.

.

"Lay kau ada di mana?"

"Kurasa aku telah menemukan salah seorang pemilik kekuatan."

.

.

.

.

.

The power of 12 element (EXO)

Author : Laibel

Main cast : Suho and Lay [focus]

Support cast : All member exo and other

Rate : T

Warning! Typo, Alur ga jelas dan keletan bahkan kecepatan, bahasa yang sulit dimengerti, dll. BL, BXB, and YAOI. If you hate yaoi. Please click close

.

.

.

.

.

"Luhan hyung!" Lay berlari mendekati Luhan diikuti Suho dibelakangnya.

"Jadi apa yang-"

"YA! Kenapa kolam ini menjadi beku?" Lay berteriak begitu melihatnya.

Lay menatap Suho seakan-akan Suho adalah pelakunya.

"Ya! Suho! Ini pasti perbuatanmu kan?" Ucap Lay sembarangan.

Suho memutar bola matanya. "Mana mungkin aku yang melakukan kalau sedari tadi aku bersamamu Lay." Jelasnya. Suho sempat berfikir, Lay itu bodoh atau sedikit pikun sih sebenarnya?.

Lay diam, otaknya sedang memperoses ucapan Suho. "Kalau bukan kau, jadi perbuatan si-"

"Xiumin-" Luhan yang sedari tadi diam akhirnya mengeluarkan suaranya.

"-Ini perbuatan Xiumin." Lanjutnya membuat Lay dan Suho diam seketika.

Lay mengernyit. Matanya menatap bingung pada Luhan.

"Jadi yang kau katakan tadi itu bukan bercanda hyung? Bahwa kau menemukan seorang pemilik kekuatan. Dan–"

" –itu adalah Xiumin hyung?" Suho memotong perkataan Lay.

"Ne." Jawab Luhan singkat.

Luhan, Lay dan Suho kembali diam. Suasana hening bagaikan pemakaman terasa ditambah awan mendung mulai datang, menutup cahaya matahari dengan tubuhnya. Hembusan angin datang menerpa wajah mereka. Suasana yang benar-benar menakutkan.

Lay mengepalkan tangannya, jari-jari tangannya mulai terlihat putih. Pikirannya mulai tak karuan. Suho menepuk pundak Lay, membuat Lay sadar dari lamunan.

"Jadi- sekarang dimana Xiumin hyung?" Tanya Suho pada Luhan yang tengah diam.

Luhan menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku tidak tau…. Mian aku tidak mengejarnya." Wajah Luhan terlihat kesal sekarang ini. Meruntuki betapa bodohannya dia.

"Lebih baik kita segera mencarinya. Semakin lama kita diam, semakin sulit untuk menemukan Xiumin hyung. Apalagi dengan adanya para kesatria kegelapan. Kita tidak akan tau apa yang akan terjadi padanya." Ucap Suho bijak.

Lay menatap takjub Suho. Tak disangka Suho dapat berkata seperti itu. Ini pertama kali Lay melihat Suho seperti ini. Tenang disaat kritis. Berbeda dengannya dirinya yang selalu panik –sebenarnya-.

Suho tersenyum hangat pada Lay. "Bukankah begitu Lay?"

"Ne." Lay tersenyum membalas senyuman Suho.

"Kalau begitu kita harus segera mencari Xiumin hyung. Kita harus menemukannya sebelum kesatria kegelapan." Perintah Lay diikuti anggukan paham Suho dan Luhan.

"Luhan hyung-" Panggil Lay.

"Aku membutuhkan kemampuanmu."


.

The power of 12 element (EXO)

.


SuLayHan akhirnya mulai berpencar mencari Xiumin. Suho mendapatkan tugas untuk mencari Xiumin di sekitar kampus, Luhan mendapatkan tugas mencari di sekitar daerah taman, sedangkan Lay mencari di sekitar daerah danau dan hutan yang lokasinya dekat dengan kampus. Berharap dengan cara seperti ini mereka dapat menemukan Xiumin dengan segera.

SuLayHan mulai mencari Xiumin setelah mendengar strategi yang diberikan oleh Lay.

.

-Flashback-

.

"Aku membutuhkan kemampuanmu hyung."

"Eh?"

Luhan mengerjap bingung. Sedetik kemudian Lay menarik tangannya dan Suho. Menarik mendekat padanya lalu membuat lingkaran kecil. Ketiganya membungkukkan badan dan bertopang pada lutut. Lay mengambil ranting pohon yang entah didapatkan dari mana lalu menggambar sebuah denah di atas tanah.

"Ok, jadi stateginya seperti ini. Kita akan membagi tugas untuk mencari Xiumin hyung. Suho- kau mencari di sekitar kampus. Hyung- kau mencari di sekitar daerah taman. Dan aku akan mencarinya di sekitar danau dan juga hutan kecil yang tidak jauh dari kampus. Menurutku, Xiumin hyung belum pergi terlalu jauh." Jelas Lay panjang lebar.

"Dan- hyung... aku membutuhkan kemampuan Telekinesismu."

Luhan mengerjap-ngerjapkan matanya. "Kemampuan Telekinesisku?"

Lay tersenyum pada Luhan. "Aku ingin kau menghubungkan pikiran kita bertiga."

"Maksudmu seperti walkie talkie?" Tanya Suho yang sadar akan rencana Lay.

Lay menjentikkan jarinya "Yap. Seperti itu."

"Arraseo."

Luhan mulai berdiri diikuti oleh Suho dan Lay. Dia menggenggam tangan Suho dan Lay bersamaan.

"Pejamkan mata kalian, dan jangan coba-coba menutup pikiran kalian, atau- akan kutendang kalian sampai galaxy! Arrachi?" Tatapan mata Luhan sangan tajam sekarang ini, membuat Suho dan Lay sedikit –ingat, hanya sedikit- takut.

Suho dan Lay segera memejamkan matanya. Luhan menarik nafasnya dalam-dalam lalu ikut memejamkan matanya.

"Connect mind."

Lay dan Suho tersentak begitu merasakan sebuah aliran seperti listrik menjalar ketubuh mereka. Namun, sengatan itu hilang dalam sekejap.

"Sekarang kalian boleh membuka mata."

Lay dan Suho membuka matanya dan saling menatap satu sama lain.

'Apa sekarang kalian bisa mendengarku?' Luhan mencoba bertelepati.

"Ne, hyung." Jawab Lay dan Suho bersamaan.

'Baguslah.' Ucap Luhan.

"Baiklah sekarang kita berpencar mencari Xiumin hyung sesuai dengan rencana. Apabila salah satu dari kita menemukannya, segera hubungi dengan telepati. Jangan lupa sinyal lokasi kalian. Agar yang lain dapat segera menyusul. Arra?" Jelas Lay yang diikuti dengan anggukan Suho dan Luhan.

Flashback End

.


.

'Suho, Luhan hyung, bagaimana? Apakah kalian menemukan Xiumin hyung?' Lay bertelepati.

'Belum Lay.' –Suho.

'Aku juga tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Xiumin di sini.' –Luhan.

'Kalau begitu mulai mencari lagi.' Lay mengakhiri telepatinya.

Setelah mencari di sekitar hutan akhirnya Lay mulai mencari di sekitar danau. Lay mulai berlari kembali. Kepalanya menoleh kekiri-kekanan berharap menemukan sosok Xiumin. Dia terus berlari hingga deru nafasnya mulai terdengar tidak beraturan. Merasa pasokan udaranya mulai habis Lay menghentikan larinya. Tubuhnya tertunduk, bertopang pada lututnya.

Lay mengatur nafasnya. Menstabilkan paru-parunya. Hingga hembusan angin kencang menerpanya, membuatnya mendongakkan kepala. Kening Lay mengerut begitu melihat sebuah pusaran angin yang berada di tengah danau. Pusaran itu terlihat aneh.

Lay merasakan perasaan yang tak enak melihat pusaran angin itu. Pusaran itu mengingatkannya pada salah satu kesatria kegelapan yang dilawannya saat menyelamatkan Suho. Ya, benar kesatria kegelapan.

.

Tunggu dulu-

.

'Tidak mungkin-'

Tiba-tiba Lay membulatkan mata begitu menyadarinya. Ya, sepertinya kesatria kegelapan telah menyadari adanya pemilik kekuatan baru. Dia menolehkan kepalanya kekiri-kekanan dengan cepat. Jantungnya berdetak tidak berarturan. Lay menatap seksama sekelilingnya, hingga manik matanya menemukan sosok yang sedari tadi dicarinya yang tengah terduduk di pinggir pagar pembatas danau.

Tanpa membuang waktu Lay berlari menuju sosok itu, berharap dia tidak terlambat.

.


.

"Hooshh.. hoshhh.."

Xiumin menghentikan larinya setelah merasa cukup. Dia meletakan kedua tangannya di lutut, lalu bertopang padanya. Tubuhnya terlihat turun-naik seirama dengan nafasnya. Ia mendongakkan kepala menatap sekelilingnya. Menyadari bahwa sekarang dia tengah berada di pinggir danau. Ternyata dia telah berlari cukup jauh juga.

Xiumin menundukkan wajahnya lagi. Pikirannya masih kacau. Entah mengapa yang dia ingat sekarang ini hanyalah wajah Luhan yang terkejut. Wajah yang membuatnya berlari.

'Sial'

Xiumin mencengkram kuat pagar tanpa menyadari tangannya yang mulai memutih. Xiumin terduduk ditanah lalu dia melepaskan genggamannya dan berganti meninju tanah.

'Sial! Sial! Kenapa semua ini harus terjadi padaku! Kenapa?!'

Tangan Xiumin mulai terluka akibat tinjunya. Warna putih kini berganti menjadi merah darah bercampur dengan coklatnya tanah. Rasa sakitnya tidak ada apa-apanya dibandingkan pikiran dan perasaannya yang kacau saat ini. Cairan asin mulai jatuh membasahi kedua pipinya diikitu tiap pukulannya. Kata-kata makian, raungan emosi dan lain-lainnya terus mengalir dari mulut mungilnya. Berterima kasihlah pada cuaca mendung saat ini yang membuat tempat ini sepi, sehingga tidak ada yang mendengarnya.

Xiumin masih terduduk ditempatnya hingga hembusan angin yang cukup kencang menerpanya, menyadarkannnya dari dunia miliknya. Xiumin menatap aneh pusaran angin yang berada di tengah danau itu. Ani- bukan aneh, tapi Sangat Aneh.

Xiumin merasakan firasat buruk melihatnya. Entah mengapa seperti ada aura kegelapan yang mencuar dari pusaran itu. Hingga perlahan pusaran itu mulai menghilang dan berganti dengan sosok seseorang yang melayang ditengah danau. Dengan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya.

Xiumin membulatkan matanya tidak percaya. Bagaimana bisa ada seseorang yang melayang seperti itu di tengah danau. Apakah itu hanya sebuah ilusi atau trik sulap? Oh ayolah, ini bukan saatnya bercanda.

.

"Jadi kau sang pemilik kekuatan Frost?" Tanya sosok itu yang ternyata seorang pria karena suaranya terdengar berat.

.

Xiumin tersentak kaget.

"Si-siapa kau?" Tanya Xiumin ragu-ragu. Entah mengapa instingnya berkata dia harus berhati-hati pada pria yang ada dihadapannya sekarang ini.

Pria itu menghela nafasnya, terdengar seperti malas.

"Sebenarnya aku malas untuk memperkenalkan diri. Tapi, kali ini aku akan berbaik hati memberi tahumu."

Pria itu memutar-mutar pergelangan tangannya hingga terciptalah sebuah tali berwarna hitam. Dia melemparkannya pada Xiumin dan sukses menjerat kedua kaki Xiumin, membuat Xiumin terkejut.

"Namaku Shù lǎn dan aku adalah salah satu dari 7 kesatria kegelapan."

Shù lǎn -Pemuda itu- kembali menggerakan tangannya hingga tali yang menjerat kaki Xiumin tertarik. Dengan sigap Xiumin mencengkram pagar pembatas. Berusaha untuk bertahan.

"Siapa saja tolong aku!" Teriak Xiumin.

Xiumin berusaha untuk tetap bertahan. Namun, tenaganya tak sebanding dan itu membuat Xiumin tidak sanggup lagi untuk bertahan. Perlahan genggaman kedua tangannya mulai terlepas. Hingga-

GREP

-sesesorang menggenggam tangan Xiumin.

"LAY!"

"Hyung bertahanlah- aku akan menolongmu." Lay berusaha untuk menarik Xiumin.

Xiumin melihat tangannya yang ternyata tidak mengenakan sarung tangan. Entah sejak kapan sarung tangannya itu hilang.

"Lay lepaskan!" Teriak Xiumin begitu menyadarinya.

"Tidak akan hyung." Lay makin mengeratkan genggamannya.

"Lepaskan! Kalau tidak tanganmu akan membeku Lay!" Kali ini Xiumin bersungguh-sungguh.

"Ani hyung. Apapun yang terjadi aku tidak akan melepaskanmu." Lay tersenyum pada XIumin.

Xiumin menatap tidak percaya. "Lay-"

"Percayalah padaku hyung." Ucapan Lay membuat hati Xiumin tersentuh hingga cairan asin kembali membasahi salah satu pipinya.

"Cih, menyusahkan saja." Shù lǎn yang sedari tadi menonton mulai menarik kembali tali itu.

Lay tetap bertahan bahkan dia berusah untuk menarik Xiumin. Dan sekarang adegan tarik-menarik pun terjadi.

'Sial- tanganku mulai membeku.'

Lay melihat tangannya yang perlahan mulai membeku akibat kekuatan Xiumin. Walau kekuatan Xiumin telah muncul namun Xiumin belum mampu untuk mengendalikannya karena ingatannya yang masih tertidur. Kekuatan Lay sedikit demi sedikit mulai berkurang. Perlahan Lay mulai ikut tertarik. Namun, Lay tetap berusaha untuk bertahan dan menarik Xiumin dengan sisa kekuatannya yang ada.

Tiba-tiba dari belakang Lay muncul dua orang yang kemudian berlari ke tengah danau, mendekati tali hitam itu dan Shù lǎn.

SREGH BRACKK

Dengan sekali tebasan, Suho berhasil membuat tali itu terputus dengan pedangnya.

Melihat sebuah kesempatan dengan segera Lay menarik Xiumin hingga keduanya jatuh bersamaan.

Luhan meloncot berusaha meninju Shù lǎn. Namun dengan gesit Shù lǎn menghidari serangan Luhan.

Luhan mendarat di atas danau. Untung saja kemampuannya itu telekinesis, sehingga dia dapat membuat dirinya mengambang beberapa centi di atas air. Berbeda dengan Suho yang bisa dengan santainya bendiri diatas air.

"Lay! Gwenchana?" Teriak Suho yang berada di tengah danau.

"Gwenchana! Kalian terlambat! Suho! Luhan hyung!" Balas Lay tak kalah kerasnya.

Suho dan Luhan terkekeh bersamaan.

"Mian Lay." Ucap Luhan yang sekarang berada disamping Suho. "Lay! Kau tetaplah disitu. Biar kami yang menghadapinyanya." Lanjutnya.

Luhan dan Suho menatap Shù lǎn bersamaan. Suho mulai memasang kuda-kudanya, sedangkan Luhan mengepalkan salah satu tangannya lalu meninju tangannya yang lain.

"Waktunya kita bersenang-senang Suho..." Luhan mengeluarkan seringainya.

"Ya~ sepertinya begitu hyung." Suho ikut menyeringai.

Shù lǎn menatap malas dua sosok yang tak jauh dari hadapannya ini. "Haaahh… Pasti akan lama..."

.


.

"Lay Gwenchana?" Tanya Xiumin khawatir melihat kondisi Lay.

"Gwenchana hyung." Lay tersenyum menampakkan single dimple miliknya. Lay mulai menyembuhkan tangannya.

Xiumin menampakkan raut wajah sedih. Merasa ini semua salahnya.

"Mianhe Lay." Gumam Xiumin.

"Hyung-"

"Mianhe, ini semua salahku." Xiumin mengepalkan kedua tangannya. Tubuhnya sedikit gemetar akibat menahan emosinya.

Lay menghembuskan nafasnya perlahan lalu menyentuh lembut bahu Xiumin. Xiumin yang tertunduk akhirnya mendongakkan kepalanya menatap Lay.

Lay kembali mengukir sebuah senyuman, senyuman yang membuat siapa saja melihatnya menjadi tenang. Seperti senyuman milik Suho. Mungkin efek karena mereka pasangan.

"Jangan pernah menyalahkan dirimu hyung. Ini semua bukan salahmu. Yang terjadi saat ini pun bukan salahmu hyung." Jelas Lay.

Lay mengalihkan pandangannya, memperhatikan Suho dan Luhan yang tengah bertarung melawan Shù lǎn.

"Hyung tetaplah disini. Aku akan membantu Suho dan Luhan."

Lay berdiri dari tempatnya. Menonton pertarungan yang sedang terjadi. Suho dan Luhan mulai terlihat kelelahan. Padahal mereka berdua, namun lawan yang ada dihadapan mereka saat ini tidak dapat diremehkan.

.

"Tak kusangka… hossh.. ternyata kau...hoossh.. kuat juga." Luhan mulai mengatur nafasnya. Tak berbeda jauh dengan Suho.

Shù lǎn hanya menatap datar Suho dan Luhan. Sebenarnya dia juga mulai kelelahan namun, dia dapat menyembunyikannya.

Luhan menyilangkan kedua tangannya didepan. Hingga banyak pohon dan benda-benda yang cukup besar datang menyerbu Shù lǎn.

SREGH DUARRR!

Dengan secepat kilat Shù lǎn telah berpindah tempat hingga serangan Luhan menjadi sia-sia. Dan dengan secepat kilat pula Suho sudah berada didepan Shù lǎn. Suho mengayunkan pedangnya pada Shù lǎn. Namun, Shù lǎn menahan serangan Suho dengan senjatanya yang berbentuk seperti sebuah jarum. Jarum besar dengan warna Silver metalik [bayangkan tusukan untuk barbeque yang warnanya silver namun lebih panjang dan aga sedikit lebih besar]/ga bisa bayangin?/ga usah dibayangin kalau gitu..

Shù lǎn mendorong Suho membuat Suho terlempar cukup jauh.

"Suho!" Teriak Luhan.

DEG

Luhan membulatkan matanya begitu sadar Shù lǎn telah berada didepannya.

"Jangan mengalihkan pandangamu dari musuh." Gumam Shù lǎn.

Shù lǎn mengayunkan senjatanya, dengan sigap Luhan mencondongkan tubuhnya kebelakang. Namun, pipi mulusnya tergores oleh ujung senjata Shù lǎn. Luhan meloncat mundur, menjauh dari Shù lǎn.

"Sial-" Luhan mengusap pipinya yang tergores.

Lay yang sedari tadi menonton akhirnya mulai bersiap untuk membantu. Arah pandangannya mengarah pada Shù lǎn. Lay mengangkat kedua tangannya keatas lalu menyilangkannya.

.

"Bangkitlah dari sana. Tumbulah kehidupan."

.

Danau tempat Luhan dan Suho berpijak tiba-tiba bergelombang. Dalam sekejap puluhan pohon tumbuh dari dasar danau dan mengerubungi Shù lǎn.

SREGH BRAGH

Shù lǎn menebas pohon itu menjadi ribuan potong. Matanya yang berwarna merah pekat menatap datar Lay yang ikut campur pertarungannya.

"Haaah…. bertambah lagi satu orang." Gumam Shù lǎn. "Lebih baik menyelesaikannya dalam satu kali serangan." Lanjutnya.

Shù lǎn mengangkat tangan kanannya kedepan, mengarahkan senjatannya pada SuLayHan.

"Jatuhlah kedasar. Dosa tak terhitung." Gumam Shù lǎn.

DEG

Lay dan Xiumin tiba-tiba tertunduk di atas tanah –Suho dan Luhan diatas air-. Tubuh mereka terasa berat sekali, bagaikan ditindih puluhan ton batu. Bahkan untuk mendongakkan kepala saja rasanya sulit sekali.

'Uhkkk- Tubuhku-' –Luhan.

'Te-rasa-' –Suho.

'Be-berat sekali' –Lay.

"Uhhkkk-"

Lay berusaha menoleh kesamping melihat Xiumin yang tengah terduduk ditanah seperti dirinya.

"Lay-…. Sa-sakit sekali-" Ringis Xiumin yang merasa tubuhnya sebentar lagi akan hancur.

"Hyu-hyung bertahanlah." Lay berusaha untuk mengangkat tubuhnya. Namun, dia kembali terjatuh ketanah.

"Sial- dia mempunyai kemampuan memanipulasi gravitasi." Gumam Luhan. "Kalau terus seperti ini- tubuh kita bisa hancur."

Luhan mendongakkan kepalanya sedikit menatap Shù lǎn meskipun itu mustahil.

"Terbebaslah di atas." Gumam Luhan.

Namun, sepertinya jurus milik Luhan tidak dapat menghentikkan jurus milik Shù lǎn. Bahkan sekarang Luhan merasa tubuhnya makin berat.

"Uhhhkk-"

"Percuma. Sebentar lagi tubuh kalian akan hancur akibat gravitasi." Ucap Shù lǎn santai.

Lay menggeram menatap Xiumin yang kesakitan. Mungkin dia, Suho dan Luhan dapat bertahan dari jurus milik ini kerena kekuatan mereka dan kemampuan tubuh mereka yang berbeda dari kata normal. Tapi, Xiumin berbeda- dia masih dalam tubuh manusia normal, berbeda dengan mereka. Kalau terus seperti ini Xiumin akan mati.

Satu-satunya cara hanyalah itu.

Lay bergerak perlahan mendekati Xiumin dengan segenap kekuatan yang ada.

"Hyung bertahalah. Aku akan menyelamatkanmu." Gumam Lay.

"Lay hentikan! Kau bisa membuat dirimu terbunuh!" Teriak Suho dengan sisa-sisa tenaganya begitu sadar akan tindakan Lay.

Lay menulikan pendengarannya. Pikirannya saat ini hanya tertuju untuk menyelamatkan Hyung kesayangannya ini.

Lay mengarahkan tangannya kearah Xiumin lalu memejamkan matanya.

"Dengan nama Pohon Kehidupan"

"Tampilkanlah Sosokmu, Perlihatkanlah Wujudmu"

"Terbukalah Wahai Ingatan dan Hati"

SEETTHH

Cahaya berwarna putih kebiruan mencuar dari tubuh Xiumin. Memori-memori ingatan melintas cepat di kepalanya.

'Siapa namamu? Perkenalkan aku Telekinesis.'

'Aiiih, wajahmu itu sangat menggemaskan hyung. Aku merasa kalah terhadapmu.'

'HYUNG! Jangan makan terlalu banyak!'

'Mianhe hyung, Kami berdua berjanji tidak akan mengulanginya lagi.'

'FROST! APA YANG KAU LAKUKAN PADA KOLAMKU!'

'Aku berjanji kita akan selalu bersama apapun yang terjadi.'

Cahaya itu makin bersinar, membuat yang ada disekitarnya memejamkan mata. Hingga akhirnya cahaya itu meledak menghancurkan jurus milik Shù lǎn lalu menghilang.

"Tidak mungkin jurusku-" Shù lǎn menatap tidak percaya.

Menyadari telah hancurnya jurus milik Shù lǎn, Luhan dan Suho segera bangkit dan kembali menyerang Shù lǎn.

"Air pengikat." Teriak Suho.

Gumpalan air mulai membenamkan tangan dan kaki Shù lǎn, membuatnya tidak dapat bergerak.

"HIAAAA!" Luhan kembali menarik pohon dan benda yang ada disekelilingnya menggunakan kemampuan telekinesisnya. Melemparnya pada Shù lǎn.

"Uhhhkkk-" Shù lǎn mulai terlihat berantakkan. Luka mulai memenuhi tubuhnya. Jubah hitamnya bahkan tercabik-cabik.

"Sial!" Geram Shù lǎn lalu mengangkat tangannya keatas. "Kubunuh kalian semua!"

"Gerbang ketiga, Pengikat da-"

"Penjara Es!"

SRAAAGH HUUSSHH

Dalam sekejap Shù lǎn telah terkurung dalam sebuah penjara yang terbuat dari es. Suho dan Luhan menoleh kebelakang.

"Xiumin/Hyung!" Teriak keduanya.

"Tidak akan kubiarkan kau menyakiti teman-temanku lagi." Xiumin menatap tajam Shù lǎn.

"Sial- kalau begini-" Shù lǎn mulai memposisikan tubuhnya.

'Shù lǎn kembalilah.'

DEG

Shù lǎn membulatkan matanya begitu mendengar sebuah suara di dalam kepalanya. Suara yang cukup dikenalnya.

'Ra-raido'

'Sekarang mundurlah. Kau tidak akan sanggup melawan mereka dengan kondisimu saat ini' Perintah suara itu.

'Baiklah kalau begitu'.

Shù lǎn menghela nafasnya, ekspresi wajahnya kembali seperti sebelumnya, wajah malas. Shù lǎn menatap semua lawannya, menatapnya dengan tatapan malas.

"Kita akhir saja permainan ini." Ucap Shù lǎn. "Kali ini kalian menang. Tapi lain kali tidak akan." Perlahan-lahan tubuh Shù lǎn mulai menghilang.

"Tak akan kubiarkan kau lari!"

Xiumin menjulurkan tangannya. "Tertidurlah di atas surga beku!"

SREGGH

Xiumin terlambat. Shù lǎn telah menghilang dari hadapan mereka.

"Sial dia kabur." Luhan menatap kesal tempat dimana Shù lǎn menghilang.

"Lay!" Suho berlari mendekati Lay yang terbaring tak sadarkan diri.

"AH! Lay!"

Xiumin segera menghampiri Lay lalu memindahkan kepala Lay kepangkuannya. Dia mengguncang-guncang sedikit tubuh Lay, berharap mendapatkan respon.

"Lay bertahanlah!" Seru Suho yang tengah menatap khawatir.

"Hyung bagaimana?" Tanya Suho pada Luhan yang tengah memeriksa Lay.

"Tenanglah, dia hanya pingsan." Jawab Luhan.

Suho menghela nafasnya lega, dia sempat berfikir bahwa dia akan kehilangan Lay. Xiumin memeluk tubuh lemas Lay. Mulutnya terus menggumamkan kata 'syukur', 'terima kasih', dan 'maaf'.

"Lebih baik sekarang kita kembali kerumah. Terlalu berbahaya berlama-lama disini dengan kondisi tubuh kita saat ini." Suho berdiri dari tempatnya lalu mengangkat tubuh Lay ala Bridal style.

Luhan mengangguk setuju lalu berdiri menyusul Suho.

Luhan menjulurkan tangannya pada Xiumin. "Ikutlah bersama kami…. Xiumin." Luhan tersenyum hangat.

Xiumin mengusap bekas air matanyanya lalu membalas uluran tangan Luhan. "Gomawo."

"Akhirnya, bertambah juga satu pemilik kekuatan lainnya."


.

The power of 12 element (EXO)

.


.

-5 day's later.-

"Hyung kau tau dimana earphone putihku?"

"Ada diatas meja makan Lay…. Kau meninggalkannya disana tadi."

"Ah iya! Gomawo hyung."

"Hyung kau tau dimana sepatuku?"

"Ada dibawah kursi."

"Ah iya… Gomawo hyung…"

Sruuulp

Suho duduk dengan santai dimeja makan. Menikmati minumannya ditemani sepotong roti sembari memperhatikan kegiatan pagi Lay yang luar biasa gaduh. Padahal masih pagi, tapi sudah seramai ini. Ya, ditambah satu penghuni baru dirumah Lay membuat rumah ini makin ramai. Siapa lagi kalau bukan Xiumin.

Sejak kejadian itu akhirnya ingatan Xiumin sebagai salah satu dari pemilik kekuatan telah kembali. Dan sekarang Xiumin sudah dapat mengontrol kekuatannya. Karena mulai sekarang Xiumin akan tinggal disini, tidak boleh ada rahasia diantara mereka dan itu membuat Luhan dan Suho akhirnya menceritakan semua yang mereka ketahui dan alami. Meskipun mereka harus kena ceramah Xiumin karena telah membohongi Xiumin waktu dulu.

"Suho~ ayo kita berangkat… kelas pagiku sebentar lagi akan mulai…" Lay menarik manja lengan baju Suho membuat Luhan hampir muntah melihatnya.

"Sudah tidak ada yang ketinggalan lagi?" Tanya Suho.

Lay kembali memeriksa tasnya. "Ani…"

Suho berdiri dari kursinya lalu mengambil tasnya. "Kajja.. kita berangkat."

Suho berjalan menuju pintu diikuti Lay. "Hyung kami berangkat!" Lay berteriak lalu menutup pintu dengan cepat.

"Aigoo… bocah satu itu." Luhan menatap miris pintu yang dibanting oleh Lay.

"Apakah memang setiap pagi Lay segaduh ini?" Xiumin menaruh piring berisi 2 potong roti di meja lalu duduk disamping Luhan.

"Emm… Mungkin? Tapi tidak segaduh ini." Luhan mengambil sepotong roti lagi.

Xiumin menatap malas Luhan. "Kau ini-"

"Kau akan terbiasa nantinya Minnie." Sela Luhan.

BRAK

Pintu kembali terbuka kasar membuat Luhan menyemburkan makanannya. Beruntung Xiumin duduk disamping Luhan, bukan di depan Luhan. Bisa-bisa wajahnya menjadi korban makanan Luhan.

"YA! Siapa yang-"

"Mianhe hyung, Handphoneku tertinggal." Lay berlari menuju meja makan mengambil Handphonenya, lalu berlari kembali keluar.

"Pay, pay hyung." Lambai Lay diikuti pintu tertutup.

Xiumin dan Luhan terbengong akan kejadian barusan. Tak disangka temannya yang satu ini pikunnya melebihi Maximal.

'Dasar pikun.' Batin keduannya.

.


.

"Lay, sepertinya hari ini aku tidak bisa mengantarmu dan Xiumin hyung untuk membeli buku?" Ucap Suho sedikit keras karena sekarang mereka sedang berada dikantin.

Lay mengerjapkan matanya bingung. "Maksudmu?"

"Tadi dongsaengku menelpon dan bilang ada sesuatu yang ingin dibicarakannya. Jadi hari ini aku harus bertemu dengannya." Jelas Suho.

"Ya sudah kalau begitu." Lay menyeruput minumannya.

"Kalau kau mau, bawa saja mobilku. Kau punya SIM kan? Biar nanti aku pulang naik Bus, atau mungkin diantar oleh bocah tan itu." Suho menyodorkan kunci mobilnya.

Lay malah mendorong kunci itu kembali pada Suho.

"Tidak perlu… Aku dan Xiumin hyung bisa naik Bus kok. Hitung-hitung sekalian refreshing. Bukan begitu hyung?" Lay menatap Xiumin.

Xiumin mengangguk setuju.

"Tapi-"

"Gwenchana, kami akan baik-baik saja kok." Sela Xiumin di ucapan Suho.

Suho menghela nafasnya berat. Mau tidak mau dia harus setuju akan ucapan Lay dan Xiumin. 2:1 ? Jelas Suho kalah. Beruntung saja Luhan sedang tidak ada disini. Bisa-bisa dia kalah telak. Berterima kasihlah karena hari ini Luhan sedang kerja part time.

"Baiklah kalau begitu… tapi- kalau ada apa-apa segera hubungi aku dan jangan pulang terlalu malam." Ceramah Suho seperti orang tua.

"Arraseo." Jawab keduanya.

.


.

Lay dan Xiumin tengah asik melihat-lihat buku yang tersusun rapih dirak. Lay tengah berada di rak kumpulan komik, mencari komik yang sudah tidak terbungkus. Lumayanlah bisa baca gratis, pikirnya.

Beda Lay, beda lagi Xiumin. Kalau Lay berada di daerah komik, maka Xiumin berada di daerah Novel. Masih sama, mencari novel yang sudah tak tersegel. Mereka pikir ini rumah baca apa. Benar-benar miskin sekali mereka ini. Miris melihatnya.

"Hyung sekarang jam berapa?" Tanya Lay tanpa mengalihkan pandangannya dari komik yang sedang dibacanya.

Xiumin melihat jam tangannya. "Jam delapan Lay."

"Ternyata sudah malam ya… kukira masih jam enam" Lay berjalan mendekati Xiumin.

"Lebih baik kita segera pulang, aku takut kita tidak dapat Bus untuk pulang." Ucap Xiumin lalu meletakan kembali novel yang dibacanya.

"Ya…. ditambah ada yang mulai khawatir berlebihan." Lay menggoyang-goyangkan Handphonenya memperlihatkan 15 panggilan dan 20 pesan dari tag name 'Guardian' kepada Xiumin.

Xiumin terkekeh.

"Berlebihan sekali dia ini." Ucap Xiumin.

Lay mengangguk setuju.

"Kajja lebih baik kita segera membayar. Kalau terus berlama-lama disini kita akan disangka pencuri lagi hyung." Lay tertawa.

.

Lay dan Xiumin akhirnya mulai mengantri untuk membayar, tak beberapa lama datanglah giliran mereka. Mereka berdua menaruh buku mereka di meja kasir, menunggu dihitung.

"Totalnya jadi 12.000 won." Ucap pelayan kasir.

Xiumin mengelurakan uang dari dompetnya lalu menyerahkannya pada pelayan kasir. Lay yang tengah berdiri dibelakang Xiumin tanpa sengaja bertemu pandang dengan pelayan kasir itu.

"Chen/Lay hyung." Ucap mereka bersamaan membuat Xiumin yang berada diantara mereka terkejut.

"Sedang apa kau disini? Kau kerja part time disini?" Tanya Lay beruntun.

"Hyung sediri sedang apa disini?" Chen malah balik bertanya.

Lay sweatdrop. "Kau ini sedang nge-troll ya? Jelas-jelas aku sedang membeli buku. Kau sendiri sedang apa disini?"

"Oh aku hyung?" Chen menunjuk dirinya.

"Bukan, tapi yang ada dibelakangmu." Lay menunjuk kearah belakang Chen.

Chen menoleh kebelakang, namun tidak ada siapa-siapa.

"Hyung menyebalkan."

"Kau sendiri lebih menyebalkan. Makanya kalau ditanya jawabnya yang benar! Sekarang aku tanya, sedang apa kau disini?"

"Aku sedang main hyung… Sama-"

.

"-mesin kasir." Jawab Chen santai.

.

Lay hampir saja melempar Chen dengan buku ensiklopedia yang ada dirak sampingnya kalau saja Xiumin tidak mencegahnya.

"Habis hyung nanyanya aneh-aneh saja sih… Jelas-jelas aku sedang kerja disini." Chen membela dirinya tidak mau disalahkan oleh Lay.

"Kau ini-"

"Ehmm… Mianhe mengganggu acara reuni kalian saat ini, tapi bisakah kalian menghentikan pertengkaran KONYOL INI?" Koar Xiumin yang mulai pusing akibat melihat dan mendengar pertengkaran tidak bermutu ini. Untung saja dibelakang mereka sedang tidak ada yang mengantri, jadi tidak ada terganggu akibat pertengkaran aneh ini –minus Xiumin-.

"Eh… mi-mianhe hyung." Lay membungkuk minta maaf.

"Lay hyung ini siapa?" Tanya Chen yang ternyata sedari tadi memperhatikan Xiumin. Entah mengapa dia tertarik dengan namja berpipi chubby satu ini.

Lay bertepuk, baru sadar. "Oh iya, aku lupa… Xiumin hyung kenalkan, ini Chen temannya Suho. Dan Chen- kenalkan ini Xiumin temanku."

Chen menjulurkan tangannya untuk berjabat. "Kim Jongdae, hyung bisa memanggilku Chen."

Xiumin membalas jabatan tangan Chen.

"Kim Minseok, kau bisa memanggilku Xiumin. Senang berkenalan dengamu Chen…"

Xiumin menyunggingkan senyuman yang membuat Chen hampir saja jantungan. Ini pertama kalinya Chen merasakan jantungnya berdetak cepat, terakhir kali dia merasakaannya saat dia kehilangan dompetnya. Oh, lupakanlah.

Tak berbeda jauh dengan Xiumin yang juga merasakan rasa yang sama. Entah mengapa ada perasaan rindu saat mengenal Chen, seolah-olah dia telah mengenalnya cukup lama.

Xiumin dan Chen melepaskan jabatan mereka akibat itrupsi dari Lay. Membuat Chen kesal dan bersumpah, manusia yang satu ini akan merasakan akibatnya karena telah mengganggu acara romantisnya.

Xiumin segera mengambil bungkus belanjaannya.

"Kalau begitu kami duluan ya Chen." Xiumin kembali tersenyum manis lalu melambaikan tangannya.

"I-iya hyung… hati-hati dijalan…" Ucap Chen terbata-bata dengan wajah berbunga-bunga.

Xiumin segera berjalan pergi dari tempat kasir diikuti Lay dibelakangnya.

"Pay, pay Jongdae!" Lay melambaikan tangannya.

Chen membalas lambaiannya. "Hati-hati kuda Hyung!"

Dan sedetik kemudian sebuah buku mendarat tepat diwajah Chen.

.


.

Lay Home's

"Haaahhhh…."

Lay menghebuskan nafasnya berat. Sudah tiga puluh menit dia seperti ini. Wajahnya terlihat kesal dengan kedua alisnya yang menyatu. Lay duduk disofa dengan kedua tangan terlipat didada. Dibelakangnya, Xiumin tengah memperhatikan empat namja yang ada dihadapan Lay. Empat namja yang kapan saja siap untuk diintrogasi oleh Lay.

Terlihat dua namja duduk disofa, sedangkan dua lainnya berdiri dibelakang mereka. Xiumin sangat kenal dua namja yang duduk itu, sedangkan dua lainnya tidak. Xiumin melihat wajah Lay yang sekarang sedang menunggu sebuah penjelasan.

"Jadi-….. ada yang bisa jelaskan- apa yang sebenarnya sedang terjadi disini?"

Lay menatap tajam dua namja yang tengah duduk dihadapannya. Keduanya mengepalkan tangan dipangkuan mereka. Raut wajah mereka terlihat ketakutan. Seolah sebentar lagi akan ada dewa kematian yang siap membawa mereka.

"-Suho/Luhan hyung?" Seru Lay membuat Suho dan Luhan tersenyum kikuk seketika.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

.

Yap…

Sebelumnya saya minta maaf karena telat banget update chap ini dan maaf klu di chap ini pendek… Otak saya benar-benar sedang tidak ada ide.. udah paling mentok ini teh… Bahkan saya sempat berpikir untuk hiatus saja… haaahh..

Laibel lagi galau habis-habisan bulan ini….

Mendengar berita Kris bakalan hengkang, membuat otak saya blank seketika… dalam hitungan detik musnah sudah ide-ide yang ada di otak.

Gimana engga? Lagi asik-asik mau nulis chap ini, eh ada berita kaya gitu… Ya ALLAH… berasa kesamber gledek di siang bolong… Ga seru banget.. Klu EXO tanpa Kris tuh udah kaya sop ayam ga pake ayam, Ga asik… nanti ga ada tuan galaxy lagi, ga ada tuan absurd lagi, apalagi Kris belum sama skali belum muncul d ff ini… Kasian kan dia? Miris bgt… Gegara berita ini yang membuat saya galau, pesanan desain jadi menumpuk diagenda saya, Tumblr fanart jadi tak ter-urus dan ff ini hampir saja terabaikan...

Bahkan di otak saya muncul beberapa pertanyaan..

-Kalau Kris beneran keluar apakah Kris bakal tetap d muncul di FF ini atau engga?

-Kalau engga nanti Tao ga ada pasangannya?

-Lah terus mereka bakal cuma bersebelas atuh?

-Nanti ceritanya ga seru donk?!

-Apakah lebih baik saya Hiatuskan saja FF ini?

Nah, itu hanya segelintir pertanyaan yang ada diotak saya, dan itu membuat saya makin bingung. Namun, berterima kasihlah karena kemarin adalah ulang tahun abang Suho dan-

LAY MENGUPDATE IG'NYA DENGAN PHOTO SELCA MEREKA BERDUA! OH GOD!

Photo mereka telah berhasil membangkitkan sedikit semangat untuk saya dan juga berkat review para reader's yang membuat saya semangat…

Thank's to YunJaeee Shipper, ulaila19, blackwhite1214, Park Jong Hyun - ChanBaek, Rei Fujoshi Official Couple, SlytherSoul d'Malfoy, Brigitta Bukan Brigittiw, Baby kaisoo, xelo, Juniel Is A Vampire Hybrid, babyxing, krispandataozi, Leelys Chie Cassiopeia, unicorn ajol, dan chichan.

Dan reader's lainnya….

Apapun keputusan Kris nanti- kita hanya dapat berharap yang terbaik… :')

EXO tetaplah EXO... #STRONGEXO

#Maafkebanyakancurhat #biarin #namanyajugagalau #lagistress #abaikan

Laibel bakal seneng banget kalau ada yang ngasih keritik dan saran buat FF ini... :D
Jadi jangan bosen-bosen ya...

. . .

Salam cantik paling manis dari Laibel
XD