Hai, perkenalkan saya Akihiko Fujiwara ^^ bukan nama asli sih Cuma penname aja kok
Hiko persembahkan fic pertama Hiko di fanfiction, karena Hiko author newbie dari fandom NaruSaku jadi kalau dicerita nanti ada kesalahan dan kesamaan mohon dimaafkan Minna karena manusia tak luput dari salah *malahceramah-_-*

Kalau ada kritik atau kesalahan Hiko dengan senang hati akan menerimanya selagi itu membangun dan dengan perkataan yang sopan
"Anda sopan, saya segan"

Baiklah langsung aja ya, HAPPY READING^^

Disclaimer: Masashi Kishimoto-Sensei

WARNING: aneh, abal, tidak jelas, OOC, berbahaya, typo (s), AU, OOT, cerita yang membuat bosan, author yang sedang kehilangan kendali, judul yang ngga nyambung-_- dan DON'T LIKE DON'T READ!

Summary: Semua berawal saat Naruto menemukan seorang bayi yang tergeletak dalam kardus didepan pintu apartemen nya, ia merasa bingung apa yang harus ia lakukan pada bayi itu. Ia meminta tolong pada teman perempuannya sekaligus cinta pertama Naruto, Haruno Sakura.
Mungkinkah mereka dapat bersatu karena kedatangan bayi lucu dan menggemaskan itu?/BadSummary/RnR?

Naruto © Masashi Kishimoto

Young Parents © Akihiko Fujiwara

Young Parents
Chapter 1: Greetings

.

.

.

Sebuah motor ducati berwarna hitam memasuki halaman parkir sepeda motor, sang pengemudi terlihat melepas helm nya dan mengibaskan rambut blondenya dan merapikannya kembali dengan tangannya.
Semua siswi yang berada disana dan menyaksikan langsung apa yang dilakukan pemuda blonde tadi nosebleed seketika, pemuda blonde yang melihatnya hanya menyinggungkan senyum samar di wajah cute nya.

Pemuda itu berjalan santai melewati lorong sekolah dengan mengunyah permen karet favoritnya tanpa memperdulikan tatapan dari murid perempuan yang memandangnya kagum, beda sekali dengan murid lelaki yang heran kenapa makhluk hawa sampai memandangnya dengan tatapan aneh.

Setelah melewati sepanjang lorong, pemuda blonde itu nampak berdiri tepat dipintu kantin. Kepala kuning nya menengok kekiri dan kekanan seperti mencari sesuatu, ia mengeluarkan handphone miliknya dan mulai mengetik dengan tuts di handphone itu.

"Naruto!,"

Pemuda yang bernama Naruto itu menoleh kearah sumber suara yang baru saja memanggilnya, ia melihat sahabatnya yang berambut nanas tengah berdiri di meja kantin yang paling pojok.
Senyuman tipis terlihat diwajah Naruto, pemuda itu segera berjalan untuk menghampiri sahabatnya.

Karena tidak memperhatikan langkahnya Naruto menabrak seorang gadis yang membawa makanan dan tumpah mengenai pakaian seragam milik Naruto.
Naruto berdecak kesal melihat bajunya yang kotor terkena tumpahan kuah sumashijiru*, Naruto menatap tajam siapa seseorang yang berani-beraninya menumpahkan sesuatu yang menjijikkan itu kebajunya.

"Hei, bisakah kau berjalan dengan mata?," sewot Naruto.

Gadis itu yang sedari tadi menunduk membersihkan pakaiannya yang juga kotor mendongak dan menatap tajam Naruto karena mendengar ucapan atau bisa dibilang bentakan dari pemuda blonde itu, Naruto diam seketika saat melihat sepasang emerald yang begitu berkilau menatapnya, rambut merah muda yang menarik untuk seorang Naruto Uzumaki.

"Apa masalahmu? Bukannya kau yang tidak memperhatikan jalan sehingga menabrakku, lagipula bajuku juga kotor Baka," bantah gadis emerald itu.

Naruto menghembuskan napasnya pelan dan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.
"Aku tidak peduli gadis, kau harus mencuci bajuku ini sampai bersih dan wangi,"

"Apa? Mencuci seragam mu? Tidak akan pernah, lagipula kau yang salah…" gadis itu melipat tangannya didepan dada dan nampak menantang Naruto.

Naruto merasa awalnya dia akan emosi pada seseorang yang beraninya menumpahkan kuah itu, namun entah kenapa setelah dia melihat sepasang mata itu ada sesuatu yang menarik. Naruto menggelengkan kepalanya.
"Kalau kau tidak mau tanggung jawab, aku akan laporkan pada bibiku yang seorang Kepala sekolah agar kau dihukum. Mengerti?," ancam Naruto.

"Oh jadi mentang-mentang bibimu itu seorang kepala sekolah kau seenaknya saja melaporkan hal ini, you childish," ejek nya menatap remeh Naruto.

Keduanya tidak merasa bahwa seluruh murid disana melihat secara langsung tontonan perdebatan seorang murid baru dengan gadis yang terkenal garang itu, seorang gadis berambut blonde nampak mendesak masuk untuk melihat apa yang terjadi siapa tahu disana ada sahabatnya yang sedari tadi ia cari.

"Apa kau bilang?,"

"Kenapa? Kau tidak terima bahwa itu adalah fakta!,"

Sahabat Naruto yang bernama Shikamaru itu berjalan menghampiri kerumunan murid yang ia yakin pertengkaran atau mungkin adu mulut sahabatnya dengan seorang gadis sehingga membuat Shikamaru dengan terpaksa menghampiri.
Mata onixnya melihat sekilas gadis blonde yang berusaha melesak memasuki kerumunan seperti halnya dirinya.

"Ino,?" ucap Shikamaru.

Gadis yang dipanggil namanya tadi mendengar dan menoleh kearah Shikamaru yang berdiri tidak jauh disampingnya.
"Shika,?"

"Kenapa kau disini?,"

"Aku mencari Forehead, aku yakin kalau dia disana aku mendengar suaranya sekilas tadi…" jelas Ino.

"Mendokusai, baiklah kita kesana sama-sama saja. Sepertinya yang berdebat dengan Sakura itu Naruto,"

Sakura masih menatap Naruto yang berdiri dihadapannya dengan tatapan mengejek seakan pemuda baka itu sudah menyerah, beda dengan Naruto ia bahkan suka dengan mata gadis pink itu.
Matanya bagaikan hamparan padang rumput yang menghijau dan meneduhkan mata.

"Aku tidak peduli, yang penting kau harus mencuci bajuku,"

"Aku tidak mau Baka!," bantah Sakura.

"Sakura…" teriak Ino dibelakang gadis pink itu, Sakura menoleh kebelakang dan melihat Ino berjalan menghampirinya.

Naruto yang menggeser kepalanya melihat sahabatnya Shikamaru sedang berjalan kearahnya dengan gadis berambut blonde sama sepertinya yang baru saja memanggil nama gadis itu.
'Oh, jadi namanya Sakura. Cocok sekali dengan orangnya…" batin Naruto.

"Hei, aku menunggumu dibangku sana kenapa kau malah membuang waktu dengan beradu mulut seperti ini troublesome," ucap Shikamaru sedikit emosi melihat pertengkaran sahabatnya.

"Ini semua tidak akan terjadi kalau gadis itu tidak menabrakku…" seru Naruto.

"Apa? Aku yang menabrakmu? Yang benar saja, kau bahkan tidak memperhatikan jalan," omel Sakura setelah mendengar ucapan dari pemuda blonde tadi.

Ino yang berdiri disamping Sakura menenangkan gadis itu untuk tidak melanjutkan lagi perdebatan tidak penting itu, atau bisa jadi mereka berdua akan dipanggil guru BP yang paling garang. Anko-Sensei.

"Forehead sudahlah hentikan, daripada membuang-buang waktu kita pergi kekelas saja…" ucap Ino menyarankan agar pertengkaran itu tidak berlanjut.

Sakura masih menatap tajam Naruto yang memandangnya dengan wajah innocent membuatnya ingin meninju wajah itu secara langsung, langkah kakinya segera membawanya pergi dari tempat itu diikuti Ino yang berjalan dibelakangnya. Seperginya Sakura dari sana para murid-murid yang berkumpul tadi mulai bubar dan menggumam tidak jelas dengan dalih 'kenapa tidak dilanjutkan saja'.
Naruto yang menatap kepergian Sakura hanya menghela napasnya kuat membuat Shikamaru yang berdiri disebelahnya menautkan alisnya heran.

"Sudahlah, kita kembali ke bangku kantin. Kenapa kau jadi melayani ocehan perempuan,?" Tanya Shikamaru heran sekaligus tidak habis pikir.

"Nama gadis itu Sakura kan? Siapa nama panjangnya? Kau tahu berapa nomor handphonenya Shika,?" Tanya Naruto bertubi-tubi sama sekali tidak nyambung dengan pertanyaan sahabat genius nya itu.

Shikamaru menghela napasnya berat merasa frustasi, kalau sudah begini ia sangat yakin kalau Naruto sedang menyukai seseorang tepatnya gadis merah muda itu.

"Jangan bilang kau menyukai Sakura,?"

Naruto menoleh kearah Shikamaru yang menatapnya penuh pertanyaan apakah dia benar-benar menyukai gadis itu atau itu hanya sebuah candaan dari seorang Naruto Namikaze.
"Entahlah, tapi mata emerald nya aku suka"

"Aku belum menceritakan padamu kalau Sakura hanya menyukai satu lelaki disekolah ini, dan meskipun kau menyukainya dia tidak akan menerimamu," jelas Shikamaru menepuk pelan pundak sahabatnya itu.

"Oh ya? Siapa seseorang yang disukainya, aku yakin dia tidak sekeren dan setampan aku kan," ucap Naruto percaya diri membuat Shikamaru sweatdrop.

"Dia ketua dari ekskul taekwondo, kalau kau menyukai Sakura bisa dibayangkan kau akan habis dihajarnya Naruto…"

"Namanya?,"

"Sasuke Uchiha…"

XXX

Sakura duduk dibangku nya dengan raut wajah yang sebal dan moody, ia kesal dengan pemuda blonde tadi yang seenaknya menyalahkan dirinya kalau ia yang menabrak si Baka itu.
Jelas-jelas dia memperhatikan jalan dan ia melihat si bodoh itu terlalu asik dengan handphone nya. Ino yang sedari tadi mengerti bahwa sahabatnya itu sedang kesal hanya duduk diam disampingnya menunggu guru datang untuk mengajar Bahasa Jepang dan sekaligus wali kelas Ino dan Sakura di XI IPA 1 yang terkenal sangat suka sekali telat.

Tiba-Tiba pintu kelas dibuka dan terlihat seorang pemuda dingin, bermata onyx serta tatapannya yang mampu menghipnotis seluruh murid siswi disitu termasuk Sakura yang sedari tadi moody tiba-tiba merona melihat tatapan cowok keren itu.
Pemuda onyx itu berjalan kearah tempat duduknya dan menatap lurus kedepan, Ino yang tahu Sakura sedari tadi memperhatikan Sasuke menggelengkan kepalanya. Bad Mood nya sudah hilang rupanya.

Guru bermasker dan berambut perak nampak berjalan memasuki kelas sambil menenteng beberapa buku ditangannya, seluruh murid yang sedari tadi ribut dan menggosip sontak buru-buru kembali duduk dimeja masing-masing.

"Selamat pagi anak-anak,"

"Pagi Sensei…" sorak seluruh murid kompak menjawab.

Guru bermasker yang diketahui bernama Kakashi Hatake itu segera duduk dimeja guru didepan kelas dan meletakkan buku-buku yang ia bawa keatas meja.
"Hari ini kalian kedatangan teman baru…,"

Ucapan dari Kakashi barusan langsung mendapat respon dari seluruh murid yang berbisik-bisik penasaran siapa murid baru yang akan menghuni kelas tersebut, beda dengan Sakura gadis itu hanya menopang kedua pipinya dengan telapak tangannya. Tentu saja ia tahu siapa seseorang itu, dan ia mengutuk dalam hatinya kenapa ia bisa sampai satu kelas dengan bocah bodoh dan egois itu jangan-jangan ini awal kesialannya. Entahlah.

"Baiklah nak, silahkan masuk dan perkenalkan dirimu…" seru Kakashi mempersilahkan murid tersebut memasuki ruang kelas.

Seluruh murid memperhatikan pintu kelas dengan rasa penasaran diantara beberapa siswa, tidak lama seorang murid lelaki dengan rambut pirang yang berantakan dan mata sapphire yang berkilau berjalan perlahan kedepan kelas dan sedikit menyunggingkan senyumnya.

"Halo semuanya…perkenalkan namaku Naruto Namikaze kalian bisa memanggilku Naruto. Aku pindahan dari Prancis, kedua orangtuaku asli Jepang dan aku pindah kesana sekitar umur 3 tahun. Semoga kalian bisa menyukaiku, Salutations tous*…" ucap Naruto memperkenalkan dirinya dengan sedikit menggunakan bahasa Prancis.

Para murid bertepuk tangan riuh terutama Sakura yang sedari tadi malas mendengar ocehan pemuda itu seketika kagum mendengar Naruto berbicara dalam bahasa Prancis. Ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat, tidak mungkin ia terpesona pada orang lain kecuali Sasuke apalagi dengan bocah blonde aneh itu.

"Baiklah Naruto, kau bisa duduk disamping bangku Shikamaru yang sedang tidur dimeja belakang…" tunjuk Kakashi kearah bangku Shikamaru yang penghuninya tengah melayang kealam mimpi.

Naruto segera berjalan perlahan kearah bangku sahabatnya, matanya melirik sedikit kearah Sakura yang menatap lurus kedepan. Ia tidak menyangka kalau ia bisa sekelas dengan gadis manis itu, menurut Naruto ini merupakan hal paling membahagiakan.
Naruto menggoyang-goyangkan badan Shikamaru kuat-kuat agar pemuda nanas itu terbangun dari tidurnya, Shikamaru nampak mengerjap-ngerjapkan matanya dan mengangkat kepalanya lurus kedepan.

"Jangan-jangan kerjamu dikelas hanya tidur saja…?" tebak Naruto asal membuat Shikamaru meliriknya tajam.

"Troublesome, sudahlah lebih baik kau perhatikan kedepan tidak usah melirik-lirik Sakura," balas Shikamaru sehingga membuat Naruto salah tingkah dan meninju lengan sahabatnya itu pelan.

"Aku penasaran siapa yang kau sebut Sasuke Uchiha tadi?," bisik Naruto agar orang lain tidak dapat mendengar apa yang ia katakana barusan.

"Pemuda berambut biru donker yang duduk didepan bangku sebelah kiri…" jelas Shikamaru, Naruto mengamati pemuda yang disebutkan sahabatnya tadi.

Naruto menatap tajam Sasuke dari punggungnya, tentu saja Sakura menyukai pemuda itu Naruto bisa melihat dari sifat pendiam dan coolnya itu. Atau mungkin bukan hanya Sakura saja yang mengaggumi pemuda itu tapi hamper semua siswi perempuan disana.
Bukan Naruto namanya kalau ia menyerah begitu saja dengan apa yang ia inginkan, terutama gadis pink itu. Ia sedikit menyeringai, mulai sekarang ia akan menandai Sasuke Uchiha sebagai rivalnya.

XXX

Ino dan Sakura nampak duduk disalah satu meja kantin yang tergolong mewah di Tokyo Senior School, mereka menunggu pesanan yang sudah disampaikan pada pelayan kantin. Sakura terlihat memainkan handphonenya sementara Ino membolak-balik bukunya untuk mempersiapkan bahan materi ujian Kimia minggu depan.

"Forehead, tadi pagi kenapa kau sampai bertengkar dengan anak baru pindahan dari Prancis itu," Tanya Ino sedikit penasaran.

Sakura menengadah menatap sahabatnya yang tengah penasaran jawaban yang akan ia lontarkan sekarang, Sakura meletakkan hapenya.
"Dia menabrakku Pig, tapi dia juga yang menyalahkanku padahal dia yang salah. Bocah egois…" omel Sakura.

"Yaampun, tapi menurutku kalian berdua itu sangat cocok loh," seru Ino menggoda sahabatnya itu, Sakura melirik Ino sebal.

"Cocok? Yaampun Pig, aku baru saja mengenalnya jadi aku tidak mungkin menyukainya. Kau tahu bukan kalau aku hanya menyukai Sasuke-Kun…"

Ino mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti dengan tersenyum penuh arti membuat Sakura menghela napasnya berat, sahabatnya itu memang selalu saja menggodanya dan sekarang korbannya adalah Naruto.
Tidak lama seorang pelayan membawakan makanan yang sudah dipesan kedua gadis itu, pelayan tersebut sedikit tersenyum dan kemudian berjalan kembali kearah dapur.

"Pig, bagaimana kabar Sai?," ucap Sakura tiba-tiba.

Ino yang sedang mengaduk gyudon* miliknya menengadah kearah Sakura sambil memasang wajah masamnya.
"Forehead, kau lupa aku sudah putus dengannya 1 bulan yang lalu kenapa kau malah menanyakan kabarnya padaku,"

"Gomen, aku hanya mengetesmu saja kok Pig. Lagian kenapa sih kalian putus, kalian kan sangat serasi…" celoteh Sakura sambil mengunyah makanannya.

"Entahlah, aku merasa dia mulai cuek dan sangat berbeda. Karena aku tidak tahan diperlakukan seperti itu, aku meminta putus darinya…," jelas Ino mulai bernostalgia dengan masa lalu dengan mantah kekasihnya itu yang entah sekarang dimana.

Sakura hanya mengangguk-anggukan kepalanya sambil memakan makan siangnya dengan lahap, sepertinya gadis pink itu kelaparan sampai membuat Ino cekikikan melihat tingkah Sakura yang seperti orang tidak pernah makan selama sebulan.
Mata emeraldnya secara tidak sengaja memandang kearah lapangan basket tidak, bukan lapangan yang ia perhatikan tapi pemuda berambut blonde dengan keringat yang mengucur terlihat sedang men-shoot bola digaris three point lapangan.

Sakura menghentikan suapan terakhirnya dan fokus melihat pemandangan didepan matanya, Ino yang tidak mengerti kenapa Sakura tiba-tiba berhenti memakan makannya dan kemudian mengikuti arah gerakan mata gadis itu.
Ino meyeringai melihat pemandangan didepannya, oh jadi gara-gara melihat itu Sakura jadi begini.

"Ekhem…" Ino berdehem keras untuk membuyarkan lamunan Sakura.

Sakura seketika terbangun dari lamunannya dan melihat Ino menatapnya sambil tersenyum-senyum seperti orang sinting.
"Kenapa kau tersenyum-senyum pig?,"

Ino tidak menjawab pertanyaan sahabatnya itu, ia masih menatap Sakura dengan senyumannya sambil sesekali cekikikan.
"Kenapa kau tiba-tiba menghentikan suapanmu Forehead? Jujur, kau sedang memperhatikan Naruto bermain basket disana bukan,"

Sakura sedikit salang tingkah mendengar ucapan Ino barusan, Pig sialan kenapa dia bisa tahu kalau dirinya tengah memperhatikan bocah pirang itu. Aduh, Ino pasti akan mendugannya macam-macam.

"Pig, kau salah paham. Mataku tidak sengaja mengarah kelapangan dan melihat si Baka itu bermain disana…" jelas Sakura mulai salah tingkah.

Ino tertawa lepas kali ini tidak ia sangka seorang Sakura Haruno bisa salah tingkah seperti ini karena murid baru itu.
"Sudahlah Forehead tidak usah bohong, sudah dua kali dalam sehari aku melihat kau terpesona pada anak itu…"

Sakura tidak membalas ucapan Ino ia memakan suapan terakhirnya dan buru-buru meminum jusnya dan meninggalkan Ino yang masih tertawa mengejeknya. Ino yang melihat Sakura meninggalkannya buru-buru menyusul gadis itu, sepertinya Sakura mulai ngambek digoda seperti tadi.

Pemuda blonde yang tengah berdiri disamping lapangan dan barusan saja menjadi sasaran mata Sakura melihat kearah gadis itu dan tersenyum tipis, ia mengangkat kedua bahunya dan kemudian kembali memasuki lapangan basket.

XXX

Naruto menyalakan mesin motornya dan memasang helmnya, hari ini hari pertama bersekolah di Tokyo dan itu cukup membuatnya merasa senang karena gadis merah muda itu. Naruto tidak membohongi perasaanya karena setiap kali ia melihat Sakura sebuah senyuman akan selalu hadir diwajah tampannya.

Ia dengan segera membawa motornya keluar dari halaman parkir dan melewati pagar sekolah, sapphire nya tidak sengaja melihat seorang gadis sedang berdiri sendirian di depan pagar dengan raut wajah masam.
Tentu saja Naruto tahu betul siapa gadis itu, ia menarik gas motornya perlahan dan berhenti tepat dihadapannya.

"Hai, sedang menunggu jemputan?," sapa Naruto membuka kaca helmnya.

Sakura menautkan alisnya menatap seseorang dihadapannya ini, ia nampak mengingat-ngingat siapa lelaki itu.
Naruto hanya tersenyum dibalik helmnya tanpa disadari Sakura, sepertinya gadis itu lupa kalau Naruto memakai helmnya. Akhirnya Naruto melepas helm tersebut dan Sakura hampir shock melihatnya, yaampun ternyata dia si Baka itu.

"Kau?," seru Sakura menunjuk Naruto.

Naruto menunjukkan cengiran rubahnya dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, benar dugaannya kalau Sakura tidak akan mengenalinya jika ia memakai helm.
"Kau belum pulang?,"

Sakura menggelengkan kepalanya lemas.
"Belum, seseorang yang menjemputku belum datang juga…,"

"Siapa? Pacar mu?," ucap Naruto sembarangan.

"Bukan, tentu saja supirku Baka,"

Naruto menganggukkan kepalanya perlahan dan kembali memasang helm rubah nya dan menoleh kearah Sakura.
"Bagaimana kalu pulang denganku? Ini sudah sore tidak baik untuk seorang gadis…,"

Sakura hampir tidak dapat berkata-kata mendengar ajakan Naruto untuk pulang bersamanya, apa pemuda blonde itu sudah tidak kesal lagi padanya karena tiba-tiba menawarkan diri untuk menawarinya pulang bersama bagaiaman kalau satu sekolah tahu?.

"Tidak usah bingung, aku sudah tidak marah lagi padamu kok. Justru aku ingin minta maaf sudah berbuat seperti tadi…," kata Naruto seolah mengerti apa yang dipirkan Sakura.
Sakura masih ragu untuk duduk dibangku belakang motor Naruto, sedangkan Naruto hanya menunggu dengan sabar agar gadis itu naik ke motornya.

"Aku tidak merepotkanmu kan?,"

"Tentu saja tidak Sakura-Chan…" balas Naruto setengah tertawa.

Tautan alis muncul dikening Sakura, Chan? Pemuda itu memanggilnya dengan sebutan Chan? Padahal mereka berdua baru saja kenal beberapa jam yang lalu dan sekarang pemuda pirang itu berani memanggilnya dengan embel-embel Chan. Sudahlah itu bukan masalah besar.

"Baiklah, arigatou gozaimasu…,"

Sakura segera duduk di jok belakang dengan raut wajah yang tidak dapat ditebak, sedangkan Naruto hanya tersenyum aneh karena berhasil membujuk cinta pertamanya untuk pulang bersama.

"Kau sudah siap?"

"Ya, tentu s-saja…" balas Sakura gagap membuat dirinya mendecah kesal dalam hati kenapa dia jadi bukan seperti dirinya sendiri.

"Kalau kau tidak ingin jatuh ada baiknya untuk berpegangan padaku Sakura-Chan," ucap Naruto modus.

"Tidak mau…nanti kalau ada yang lihat bagaiamana?," bantah Sakura.

"Yasudah kalau tidak mau,"

Naruto melepas kopling motornya sehingga membuat Sakura tertarik kedepan dan sontak memeluk pinggang Naruto erat, Naruto sedikit tertawa merasakan tangan Sakura yang memeluk pinggang nya erat.
Sakura merasa wajahnya memanas sekarang, sial kenapa ia jadi aneh begini? Dia hanya mendecah kesal dalam hati, awas saja kau Naruto Uzumaki. Kau curang!

"Begini saja tidak sulit bukan?," ucap Naruto setengah berbisik dan kemudian menarik gas motornya melaju meninggalkan lingkungan mereka berdua sadari, sepasang mata onyx memandang dari dalam mobilnya dengan tatapan tajam dan raut wajah stoic lalu pergi begitu saja dari sana.

XXX

"Terima kasih untuk tumpangannya, aku tidak akan bisa pulang kalau tidak ada kau," seru Sakura tersenyum tipis, Naruto sedikit merona melihatnya. Untung dia memakai helm jadi gadis dihadapannya ini tidak tahu.

"Tidak apa-apa justru aku senang bisa membantu…" Naruto tertawa yang lagi-lagi membuat Sakura tersenyum, rupanya Naruto tidak seburuk yang ia pikirkan. Pemuda itu lucu, asik dan baik hati.

"Kau tidak ingin masuk kedalam?,"

"Tidak usah terima kasih, aku akan segera pulang saja. Lain kali aku akan mampir kerumahmu Sakura-Chan," ucap Naruto.

"Baiklah tidak apa-apa, datanglah kemari kapan saja…,"

"Arigatou, tapi kau tidak keberatan untuk aku minta nomor telefon mu?,"

Sakura menggeleng pelan dan kemudian mengeluarkan handphoneya dari dalam tas untuk memberikan no telfone miliknya, Naruto hanya menyunggingkan senyum dan beralih kelayar hape.
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Sayonara Sakura-Chan…,"

Tidak lama Naruto menarik gas nya dan kemudian melesat pergi meninggalkan pekarangan rumahnya, Sakura memperhatikan motor Naruto yang kemudian hilang dibelokan jalan ia sedikit menggumam.
"sayonara Naruto…,"

"Wah-wah gandengan baru ternyata…"

Sakura menoleh kebelakang dan terlihat kakaknya Sasori sedang membuka pintu pagar dengan wajah yang dihiasi senyuman super aneh.
Sakura melesat memasuki rumah daripada harus mendengar ucapan tidak jelas dari kakaknya.

"Forehead, ini jam berapa kenapa kau baru pulang jam segini?,"

"Sasori-Nii, aku sudah 1 jam lebih menunggu jemputan disekolah. Tapi Ebizou-Jiji tidak datang sama sekali…," jelas Sakura.

"Serius? Kau tidak keluar kemana-mana?,"

Sakura menghela napasnya pelan, kenapa kakaknya ini selalu saja berpikiran aneh-aneh kalau ia selalu telat pulang padahal kenyataan nya sudah dijelaskan oleh Sakura tadi.

"Nii-san, ayolah untuk apa aku berbohong padamu. Aku mau masuk saja, aku capek!,"

Sakura berjalan meninggalkan Sasori yang berdiri termangu dipintu rumah, mata merahnya nampak melirik kejalanan yang baru saja dilalui oleh pemuda pirang itu. Sasori familiar dengan wajah itu, atau jangan-jangan bocah tadi adalah adik sahabatnya yang tinggal di Prancis beberapa tahun yang lalu?
Entahlah, mungkin ia akan bertanya di lain waktu lewat BBM miliknya.

XXX

Naruto memasuki lift apartemen dengan menenteng belanjaan yang baru saja ia beli di supermarket sekitar, hari ini perut nya terasa lapar jadi ia memutuskan untuk membeli beberapa bahan ramen dan membuatnya di apartemen saja.
Ia merasakan handphone nye sedikit bergetar menandakan ada pesan singkat masuk, Naruto mengambil handphone dari saku celana dan melihat siapa yang mengirim pesan.

From: Ero-Jiji

Naru, bagaimana kabarmu disana? Baik-baik saja bukan sekolahnya, minggu depan aku dan ayahmu akan mengunjungimu jadi jangan lupa untuk membereskan rumah…

Naruto menghembuskan napasnya berat setelah membaca sms dari kakeknya Jiraiya, kalau semisalnya ayah dan kakeknya mengunjunginya minggu depan dan menginap. Otomatis dia tidak akan bisa bermain PlayStation sampai tengah malam.
Tidak lama pintu lift terbuka dan menunjukkan lantai 8 Naruto segera keluar dari sana dan berjalan menuju tempatnya di apartemen no 195.
Apartemen milik Naruto adalah salah satu apatermen mewah atau biasa disebut kondominium di kota Tokyo, tentu saja Naruto tinggal di tempat elite seperti itu.
Ayahnya, Minato Namikaze adalah seorang koki terkenal di Prancis begitu juga kakeknya Jiraiya seorang koki professional.

Naruto menghentikan langkahnya saat ia melihat sebuah kardus tergeletak didepan pintu apartemennya, ia menautkan alisnya heran. Kenapa ada kardus didepan pintu, atau mungkin itu kerjaan orang iseng saja.
Naruto perlahan berjalan kearah kardus berwarna putih dengan diselimuti kain berwarna merah, Naruto sedikit pucat melihatnya takut-takut itu adalah sebuah bom yang dikirim orang-orang mencurigakan.

Ia menepis pikirannya jauh-jauh, tidak mungkin hal seperti itu terjadi. Itu hanya terjadi di hotel bukan apartemen seperti ini. Mata sapphire nya menengok ke kanan dan ke kiri berharap ada penghuni lain yang keluar, tapi saying disepanjang lorong hanya dia sendiri yang tengah berdiri dengan raut wajah bingung sekaligus panik.

"Yaampun, siapa seseorang yang telah menaruh kardus disini,?" gumam Naruto sedikit kesal.

Dengan berat hati ia membuka kain panjang berwarna merah itu untuk melihat isi sesungguhnya dari kardus aneh yang tiba-tiba berada didepan pintunya, Naruto membulatkan matanya tidak percaya dengan sesuatu yang ada dihadapannya.

"Bayi?,"

Naruto bisa dengan jelas melihat bayi dengan umur sekitar 10 bulan sedang tertidur dengan nyenyaknya didalam kardus itu, yaampun mimpi apa ia semalam sampai menemukan bayi didepan pintu apartemennya.
Naruto membawa kardus itu masuk kedalam dan mengunci rapat-rapat pintunya agar tidak ada seorang pun yang tahu.

Ia tampak mengeluarkan handphonenya dan menelfon seseorang, tidak lama tanda masuk telefon berbunyi.

"Moshi-moshi?," jawab suara diseberang sana.

"Moshi-Moshi, Shika. Kau harus kesini sekarang juga…" seru Naruto terdengar panik.

"Kenapa memangnya, ada apa?,"

"Pokoknya kau harus kesini sekarang, penting!," teriak Naruto.

"Tapi Naruto aku tidak bisa, dirumahku ada tamu dan kalau aku pergi sekarang ibuku bisa mengomel sepanjang hari…memangnya kenapa?,"

"Aku tidak bisa menceritakannya lewat sini, baiklah kalau tidak bisa datang. Besok pulang sekolah kau harus kesini!,"

Bunyi nada telefon dimatikan, Naruto sedikit panik apa yang harus ia lakukan dan pada siapa dia harus meminta tolong. Kami-Sama Naruto masih SMA kenapa ia malah bertemu bayi dan harus mengurusnya begitu? Merepotkan sekali.

Naruto menatap bayi yang tertidur didalam kardus itu, badannya sedikit sedang tidak gemuk dan tidak kurus. Kulitnya putih, pipinya juga chubby, Naruto mengeluarkan bayi itu dari dalam kardus dan menggendongnya sebentar dilengan kekarnya.
Ia sedikit berpikir siapa orang tua yang tega membuang bayi selucu ini, Naruto menidurkan bayi malang itu diats tempat tidurnya dan menyelimutinya dengan selimut miliknya.

Ia berjalan kedapur dan mengacak-ack rambutnya frustasi, kenapa jadi seperti ini. Kenapa harus ada kardus yang berisi bayi, apakah ia harus membawa bayi itu ke panti asuhan? Kalau ia yang mengurus sendiri itu adalah hal yang sulit, apalagi ia masih seorang pelajar SMA. Apa kata orang kalau dia dicap mempunyai anak dari hubungan luar nikah, menyeramkan sekali untuk seorang Naruto Namikaze.

"Kusho!,"

Naruto bergeming sebentar dan kemudian kembali mencari nomor seseorang di kontak hapenya, ia tahu sekarang. Benat juga siapa yang dapat membantunya untuk masalah ini, bunyi nada sambung terdengar keras.

"Halo, siapa?"

"Ehm, Sakura-Chan. Ini aku Naruto, maaf menelfonmu malam-malam begini tapi aku sangat butuh bantuan mu sekali…" seru Naruto memasang suara memohon.

"Bantuan apa Naruto? Tapi ini sudah malam, lagipula aku pasti tidak diberi izin…" jelas Sakura dari seberang.

"Tolonglah Sakura-Chan, kalau begitu aku akan menjemputmu sekarang. Aku akan ceritakan kronologisnya di apartemenku…" pinta Naruto memohon.

Tidak ada balasan suara dari Sakura yang berarti gadis itu tengah memikirkan jawaban apa yang akan ia lontarkan untuk bocah pirang itu.
"Baiklah aku akan membantumu, datanglah 30 menit lagi…,"

"Benarkah? Arigatou Dattebayo, Sakura-Chan" seru Naruto kegirangan dan langsung mematikan telefonnya.

Ia buru-buru mengunci kembali apartemennya dan bergegas untuk menjemput Sakura yang akan menunggunya, entah kenapa ia merasa kedatangan bayi kecil itu akan membuat dirinya dan Sakura semakin dekat.
Itulah yang sekarang Naruto fikirkan.

.

.

.

TBC

A/N: *Shumasijiru: sup kuah bening dalam masakan jepang, rasa shumasijiru yang tidak mencolok dan sering dipakai dalam jamuan makan formal di Jepang.
*Gyudon: nasi dengan irisan daging sapi rebus.

Akhirnya fanfic perdana kelar juga-_- gomen kalau disini ceritanya gaje alurnya juga ga nyambung apalagi ceritanya semrawut kayak dadar gulung(?)
Baiklah Hiko tidak akan mempersulit, cukup review di kotak di bawah situ ngga jauh kok masih bisa dijangkau^^

Hiko ingin kritikan yang membangun atau mungkin saran dalam penulisan karena Hiko disini masih sangat-sangat newbie, jadi buat para NaruSaku Lovers, halo salam kenal ya :D hahaha

Baiklah nantikan chapter 2, Arigatou Gozaimasu sudah mau membaca dan mereview ^,^

R

V

W