Mistake!
© Miss Hyuuga Hatake
Genre : Rommance, Drama
Rated : T
Hatake Kakashi x Haruno Sakura
Naruto © Masashi Kishimoto
.
.
Happy Reading~ ^^
.
.
Haruno Sakura mendesah pelan, melipat lengannya di atas kusen jendela dan menyandarkan dagunya disana, menatap pemuda berambut raven yang tengah bermain basket di tengah lapangan sana. Gadis berambut merah muda itu menyipitkan matanya, kemudian tersenyum lebar saat pemuda raven itu berhasil memasukkan bola ke dalam ring.
"Memperhatikan Uchiha Sasuke lagi, huh?" suara Yamanaka Ino membuat Sakura tersentak kaget dan membalikkan tubuhnya, menatap Ino yang kini tengah cekikikan tidak jelas. Sakura mempoutkan bibirnya dengan kesal dan mencubit lengan Ino pelan, "kau mengagetkanku, pig!"
Ino tertawa pelan, "habisnya kau memperhatikan si Uchiha itu tanpa berkedip, sih!"
Sakura tak menanggapi, hanya mendengus pelan dan kembali menatap ke arah lapangan basket. Ino melirik temannya itu, kemudian kembali terkikik, "mau sampai kapan kau menjadi penggemar rahasia seperti itu, hm? Bukankah lebih baik kau nyatakan saja perasaanmu?"
"Tidak akan!" Sakura mendelik ke arah Ino, menggembungkan pipinya dengan kesal walau tak urung semburat merah muncul di kedua pipinya. Ino mengangkat sebelah alisnya, "bukankah lebih baik begitu daripada kau terus memperhatikannya seperti seorang stalker? Lagipula, aku tahu, di lubuk hatimu yang paling dalam, kau pasti juga ingin memilikinya, iya 'kan?"
Sakura tak menjawab, hanya menunduk dan mengetuk-ketukkan ujung sepatunya pada lantai. Yeah—Ino benar. Dia ingin memiliki Sasuke, tentu saja. Karena dia normal. Hey—siapa yang tidak akan tergila-gila pada pemuda dengan seribu pesona itu? Siapa yang tidak akan tergila-gila pada pemuda dengan ketampanan di atas rata-rata itu? Hanya gadis tidak normal yang tidak tergila-gila—dan Sakura adalah gadis yang normal.
Gadis Haruno itu menghela napas pelan, menatap Sasuke yang kini berjalan ke tepi lapangan diiringi teriakan-teriakan gadis yang –menurut Sakura- norak sekali. Sakura menggigit bibirnya, menatap Ino.
"Um... kalau aku menyatakan perasaanku, kau mau membantu 'kan?" tanya Sakura pelan, membuat Ino tertawa, menepuk bahu gadis itu.
"Tentu saja. Aku akan selalu membantumu, Sakura."
.
.
.
Sakura menyandarkan punggungnya pada batang pohon besar yang berada di halaman belakang sekolah dengan perasaan tak menentu. Matanya kembali tertuju pada kotak yang berisi coklat di tangannya. Gadis itu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan, melirik Ino yang berada di sampingnya.
"Kau yakin ini akan berhasil, Ino? Bagaimana kalau dia tidak suka coklat?" kata Sakura pesimis. Yeah—hari ini dia akan menyatakan perasaannya pada Sasuke, dan entah kenapa firasatnya buruk. Apakah Sasuke akan menolaknya?—kalau begitu dia harus menyiapkan diri untuk tidak menangis tujuh hari tujuh malam.
"Pasti berhasil, Sakura... percayalah padaku." Ujar Ino meyakinkan sembari menepuk bahu Sakura sekali. Sakura menatap temannya itu, sebelum kemudian tersenyum. Menghela napas panjang, Sakura mengintip dari pohon tempatnya bersembunyi, dan dia melihat Sasuke berjalan ke arahnya—ke arah pohon tempat Sakura dan Ino bersembunyi. Mata Sakura membulat dan gadis itu kembali bersembunyi.
"Dia berjalan kemari, Ino!" bisik Sakura panik. Aduh! Kenapa mendadak semua kata yang sudah di rancang di otaknya bubar jalan? Sakura menggigit bibir. Apa yang harus dilakukannya sekarang?
"Tenang, Sakura. Jangan panik seperti itu. Kau pasti bisa, Sakura... percayalah padaku." Kata Ino menenangkan. Sakura mengangguk, menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya pelan, berusaha menenangkan diri. Sakura kembali mengintip, dan Sasuke semakin mendekat.
'Aku pasti bisa. Aku pasti bisa.' Mengatakannya berkali-kali dalam hati, Sakura mendengar suara langkah yang semakin mendekat. Semakin dekat... semakin dekat...
Diliriknya Ino yang mengangguk mantap dan mengepalkan tangannya ke udara memberi semangat. Sakura mengangguk, kembali menarik napas dalam-dalam dan keluar dari tempat persembunyiannya sambil membungkukkan badan dan menyodorkan kotak coklat ke arah 'Sasuke'.
"A-ano..." tuh 'kan, Sakura lupa apa yang harus di katakan. Gadis itu menggigit bibirnya pelan dan memejamkan matanya, mencoba mengingat.
"I-itu... se-sebenarnya, aku sudah lama menyukaimu dan aku sudah lama memperhatikanmu. Um, a-aku benar-benar menyukaimu, maukah kau... ja-jadi ke-kekasihku?" fiuh, akhirnya kata-kata itu meluncur juga dari bibir Sakura walaupun agak terbata-bata. Tapi kemudian jantungnya berdegup dengan kencang saat kotak coklat di tangannya diambil. Mata Sakura membulat.
"Menyukaiku, ya?" uh? Kenapa rasanya suaranya berbeda?
"Baiklah, kita pacaran." Kata-kata itu membuat mata Sakura kembali membulat tak percaya. Bahkan gadis itu nyaris pingsan.
'Sekarang aku berpacaran dengan Uchiha Sasuke!'—innernya berteriak-teriak norak. Sakura nyaris melompat-lompat kegirangan saat matanya menangkap pria berambut perak dengan mata berlainan warna yang berdiri di depannya, memegang kotak coklatnya tadi.
TUNGGU!—Sakura menjerit dalam hati, menatap pria itu yang kini tersenyum ke arahnya dengan mata menyipit.
DIA BUKAN SASUKE!—Oh Tuhan... rasanya Sakura ingin pingsan sekarang juga. Pria di depannya bukan Uchiha Sasuke, tapi Hatake Kakashi, guru Matematika yang suka membaca buku mesum kapan pun dan dimana pun. Dan Sakura baru saja meminta gurunya yang mesum itu untuk menjadi pacarnya? What the hell!
"Ka-Kakashi-sensei..." hanya itu yang meluncur dari bibir Sakura. Agaknya gadis itu masih shock. Sementara Kakashi yang berada di depannya hanya tersenyum tanpa dosa, "aku tidak menyangka kau akan menembakku di halaman belakang sekolah saat aku sedang mencari Uchiha Sasuke, Haruno-san—ah, mungkin mulai sekarang aku harus memanggilmu Sakura, iya 'kan?"
Sakura tak menjawab, hanya menatap gurunya itu tanpa berkedip. Kakashi kembali tersenyum, tapi kemudian wajahnya berubah menjadi serius, "kau tahu 'kan kalau ada larangan tentang murid dan guru yang tidak boleh berpacaran? Sepertinya kita harus menyembunyikan hubungan ini, Sakura—ah, apa aku harus memanggilmu 'Sakura-chan'?—dan jangan sampai Tsunade-sensei tahu, atau kita akan dikeluarkan dari sekolah ini." Celoteh Kakashi panjang lebar yang sama sekali tidak di tanggapi oleh Sakura—gadis itu masih shock sampai sekarang.
"Nah, Sakura-chan, terima kasih atas pernyataan cintamu dan terima kasih coklatnya. Walaupun aku tidak begitu suka makanan yang manis, tapi sepertinya coklat ini enak. Kalau begitu, aku ke kantor dulu. Jaa ne." Kakashi kembali tersenyum, menyentuh puncak kepala Sakura lembut dan berbalik meninggalkan gadis itu yang masih shock.
"A-apa yang baru saja kulakukan?" bergumam pelan, Sakura mencengkeram rambutnya frustasi—tidak! Dia sekarang berpacaran dengan gurunya sendiri? OH NO!
"Forehead~! Apa yang kau lakukan?!" pekikan Ino membuat Sakura tersentak dan menoleh, menatap sahabatnya itu yang kini balas menatapnya tak percaya. Ino mencengkeram kedua bahu Sakura dengan kencang dan mengguncangkan tubuh gadis itu, "kau salah orang, forehead! SALAH ORANG!"—yeah, tanpa diberitahu pun Sakura tahu kalau dia salah orang.
"Sekarang, apa yang akan kau lakukan, Sakura?" Ino memijat pelipisnya. Mendadak kepalanya terasa pening mengurusi sahabatnya yang satu ini. Sakura menatap Ino, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.
"Katakan kalau ini hanya mimpi, Ino..." ujar Sakura parau, membuat Ino mendengus pelan, "sayangnya, ini bukan mimpi, Sakura..."
"Ino... bunuh aku sekarang juga!"
.
.
.
To be continued
.
.
.
Hola~ saya balik lagi bawa ff yang errr—gaje mungkin XD
Oh ya, ff ini pernah saya post di facebook, tapi ceritanya agak saya ubah walaupun intinya sama XD
Mind to rewiew? ^^