THE LOVE AND THE FALSE

By Shura

Naruto hanya milik kishimoto

Character: Hinata H. Sasuke U. Sakura H. Sasori A.

Gendre: Family, Hurt/comfort, Romance, Friendship

Rated: M

Warning!

Tidak untuk anak dibawah 18 th. Mohon maap untuk semua reader yang sakura lover kayaknya author bakal buat peran yang buruk disini. Sebagian karakter bakal OOC disini. Banyak tulisan yang melenceng dari yang seharusnya (KBBI). TYPO bertebaran disana LEMON. Sedikit bashing chara.

Bagi yang tidak suka, disarankan jangan membacanya.

SUMMARY

Sebuah kisah yang menceritakan kehidupan seorang Gadis bernama Hinata Hyuuga yang dipenuhi dengan kepalsuan dan konplik dalam kehidupannya sehingga membawa dirinya kedalam pembawaan jati dirinya yang berbeda.

Kedatangan anggota keluarga baru keluarga Haruno kedalam anggota keluarga Hyuuga. Sebuah kepalsuan akan Cinta yang mempunyai tujuan Ambisi, sebuah persahabatan yang memberikan ketenangan dalam sebuah kesulitan, emosi yang tak pernah disangka, kecemburuan yang membuktikan rasa tak rela dan sebuah pembuktian yang sesungguhnyapun terlihat, pengorbanan dalam bentuk rasa sayang dan cinta, ketulusan itulah yang berarti.

Happy Reading!

Chapter 1. first coming their.

Hujan yang deras tak membuat gadis kecil ini bergeming sedikitpun dari tempatnya. Bibirnya bergetar, pipinya yang chubi terlihat memucat karna kedinginan. Sesekali isakan-isakan kecil terdengar dari bibir mungilnya. Didepannya sebuah gundukan tanah disertai dengan sebuah nisan bertuliskan Hikari masih setia menjadi titik fokusnya saat ini. Seorang anak laki-laki yang nampak seusianya berlari menghampirinya memayunginya bersama sang gadis.

"hime! Syukurlah hah..a aku akhirnya me-menemukanmu..hah.."Ungkap anak laki-laki berwajah manis itu sembari mengatur napasnya, lalu iapun mendongak saat seorang lelaki paruh baya menghampirinya.

"Hinata."suara bariton khas lelaki dewasa terdengar darinya. "pulang sekarang. Kau membuat semua orang kerepotan karna mencarimu." Lelaki ini adalah ayahnya, Hyuuga Hiashi.

"..."Hinata masih terdiam tapi menurut saat lelaki paruh baya itu menuntunnya memasuki mobil disusul oleh anak berambut merah tadi.

Selama dalam perjalanan suasana didalam mobil terasa sunyi sampai akhirnya sebuah penyataan terlontar dari bibir mungil Hinata.

"m-mereka melakukannya l-lagi."ungkap Hinata sembari menunduk.

"Apa yang kali ini mereka katakan padamu?"respon Hiashi tanpa mengalihkan fokusnya pada jalanan yang sedikit buram karna hujan yang lumayan deras.

"..."Hinata semakin menunduk tanpa menjawab pertanyaan sang Ayah.

"Lain kali, jangan kau respon mereka. Jangan kau hiraukan mereka. Hyuuga selalu menjaga kehormatannya."lanjut Hiashi.

Sasori memandang sedih pada Hinata yang masih setia menundukan kepalanya. Yah inilah kehidupan Hinata bersama keluarganya, selalu menjunjung tinggi kehormatan dalam keluarga Hyuuga. Meski hidup dengan serba berkecukupan bukan berarti bisa menjamin kau bisa hidup bahagia. Yah walaupun dirinya juga termasuk keluarga yang berkecukupan juga, tapi dirinya berbeda dengan Hinata. Orang tuanya sangat mengerti akan semua yang diinginkannya, berbeda dengan sahabatanya, Hinata. Walaupun usianya masih 8 tahun, tapi ia bisa meTerkadang ia slalu berfikir, wujud kasih sayang orang tua itu seperti apa? Seperti orang tuanyakah yang slalu mengerti akan keinginannya entah itu baik atau buruk untuk dirinya, atau seperti ayah Hinata yang selalu mengatur kehidupan Hinata yang sudah pasti menurutnya itu baik dan yang pastinya ingin mendapatkan penilaian yang sempurna, tak peduli apa Hinata menyukainya atau tidak.

Didalam sebuah kamar yang didominasi warna ungu itu nampak dua anak berbeda gender asyik bermain dengan mainan mereka masing-masing. Gadis kecil yang diketahui bernama Hinata memainkan boneka barbienya dengan ceria, sesekali ia ikut mainkan dengan boneka kayu milik Sasori. Sudah dua jam lebih mereka bermain tak ada tanda-tanda dintara mereka yang terlihat bosan atau lelah. Sebuah ketukan dipintu menghentikan aktivitas mereka, tak lama kemudian dua orang maid menghampiri mereka.

"maap, Hime-sama. Tousan-sama sudah pulang. Beliau menyuruh Hime-sama untuk menemuinya diruang keluarga."ucap maid bernama akumi sekaligus sebagai pengasuh pribadi Hinata itu. Hinata melirik sebentar pada jam dinding dikamarnya sekilas, 'Baru pukul 03.00 tumben sekali tou-chan pulang cepat.'batin Hinata bingung. Walau begitu Hinata akhirnya mengangguk dan bangkit berdiri seraya menyodorkan boneka barbienya kepada Sasori.

"s-saso-kun, titip boneka Hime ya. J-jangan pulang dulu sebelum Hime k-kembali."pinta Hinata lembut sambil berlalu bersama Akumi.

Hinata berjalan terus menyusuri koridor di ikuti oleh akumi pengasuh yang lumayan cukup besar membuatnya harus berjalan bersabar karna jarak antara kamarnya dengan ruang pribadi sang ayah sedikit berjauhan. Hinata tahu dirinya tak sendirian saat ini, tapi tetap rasa sunyi masih kental terasa disekitarnya. Bagaimana tidak, dulu sebelum ibu dan kedua saudaranya masih ada rasa sepi seperti ini tak ia rasakan. Bermain bersama kakak laki-lakinya Neji, menggoda Hanabi bermain boneka, Ibunya yang menyuapi Hanabi dan Ayahnya yang sedang membaca koran dengan kopi hangat buatan ibunya. Berbicara mengenai ayahnya Hinata cukup penasaran juga apa gerangan sang ayah menyuruhnya untuk menenumuinya. Sudah pasti bukanlah untuk mengatakan hal yang membuatnya tersanjung.

"Maap, Hiashi-sama. Ini Saya Akumi bersama Hime-sama."perkataan Akumi membuat Hinata tersadar bahwa ternyata dirinya sudah berada di depan pintu ruang kerja ayahnya.

"masuk!" suara Hiashi dari dalam ruangan menyahut.

~ Hinata POV.~

Aku memasuki ruang kerja Tou-san bersama Akumi-san saat Tou-san setelah menyuruh kami masuk. Entah perasaanku atau apa, aku melihat raut wajah ayah yang Tak pernah melihat wajah tou-san secerah ini semenjak tragedi kecelakaan yang merenggut Kaa-san dan kedua saudaraku. Namun raut wajah itu menimbulkan suatu kejanggalan tersendiri untukku yang aku yakini sendiri bahwa ini ada hubunganya dengan kepulangan tou-san yang lebih awal dari biasanya.

"Nanti pukul 8 malam nanti bersiap-siaplah, tou-san akan memperkenalkanmu pada seseorang. Jadi tou-san harap jangan mengecewakan tou-san."ucap tou-san tegas padaku.

"S-siapa yang akan tou-san temui?"tanyaku penasaran.

"kelak dia akan jadi anggota keluarga kita Hinata. Apakah itu cukup memberikan jawaban atas rasa penasaranmu?" pertanyaan retoris yang tidak membutuhkan jawaban.

Aku mengangguk mengerti akan maksudnya itu. Akupun pamit pergi setelah sekiranya cukup untuk mengerti akan apa yang ingin tou-san katakan padaku lalu, tanpa menuggu lama lagi akupun segera kembali ke kamar, menemui Sasori-kun untuk kembali bermain dan bercanda bersama lagi. Toh jam masih menunjukan pukul 05.00 itu cukup untuk memberikanku waktu lebih lama bersantai sebelum pertemuan itu dilaksanakan.

~ End Hinata's POV. ~

Disebuah restoran ala Prancis yang sangat mewah, Hinata duduk disamping sang ayah. Sudah 10 menit lamanya mereka menunggu tapi seseorang yang mereka tunggu tak nampak juga. Hiashi sudah beberapa kali memainkan ponsel canggihnya dan Hinata sudah menghabiskan 2 gelas coklat hangat untuk melawan kantuknya.

"A-aku ngantuk, b –bisakah aku untuk t-tidur sebentar?" pinta Hinata ragu.

"Tidak sebentar lagi mereka datang" tolak Hiashi tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel pintarnya. Tak lama kemudian seorang wanita dan seorang gadis kecil yang nampak seumuran Hinata menghampiri meja mereka.

"maap, menunggu lama. Tadi ada sedikit masalah dijalan." Ucap wanita itu sembari menampilkan mimik wajah menyesalnya pada Hiashi.

"hm. Tak apa, Duduklah! Kuperkenalkan, dia adalah Hinata putri tunggalku. Hinata, kenalkan dia Mebuki Haruno calon ibumu dan Sakura Haruno calon saudarimu." Ucap Hiashi tegas namun terdengar suaranya yang sedikit melembut dan Hinata tahu itu.

" hai, s-selamat malam oba-san." Sapa Hinata sopan.

"Selamat malam juga Hinata-chan. Hinata-chan selain manis juga sopan ya. Iya kan, Sakura-chan?" Tanya mebuki pada gadis yang berada di sampingnya.

"Iya, Kaa-chan. Beruntungnya kalau aku punya adik semanis Hinata-chan." Ucap Sakura sambil memeluk tubuh mungil Hinata lembut tanpa mereka sadari sebuah senyuman misterius tersungging dibibir pasangan anak dan ibu itu.

"Ehemm. Baiklah karna semua sudah berkumpul, mari kita mulai acara makannya." Ucap Hiashi. Lalu merekapun memulai acara makan mereka yang memang sudah dipersiapkan oleh Hiashi sendiri. Semuanya nampak bahagia dengan keadaan ini, termasuk Hinata sendiri. Gadis sepolos dirinya mana mungkin mengerti akan suatu hal yang berbeda atas keadaannya dimassa depannya nanti. Mungkin cukup melihat orang yang disayanginya terlihat bahagia itu sudah cukup membuatnya merasa tenang, sang ayah yang paling disayanginya menemukan kebahagiaannya yang lain juga tak apa walau bukan dirinya. Itu sudah cukup untuknya.

.

.

.

...TBC...

.

Terimakasih sudah membaca Fict Gaje ni, kuharap para pembaca tidak penasaran dengan FF ni, takutnya Author Gaje ni justru membuat cerita yang berakhir dengan sangat mengecewakan.

.

Silahkan bagi para reader yang mau mengkritik atau memberikan saran pada FF Hyu.. Hyu terima apa adanya kok tapi jangan sama pairingnya ya, sebab ya itu sudah jadi keinginan Hyu sendiri..hehehe..#plak

tbh: ni FF pertama Hyu, mohon maap jika banyak banget kesalahan dalam tulisan maupun alur ceritanya.

Oke dech... sampai ketemu diChapter berikutnya yaaa..ARIGATOU!