Disclaimer: "I don't own all characters in here. They are belongs to them selves. If I can, I would do it ! xD I make no money from this—please don't sue me. But the plot is MINE!"

Title: Because Bet Is a Bet

Author : kurorenji aka blackorange

Rating : T

Cast : Kim Jaejoong, Jung Yunho

Genre : AU, Fluff, Little bit of Lemon xD

Length this chapter : 5 pages MsW

Last Step: I Love You Both

Seseorang berjalan mondar-mandir di depan pintu masuk bandara. Ia mengecek jam yang melingkar sempurna di pergelangan tangan kanan untuk yang kesekian kalinya. Desisan pelan bisa terdengar dari bibir penuhnya ketika waktu begitu cepat berlalu. Ia mulai menggigit ibu jari kanannya dengan gelisah. Manik mata coklat almond nya menatap liar setiap sudut bandara.

Seharusnya, orang yang sedari tadi di tunggunya sudah tiba sejak 30 menit yang lalu. Namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda kehadiran darinya. Ia mengecek ponsel yang sedari tadi digenggam olehnya untuk memastikan orang itu menghubunginya. Suara erangan frustasi kini terdengar dari bibirnya ketika tidak ada satupun pesan darinya mendapatkan balasan. Jari tangan kanannya mulai menekan nomor telepon yang sudah ia hapal betul di luar kepala dan menghubunginya. Terdengar nada sambung, namun orang itu tidak mengangkat panggilannya. Manik matanya kini bergerak panik melihat papan keberangkatan.

"Argh! Kim Jaejoong, apa yang sedang kau lakukan?!" Yunho mengerang frustasi.

~.~.~.~.~.~

Seseorang baru saja keluar dari mobil Bentley Continental putihnya yang terparkir dipelataran parkir khusus penumpang pesawat yang akan melakukan penerbangan. Ia mengenakan kacamata hitam dari Gucci yang bertengger di hidung mancungnya. Rambutnya yang hitam bercampur merah marun terlihat begitu kontras dengan kulit putihnya yang terekspos begitu saja ketika ia mengenakan kaos abu muda berkerah V hingga menunjukkan sebagian bentuk tulang selangkanya yang dibalut dengan jaket putih berbahan fleece untuk menutupi kedua lengannya. Celana jeans sobek-sobek berwarna hitam favoritnya membalut kedua kaki jenjangnya yang dipadukan dengan sepasang sepatu sneaker putih.

Ia berjalan menuju bagasi mobil lalu membukanya. Tubuhnya sedikit ia bungkukkan untuk mengambil koper di dalamnya. Sesuatu yang berwarna perak keluar dari dalam kaos V-neck nya –sebuah bandul kalung yang kini menggantung di udara. Manik mata hitamnya menatap bandul kalung yang terlihat berkilau ketika benda itu bermandikan cahaya matahari. Senyum manis terlihat mengembang di bibir merah cherry nya ketika mengingat wajah seseorang yang memberinya kalung itu.

Ia menutup bagasi mobil setelah berhasil mengeluarkan kopernya. Tangan kanannya mengambil ponsel di saku celana jeans dan mengeceknya. Benda mungil yang ada di genggaman tangannya tiba-tiba saja berdering. Ia hanya bisa tertawa pelan ketika melihat nama yang muncul di LCD ponselnya. Namun ia tidak mengangkat panggilan itu hingga sang penelpon akhirnya menyerah. Ia mengecek ponselnya lagi dan cukup terkejut ketika melihat 17 panggilan tak terjawab dan 9 pesan yang masuk. Lagi-lagi ia hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

"Ish~ Jung Yunho tidak suka menunggu, ohng?" Gumamnya sambil memasukkan kembali ponsel ke dalam saku celana jeans kemudian menarik kopernya menuju gedung Bandara Internasional Incheon.

~.~.~.~.~

Yunho duduk terdiam di samping kopernya sambil menatap tajam jam besar yang tergantung di dinding bandara. Ia melipat kedua tangan di depan dada tanpa melepaskan tatapannya dari jam itu. Keberangkatan menuju Paris tinggal 20 menit lagi. Seharusnya ia sudah melakukan chek in sejak 30 menit yang lalu. Namun ia tidak bisa melakukan itu tanpa Jaejoong. Ia menggertakkan giginya frustasi ketika membayangkan liburannya di Paris bersama Jaejoong berantakan begitu saja.

"Yah! Kalau satu menit lagi dia tidak menunjukkan kacamata bingkai tebal yang selalu bertengger di hidungnya itu dihadapanku, akan kutunjukkan siapa boss nya disini! Haish~!" gerutu Yunho semakin frustasi. Wajahnya sudah terlihat mengerut karena kesal, gelisah, dan juga panik.

Tiba-tiba saja terdengar suara ribut-ribut dari arah gate 3. Seperti ada artis yang akan melakukan penerbangan ke luar Korea yang membuat fans fanatik mereka berteriak-teriak di dalam bandara sekalipun. Yunho memutar kedua bola matanya ketika melihat gerombolan orang di pintu masuk bandara. Meskipun tidak tertarik dengan kedatangan artis itu, namun Yunho cukup penasaran dengannya. Katakan saja, ini pertama kalinya ia melihat artis dengan mata kepalanya sendiri. Manik mata coklatnya berusaha melihat seseorang yang berjalan di tengah gerombolan itu. Namun setelahnya, ia mengerutkan kening samar. Ia seperti mengenal sosok yang berjalan semakin mendekati tempatnya. Tiba-tiba saja ia merasa de javu dengan kejadian ini.

Ia membelalakan matanya sambil berlari mendekati pintu masuk terminal 3 dan melihat seseorang yang sedang berjalan sambil menunduk dan menarik kopernya dengan susah payah ketika gerombolan itu sedikit menghalangi jalannya.

"Yah, Kim Jaejoong!" panggil Yunho yang membuat laki-laki berkacamata hitam itu mendongakan kepala dan tersenyum ketika melihat Yunho berdiri di hadapannya.

"Ah~ apa aku membuat The Almighty Jung Yunho menunggu, hm?" tanya Jaejoong menyeringai sambil mengunyah permen karet mint nya ketika melihat wajah kusut Yunho.

Yunho tidak mengerjapkan matanya barang sedikitpun dengan mulut yang menganga lebar ketika melihat penampilan Jaejoong. Penampilannya terlihat begitu sederhana, namun entah mengapa ia tidak bisa mengungkapkannya dalam bahasa verbal yang bisa dimengerti. He is too gorgeous and breathaking that even hurt him so much.

Gerombolan yang sedari tadi mengelilingi Jaejoong mulai memotret keduanya. Melihat The Almighty Jung Yunho dan The Gorgeous Kim Jaejoong secara bersamaan membuat gerombolan itu terutama gadis-gadis meleleh melihat ketampanan keduanya. Mereka bahkan tidak peduli apakah Yunho dan Jaejoong adalah artis atau bukan. Mungkin mereka artis yang akan debut, atau mungkin ulzzang, atau mungkin apapun like they did care as long as they hot as fuck.

Manik mata coklat Yunho melirik tajam pada gerombolan orang yang begitu gilanya memotret Jaejoong. Ia langsung menarik lengan Jaejoong untuk menjauhi keramaian itu.

"Yah! Kenapa kau berpenampilan seperti ini, hah?!" tanya Yunho masih menarik Jaejoong menjauhi gerombolan yang semakin menggila. Membuat laki-laki berkulit putih itu sedikit kewalahan membawa kopernya.

"Wae? Apa aku salah memberikan penampilan terbaik untuk kekasihku?" tanya Jaejoong sambil menatap punggung lebar Yunho yang berjalan didepannya. Setelah Yunho membawa koper yang tadi ditinggalkannya begitu saja, kini ia menarik Jaejoong menuju kamar mandi untuk menghindari gerombolan yang masih mengejar keduanya.

Yunho menutup pintu kamar mandi kemudian memutar tubuhnya menghadap Jaejoong. Jaejoong menatap mata coklat Yunho yang sedang menatapnya dengan tatapab tajam. Ia menaikkan dagu sambil mengunyah permen karetnya seolah menantang Yunho. Yunho berdecak pelan melihat sikap Jaejoong yang seperti ini.

"Kau pikir apa yang sedang kau lakukan, Kim Jaejoong?" desis Yunho berbahaya sambil berjalan mendekati Jaejoong kemudian mengurungnya diantara tubuhnya dan juga wastafel toilet, " –jangan pernah berani kau melepas image nerdy mu. Apa kau lupa kejadin seminggu yang lalu ketika kau melepas image nerdy mu, semua pasang mata menatap kearahmu seperti ingin menelanjangimu bulat-bulat, ohng?" Lanjut Yunho terdengar seperti memohon. Jaejoong tertawa ketika mendengarnya.

"Jadi, siapa yang kau sukai? The Nerdy Kim Jaejoong atau The Gorgeous Kim Jaejoong?" tanya Jaejoong seolah sedang mengujinya. Yunho berdecak pelan kemudian mengelus pipi putih itu dengan punggung tangan kanannya.

"Kita sudah pernah membahas ini, Joongie ah~ I love you both~ karena kau adalah Kim Jaejoong. Jangan membuatku memilih diantara dua orang sama." Jawab Yunho sambil menundukkan wajahnya kemudian mencium lembut bibir merah Jaejoong. Merasakan kembali aroma vanillamint yang begitu terasa di dalam ciuman mereka. Aroma vanillamint yang sudah membuat Yunho tergila-gila pada Jaejoong.

"Aku hanya ingin memastikan." Ucap Jaejoong sambil mendorong pelan tubuh Yunho untuk menjauhi bibirnya. Manik mata hitamnya memperhatikan setiap detail wajah tampan Yunho. Alisnya, mata sipitinya, iris mata coklatnya, hidung mancungnya, titik hitam di atas bibirnya, bibir penuhnya, dagu lancipnya, dan rahang seksi yang selalu membuat Jaejoong tidak tahan untuk menjilatnya. Ia tidak bisa menahan senyumnya ketika Yunho benar-benar menjadi miliknya.

"Well, kalau begitu apa kau bisa memilih antara diriku yang idiot atau diriku yang jenius?"

Jaejoong melepaskan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya kemudian menggigit salah satu tangkainya sambil menatap mata coklat Yunho. Ia mengerjapkan kedua matanya dengan polos sambil memiringkan kepalanya. Yunho tersenyum menyeringai ketika melihat Jaejoong yang terlihat begitu menggoda.

"I love your dork side the most."

"You devil." Bisik Yunho sambil menundukkan kepalanya kemudian menyerang lekukan leher Jaejoong ketika laki-laki berkulit putih itu begitu menantangnya. Ia mencium, menghisap, bahkan menggoreskan gigi-giginya di kulit putih itu hingga membuatnya berubah warna menjadi merah keunguan. Suara erangan Jaejoong membuat Yunho menjilati leher putih itu sebagai permintaan maaf.

"Tapi kau sangat menyukai diriku yang seperti ini 'kan, hm~?" tanya Jaejoong dengan suaranya yang berubah menjadi serak dan husky dan seksi dan –fuck.

"Kau pikir aku senang berbagi keindahanmu dengan orang lain?" tanya Yunho sambil melingkarkan lengannya dengan erat di pinggang ramping Jaejoong. Jaejoong hanya tersenyum menyeringai karena ia berhasil mengeluarkan sisi posesif Jung Yunho. Ia melingkarkan kedua lengannya di leher Yunho kemudian melingkarkan kaki kanannya di tubuh jangkung itu yang membuat area private mereka bersentuhan. " –fuck jae! Stop."

"Stop? Apa kau yakin?" tanya Jaejoong sambil menjilat rahangnya. Yunho hanya mengerang keras ketika Jaejoong terus menggodanya.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu. Meskipun aku menyukainya dan ingin 'menghabisimu' disini, tapi kita mempunyai jadwal keberangkatan menuju Paris 10 menit lagi, Kim Jaejoong."

"Apa yang membuatmu berpikir kalau kita akan pergi ke Paris?" tanya Jaejoong sambil memainkan rambut belakang Yunho dengan jari-jari tangannya. Ia hanya senang melihat ekspresi wajah Yunho yang begitu tersiksa ketika berusaha menahan hasratnya.

"Kau yang memintaku untuk membelikan tiket menuju Paris sebagai tujuan liburan kita." Jawab Yunho polos yang membuat Jaejoong tertawa karenanya.

"Tsk~tsk~ apa aku tidak memberitahumu kalau aku sudah membeli tiket menuju tempat lain?"

Pertanyaan Jaejoong membuat Yunho mengerutkan keningnya samar. Ia tidak mengerti dengan apa yang dibicarakannya. Ia tidak ingat kalau Jaejoong ingin pergi ke tempat lain selain Paris, karena yang ia ingat adalah wajah berseri-seri Jaejoong ketika ia mengiyakan permintaannya yang ingin berlibur ke Paris.

"Kita tidak akan sempat mengejar pesawat menuju Paris, when you have some problem in here." Bisik Jaejoong pelan sambil menyentuh area private Yunho yang terasa menonjol di balik celana jeans nya. Yunho mengerang pelan ketika tangan Jaejoong menyentuh anggota tubuhnya yang begitu sensitif, " –Keberangkatan menuju tempat itu tepat pukul 1 siang nanti. Jadi, kita masih memiliki waktu 3 jam. Wanna have a quicky one?"

Kedua mata sipit Yunho membelalak lebar ketika Jaejoong mendorongnya menuju salah satu bilik toilet lalu menguncinya sambil mendorong tubuh Yunho untuk duduk di atas toilet. Yunho masih belum bisa mengerti dengan apa yang sedang terjadi pada Jaejoong. Ia belum pernah melihat sisi Jaejoong yang begitu.. seduktif?

"Kau akan mendapatkan 'lebih' begitu kita tiba disana." Bisik Jaejoong di telinga Yunho lalu menjilatnya sambil duduk diatas pangkuannya. Lagi-lagi Yunho mengerang pelan ketika Jaejoong terus menyerangnya.

"Apapun yang merasukimu, demi Tuhan Kim Jaejoong, I like that." Bisik Yunho tersenyum menyeringai sambil menarik belakang kepala Jaejoong lalu mencium bibirnya tanpa ampun.

"Bora-bora Island and doing smexy thing in beach sounds fun, huh?" gumam Jaejoong di sela-sela ciuman basah mereka. Ia bisa merasakan tangan besar Yunho yang menyelinap masuk ke dalam kaos yang dikenakannya dan mengelus punggungnya dengan gerakan yang begitu sensual.

"Fuck Jae, just fuck."

Yunho sudah tidak bisa menahan serangan dirty talk yang Jaejoong berikan padanya. Ia sungguh tidak bisa menahannya. Well~ ia memiliki waktu selama tiga jam 'kan? Dan ia akan menunjukkan siapa boss nya disini.

That's Good.

- FIN FIN FIN ! -

1: annyeoooong~~~ hahahaha~ xD sudahlah saya tidak akan banyak bicara di sini ..

katakan saja segala komentar kalian :3

kritikannya jg di tunggu, bilang aja klo ada bagian2 rancu yg sebenernya gak pas gtu~ xD huhehehehe~~

2: sebenernya ini ff sangat berpotensial untuk di buat sekuelnya (lagi?! O_O) *with smexy thingy in bora-bora Island LMAO*

tapi I will say this... no more sequel! xDDD told ya~ aku ga bisa bikin adegan smut~ hahahaha bisa kejang2 pas bikinnya :| makanya, lanjutkan lah sequel ini di kepala kalian masing2 :D

3: anggaplah ini pengganti kerinduan kalian akan interaksi yunjae di ff shine :D *angel smile*

4: makasih buat semua yg udah baca, RnR, follow, even fav this story~! X3 ah you just dobt have any idea how happy I'm :) I do really love you~~~~

5: last but not least, THANK YOU!

6: thankyou everybody~~~~~

7: btw, happy holiday yunjaeeeeeeeeeee! ^^ #smooch bawa dedek yang banyak yah~ hahahahaha