahu kebingungan Jae Joong " Karena sepertinya kakimu masih sakit untuk dipakai berjalan jadi kugendong saja. Kau tidak apa-apa kan? " Jae Joong mengangguk agak ragu namun dalam hatinya ada perasaan senang yang membuncah.

Yunho membawa Jae Joong ke dalam sebuah ruangan yang sepertinya kamar milik pria tampan itu dan menaruh tubuh Jae Joong di tempat tidur. Kemudian pria tampan itu menghampiri lemari pakaiannya dan meraih beberapa baju dari sana.

" Sekarang kau ganti baju dulu, pakai saja dulu bajuku " ucap Yunho menyerahkan baju miliknya pada Jae Joong

" Gomawo " Jae Joong menerima baju itu dengan kedua tangannya.

" Kau bisa ganti disini, aku akan ganti di kamar mandi " kata Yunho yang langsung memasuki kamar mandi di dalam kamarnya.

Tak lama kemudian Jae Joong telah mengganti pakaiannya dan Yunho keluar dari kamar mandi dengan membawa selembar handuk di tangannya. Yunho menghampiri Jae Joong dan duduk di samping pria cantik itu.

Tiba-tiba Yunho meletakkan handuk itu di kepala Jae Joong dan membuatnya terkejut " Jja kita keringkan dulu rambutmu " ucap Yunho sambil mengeringkan rambut Jae Joong dengan handuk yang ia bawa itu.

Jae Joong kembali merasakan jantungnya berdebar-debar liar. Saat ini tangan besar Yunho tengah berada di kepala Jae Joong dan mengeringkan rambutnya dengan lembut. Perasaan hangat langsung menjalar ke seluruh tubuhnya bahkan Jae Joong bisa merasakan wajahnya menghangat.

Sebelum Jae Joong hilang kendali karena debaran jantungnya, ia pun menahan tangan Yunho " Biar aku saja. Aku bisa sendiri " ucapnya mengambil alih handuk itu sambil menundukkan kepalanya. Yunho pun hanya bisa membiarkannya dan tersenyum menatap pria cantik yang telah sangat membuatnya terpikat itu.

" Kalau begitu kubuatkan coklat hangat ya, kau suka? " Jae Joong hanya mengangguk dengan tawaran Yunho " Chamkanman " kata Yunho yang tersenyum ke arah Jae Joong sebelum akhirnya ia meninggalkan kamarnya.

Setelah Yunho keluar, Jae Joong membuang napasnya yang sepertinya dari tadi tertahan terus di kerongkongannya. Namja cantik itu memegangi dadanya yang mulai kembali berdegup normal. Jae Joong menebak pasti kalau Yunho berada di dekatnya lagi jantungnya pasti kembali berdebar kencang.

Ia pun bergumam " Joongie, ada apa denganmu? " tanya Jae Joong pada dirinya sendiri.

Selagi menunggu Yunho membawakannya coklat panas, Jae Joong mengedarkan pandangannya menyapu kamar milik Yunho itu. Kamar yang sederhana namun rapi dan tidak terlalu banyak perabotan. Lalu pikiran Jae Joong membawanya pada kejadian yang terjadi hari ini. rasanya hari ini begitu terasa panjang. Kabur, hujan-hujanan, hampir tertabrak dan berakhir di apartemen Yunho.

Yunho?

Namja tampan itu begitu banyak menyita perhatian Jae Joong, entah kenapa. Mata musangnya, aroma maskulin yang menguar dari tubuhnya yang bisa Jae Joong rasakan saat ia di gendong oleh namja itu, tubuhnya yang tinggi tegap dan gagah lalu senyum hangatnya yang selalu mampu membuat hati Jae Joong kelimpungan. Tanpa sadar Jae Joong tersenyum. Tersenyum? tunggu, apa dia menyukai Jung Yunho?

Jae Joong menggeleng. Ia kan baru saja bertemu dengan Yunho beberapa waktu yang lalu? Mana mungkin ia bisa langsung menyukainya pada waktu yang sesingkat itu?

Love at first sigh?

Jae Joong memang sempat mengira kalau namja tampan itu bak malaikat. Tapi...

" Maaf membuatmu menunggu " tiba-tiba suara Yunho muncul ke permukaan dan menarik Jae Joong dari pikiran-pikirannya.

Sudahlah, buat apa terlalu dipikirkan? Biarlah waktu yang akan menjawab segala pertanyaannya. Yang pasti, Jae Joong sama sekali tidak risih dengan apa yang ia rasakan justru ia merasa sangat senang untuk alasan yang Jae Joong sendiri masih belum mengerti. Biarkan saja. Ia hanya ingin menikmatinya.

Yunho kembali duduk disamping Jae Joong dan menyerahkan cangkir berisi coklat hangat itu pada Jae Joong

" Tidak apa-apa " kata Jae Joong sambil menerima gelas itu. tangannya langsung hangat saat menyentuh gelas. Namja cantik itu pun menyesap coklat hangat itu ke dalam mulutnya. Manis dan hangat. Ia tersenyum.

Senyuman Jae Joong lagi-lagi membuat Yunho terpesona. Mata besar yang jernih, kulit putih pucat mulus, hidung mancung dan bibir merah cherry yang menyunggingkan senyuman itu begitu terlihat menggoda. Damn, jantung Yunho bereaksi dengan cepat. Kim Jae Joong, namja ini benar-benar menakjubkan.

God. Lagi-lagi Yunho terhipnotis oleh segala macam bentuk keindahan yang dimiliki oleh namja cantik di hadapannya itu dan tanpa ia sadari wajah Yunho sudah semakin dekat dengan wajah Jae Joong.

CUP~

Dengan sukses bibir Yunho mengecup bibir cherry itu begitu Jae Joong menoleh ke arahnya. Jae Joong melebarkan matanya saat wajah Yunho begitu dekat dan dengan bibir yang saling menmpel seperti ini. tapi anehnya, Jae Joong sama sekali tak bisa berontak, tubuhnya terpaku diam sementara degupan di jantungnya kini sudah benar-benar tidak karuan.

Lama.

Begitu sadar bahwa ia baru saja mengecup bibir Jae Joong. Yunho langsung menjauhkan wajahnya. Namja tampan itu menutupi wajahnya dengan punggung tangannya tanpa berani menatap Jae Joong.

Jae Joong juga memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.

" Mian " ucap Yunho canggung

" G-Gwae.. Gwaenchanha " balas Jae Joong terbata-bata.

Yunho tersenyum. ini sungguh gila, Kim Jae Joong benar-benar membuatnya gila. Meskipun begitu, ia sama sekali tidak menyesal dengan apa yang baru saja ia lakukan pada Jae Joong. Bibir Jae Joong terasa begitu manis, mungkin karena ia habis minum coklat namun sensasinya benar-benar memabukkan dan seolah menjadi candu bagi Yunho.

Hening sejenak.

Yunho menoleh ke arah Jae Joong yang sedang menatap gelas coklatnya yang mungkin sekarang sudah mendingin itu.

" Istirahatlah. Hari ini begitu panjang untukmu " kata Yunho yang di sambut anggukan Jae Joong. Namja cantik itu menyimpan gelas berisi coklatnya di meja nakas di samping tempat tidur.

Yunho mengambil gelas itu sementara Jae Joong membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Namja tampan itu keluar dari kamar untuk menyimpan gelas-gelas itu di dapur.

Jae Joong menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Perasaan apa ini? kenapa ia merasa senang dengan kecupan yang diberikan Yunho? Bahkan degupan di jantungnya masih belum berdetak normal. Namja cantik itu tersenyum sambil menyetuh bibirnya. Hangat dan lembut.

.

.

TBC

.

.

ini ff yunjae berchapter pertama saya. semoga yorobun suka ^^ kalau ada yang kurang mohon kritik dan sarannya ya ^^ terima kasih sudah membaca :)