PART TWO

Kyuhyun meminum segelas susu yang diberikan Siwon untuknya. Seperti pagi-pagi sebelumnya selama Sembilan bulan belakangan. Kyuhyun sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai bawahan Siwon sejak lima bulan lalu dan menyerahkan tugas itu kepada Changmin, sahabat dekatnya. Semua itu atas usul Siwon tentunya. Ia ingin Kyuhyun berhenti dari pekerjaannya dan menjaga kesehatannya di rumah. Menjadi seorang pasangan hidup yang sempurna bagi Siwon. Siwon tidak ingin jika nanti Kyuhyun telah melahirkan, Kyuhyun tetap bekerja dan membahayakan hidupnya. Cukup Siwon saja yang bekerja. Lagipula gaji Siwon sudah berjumlah fantastis.

"Bagaimana keadaan kantor, hyung? Bagaimana kerja Changmin untukmu?"

Siwon mengusap bibirnya dengan lap makan setelah menghabiskan sarapan paginya dengan Kyuhyun dimeja makan kemudian menatap Kyuhyun, "Semuanya berjalan baik dan Changmin... Well, kuakui kerjanya cukup membuatku terkesan. Mungkin aku mulai bisa menerimanya sebagai sahabatmu saat ini."

Kyuhyun tertawa kecil, "Saat mengikuti seleksi, dia tepat berada dibawahku dengan selisih nilai hanya satu. Dan aku bahagia dia bisa menerima keadaanku yang seperti ini."

"Bagaimana tidak menerima? Pada kenyataannya dia juga memiliki hubungan seperti kita dengan kepala divisi narkoba itu, Jung Yunho."

Kyuhyun bergumam kecil sambil beranjak dari kursinya dan membersihkan piring kotor dimeja makan. Siwon melirik jam tangan ditangan kirinya dan kembali menatap Kyuhyun yang sedang mencuci piring. Menghampiri laki-lakinya itu dan menaruh dagunya dipundak Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum kecil sambil menggeleng menghadapi tingkah suaminya yang sedikit lebih manja dari biasanya.

Siwon melingkarkan lengannya dipinggang Kyuhyun dan membelai perut Kyuhyun yang kini sudah lebih besar. Siwon tersenyum tulus dan mencium pipi Kyuhyun lembut.

"Sebentar lagi bayi kita akan lahir, aku tidak sabar menunggu mereka hadir bersama kita, Kyu."

Kyuhyun mencuci tangannya setelah menata piring yang telah bersih kemudian menyentuh lengan Siwon diperutnya, "Aku juga. Mereka pasti akan sangat tampan dan cantik. Sepertimu."

Dan benar, bayi mereka kembar laki-laki dan perempuan.

Siwon menarik tubuh Kyuhyun untuk bersandar didadanya, "Aku lebih suka jika mereka mirip sepertimu. Jadi akan ada tiga Kyuhyun dalam hidupku."

Kyuhyun tertawa kecil sambil membalik tubuhnya menghadap Siwon. Menyandarkan punggungnya kepada meja dibelakang tubuhnya. Tangan Kyuhyun membelai wajah tegas Siwon. Ada guratan lelah disana. Namun wajah itu tetap terlihat sempurna untuk Kyuhyun. Selalu. Selama sembilan bulan belakangan, Siwon berubah total. Siwon yang dulu masih cukup dingin dan tak acuh, kini telah berubah menjadi seseorang yang berbeda untuk Kyuhyun. Kini Siwon tidak lagi ragu untuk bertanya, menjawab, atau berpendapat ketika berbicara dengan Kyuhyun. Siwon yang sekarang jauh lebih baik. Siwon mulai melempar canda dan beberapa pujian untuk Kyuhyun yang mampu membuat Kyuhyun selalu merona. Mengucapkan kata cinta dengan mudah dan selalu tersenyum ketika mengucapkannya. Walaupun pada kenyataannya Siwon hanya bersikap seperti itu kepada Kyuhyun. Namun justru Kyuhyun menyukai hal itu. Bukankah itu berarti memang hanya Kyuhyun yang istimewa bagi Siwon?

"Kau banyak berubah, hyung..."

Siwon tersenyum simpul, "Bukan begitu. Aku hanya ingin mengimbangimu. Aku hanya melakukan apa yang selalu kau lakukan untukku selama ini. Lagipula, merubahku untukmu bukanlah suatu hal yang sulit bagiku."

Kyuhyun membalas senyuman Siwon. Mengusapkan ibu jarinya kepada bibir bawah Siwon yang masih tersenyum. Kyuhyun memiringkan wajahnya dan menutup matanya. Menempelkan bibirnya dengan bibir Siwon yang begitu Kyuhyun puja. Siwon masih tersenyum dalam ciuman itu, kemudian menutup matanya untuk menikmati ciuman Kyuhyun kali ini.

Kyuhyun menarik diri dari ciuman singkat itu dan kembali menatap Siwon, "Aku mencintaimu, hyung..."

Siwon menarik tangan kiri Kyuhyun dan mencium jari tangan tersebut tepat diatas jari manis Kyuhyun, tepat dimana cincin pernikahan mereka tersemat. "Aku juga mencintaimu, sayang. Sekarang kita pergi ke dokter okay..."

.

.

.

"Bagaimana keadaan bayinya?"

Kim Yongsuk itu tersenyum lebar. Menampilkan kerut wajahnya yang semakin kentara menandakan usianya yang tak lagi muda.

"Semuanya baik-baik saja. Aku akan menyiapkan semuanya disaat Kyuhyun-ssi akan melahirkan. Kalian tidak perlu khawatir."

Kyuhyun menatap sang dokter dengan sedikit ragu, "Bagaimana aku bisa mengetahuinya? Maksudku, ketika aku akan melahirkan."

"Beberapa kasus sebelumnya mengalami kontraksi sama seperti wanita. Namun karena tidak ada vagina, jadi hanya akan mengalami kontraksi tanpa ada air ketuban yang pecah."

Alis Siwon bertaut, "Kontraksi? Bagaimana ciri-cirinya?"

Kim Yongsuk itu menatap Siwon, "Singkatnya, Kyuhyun-ssi akan merasakan sakit perut yang luar biasa."

Keadaan menjadi hening sejenak. Siwon menggigit bibir bawahnya. "Jadi apa yang harus aku lakukan?"

Laki-laki paruh baya itu menepuk pundak Siwon, "Kau bisa ambil cuti. Perkiraanku, bayi kalian akan lahir pada tanggal dua puluh tiga bulan Oktober ini. Kau bisa mengatur jadwalmu, bukan?"

Kyuhyun tampak sedikit tidak setuju. Kyuhyun tahu suaminya itu gila kerja, jadi mana mungkin Siwon mengambil cuti. "Aku bisa kesini send-"

"Tentu saja. Aku akan mengambil cuti beberapa hari sebelumnya."

Kyuhyun menggigit bibir bawahnya. Mungkin setelah ini Siwon akan melembur semua pekerjaannya agar bisa mengambil cuti. Kyuhyun tidak suka itu. Tapi disisi lain, tak dapat Kyuhyun pungkiri bahwa ada rasa bahagia yang membuncah dihatinya ketika Siwon mau mengambil keputusan itu. Apakah seperti ini rasanya dicintai? Kyuhyun benar-benar tidak mau rasa itu hilang.

.

.

.

Kyuhyun menatap Siwon yang menyalakan mesin mobilnya. Kyuhyun benar-benar bersembunyi dari publik. Bahkan selama sembilan bulan belakangan, Siwon-lah yang membeli semua kebutuhan pokok mereka. Kyuhyun merasa sangat bersalah akan hal itu. Kyuhyun tersenyum miris membayangkan betapa lelahnya Siwon selama ini. Siwon bekerja di kantor pagi hari hingga malam. Pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan keduanya. Terutama Kyuhyun. Siwon yang biasanya terbangun tengah malam karena Kyuhyun yang tiba-tiba merasakan perutnya seperti ditendang. Siwon yang setiap pagi membuatkan Kyuhyun segelas susu. Dan jika Kyuhyun sedang lemas, Siwon juga yang memasak dan membersihkan rumah. Siwon hanya tersenyum ketika Kyuhyun menanyakan apakah Siwon baik-baik saja. Seharusnya Kyuhyun tahu betapa lelahnya Siwon.

Demi Tuhan, Kyuhyun benar-benar ingin menangis sekarang.

"...hyun. Kyuhyun... Hey!" Siwon menepuk pipi Kyuhyun menyadarkan Kyuhyun dari lamunannya.

Kyuhyun menatap Siwon seketika. Namun segera mengutuk dirinya ketika setetes air mata yang bahkan Kyuhyun tidak tahu adanya, menetes dari matanya.

"Hei, kenapa menangis hmm? Apa yang kau pikirkan? Ada sesuatu yang salah?" Siwon mengusap kepala Kyuhyun kemudian menghapus air mata Kyuhyun.

Kyuhyun menggeleng keras. Menarik leher Siwon dan menangis dalam pelukan Siwon. Siwon yang masih bingung hanya bisa mengusap punggung Kyuhyun lembut. Memberikan rasa tenang untuk suaminya itu. Membiarkan Kyuhyun menangis sepuasnya. Siwon tidak ingin bertanya. Tidak jika nantinya jawaban Kyuhyun akan membuat Kyuhyun semakin sedih.

Kyuhyun mendongak menatap mata Siwon setelah berhasil meredakan tangisannya. Siwon tersenyum lembut. Siwon selalu tersenyum seperti itu. Kyuhyun menyentuh wajah Siwon, "Ap-apa... hyung.. hiks... bahagia? Hiks... Denganku?"

Kini Siwon mengerutkan alisnya, "Apa yang kau bicarakan? Dan apa yang kau pikirkan, sayang? Tentu saja aku bahagia denganmu. Dan apapun yang kau khawatirkan saat ini, percayalah bahwa itu tidak benar."

"Maafkan aku..."

Siwon semakin bingung, "Maaf? Untuk apa?"

Kyuhyun menatap ragu pada sosok tampan dihadapannya, "Jangan katakan bahwa kau tidak lelah menghadapiku, hyung! Aku tahu kau pasti sangat lelah saat ini. Dan keputusanmu untuk mengambil cuti justru akan membuatmu semakin lelah. Aku... aku tidak bisa berbuat apa-apa. Maafkan aku..."

Siwon menggenggam tangan Kyuhyun diwajahnya, "Kau meracau, sayang. Apa maksudmu? Kau benar-benar membuatku bingung."

Kyuhyun mengambil nafasnya dalam. Ia merasa bodoh dihadapan Siwon. Bukan seperti ini seharusnya Kyuhyun menyampaikan semuanya. Kyuhyun tersenyum simpul dan menghapus jejak air matanya. "Aku ingin pulang. Secepatnya."

.

.

.

Siwon mengusap kepala Kyuhyun lembut. Membiarkan Kyuhyun menenggelamkan kepalanya didada bidang Siwon. Keduanya tahu bahwa keheningan mereka terasa begitu ambigu.

"Hyung..." Kyuhyun akhirnya memecahkan keheningan mereka berdua.

"Ya, sayang?"

"Mengenai kejadian pagi ini..."

"Sshh... It's okay, babe. Aku mengerti maksudmu."

Kyuhyun mendongak, "Benarkah?"

Siwon mencium dahi Kyuhyun lembut, "Ya. Kau pasti sedang berpikir hal bodoh saat ini. Kau pasti sedang mengira bahwa aku sedang memaksakan diri bukan? Aku yang lelah. Aku yang tidak pernah mengeluh. Aku yang selalu berkata baik-baik saja. Itukah yang kau pikirkan?"

Kyuhyun menyembunyikan kepalanya didada bidang Siwon dan mengangguk.

'Damn! I must be getting old!' batin Siwon tak kuasa melihat tingkah Kyuhyun yang begitu menggemaskan.

Siwon menarik diri dari pelukan mereka dan memaksa Kyuhyun untuk menatapnya, "Listen to me, babe..."

Menghela sejenak kemudian melanjutkan kalimatnya, "Aku memang lelah. Sangat lelah. Aku akan berbohong padamu jika aku mengatakan bahwa aku tidak lelah. Tapi tidak. Aku bukan lelah karenamu. Kita berdua tahu itu. Dan aku baik-baik saja. Aku mungkin lelah, tapi aku benar-benar baik-baik saja. Aku melakukan semuanya karena aku mencintaimu. Jika kau pernah berpikir bahwa aku memaksakan diri. Jawabannya tidak. Aku sudah terbiasa seperti ini. Kau adalah kebiasaanku."

Kyuhyun mengerjapkan matanya beberapa kali.

Siwon tersenyum tulus, "Kau ingin tahu kenapa aku menyebutmu sebagai kebiasaanku?"

Kyuhyun mengangguk ragu.

Senyuman Siwon melebar, "Kau adalah kebiasaanku, karena kau adalah sesuatu yang aku tidak bisa hidup tanpamu. Karena kau adalah seseorang yang menjadi kebiasaanku untuk memberikan senyum, kebahagiaan, canda, tawa, dan cinta. Dan jika kau bertanya hal apa yang paling aku inginkan di dunia ini? Maka jawabannya hanya satu. Namanya Cho Kyuhyun. Bahkan aku lebih menginginkan hal bernama Cho Kyuhyun itu daripada semuanya. Termasuk pekerjaanku. Apapun. Apapun jika dibandingkan Cho Kyuhyun, apapun itu, bagiku benar-benar tidak ada artinya. Kau tahu itu?"

Kyuhyun tersenyum lemah, "Hyung..."

"Jadi jangan pernah berpikir bodoh seperti itu lagi, sayang. Aku mohon. Jangan pernah berpikir bahwa kau adalah beban untukku. Karena jika kau berpikir seperti itu lagi, aku mungkin akan sangat marah. Bukan kepadamu. Tapi justru kepada diriku sendiri. Kau tahu itu?"

Kyuhyun mengangguk, "Maafkan aku telah berpikir seperti itu. Apa aku terlihat bodoh?"

Siwon mengusap kepala Kyuhyun lembut, "Tentu saja tidak. Itu membuatmu terlihat manusiawi."

"Hyung... May I kiss you?"

Siwon tersenyum merasakan ibu jari Kyuhyun mengusap sudut bibirnya. Meraih tangan itu dan menggenggamnya. Siwon mendekatkan wajahnya dengan Kyuhyun. Memejamkan matanya ketika bibirnya bertemu dengan bibir lembut Kyuhyun. Siwon membuka bibirnya ketika merasakan lidah Kyuhyun menyentuh bibir bawahnya. Kyuhyun melingkarkan salah satu lengannya dileher Siwon dan meremas tengkuk belakang Siwon ketika Siwon membalas tautan lidahnya. Kyuhyun melenguh ketika Siwon mulai mendominasi ciuman mereka. Kyuhyun merindukan sensasi lain yang biasa hadir diantara mereka ketika ciuman mereka semakin panas dan bergairah. Kyuhyun benar-benar merindukan sentuhan Siwon. Jadi Kyuhyun beranjak dari posisinya dan duduk diatas tubuh Siwon tanpa melepaskan ciuman mereka.

Kyuhyun membuka kancing kemeja Siwon satu persatu. Siwon yang awalnya terbuai oleh ciuman Kyuhyun kini sadar sepenuhnya akan apa yang Kyuhyun lakukan. Siwon menghentikan aksi Kyuhyun dan mengakhiri ciuman mereka.

"Apa yang kau lakukan?"

"I miss you..."

Siwon menghela, "Kyu..."

"Aku mohon hyung... Sekali ini saja. Untuk malam ini saja. Aku mohon. Aku benar-benar merindukanmu."

"Kau sedang hamil. Aku takut jika kita melakukannya, itu akan membahayakanmu dan bayi kita."

"Bagaimana dengan membiarkanmu bermasturbasi setiap hari? Jangan kau pikir aku tidak tahu. Setiap malam ketika aku sudah tertidur kau akan ke kamar mandi dan menyelesaikan semuanya sendiri. Apa kau pikir itu baik untuk kesehatanmu? Kau hanya perlu memintaku membantumu menyelesaikannya dan kau tidak perlu merasakan tegang setiap hari."

Siwon cukup kaget mendengar Kyuhyun mengetahui bahwa dirinya selalu bermasturbasi sejak usia kehamilan Kyuhyun menginjak usia lima bulan. Siwon benar-benar menyedihkan. Tapi kenyataan Kyuhyun yang sedang hamil dan dirinya yang tidak bisa menyentuh suaminya itu benar-benar membuat Siwon mengalami depresi seksual yang berlebihan.

Kyuhyun beranjak dari tubuh Siwon yang kini tidur dengan membelakangi Siwon membuat Siwon tersadar dari lamunannya. Siwon menghela. Sekali lagi Siwon membuat orang yang dicintainya itu bersedih. Siwon benar-benar ingin menembak kepalanya sendiri saat ini.

Siwon memeluk tubuh Kyuhyun dari belakang. Menarik tubuh itu lebih erat.

"Maafkan aku, sayang. Apa aku mengecewakanmu lagi kali ini?"

Kyuhyun menggeleng pelan, "Aku... aku hanya merasa tidak berguna saat ini."

Siwon terdiam sejenak. Berpikir akan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

"Kau benar-benar ingin melakukannya?"

Tubuh Kyuhyun bergetar mendengar pertanyaan itu. Siwon bisa merasakannya. Kyuhyun mengangguk pelan. Siwon tahu pasti saat ini wajah Kyuhyun sedang memerah.

"Baiklah. Kita akan melakukannya."

Siwon mencegah tubuh Kyuhyun yang akan menghadapnya sesaat, "Tapi dengan caraku."

Siwon beranjak dari posisinya dan melepaskan semua pakaiannya. Kyuhyun menatap Siwon yang berjalan kearahnya dengan telanjang bulat. Kyuhyun merona melihat tubuh Siwon. Tubuh itu tidak pernah berubah. Masih begitu sempurna.

Siwon mengulurkan tangannya kepada Kyuhyun. Kyuhyun meraih tangan itu dengan malu-malu. Siwon mendekatkan tubuh Kyuhyun dan melepaskan semua pakaian Kyuhyun. Kyuhyun hanya menuruti semua perlakuan Siwon. Tidak mungkin Siwon menyakitinya.

Setelah melepas semua pakaian Kyuhyun, Siwon berbaring di atas ranjang mereka dan menyuruh Kyuhyun untuk menduduki perutnya.

"Jangan biarkan aku menindihmu... Ketika aku mulai bermain kasar, kau harus memberitahuku. Dan jika aku tidak mendengarmu, kau boleh menendangku. Kau mengerti?"

Kyuhyun tersenyum tipis dan mengangguk. Suaminya... Siwon, laki-laki ini benar-benar membuat Kyuhyun terdiam. Perhatian yang diberikan Siwon, Kyuhyun benar-benar bisa mati bahagia karenanya.

Siwon mendudukkan dirinya dengan Kyuhyun yang ada dipangkuannya. Kini mereka saling berhadapan dengan tubuh Siwon diantara kedua kaki Kyuhyun. Siwon mencium Kyuhyun lembut dan melingkarkan lengan Kyuhyun dilehernya. Kyuhyun melenguh ketika Siwon dengan sengaja menggesekkan kejantanan mereka berdua.

Kyuhyun meremas tengkuk belakang Siwon ketika Siwon menghentikan ciumannya dan menggantinya dengan jilatan dipundak Kyuhyun. Memberikan bekas cinta yang tidak akan hilang untuk beberapa hari ke depan. Siwon merebahkan tubuh Kyuhyun perlahan di atas ranjang mereka. Siwon memindahkan ciumannya ke salah satu puting Kyuhyun dan melumatnya pelan membuat Kyuhyun menjambak rambut Siwon pelan. Menghisap tonjolan itu dan merasakan sesuatu mengalir keluar. Siwon menatap Kyuhyun sejenak.

"Apa ini sakit? Air susumu kembali keluar, Kyu."

Kyuhyun yang sudah terengah menatap Siwon, "Aku rasa jika kau terus menghisapnya, rasa sakitnya akan hilang, Hyung."

Siwon mengangkat tubuh Kyuhyun singkat untuk memakaikan kondom pada kejantanannya. Melumuri jarinya dengan pelumas yang Kyuhyun berikan dan kembali mendusukkan tubuh Kyuhyun dipangkuannya.

"Hyu—"

Ucapan Kyuhyun terhenti ketika Siwon kembali menciumnya. Kyuhyun merasakan jari Siwon menggoda lubangnya. Kyuhyun menurunkan salah satu tangannya untuk mengocok kejantanannya dan Siwon bersama membuat benda itu menegang sempurna. Ciuman mereka begitu basah. Kyuhyun melenguh ketika merasakan jari pertama Siwon memasuki lubangnya.

Siwon mengakhiri ciuman mereka dan Kyuhyun menaruh kepalanya dipundak Siwon.

"Kau benar-benar sempit, Kyu. Bahkan ku rasa lebih sempit ketika pertama aku memasukimu."

Kyuhyun tersenyum lemah merasakan jari Siwon bergerak di dalam lubangnya, "Apa itu hal baik atau buruk?"

Siwon dengan sengaja menyentuh prostat Kyuhyun yang Siwon sangat hafal letaknya membuat Kyuhyun berteriak. Siwon menggigit seduktif daun telinga Kyuhyun.

"Setidaknya aku masih hafal letak titik terdalammu. Aku tidak bisa membayangkan rasanya jika kejantananku berada dilubangmu, Kyu."

Siwon menambahkan jari kedua dan ketiga secara bersamaan dilubang Kyuhyun membuat Kyuhyun menarik leher Siwon untuk memeluknya. Kyuhyun meremas rambut Siwon kasar. Siwon menyentuh prostat Kyuhyun lagi. Kali ini lebih keras dan berulang.

"NGGHHH! Ah... Hyung... I.. miss you. I need you. Now Hyung... Please..."

Siwon mengeluarkan ketiga jarinya, membuat Kyuhyun merasa kosong. Siwon mengangkat tubuh Kyuhyun dan memosisikan kejantanannya di depan lubang Kyuhyun. Siwon menurunkan tubuh Kyuhyun perlahan sambil mengamati wajah Kyuhyun jika saja wajah itu menunjukkan raut kesakitan.

Kyuhyun tersenyum lemah menatap Siwon. Meyakinkan Siwon bahwa ia baik-baik saja. Kyuhyun meraih wajah Siwon dengan tangannya dan mencium Siwon untuk yang kesekian kalinya malam itu. Siwon benar-benar dibuat gila ketika kejantannya memasuki lubang sempit Kyuhyun sepenuhnya.

Siwon mendorong tubuh Kyuhyun untuk berbaring di ranjang dengan lembut tanpa melepaskan ciuman mereka. Siwon menarik diri dari ciuman mereka dan menatap Kyuhyun.

"Bisakah aku bergerak sekarang?"

Kyuhyun mengangguk. Siwon tersenyum tulus, "Aku mencintaimu, Sayang."

Siwon mengeluarkan kejantanannya perlahan membuat Kyuhyun mendesah. Menyisakan kepala kejantanannya, Siwon kembali memasukkan kejantanannya dan menumbuk tepat diprostat Kyuhyun membuat Kyuhyun kembali berteriak.

"Disana Siwon! Lagi!"

Siwon tersenyum puas. Ia tidak akan pernah salah. Menghujam Kyuhyun dengan cukup keras membuat tubuh mereka tersentak dalam gairah cinta. Kyuhyun mengusap keringat didahi Siwon. Menatap wajah suaminya yang sedang terpejam menahan nikmat di atasnya. Kyuhyun bahagia. Sangat bahagia.

Siwon menatap Kyuhyun di bawahnya yang memandangnya dengan penuh cinta. Memperlambat temponya dan mencium Kyuhyun dengan penuh cinta. Siwon sangat mencintai laki-laki ini. Sangat. Tangan Siwon bergerak meraih kejantanan Kyuhyun dan mengocoknya pelan.

"Ngghh... Siwonhh..."

Kyuhyun membantu Siwon mengocok kejantanannya.

"Kau begitu indah, Kyuhyun."

Siwon sengaja mempercepat tumbukannya pada lubang Kyuhyun. Kali ini jauh lebih cepat dan keras karena Siwon tahu, keduanya tidak akan bertahan lebih lama. Kyuhyun mendesah tepat di samping telinga Siwon ketika ia memeluk leher Siwon. Membuat Siwon semakin gila dan terdorong pada puncaknya. Kocokan Siwon pada kejantanan Kyuhyun juga semakin cepat.

"Si... Won..."

"Bersama, Kyu..."

Kyuhyun mempererat pelukannya pada leher Siwon ketika tusukkan Siwon semakin brutal.

"SIWON!"

Kyuhyun memuntahkan cairannya ditangan Siwon dan beberapa tusukan terakhir mendorong Siwon pada puncak orgasmenya dengan meneriakkan nama Kyuhyun.

Keduanya terengah pasca orgasmenya. Siwon memejamkan matanya erat hingga cairannya benar-benar berhenti mengalir. Sudah lama ia tidak merasakan orgasme yang begitu dahsyat. Dan hal itu benar-benar membuatnya kualahan. Siwon melepas kondomnya dan membuangnya ke tempat sampah.

Siwon kembali ke tempat tidur mereka menemukan Kyuhyun berusaha berdiri menghampirinya. Siwon mengangkat tubuh Kyuhyun ala pengantin dan menggendongnya ke kamar mandi. Mendudukkan tubuh Kyuhyun ditepi bath up kemudian menyalakan kran air.

"Tunggu disini, aku akan mengganti sprei kita. Jangan bergerak karena aku tidak mau kau terjatuh okay!"

Kyuhyun tersenyum tipis memandang tubuh Siwon yang kini menjauhinya.

.

.

.

Kyuhyun terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa diperutnya. Kyuhyun meremas tangan Siwon yang berada disampingnya dengan begitu kuat.

"Hy—Hyung.."

Siwon yang merasakan genggaman Kyuhyun segera terbangun dari tidurnya. Menemukan Kyuhyun menggigit bibir bawahnya kuat dan tangan yang lain memegang perutnya. Siwon segera beranjak dari posisinya.

"Ya Tuhan! Kyuhyun... Ada apa, sayang?"

"Bayinya... Sakit!"

"Kau akan melahirkan hari ini, Kyu. Ya Tuhan! Ayo, sayang kita ke rumah sakit sekarang!"

Siwon segera menggendong Kyuhyun ala pengantin dengan tergesa-gesa. Mengambil kunci mobil dan mendudukkan Kyuhyun di kursi samping pengemudi. Siwon berlari memasuki rumah dengan begitu cepat mengambil semua yang ia butuhkan dan kembali memasuki mobil. Siwon dengan begitu cemas meraih ponselnya dan menghubungi sang dokter.

"Kyuhyun akan melahirkan hari ini. Siapkan semuanya, Yongsuk-ssi! Aku sedang dalam perjalanan ke sana."

Siwon mengendarai mobil sport hitamnya dengan kecepatan penuh. Menatap Kyuhyun sejenak yang sedari tadi menahan erangan kesakitan sejenak. Siwon benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk mengurangi rasa sakit Kyuhyun. Pasti sangat sakit. Siwon tahu bahwa Kyuhyun tidak pernah berteriak jika sedang terluka. Bahkan ketika tertembak, Kyuhyun hanya meringis. Jadi rasanya... pasti sangat sakit.

Siwon meraih tangan Kyuhyun dan menggenggamnya erat kemudian menarik Kyuhyun ke dalam pelukannya sambil tetap melihat jalanan. Siwon mencium dahi Kyuhyun yang berkeringat lembut. Meyakinkan Kyuhyun bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Siwonhh... Hnn.."

"Semuanya akan baik-baik saja, Kyu. Percayalah padaku."

"Jangan tinggalkan aku, Siwon!"

Siwon kembali menatap Kyuhyun, "Tidak akan pernah, Kyu. Bertahanlah. Kita akan segera sampai."

.

.

.

Siwon berlari sambil menggendong Kyuhyun memasuki rumah sakit itu seperti orang gila. Berteriak memanggil suster untuk membantunya. Kyuhyun segera dibawa ke ruang operasi yang telah disediakan.

"Anda tidak bisa masuk, Tuan. Ini telah prosedur rumah sakit."

Kyuhyun membeku mendengar kalimat suster itu. Kyuhyun menatap Siwon yang tampak mengerutkan alisnya. Menggenggam tangan Siwon erat. Kyuhyun sangat ketakutan. Ia ingin diteman Siwon saat ini. Siwon menatap Kyuhyun yang cemas. Kemudian kembali menatap suster itu.

"Apa kau gila? Dia akan melahirkan anakku. Dan bagaimana bisa aku membiarkannya berjuang sendirian huh? Persetan dengan prosedur rumah sakit!"

"Anda benar-benar tidak boleh-"

"BIARKAN AKU MASUK! KAU DENGAR ITU? ATAU AKU AKAN MENGHANCURKAN RUMAH SAKIT INI!"

Suster yang tadinya bersikeras terdiam seketika mendengar Siwon berteriak. Kyuhyun juga cukup kaget mendengar teriakan Siwon.

"Biarkan dia masuk! Dia berhak melihat anaknya lahir." Suara itu membuat suasana tidak canggung lagi. Kim Yongsuk.

"Ba-baiklah, tuan. Anda boleh masuk."

Siwon menggenggam erat tangan Kyuhyun selama operasi dilakukan. Obat bius yang diberikan hanya membuat Kyuhyun tidak merasakan sakit. Jadi Kyuhyun masih sadar sepenuhnya. Siwon cukup bergetar menyaksikan adegan dihadapannya. Operasi ini pasti akan meninggalkan bekas jahitan yang cukup lebar. Siwon sudah biasa melihat darah dan pembedahan. Tapi melihat Kyuhyun yang mengalaminya, Siwon tidak pernah membayangkan rasanya. Jika saja Siwon bisa menggantikan Kyuhyun saat ini. Dan Siwon benar-benar bermaksud seperti itu.

Kyuhyun jauh lebih tenang sekarang. Namun melihat Siwon yang khawatir justru membuatnya cemas. Ini pertama kalinya Kyuhyun mengalami hal ini. Bagian atas tubuh Kyuhyun dibatasi dengan kain agar ia tidak bisa melihat operasi sesarnya. Dan jujur saja Kyuhyun begitu cemas.

"Apa semuanya baik-baik saja, Hyung?" Kyuhyun berujar lemah sambil menggenggam tangan Siwon lebih erat.

Siwon segera mengalihkan pandangannya menuju Kyuhyun, "Ya, sayang. Semuanya akan baik-baik saja."

"Jangan tinggalkan aku!"

Siwon merendahkan tubuhnya dan berjongkok. Mensejajarkan wajahnya dengan Kyuhyun dan mencium dahi Kyuhyun lembut. Mengusap kepala Kyuhyun sayang. Setetes air mata jatuh dari matanya menatap Kyuhyun tersenyum padanya. Siwon segera mengusap air matanya tidak ingin membuat Kyuhyun cemas.

"Kenapa menangis? Kau akan meninggalkanku?"

Siwon segera menggeleng. "Bukan. Hanya saja..."

"Hanya saja?"

Siwon menggenggam tangan Kyuhyun lebih erat. "Apa rasanya sakit? Aku benar-benar berharap aku bisa menggantikanmu saat ini, Kyu."

Kyuhyun ikut menangis mendengar ucapan Siwon. Siwon begitu mencintainya. Ia bisa merasakannya dari tatapan Siwon.

Kyuhyun menggeleng pelan, "Cukup temani aku. Ini tidak sakit. Berjanjilah kau tidak akan meninggalkanku, Hyung. Aku tidak takut akan apapun, tidak termasuk rasa sakit, tapi aku akan ketakutan jika aku akan menjalani hidup tanpamu, Hyung. Jadi berjanjilah untuk tinggal."

Siwon tersenyum lemah. Mencium bibir Kyuhyun lembut dan singkat, "Kau selalu menjadi yang terkuat dan terpintar diantara kita, Kyu. Dan aku memberitahumu satu hal, bahkan Tuhanpun tidak akan bisa membuatku meninggalkanmu, Kyu. Aku terlalu mencintaimu. Bertahanlah, Kyu. Kita berjuang bersama."

"Ya. Kita akan melewatinya bersama, Hyung."

Siwon kembali menegakkan tubuhnya dan mengamati operasi Kyuhyun dengan teliti. Takut apabila dokter melakukan kesalahan. Siwon bergetar melihat kedua anaknya dikeluarkan dari rahim Kyuhyun. Itu anaknya. Darah dagingnya. Siwon membisikkan pada Kyuhyun bahwa bayinya telah keluar dan keduanya menangis terharu. Siwon dan Kyuhyun akan menjadi orang tua mulai hari ini. Tiga belas Oktober. Tanggal dan bulan yang sempurna.

.

.

.

Siwon menemani Kyuhyun yang dipindahkan ke ruang rawat setelah proses operasi sesar yang ia alami. Obat bius yang diberikan membuat Kyuhyun tertidur. Sementara bayi mereka akan dibersihkan. Siwon hendak menemui bayinya ketika Kim Yongsuk menemuinya di ruang rawat Kyuhyun.

"Bayinya akan diantar kesini, Anda tidak perlu khawatir, Tuan."

"Tapi aku ingin melihat mereka. Aku belum melihat mereka semenjak mereka keluar dari perut Kyuhyun."

"Anda tunggu di sini saja. Suster akan membawa mereka kepada Anda sebentar lagi."

Siwon mengerutkan alisnya. Ada perasaan aneh didadanya.

"Baiklah. Tapi suruh suster bodoh itu untuk cepat."

"Tentu saja. Saya permisi dulu untuk mengingatkan susternya."

Siwon mengamati dokter itu pergi dari hadapannya. Siwon mengalihkan pandangannya ke arah Kyuhyun yang sedang terbaring tak sadarkan diri. Siwon menemukan sesuatu yang aneh. Kenapa tidak ada infus? Kemudian Siwon mengamati sekelilingnya. Apa tidak ada pasien lain? Apa hanya ada satu ruangan saja disini untuk pasien? Lalu kemana pekerja kebersihan atau suster yang biasanya mondar-mandir untuk memeriksa pasien?

Siwon ingin memastikan satu hal saat ini. Siwon berlari menelusuri 'rumah sakit' ini. Siwon tidak menemukan ruangan-ruangan khusus layaknya rumah sakit pada umumnya. Siwon kembali berlari mengitari rumah sakit untuk mencari Yongsuk namun langkahnya terhenti ketika ia mendengar Yongsuk dan beberapa orang yang memakai pakaian suster sedang berdiskusi dalam suatu ruangan. Siwon mencari papan nama ruangan itu. Dan damn!, Siwon tidak menemukannya. Siwon melempar pandangannya ke ruangan lain. Tidak ada papan nama disana. Ada sesuatu yang salah disini.

Siwon tidak bisa mendengar diskusi mereka. Mungkin ruangan itu kedap suara. Siwon cepat-cepat bersembunyi ketika Yongsuk keluar dari ruangan itu yang diikuti suster-suster itu.

"Cepat bawa bayinya, aku akan menyiapkan kendaraannya. Kita harus segera pergi dari sini sebelum mereka mencium perbuatan kita."

"Baik, Tuan!"

DEG!

Mata Siwon membulat. DAMN!

Siwon terdiam seketika. Siwon harus melakukan sesuatu. Kyuhyun? Bayi? Mana yang harus Siwon dahulukan? Siwon mengeluarkan ponselnya dan mendial sebuah nomor. Menunggu sambungan telepon terhubung dengan tetap mengawasi sekelilingnya.

"Halo? Changmin?"

.

.

.

Siwon berlari secepat yang ia bisa. Mencari dimana letak bayinya. Langkah Siwon terhenti ketika mendengar suara tangisan bayi yang begitu kencang. Siwon segera berlari menuju arah suara itu. Siwon membuka perlahan pintu ruangan itu. Dan benar saja, ketiga suster itu berusaha memasukkan kedua bayinya ke dalam keranjang bayi dengan sedikit paksaan. Amarah Siwon memuncak melihat kejadian itu. Siwon meraih pinggangnya.

Pistol Siwon tertinggal di rumah. Tidak. Ini tidak boleh terjadi. Siwon berpikir keras. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Bukan masalah besar sebenarnya karena ketiganya adalah wanita. Tapi bagaimana caranya membuat mereka bertiga diam tak berkutik? Tentu saja Siwon tidak akan memukul mereka bukan?

Siwon mengamati sekelilingnya. Sial! Tidak ada yang bisa digunakan. Siwon melemparkan pandangannya ke arah pintu ruangan itu. Ada sekat antara kedua gagang pintunya. Siwon mengamati tubuhnya. Kemejanya! Sempurna! Siwon segera melepas kemeja lengan panjangnya dan mengikatkannya ke kedua gagang pintu ruangan itu.

Sekarang apa lagi? Jantung Siwon berdegup kencang saat ini. Kyuhyun? Bukan! Jangan Kyuhyun dulu! Yongsuk! Ya, Yongsuk! Tangkap bajingan itu terlebih dahulu!

Siwon bergegas meninggalkan tempatnya dan berlari menuju area yang ia yakini adalah tempat parkir. Yongsuk pasti ada disana! Siwon menghentikan langkahnya dan merapatkan tubuhnya ke dinding. Mengintip area itu dengan perlahan. Siwon mengerutkan alisnya ketika ia tidak menemukan Yongsuk di sana. Siwon berjalan mengitari ruangan bawa tanah itu dan tidak menemukan siapapun di sana. Hanya ada sebuah mobil yang ia yakini adalah milik Yongsuk. Kemana Yongsuk? Ia belum ke tempat ini? Lalu bagaimana?

Mesin.

Siwon segera berlari menuju mobil itu dan membuka kap mobil itu. Siwon harus merusak mesinnya agar mobil itu tidak bisa bekerja. Siwon sangat mahir dalam urusan mesin mobil. Siwon mencabut beberapa kabel dan menukarnya. Hal itu pasti akan memperlambat Yongsuk untuk kabur. Siwon segera menutup kap mobil itu setelah pekerjaannya selesai. Siwon terkejut ketika mendengar suara gema derap langkah yang Siwon perkirakan sejauh 25 meter dari posisinya. Mengitari ruangan itu dengan matanya. Masih cukup untuk berlari ke pintu keluar yang lain. Siwon berlari menuju pintu keluar yang mengarah ke halaman depan rumah sakit itu.

Siwon menemukan mobilnya yang masih terpakir sembarangan di halaman rumah sakit. Siwon segera membuka mobilnya untuk mengambil pistol. Kyuhyun selalu menaruh pistol didashboard mobil mereka. Siwon bersumpah akan mencium Kyuhyun ketika ia tersadar dari pengaruh biusnya. Siwon memeriksa isi pelurunya kemudian menyelipkannya pinggangnya. Siwon kembali berlari memasuki rumah sakit itu. Siwon melewati ruang operasi Kyuhyun. Siwon menemukan sebuah ide brilian.

Siwon memasuki ruangan operasi itu dengan cepat. Mencari benda yang ia butuhkan. Sempurna! Siwon segera mengambil obat bius dan suntik yang masih tertinggal disana. Siwon sudah akan berlari menuju ruangan Kyuhyun ketika langkah Siwon terhenti oleh sebuah suara tembakan.

"Angkat tanganmu!"

Siwon menyeringai, "Rumah sakit huh? Sejak kapan rumah sakit memiliki maniak sepertimu?"

"Letakkan senjatamu dan berbalik!"

"Aku pikir... kita akan menyelesaikan ini dengan cara laki-laki. Atau kau terlalu lemah, Pak Tua?" Siwon dengan perlahan memasukkan suntik yang berisi obat bius ke dalam saku celananya sambil tetap mengecoh perhatian Yongsuk. Siwon tidak takut tertembak. Tidak sama sekali. Terdengar dari suara tembakannya, pistol Yongsuk cukup berat dan membutuhkan tenaga ekstra untuk menembakkan peluru selanjutnya. Kesempatan emas. Siwon tetap memprovokasi Yongsuk agar melayangkan tembakan selanjutnya dan...

DOR!

Yongsuk kembali melayangkan tembakannya ke samping tubuh Siwon. Memperingatkan Siwon untuk tidak bergerak. Siwon segera berbalik menghadap Kim Yongsuk dan menembakkan pistolnya ke arah lutut Yongsuk yang tepat sasaran. Siwon menyeringai. Yongsuk mengumpat tertahan dan berusaha mengambil pistolnya yang terjatuh.

DOR!

Masih giliran Siwon untuk menembakkan pistolnya ke tangan Yongsuk.

"Lakukan itu lagi maka aku akan menembak kepalamu. Aku sedang tidak ingin berisik. Suami dan bayi-bayiku akan terganggu, kau tahu."

"Sialan kau!"

Siwon berjalan menghampiri Yongsuk dan mengambil pistol Yongsuk. Tangan dan lututnya bersimbah darah. Siwon menatap laki-laki itu jijik.

"Beruntunglah kau ada dalam masalah bersamaku setelah aku menikah dengan Kyuhyun. Jika tidak, pasti tembakan pertamaku tidak meleset diantara kedua matamu. Cih!"

"SIWON!"

Dan jantung Siwon serasa berhenti melihat siapa yang memanggilnya.

.

.

.

DOR!

Kyuhyun terusik dari tidurnya. Perlahan mengumpulkan kesadarannya yang masih terbawa pengaruh obat bius. Kyuhyun mengerjapkan matanya berkali-kali untuk membiasakan matanya. Kyuhyun mengamati sekelilingnya. Kemana Siwon?

DOR!

DOR!

Kyuhyun terdiam seketika. Suara apa itu? Bodoh! Itu suara tembakan! Siapa yang menembak? Dan… siapa yang ditembak? Bukan! Tidak boleh! Itu tidak boleh Siwon. Kyuhyun harus memeriksanya sendiri.

Kyuhyun sudah akan beranjak ketika rasa sakit luar biasa menyerang dirinya. Perih.

"Si-sialan!"

Kyuhyun tahu kini ia tidak bisa melakukan apapun. Tapi Kyuhyun harus melakukan sesuatu. Setidaknya memeriksa keadaan. Bagaimana ini? Kyuhyun mengamati sekelilingnya. Tidak ada yang bisa ia jadikan pegangan. Dan kemana tiang untuk infusnya? Aneh sekali.

DOR!

Kyuhyun kembali terkejut. Kenapa suara tembakan itu tak kunjung berhenti. Kyuhyun semakin khawatir membayangkan keadaan diluar ruangannya di rawat. Rumah sakit ini kenapa?

Kyuhyun sudah tidak peduli lagi dengan luka bekas operasinya. Ia harus keluar dari tempat itu. Saat itu juga.

"Damn!"

Kyuhyun meringis menahan sakit diperut bagian bawahnya. Ia berjalan dengan sedikit pelan agar luka jahitnya tidak kembali terbuka. Kyuhyun tidak mau mati konyol karenanya.

Kyuhyun tidak bisa berkata apa-apa ketika matanya melihat Siwon berdiri dengan pistol ditangannya. Dan... Kim Yongsuk yang bersimbah darah dihadapan Siwon. Apa Siwon sudah gila? Kenapa Siwon menembak dokter yang menolongnya itu?

"SIWON!"

Tampak Siwon yang dengan cepat berlari menghampiri Kyuhyun dan menolong Kyuhyun berdiri.

"Apa yang kau lakukan diluar sini huh?" Siwon sedikit terbawa emosi akibat kejadian tadi.

"Justru aku yang seharusnya bertanya kepadamu seperti itu! Apa yang kau lakukan pada Kim Yongsuk-ssi? Apa kau gila?"

Siwon menggendong Kyuhyun dengan kedua tangannya sepelan mungkin. Menaruh Kyuhyun kembali berbaring di atas ranjang.

"Siwon—"

"Dengarkan aku! Tetap di sini, jangan kemana-mana! Aku akan menjelaskan semuanya setelah ini berakhir okay. Percaya padaku! Aku harus menyelamatkan bayi-bayi kita."

Kyuhyun menjadi semakin cemas, "Ada apa dengan bayi-bayi kita? Ap-"

Siwon mencium Kyuhyun dengan cukup kuat membuat Kyuhyun benar-benar diam.

"Jangan banyak bergerak, Kyu! Tidak ada infus untuk menguatkanmu. Tidak akan terjadi apa-apa dengan bayi-bayi, sayang. Cukup tunggu disini sampai Changmin datang. Kau percaya padaku?"

Kyuhyun mengangguk pelan.

"Baiklah. Tunggu disini! Dan bawalah pistol ini. Jika Kim Yongsuk mendekat, tembak dia. Jangan biarkan dia mendekatimu apalagi menyentuhmu apapun alasannya, okay?"

Kyuhyun kembali mengangguk. Siwon mencium dahi Kyuhyun penuh cinta. Sebelum Siwon pergi meninggalkannya, Kyuhyun menarik lengan Siwon membuat Siwon berhenti sejenak.

"Hati-hati, Hyung!"

Siwon hanya tersenyum tulus membalasnya.

Siwon berlari meninggalkan ruangan Kyuhyun. Berhenti sejenak untuk melihat Yongsuk yang telah menghilang. Sial!

Siwon segera membuka ikatan pakaiannya pada gagang pintu ruangan bayi-bayinya berada. Siwon membuka pintu ruangan itu dengan sedikit kasar. Bayinya masih saja menangis. Semua orang yang ada di ruangan itu terkejut melihat kedatangan Siwon.

"Letakkan bayi-bayiku sekarang juga!"

Siwon tahu wanita-wanita bodoh itu akan melawan. Siwon sudah mempersiapkan semuanya. Dengan beberapa teknik bela dirinya, Siwon mengelakkan perlawanan tak berarti mereka dan menggunakan obat bius yang ia bawa.

Siwon tersenyum simpul saat melihat bayi-bayinya mulai tenang berada dalam gendongannya. Siwon mencium kedua bayinya dan meletakkan mereka kembali ke dalam keranjang. Siwon kembali ke ruangan Kyuhyun dan menemukan Changmin telah ada di sana menenangkan Kyuhyun yang tampaknya masih cemas.

"Siwon!"

Siwon tersenyum tulus menatap Kyuhyun. Mengatakan bahwa semuanya telah berakhir. Semuanya akan baik-baik saja. Kyuhyun segera meraih tangan Siwon ketika Siwon mendekat.

"Gedung ini sedang diperiksa, Pak. Saya akan keluar agar Anda bisa berbicara." Ucap Changmin mengerti suasana.

Changmin sudah akan meninggalkan ruangan itu ketika Siwon mengucapkan sesuatu yang benar-benar membuatnya berubah piikiran tentang sosok atasannya itu.

"Panggil aku hyung saja ketika kita sedang berdua atau bersama Kyuhyun. Dan... Terima kasih, Changmin-ah."

Changmin tersenyum tulus menatap Siwon, "Tentu saja... hyung."

.

.

.

"Apa yang sebenarnya terjadi, hyung?"

Siwon duduk disamping tubuh Kyuhyun yang masih berbaring di atas ranjang. Kyuhyun masih menggenggam erat tangan Siwon.

"Yongsuk berusaha menculik bayi kita, Kyu."

"Lalu?"

"Tidak ada lalu. Yang terpenting sekarang kau dan bayi-bayi kita selamat. Jangan pikirkan hal lain karena kondisimu masih belum pulih. Setelah ini kita ke rumah sakit."

"Tapi jika mereka bertanya tentang jahitan diperutku?"

"Fuck them! I don't fucking care okay?"

Kyuhyun hanya tersenyum miris.

Siwon menghela, "Kau malu?"

Kyuhyun terdiam. Siwon mengeratkan genggaman tangannya, "Lalu apa yang harus kulakukan? Aku bukan dokter yang bisa memulihkan keadaanmu, Kyu."

Kyuhyun tahun Siwon kecewa. Tapi bagaimana jika semua orang mengejeknya? Terutama mengejek Siwon? Siwon bukanlah orang sembarangan, semua orang di kota mengenal Siwon. Hal itu bisa mencemari nama buruk Siwon.

"Baiklah..."

Siwon menatap Kyuhyun, "Aku akan menjagamu di sana. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Tidak akan ada yang akan mempermalukanmu."

"Bukan aku. Kau, hyung. Aku takut mereka akan mencemoohmu karena aku."

Siwon tersenyum tulus, "Dengarkan aku, I. Don't. Fucking. Care. Got that, babe?"

"Kau selalu seperti itu."

"Aku selalu seperti ini karena kau selalu mencemaskanku. Berhentilah mencemaskan orang lain dan mulai peduli pada dirimu sendiri..." Siwon mencium dahi Kyuhyun lembut. Kyuhyun bahagia mendengarnya.

"... Dan bayi-bayi kita." Lanjut Siwon sambil menunjukkan bayi-bayi mereka yang tertidur pulas kepada Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum tulus. Tak kuasa membendung air mata kebahagiaannya.

"Siwon..."

"Ya, mereka milik kita, Kyu."

Kyuhyun menatap Siwon, "Mereka begitu indah."

Siwon membalas tatap Kyuhyun dan tersenyum tulus, "Seindah dirimu, sayang."

Kyuhyun mengusap air matanya, "Mereka tampan dan cantik. Harus diberi nama siapa mereka?"

"Choi Alexander dan Choi Alexandra."

Kyuhyun tertawa kecil, "Nama Inggris?"

"Yeah. Daridulu aku menginginkan nama-nama itu untuk anak-anakku. Kau keberatan?"

Kyuhyun menggeleng, "Baiklah. Selamat datang Alex dan Alexa." Kyuhyun mencium dahi satu per satu dari mereka.

.

.

.

Sudah dua minggu Kyuhyun dirawat di rumah sakit umum. Dan hari ini ia pulang. Luka diperut Kyuhyun sudah mulai mengering. Seperti janji Siwon, Siwon benar-benar menemani Kyuhyun. Tidak membiarkan siapapun memasuki ruangan rawat Kyuhyun tanpa sepengetahuannya karena ruangan itu dijaga oleh dua orang anak buah Siwon. Menyerahkan kasus Kim Yongsuk ke tangan Changmin dengan bimbingannya. Kim Yongsuk-lah yang membuat Kyuhyun bisa hamil dengan memberikan obat ke dalam gelas Kyuhyun di hari pertama pertemuan mereka. Ketika Kyuhyun mengambil kartu nama Yongsuk. Kim Yongsuk menunjuk Kyuhyun sebagai targetnya karena ia yakin Kyuhyun dan Siwon akan memberikan bayi terbaik karena keduanya terkenal kuat dan jenius. Kim Yongsuk hanya terobsesi dengan pekerjaannya, begitu pikir Kyuhyun. Sedangkan Siwon, ia tak peduli apapun alasannya. Kim Yongsuk ditemukan tak jauh dari rumah sakit yang ia gunakan sebagai tempat praktek dalam pelariannya.

Dan di sinilah Kyuhyun dan Siwon, di apartemen mereka. Di dalam kamar, di atas ranjang.

"Hyung..."

"Yes, babe?"

"Bisakah kau menggendong Alex terlebih dahulu? Aku harus menyusui Alexa."

"Yeah, sure! C'mere my big boy!"

Siwon menggendong Alex dari pangkuan Kyuhyun. Kyuhyun tertawa kecil melihat Siwon.

"Kenapa tertawa, babe? Ada yang lucu."

"Ya. Kau. Aku belum pernah melihatmu seperti ini."

"Tentu saja. Ini pertama kalinya bagiku."

Kyuhyun tersenyum simpul, "Menurutmu kita bisa menjadi orang tua yang baik bagi mereka?"

"Ya, tentu saja. Kenapa tidak?"

"Bagaimana jika mereka bertanya kenapa ibunya seorang laki-laki?"

"Kita jelaskan semuanya pada mereka. Jika mereka marah, mereka seharusnya tidak pernah ada." Siwon tertawa kecil setelahnya.

Kyuhyun memutar bola matanya, "Bisakah kau sedikit serius?"

Siwon tersenyum tulus, "Dengar. Kita jelaskan semuanya pada mereka sampai mereka benar-benar mengerti. Aku tidak ingin kehilangan kalian bertiga. Percayalah mereka pasti akan mengerti, Kyu. Karena jika bukan karenamu, mereka tidak akan pernah hadir di antara kita. Kau mengerti itu?"

Kyuhyun tersenyum simpul. Tidak tahu harus berkata seperti apa lagi. Siwon benar. Tidak. Siwon selalu benar. Kyuhyun selalu bahagia saat Siwon mengucapkan hal seperti itu. "Aku rasa aku tahu kenapa aku jatuh cinta padamu, Hyung. Dan rasanya aku kembali jatuh cinta oleh sosokmu yang begitu sempurna."

Siwon menarik Kyuhyun agar bersandar pada dadanya. Mencium kepala Kyuhyun lembut dan penuh kasih sayang. "Aku anggap itu sebagai pujian. Dan kau adalah pasangan hidup terbaik yang bisa dimiliki oleh seseorang, Kyu."

"Aku mencintaimu?"

Siwon mengerutkan alisnya, "Kau bertanya? Kenapa mengatakan 'aku mencintaimu' dengan nada bertanya?"

"Karena aku ingin mendengarnya dulu darimu."

Siwon tertawa kecil. Hening untuk sesaat sebelum keduanya mengatakan, "Aku mencintaimu.".

Keduanya tertawa, "Aku mencintaimu, Kyu."

Kyuhyun tersenyum tulus, menatap Siwon kemudian mendekatkan wajahnya dengan Siwon. Siwon mengerti maksud Kyuhyun dan mendekatkan wajahnya. Menempelkan kedua bibir mereka dalam ciuman penuh cinta. Mereka bahagia dengan hidup mereka. Tidak peduli apa kata orang.

"Kau tahu aku lebih mencintaimu, Siwon."

"Aku sudah tahu dari awal kita bertemu, Kyuhyun."

Dan bukankah cinta itu sederhana?

THE END