Disclaimer : Kuroko no Basuke belongs to Fujimaki Tadatoshi.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sebelum kalian membaca fanfic ini ingatlah, yang membuat masih pemula. Diramalkan akan terjadi kekacauan berupa absurd, humor gagal, garing, terutama gaje dan OOC.(Seperti pembuatnya...)
"Jadi... Kenapa kau ada disini Tetsuya nanodayo?" tanya Midorima dengan melupakan tsunderenya.
"Ya, kenapa manusia seimut dirimu bisa sampai disini ?!" tanya Takao dengan antusias banget.
"Uh... Itu karena..."
"Karena ?"
~Flashback~
Di rumah saudara Aomine
"Daiki !" ibu Aomine, panggil dia Aomine Tekari.
"Kenapa ?! Ada apa ?!" ternyata Aomine Daiki sedang belajar cara bertemu dengan Mai-chan menggunakan sihir.
"Kau membuat yang aneh-aneh lagi kan ! Hentikan dan turun sekarang ! Ada rencana !" ternyata si kakak sudah sering melakukan hal tersebut, sampai-sampai ibunya sudah tau apa yang dilakukannya pada jam 10 malam.
Dan kemudian Daiki pun turun dan mendapati muka serius kedua orang tuanya.
"Memangnya ada apa ?! Ini jam 10 malam !"
"Pelankan suaramu Daiki, Tetsuya sedang tidur." kata Ayah Aomine, panggil dia Aomine Dafri .(Author : Namanya memang jelek, maafkan diriku ._.).
"Tapi tadi, oka-san !" protes Daiki.
"Dia itu perempuan, pikirannya tidak bisa ditebak. Ini idenya agar kita mengadakan pertemuan setelah Tetsuya tidur. Jujur, aku tidak tau apa rencananya." kata Dafri dengan kedua tangan yang dikaitkan dan diletakkan didepan dagunya.
"AP-" Daiki masih ingin berbicara, namun perkataan-nya di sela oleh ibunya.
"Daiki silahkan duduk. Kita disini untuk mendikusikan masalah serius." kata Tekari dengan muka super serius.
Daiki dan Dafri menelan ludahnya. "Sepertinya hal ini akan betul-betul menjadi super serius" pikir mereka keduanya. "Tunggu, apakah uang jajanku akan dikurangi ?! Tidak !" pikir Daiki dalam hatinya. "Tunggu, apakah dia ingin menambah uang belanjanya ?! Tidak !" pikir Dafri dalam hati.
"Aku ingin bertanya..." saat Tekari mengatakan itu mereka berdua sudah bersiap agar tidak berteriak. Masalah akan bertambah besar jika mereka berteriak. Contohnya kata hati mereka bisa menjadi kenyataan, atau mereka tidak akan mendapatkan makanan.
"Keluarga macam apa kita ?!" teriak Tekari tapi tidak begitu keras karena takut membangunkan Tetsuya.
"Hah ?" tanya kedua laki-laki di keluarga Aomine yang bersama-sama memasang muka bego.
Tekari hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat mereka berdua, dia bahkan sempat berpikir, apakah Dafri yang ada didepannya ini adalah betul-betul suaminya, dan apakah Daiki yang ada didepannya ini adalah anak kadungannya sendiri.
"Kita tidak pernah mengadakan pesta untuk Tecchan!" Mendengar hal itu Daiki dan Dafri meneguk ludahnya sendiri. Memang benar apa yang dikatakan wanita yang ada didekat mereka ini. Mereka belum melakukan apa-apa untuk valentine ! Bahkan merayakan ulang tahun Tetsuya tidak !
"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang oka-san ?!" tanya Daiki dengan panik. "Tekari, apa yang harus kita perbuat ?!" tanya Dafri dengan tidak kalah paniknya. Beginilah di keluarga Aomine, bagi Daiki dan Dafri jika ada yang mereka tidak ketahui, maka tanya pada Aomine Tekari. Moto mereka berdua adalah 'Jika oka-san/Tekari tidak tau, maka kita juga tidak tau'.
"Kita akan memberi kejutan buat Tetsuya. Daiki, bawa Tetsuya ke sekolahmu, secara kebetulan besok Tetsuya libur, ulur waktu selama mungkin. Gunakan otakmu untuk memikirkan alasannya. Dafri, aku sudah bicara dengan atasanmu, kau bisa cuti besok, kita akan mempersiapkan segalanya saat Daiki dan Tetsuya masih disekolah." Tekari sepertinya sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini yang diakibatkan oleh 2 orang laki-laki bejad yang sama-sama mempunyai rambut berwarna biru tua.
"Baik ! Siap laksanakan komandan !" sahut ayah dan anak dengan serempak.
"Bagus, sekarang kembali ke tempat masing-masing dan tidur. Jangan lupa sikat gigi dulu."
"Baik !" (Author : Ini militer atau apa ._.).
`~`~`Keesokan harinya `~`~`
.
.
.
`~`masih di rumah`~`
"Selamat pagi oka-san, otou-san, Dai-nii chan" kata Tetsuya dengan sedikit ngantuk. Hari ini Tetsuya memang libur, tapi ibunya sudah membiasakan Tetsuya agar dapat selalu bangun pagi, karena sudah trauma dengan tragedi kakaknya yang jika sedang libur dapat tidur 24 jam.
"Selamat pagi Tecchan ! Kau sangat imut seperti biasanya, dan rambutmu setelah bengun tidur tetap hebat." kata si ibu terhadap anaknya yang super duper imut itu kemudian melanjutkan aktivitas mempersiapkan sarapan bagi keluarganya.
"Selamat pagi Tsuya." sapa si ayah dengan tetap membaca koran yang ada dihadapannya.
"Selamat pagi oka-chan. Selamat pagi otou-chan." Sapa Tetsuya balik.
"Tecchan menyapaku duluan ! Tecchan lebih sayang aku daripada Dafri ! YAY !" kata Tekari sambil berloncat-loncat ria, dan melupakan masakannya.
"Apa ?! Tsuya, bilang pada ibumu kalau itu tidak benar. Kau lebih sayang otou-chan kan ?!" kata Dafri sampai membuang korannya di lantai.
"Tecchan lebih sayang oka-channya !".
"Tsuya lebih sayang otou-channya !".
Melihat kedua orang tuanya bertengkar membuat hati Tetsuya merasa tidak enak, jadi dengan cepat Tetsuya berusaha untuk menghentikan mereka. "U-uh... Tetsuya tidak bermaksud begitu... Tetsuya sayang papa dan mama sama besarnya ! Tetsuya sayang mama dan papa !".
Dan seketika, Dafri dan Tekari sempat berhalusinasi melihat sayap malaikat tumbuh di belakang punggung Tetsuya untuk sesaat.
"Oh, selamat pagi otou-san, oka-san, Tetsu." Akhirnya Daiki sudah keluar dari tempat persembunyi-eh maksud saya kamarnya dengan baju seragamnya.
"Selamat pagi Daiki-nii chan !" kata Tetsuya dengan sangat bersemangat dan berlari ke arah Daiki.
"E-eh, Tetsu." muka Aomine sudah sedikit memerah akibat kelakuan adiknya yang super cute itu. Tapi, adegan itu juga membuat suasana di ruang makan itu menjadi lebih gelap.
"Selamat pagi Daiki." kata Tekari dengan datar dan kembali pada masakannya yang tadi tertinggal. Ternyata muka datar Tetsuya merupakan warisan dari ibunya.
"Pagi Daiki." kata Dafri dengan ketus sambil memungut korannya dan kemudian dibaca.
Aomine Daiki hanya bisa sweatdrop melihat perlakuan tidak adil orangtuanya. Tapi tidak apa-apa pikirnya, karena Tetsu tersayangnya datang menghampirinya~.
"Makanan sudah siap. Tecchan, Daiki, Dafri, ayo makan." panggil satu-satunya perempuan dalam keluarga bahagia(?) tersebut.
"Baik." sahut mereka bertiga.
Dalam makan pagi bersama mereka, Tetsuya duduk disamping Tekari. Di depan Tekari ada Dafri. Disamping Dafri ada Daiki. Mereka makan bersama dengan tenang, tapi duo idiot di keluarga Aomine, yaitu Daiki dan Dafri heran mengapa Tekari dari tadi menatap mereka. Dan pada akhirnya, Daiki sadar. Bahwa dia lupa mandi.
"Oka-san ! Maafkan aku ! Aku akan pergi mandi sekarang juga !" kata Daiki setelah menghabiskan makanannya.
"Apa ?! Kau belum mandi ?!" teriak Tekari.
"Aku duduk disamping orang belum mandi !" teriak Dafri.
"Daiki-nii chan jorok..." kata Tetsuya.
Hati seorang Aomine Daiki rasanya seakan-seakan terinjak-injak mendengar perkataan mereka, terutama kata adiknya. Dan setelah itu, Daiki pun meminta izin untuk mandi.
~Setelah selesai mandi~
"Aku sudah selesai.".
"Jangan datang ke ruang makan ini lagi kalau kau belum mandi Daiki." .
"Daiki... ayah kecewa terhadapmu...".
"Daiki-nii chan...".
Semua menatap Daiki dengan tatapan kasihan, dan Daiki cuma bisa depresi. Melihat hal itu, dan Dafri juga tampaknya lupa terpaksa Tekari yang mengingatkan mereka secara tidak langsung.
"Tecchan, hari ini kamu ke sekolah Daiki ya.".
Dan saat Tekari mengatakan hal tersebut, itulah saat Dafri dan Daiki mengingatnya. "Oh ya ! Hari ini kita akan mengadakan pesta untuk Tetsu/Tsuya !" pikir mereka berdua.
"Eh ? Oka-chan, kenapa hari ini aku harus ke sekolah dengan Daiki-nii chan ?" tanya Tetsuya dengan polosnya sambil memiringkan sedikit kepalanya.
"Sial. Anak ini terlalu imut dan menyilaukan untuk kita yang sangat bejat." pikir Daiki, Dafri, dan Tekari. Dafri yang pertama kali sadar dan dengan cepat mencari alasan untuk jawaban.
"Tsuya, hari ini otou-chan harus berangkat ke kantor. Jadi hari ini kamu harus ikut Daiki ke sekolah." kata Dafri.
"Eh, bagaimana dengan oka-chan ? Bukannya oka-chan berada dirumah ?".
"Tecchan, hari ini oka-chan ingin berkumpul dengan teman lama. Oka-chan sudah 10 tahun tidak bertemu dia... Jadi Tecchan ikut Daiki ya, oka-chan sudah bicara kok sama kepala sekolahnya." jawab Tekari dengan gugup sambil berharap bahwa Tecchannya itu tidak akan bertanya lebih lanjut lagi.
"Um... Baiklah kalau begitu. Tetsuya akan ikut Daiki-nii chan ke sekolah !" kata Tetsuya dengan polosnya.
"Akhirnya ! Sekarang kita harus berusaha sebaik mungkin untuk pesta Tetsu/Tecchan/Tsuya !" pikir tiga manusia disaat yang bersamaan. Sedangkan Tetsuya hanya bisa bermuka datar melihat mereka.
~End of Flashback~
"Begitulah kurang lebih ceritanya." kata Tetsuya.
"Oh. Jadi mereka ingin mengadakan pesta untuk Tetsuya." kata Takao setelah mendengarkan cerita Tetsuya.
"Itu salah mereka karena tidak mengingat hari-hari penting Tetsuya nanodayo. Tunggu kenapa kau bisa tau tentang hal pesta itu nanodayo ? Seharusnya kau sudah tidur bukan ?" tanya Midorima keheranan.
"Oh. Itu karena aku ingin mengambil air minum dan tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka. Oka-chan, otou-chan, dan Daiki-nii chan sama sekali tidak meyadari kalau aku ada disana." jawab Tetsuya dengan muka datarnya.
Midorima dan Takao pun sweatdrop mendengar pernyataan Tetsuya. Tapi mereka juga tidak bisa menyalahkan mereka dalam hal tidak meyadari Tetsuya. Takao dan Midorima juga tau bahwa hawa keberadaan Tetsuya sulit terdeteksi.
"Tapi meskipun aku tidak mendengar pembicaraan tadi malam aku tau pasti ada yang aneh. Karena otou-chan belum memakai pakaian kerjanya dan oka-chan tidak terlihat seperti orang yang bersiap-siap untuk pergi.".
Midorima dan Takao sekali lagi sweatdrop mendengar pernyataan Tetsuya. Mereka sudah dapat meramalkan Tetsuya akan menjadi orang terpintar dalam keluarga tersebut.".
Tapi, tiba-tiba saja Takao mengendong Tetsuya dan kemudian membawanya ke depan kelas 12 Shutoku , membuka pintunya yang mengakibatkan semua orang di kelas tersebut kaget, kemudian mengangkat Tetsuya seperti di film Simba dan kemudian berkata "Lihatlah keimutan Tetsuya !". Ternyata otak Takao sudah mulai gaje akibat Tetsuya.
Seiisi ruangan itu berblushing ria melihat sang Aomine Tetsuya yang tampak keheranan. Si trio senpai Shutoku lebih parah lagi, saat ini mereka sedang berunding bagaimana cara untuk menculik Tetsuya. Si guru yang bernama Hiroki itu juga berblushing ria, dan kelas itu sukses menjadi hening sejenak.
Setelah beberapa saat, Takao merasa bahwa itu sudah cukup dan beranjak pergi untuk kembali kekelasnya bersama Tetsuya. Tapi hal itu tidak dapat tercapai karena kerah Takao terlebih dahulu ditarik oleh Miyaji, Otsubo, dan Kimura.
"Kau mau kemana Takao ?" tanya Miyaji sambil mengeluarkan senyum mengerikan.
"Aku mau kembali ke kelas bersama Tetsuya senpai~" jawab Takao tanpa mempedulikan senyuman milik Miyaji.
"Tempat ini juga merupakan kelas. Biarkanlah Tetsuya berada disini." kata Otusubo dengan nada sedikit memaksa.
"Eh, tapi aku mau bersama Tetsuya." balas sang pemilik Hawk Eye tersebut.
"Takao, aku tidak akan berbasa-basi seperti mereka. Biarkan Tetsuya disini bersama kita." perintah Kimura.
"Aku tau itu. Tapi tetap mau bersama Tetsuya !" kata Takao, ternyata dia sudah tidak mempedulikan ancaman senpainya lagi.
Miyaji, Otsubo, dan Kimura menatap kesal terhadap kouhainya itu. Dan tiba-tiba Hiroki berdiri dari tempatnya dan menuju ke Takao kemudian mengambil Tetsuya.
"Takao Kazunari. Sekarang sudah waktunya jam pelajaran dan seharusnya kau berada di kelasmu sekarang. Biarkan aku menjaga anak kecil ini, namanya Tetsuya kan ?" kata Hiroki.
"Tapi sensei ! Sekarang jam kosong !".
"Aku tidak peduli Takao, kecuali kau mau nilai matematikamu berkurang 70 ?".
"APA ?! Sensei, nilai ulanganku itu 50 !".
"Berarti kau akan mendapatkan minus.".
"Cih." dengan kesal akhirnya Takao pun harus mengalah. Kemudian Takao menitip Tetsuya di kelas 12 tersebut dengan terpaksa. Setelah mengucapkan maaf pada Tesuya dan meminta izin Takao pun pergi. Tetsuya sebenarnya tidak terlalu peduli dengan hal ini, jika akan terjadi apa-apa dia bisa menggunakan misdirectionnya.
Hiroki pun tersenyum puas dan mengatakan pada muridnya untuk mengerjakan soal-soal di buku cetak mereka. Hiroki juga mengatakan bahwa ulangan mereka diundur, yang membuat orang-orang di kelas tersbeut bersorak bahagia. Dan kemudian Hiroki pun mengajak Tetsuya bermain-main dan melupakan tugasnya sebagai guru.
Takao kesal akan hal tersebut tapi apa yang mereka dia bisa perbuat ? Tidak ada. Dia hanyalah seorang murid yang tidak berdaya untuk melawan guru yang menyalahgunakan haknya.
"Takao, dimana Tetsuya nanodayo." Tanya si megane.
"Dia diambil Hiroko sensei, rasanya ingin aku tendang guru itu." Jawab Takao dengan kasar.
"Hiroki-sensei mengambil Tetsuya nandayo ?! Akan aku kutuk guru sialan itu nanodayo !" kata Midorima yang sama marahnya dengan Takao sekarang.
"Hei !" Terdengar suara dari kejauhan yang semakin mendekat. Midorima kenal suara itu. Suara itu adalah...
"Apakah kalian melihat Tetsu ?" tanya Aomine Daiki
.
.
.
.
.
To be Continued ._.
Author : ...
Tetsuya, Kise, Aomine, Midorima, Murasakibara, Akashi : ...
Author : Maafkan aku ._.
Kise, Aomine, Midorima, Murasakibara, Akashi : -_-
Author : Untuk kalian-kalian semua terutama para Readers maafkan aku ! Maafkan diriku karena super duper telat update ! Maafkan aku juga karena tampaknya banyak OC yang terdapat didalamnya ._.
Kise , Aomine, Midorima, Murasakibara, Akashi : Bukan cuma itu masalahnya Author bego -_- kau juga berencana hiatus kan -_-
Author : Uh... Benar... Tapi jangan salahkan aku (Memang aku yang salah ._.) Tapi salahkan sekolah ! I am pretty sure school is planning to kill me...
Kise , Aomine, Midorima, Murasakibara, Akashi : Tidak peduli bego.
Author : ._. baiklah... Yah, seperti yang tertera diatas, aku akan mengadakan hiatus... Tidak tau sih sampai kapan, yang penting nggak akan hiatus lama seperti kali ini ._. Jadi begitulah... Mohon para readers sabar dengan ini ya. Salam damai...
Akashi : Kalau kau tidak menepati janjimu kutikam kau.
Kise : Kalau kau tidak menepati janjimu akan kusuruh penggemarku untuk menghajarmu.
Aomine : Kalau kau tidak menepati janjimu kau harus membersihkan kamarku selamanya.
Midorima : Kalau kau tidak menepati janjimu akan ku santet kau.
Murasakibara : Kalau kau tidak menepati janjimu akan kuhancurkan laptopmu.
Tetsuya : Kalau Author-chan tidak menepati janjinya akan kuhapus file-file pentingmu.
Author : Tetsuya juga ikut membully aku *nangis*.
Tetsuya : Ini demi kebaikan Author-chan juga... Makanya, jangan hiatus lama-lama ya~
Author : Baiklah... See you next time~