A Naruto fict by Sanna Uzumaki

HE'S MINE

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pair : SasuNaruSasu, slight NaruHina dan SasuSaku

Warning : typo bertebaran, boyxboy, alur cepat, deskripsi minim, untuk chapter ini rate T (aman) namun untuk chapter selanjutnya pindah ke rate M, dan sebagainya(?)

DONT LIKE, DONT READ

HAPPY READING MINNA


Summary : Sasuke merasa jengah karena ke-prevert-an sahabatnya, Naruto. Naruto yang selalu menceritakan tentang hubungan seksnya dengan beberapa wanita, membuat Sasuke meradang. Ia lalu merencanakan sesuatu untuk menjadikan rubah manis itu sebagai milik Uchiha Sasuke seorang.

XXX

Terlihat di sebuah kelas bercat cream dengan papan kelas bertuliskan X-1, ada seorang pemuda berkulit putih pucat dengan model rambut raven sedang menompang dagu sambil memandang keluar jendela. Ia duduk di kursi belakang memandangi taman sekolah yang kebetulan berada di samping kelasnya. Jam telah menunjukan pukul tujuh kurang lima menit, tapi suasana kelas masih terlihat sepi. Ia mendengus kesal karena seseorang yang Ia tunggu tak kunjung datang. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya, Uzumaki Naruto.

Beberapa menit kemudian, para siswa dan juga teman kelasnya berdatangan dan suasana kelas menjadi sangat ramai. Sasuke tentu saja membenci kelas yang menurutnya aneh. Namun, perhatiannya teralihkan ketika seorang pemuda dengan rambut jabrik dan berwarna kuning cerah memasuki kelas dengam merangkul seorang gadis cantik berambut panjang. Pemuda itu tersenyum sumringah dan menyapa siapa saja yang berpapasan atau berdekatan dengan dirinya. Sedangkan gadis yang di rangkulnya hanya memperlihatkan wajahnya yang memerah dan tersenyum simpul. Sasuke sangat tidak menyukai pemandangan itu. Ia kembali mengalihkan perhatiaannya dengan menatap datar pemandangan di lur jendela. Meskipun begitu, telinganya masih berfungsi tajam menangkap beberapa kata dari pemuda bermata iris biru itu.

"Hinata-chan,nanti main lagi ya." Ujar Naruto yang secara tidak langsung membuat Sasuke mengerutkan keningnya. Tentu saja Sasuke mengerti apa yang di ucapkan sahabatnya itu. Tapi Ia tak ingin membayangkannya lebih jauh. Itu terlalu sakit.

"Ha'i Naruto-kun." Jawab gadis yang bernama Hinata itu sambil merona. Naruto memberikan cengiran seperti biasa dan langsung menghampiri kursi yang berada di samping sahabatnya, Uchiha Sasuke. Ia menempelkan pantatnya pada kursi itu dan tersenyum lebar.

"Ohayou Teme!" Sahutnya dengan nada ceria dan membuat Sasuke menoleh kepadanya, namun itu hanya sekilas dan kembali memandang keluar jendela.

"Hn ohayou mo." Balas Sasuke singkat dan juga dingin. Naruto yang sudah kebal dengan sikap dingin sahabatnya itu. Ia masih dengan cengir sendiri mengingat kejadian semalam tentang seks liarnya bersama Hinata. Sasuke yang melihat tingkah bodoh Naruto yang kambuh. Terpaksa Ia menoleh kembali dan memasang ekpresi datarnya.

"Kau terlihat idiot." Sindir Sasuke yang langsumg menyadarkan Naruto dari lamunan mesumnya. Ia terlihat salah tingkah sambil menggaruk-garukan kepalanya yang Sasuke yakin tidak gatal.

"Hehe Teme, kau tau? Ternyata payudara Hinata besar. Aihh.." ujar si pirang dan membuat Sasuke memutar bola matamya karena merasa kesal. 'Dia mulai lagi' pikir Sasuke.

"Kenyal dan juga padat. Dan yang paling penting dari semua itu.." Naruto memperkecil suaranya lalu berbisik. "Aku mendapatkan perawannya. Itu keberuntungan bagiku ttebayo." Ujarnya merasa bangga. Sasuke hanya mengernyitkan dahinya menahan amarah. Tidak sadarkah Naruto, Ia telah membuat hati sahabatnya sendiri terluka?

"Pfftt kau pasti iri kan Teme? Kau bahkan belum pernah berpacaran dengan perempuan manapun." Tawa Naruto melihat sikap Sasuke yang hanya diam mendengar ceritanya. Sasuke kembali menopang dagunya. Ia sebenarnya sangat sangat bisa untuk meniduri siapapun jika ia menghendakinya. Ah ayolah Naruto, Sasuke mencoba untuk mempertahankan perasaannya padamu!

"Aku tidak mau membuang waktuku yang berharga hanya untuk melakukan hal menjijikan seperti itu, idiot." Jawab Sasuke dingin. Naruto kembali tertawa mendengar ucapan pemuda raven itu.

"Ayolah Teme, jangan berpikir kolot seperti itu." Ujar Naruto sok bijak sambil menepuk-nepuk punggung Sasuke. "Saat penismu masuk kedalam vagina, itulah Yang dinamakan surga dunia Teme." Jelasnya sambil membuat simpul di jari kirinya berbentuk huruf 'O' dan Ia menjadikan jari telunjuk di tangan kanannya masuk ke huruf 'O' itu ibarat sedang melakukan penetrasi. Sasuke memicingkan matanya lalu mendengus kesal melihat kelakuan sahabatnya yang kelewat pervert.

"Kasihan sekali, dia hanya jadi pelampiasan nafsumu saja." Ujar Sasuke sambil melirik perempuan yang Ia maksud. Pandangan mereka berdua tertuju pada Hinata.

"Salahkan Sakura yang selalu menolakku Teme." Dalih pemuda dengan ciri tiga garis di kedua pipinya itu. Naruto sama sekali tidak bisa menyalahkan Sasuke. Pasalnya gadis yang Ia sukai itu malah menyukai sahabatnya itu. Untungnya Sasuke bersikap tidak peduli dan malah seperti terganggu jika kehadiran si rambut pink itu berada di dekatnya. Ia yang merasa sakit hati dan pada akhirnya menjadikan beberapa perempuan menjadi tempat melepas nafsu belakanya. Cukup keji memang, tapi Naruto sama sekali tidak peduli. Sampai saat ini, perasaan suka terhadap Sakura belum hilang. Mau bagaimanapun, Naruto merasa bahwa Ia hanya akan menyukai gadis bersurai pink itu. Iris biru itu memadangi sendu gadis yang di maksud yang berada beberapa deret bangku. "Sakura.." lirihnya dan tertangkap jelas di telinga Sasuke.

"Rambut dengan warna seperti bunga sakura, senyumannya, mata emeraldnya, ah semuanya tampak sempurna. Tch sial dia malah menyukaimu." Gerutu Naruto entah pada siapa.

"Kau menyedihkan." sindir Sasuke yang sedikit merasa kasihan terhadap sahabatnya itu. Tapi Ia sangat bersyukur karena Sakura menolak cinta pemuda yang berada disampingnya. Karena Ia yang seharusnya memiliki Uzumaki Naruto. Sasuke sedikit risih saat sahabatnya itu saat menatapnya penuh selidik.

"Sebenarnya, kau punya apa sih dapat membuat Sakura menyukaimu?" Tanya Naruto dengan memperhatikan lekat-lekat wajah Sasuke. Kulit Sasuke yang putih bersih, sorot mata tajam, matanya hitam seperti siap memperangkap siapapun akan pesonanya, hidungnya mancung dan juga bibir Sasuke yang merah dan mmh sexy. Naruto sedikit terpaku saat menyadari bahwa Sasuke memang sangat tampan. Sasuke terpaksa hanya memasang ekpresi datar untuk menutupi kegugupannya. Mata biru itu menatapnya lekat.

"Apa yang kau perhatikan?" Tanya Sasuke datar dan membalas tatapan iris biru itu. Naruto yang akhirnya sadar, hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sambil memperlihatkan cengiran aneh. Sasuke kembali memutar kedua bola matanya pertanda Ia kesal dengan sikap bodoh pemuda di sampingnya ini. Entah setan apa yang merasuki Sasuke, Ia tiba-tiba menyeringgai tipis saat sebuah ide melintas di otaknya.

"Aku prihatin dengan cinta bertepuk sebelah tanganmu. Aku akan senang membantumu asal kau mengikuti permainanku." Ujar Sasuke masih dengan seringgaiannya dan membuat Naruto mengernyitkan dahinya. Sepertinya si pirang belum mengerti apa yang Sasuke katakan.

"Maksudmu?" Tanya Naruto penasaran.

"Hn sulit berbicara dengan orang dobe sepertimu."

"Gah cepat beritahu saja, tidak usah mengejekku Teme!" Ujar Naruto sewot. Ia sedikit heran dengan seringgaian di wajah Sasuke. Itu sangat jarang sekali.

"Apa kau ingin, Sakura merasakan rasa sakit yang selama ini kau rasakan?" Tanya Sasuke pelan sambil menatap perempuan berambut pink itu. Naruto akhirnya mengangguk dan seringgai terlihat di wajahnya.

"Aku mengerti Sasuke, tentu saja aku ingin dia merasakannya juga." Ujar Naruto yang setuju akan rencana Sasuke.

"Tapi, seperti yang kukatakan tadi, kau harus mengikuti permainanku."

"Ya baiklah Teme, permainan seperti apa yang kau maksud?" Tanya Naruto yang masih bingung dengan permainan apa yang Sasuke maksud.

"Jam tujuh malam, kau harus datang ke rumahku. Aku tidak menerima penolakan."

"Eh? Baiklah." Jawab Naruto mengiyakan. Terpaksa Ia harus menunda kencannya bersama Hinata malam ini. Ia sudah bisa membayangkan jika Sasuke menghancurkan gadis bersurai pink itu. Ah menghancurkan? Itu terlalu kejam. Ya cukup melihat gadis itu menangis akibat perbuatan Sasuke. Tapi bagaimana jika Sasuke malah menyukai Sakura? Ah tidak mungkin. Sasuke tentu saja tidak akan mengkhianatinya. 'Kau akan merasakan perasaan sakit itu Sakura, ya kau pantas mendapatkannya' batin Naruto.

Seperti telah mendapat mangsanya, makin lebar seringgaian di bibir Sasuke. Iakan menjadikan sahabatnya itu menjadi miliknya seutuhnya. Ia akan membuat pemuda itu bertekuk lutut dihadapannya dan tentu saja, melepaskan cap playboy yang melekat di diri Naruto. 'Kau hanya milikku, milik Uchiha Sasuke' batinnya posesif. Pembicaraan mereka terhenti karena pelajaran sudah dimulai.

XXX

TBC

Mind to review please?

Thanks