Sumary :

2 orang insan yang memiliki takdir yang sama. Akankah Naruto sang Mahou dan Naruko sang Jinchuriki Kyuubi dapat mengalahkan kegelapan yang semakin mendekat. Duet 2 kekuatan antara Sihir dan Cakra.

Disclamer : Masashi Kishimoto

Genre : Adventure, Fantasy, Romance (kagak janji), serta sedikit ecchi, but no Hentai

Paring : Naruto x ... (Minta saran, soalnya banyak opsi)

.

.

Naruto membuka matanya dengan perlahan. Matanya terasa masih berat untuk terbuka, tak ayal matanya seperti mata panda. Dia kini bangun dari dinginnya lantai, melihat ke seluruh sudut apartemen barunya dan mendapati Yuki-nee yang tengah tertidur pulas di atas futon.

"Semalam Yuki-nee menyeramkan sekali. Hampir saja keperjakaanku hilang." Naruto berucap sendiri sambil mengingat kejadian semalam.

Semalam Naruko makan malam di apartemen Naruto. Semalaman mereka isi dengan canda tawa hingga tak terasa sudah malam. Akhirnya Naruto mengantarkan Naruko ke apartemennya karna tak enak membiarkan perempuan jalan sendiri malam-malam.

Masalahnya justru saat Naruto kembali ke apartemennya. Grimoire miliknya langsung berubah ke wujud humannya yang kita kenal bernama Yuki-nee. Tanpa babibu lagi Yuki-nee langsung melesat ke arahnya, mencoba melepaskan celana beserta dalaman milik Naruto. Dan oleh sebab itu ia terpaksa lari-lari semalaman menghindari Yuki-nee yang menagih keperjakaannya.

Naruto kemudian beranjak ke arah Yuki-nee dan menaikkan selimut ke tubuh atas Yuki-nee yang tadinya hanya menutupi bagian bawah tubuhnya saja.

Naruto tersenyum hangat ke Yuki-nee. Ia kemudian menuju kamar mandi untuk melakukan ritual paginya -Mandi-. Naruto kemudian keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya.

Tak sampai 5 menit Naruto telah memakai pakaian miliknya yakni. Baju kaos putih polos dengn celana hitam, di kakinya ia memakai sepasang sepatu hitam yang di desain nyaman di kaki shinobi (Intinya pake sepatu ninja). Di tangan kirinya terpasang sebuah sarung tangan berwarna hitam dengan lubang di setiap jarinya membuat jari-jari putih milik Naruto dapat bergerak bebas.

"Yosh... sekarang belanja dulu, setelah itu tinggal masak." ucap Naruto seraya mengambil uang yang ada di meja –Dapet dari Hokage- dan pergi meninggalkan apartemen miliknya.

Tubuh Naruto seketika berubah menjadi berwarna kuning dan mengeluarkan cahaya yang tak terlalu terang. Detik berikutnya ia sudah menghilang dari tempat tersebut dan meninggalkan kilatan cahaya kuning yang samar-samar.

Ia melompati atap tiap rumah dengan kecepatan cahaya dan dalam beberapa detik ia telah sampai di pasar yang tak terlalu ramai. Seketika tubuh Naruto berubah menjadi normal kembali. Ia mulai berkeliling pasar untuk mencari makanan yang akan menjadi sarapannya yakni Daging.

Sampailah ia di deoan sebuah kios yang menjual beberapa daging segar.

"Paman... dagingnya berapa?"

"Harganya 1000 yen / kg." Ucap paman yang berdiri di samping di depan kios daging tersebut.

"Mahalnya. Bisa kurang gak paman."

Naruto akhirnya memulai tawar menawar dengan paman yang ada di depannya. Dan akhirnya dia mendapatkan apa yang ia inginkan –baca daging- dengan tawar menawar yang sedikit keluar jalur –Naruto ngancam si penjual-. Kemudian ia mulai mencari beberapa sayuran.

Tak menunggu lama akhirnya semua belanjaannya telah di beli semua dan ia berniat beranjak pulang ke apartemen miliknya. Di perjalanan pulang ia merasakan beberapa orang mengikuti dirinya, tapi tidak ia perdulikan asal mereka tidak mengganggu.

Naruto masuk ke dalam apartemennya dan melihat Yuki-nee belum bangun dari tidurnya. 'Salah sendiri tidur kemalaman' batin Naruto.

Naruto mulai memasak daging beserta sayuran yang telah ia siapkan sebelumnya. Bau harum mulai keluar dari sayuran yang ia tumis dengan daging. Yuki-nee yang mencium bau harum dari masakan naruto perlahan mulai bangun dari alam mimpinya.

"Hoam.. apa yang kau masak Naruto-kun.?" Ucap Yuki-nee sambil mengucek-ngucek matanya yang masih mengantuk.

"Kau sudah bangun Yuki-nee? Cepat mandi, sebentar lagi sarapan siap." Ucap Naruto dari dapur.

Yuki-nee langsung berjalan ke arah kamar mandi yang letaknya berada di samping dapur dan melihat Naruto yang tengah menyiapkan sarapan, sebuah apron bergambar anjing juga terpasang di leher Naruto. Tapi namanya anak berumur 10 tahun, apronnya malah kelihatan kebesaran.

"Hihihihi..." Yuki-nee cekikikan, Naruto yang mendengarnya langsung menatap ke arah Yuki-nee dengan pandangan heran.

"Ada apa Yuki-nee?"

"Bukan apa-apa." Yuki-nee langsung masuk ke dalam kamar mandi.

"Dasar aneh." Naruto mulai menyiapkan sarapan di atas piring dan menatanya di atas meja.

.

.

.

Yuki-nee telah selesai dari acara mandinya dan keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit dari paha hingga bagian atas dadanya. Ia melihat ke arah Naruto yang tengah membelakanginya dan langsung mengeluarkan seringaian licik.

"Naruto-chan.. apa sarapannya telah siap?" Tanya Yuki-nee sambil mendekati Naruto.

"Belum, sebentar lagi Yuki-nee.. aku sedang menyiapkan mejanya." Jawab Naruto, tiba-tiba Naruto merasakan sensasi tempo hari.

'Lembut, hangat dan empuk.. jangan-jangan.' Batin Naruto, kemudian ia berbalik dengan perasaan tak enak. Di depannya kini Yuki-nee berdiri dengan handuk yang telah jatuh menampakkan Dada dan bagian V yang tidak di tutupi sehelai kain pun.

Glek...

Blush...

Tiba-tiba wajah Naruto berubah menjadi semerah tomat, dengan tangan gemetar ia jongkok ke bawah mencoba mengambil handurk yang tadi jatuh. Tapi celaka, ia malah melihat padang rumbut di depannya.

"Hah... Naru-chan.. mau mencobanya?" Ucap Yuki-nee dengan nada di buat semenggoda mungkin.

Blush

Tiba-tiba wajah naruto yang berwarna merah kini berubah menjadi berwarna putih pucat, detik berikutnya yang ia lihat adalah gelap.

"Yah.. malah pingsan."

Yuki-nee dengan susah payah membawa tubuh mungil Naruto ke futon dan membaringkannya, tentunya setelah ia memakai baju miliknya. tak lama setelahnya Naruto telah sadar dari pingsan dadakannya.

Ia melihat ke seluruh sudut dan mendapati Yuki-nee tengah duduk di sampingnya.

"Sudah bangun Naru-chan? ayo makan." Yuki-nee lalu beranjak dari duduknya di susul dengan Naruto yang mengekor di belakangnya.

Mereka makan dengan tenang, mungkin mereka terhanyut dalam fikiran masing-masing jika sebuah suara tidak memecah keheningan.

"Naruto-chan.. kau akan pergi ke tempat kakek itu?" Tanya Yuki-nee memastikan hal yang ia fikirkan dari tadi.

"Iya.. memang kenapa?"

"Aku sedikit khawatir jika mereka tak percaya."

"Jangan khawatir, mereka pasti akan percaya." Ucap Naruto sambil memberikan senyuman hangat ke arah wanita di sampingnya.

"Baiklah. Aku ikut juga."

"Tentu. Tapi kau dalam bentuk Griomire." Ucap Naruto sambil memasukkan nasi ke dalam mulutnya.

"Tidak ! aku akan dalam bentuk humanku, tak peduli kau berkata apa !?"

"Ya sudah, tapi nanti pasti banyak yang menggodamu." Yuki-nee yang mendengarnya pun tersenyum karna ia kira itu sebagai tanda khawatir.

"Kalau begitu kau harus menjaga aku ya Naru-chan."

"Kau akan ku accelarasi." Yuki-nee tersenyum kembali, sementara naruto tengah mencoba menyelesaikan sarapannya yang berharga.

.

.

.

Konoha.

Sebuah desa yang memiliki sistem keamanan berupa shinobi. Di desa ini para murid di ajarkan untuk mempelajari, mempraktekan, dan mengaplikasikan penggunaan cakra di dunia nyata. Di desa ini juga di pimpin oleh seorang ninja yang telah di nobatkan sebagain Shinobi terkuat dan mendapat sebuah gelar kehormatan yakni Hokage.

Disini Hokage bertugas memimpin keamanan dan sistem pemerintahan di Konoha. Dia yang menerima permintaan dari desa lain yang di sebut misi, ini adalah salah satu sektor yang di gunakan di bidang ekonomi.

Dan disinilah Hokage berada, di tengah tumpukan yang memerlukan persetujuan dari dirinya. Dengan kesal ia mulai membaca satu per satu tumpukan yang ada di depannya hingga sebuah suara mengalihkan perhatiannya.

Tok ... tok.. tok...

"Masuk."

Pintu yang terbuat dari kayu mulai terbuka dan masuklah seorang bocah di susul dengan seorang wanita dengan penampilan yang agak ehem. Mereka berdiri di depan Hokage, tapi pandangan Hokage malah ke arah sang wanita.

"Siapa dia Naruto?" tanya Hokage, pandangannya tetap ke arah Yuki-nee. Pandangan menyelidik, bukan pandangan mesum.

"Dia Yuki-nee, Grimoireku." Naruto lalu memperkenalkan gadis yang ada di sampingnya tersebut.

"Salam kenal, aku Grimoire. Istri Naruto-chan." Ucap Yuki-nee sambil menunggingkan senyuman hangat di wajahnya. Terutama saat bilang istrinya Naruto.

"Apa yang kau katakan Yuki-nee? Aku masih kecil, belum bisa menikah Yuki-nee." Ucap Naruto sambil memalingkan mukanya.

"Tapi kita sudah melakukan itu layaknya pasangan suami istri." Wajah Naruto langsung berubah merah saat mengingat kejadian yang slama ini ia lakukan dengan Yuki-nee –pelukan, ciuman, dll-

"Tapi aku masih kecil Yuki-nee." Wajah Naruto bertambah merah.

"Yang lebih penting lagi, bagaimana dengan pertemuannya dengan para tetua desa?" Naruto bertanya ke arah Hokage yang melihat tingkah mereka dengan cengo.

"Ehm... pertemuannya akan di mulai beberapa menit lagi. Untung kau tepat waktu, meski aku tak bilang pukul berapa pertemuannya." Hokage mulai memberesekan beberapa berkas yang berserakan di mejanya.

Naruto yang melihatnya mulai tertarik dan membaca satu per satu file yang ada di sana. matanya mulai tertarik pada sebuah Quest yang tertulis disana.

Kepada : Hokage yang terhormat.

Saya selaku pejuang dari Kirigakure memninta bantuan dalam perang saudara ini. Kami ingin mengehentikan tindakan semena-mena dari Yondaime Mizukage.

Tertanda : Terumi Mei.

"Kakek... apa misi ini sudah di ambil orang?" tanya Naruto sambil menunjukkan sebuah berkas ke depan Hokage.

"Hmm... sepertinya aku akan mengirim team Anbu dan guy di pertempuran itu." Ucap sang Hokage sambil meraih berkas yang di pegang oleh Naruto.

"Naruto-chan... Apa kau tertarik?" Yuki-nee yang menyadari kebiasaan dari naruto sudah menebak apa yang akan di perbuat oleh bocah di depannya.

"Tentu saja Yuki-nee." Ucap Naruto mantap, Yuki-nee mengehela nafas sejenak melihat tingkah anak di sampingnya ini.

"Jii-san ... aku ingin mengambil misi ini. Apa boleh?" Hizuren yang mendengarnya kaget, mengingat misi ini adalah misi yang penting. Jika mereka dapat memenangkan perang maka Konoha dan Kirigakure akan membuat aliansi, dan itu akan sangat membantu.

"Apa kau serius? Ini misi Rank S." Naruto dengan mantap menganggukkan kepalanya.

"Baiklah ... tapi ini misi yang penting, kau akan di temani beberapa orang." Lanjut sang Hokage. Naruto tersenyum mendengarnya.

Tok.. tok.. tok...

"Ma'af Hokage-sama, pertemuannya akan di mulai." Ucap seseorang yang sepertinya wanita dari balik pintu. Detik berikutnya terdengar langkah kaki yang menjauhi pintu kerja Hokage.

"Ayo.. sudah waktunya Naruto." Hokage mulai beranjak dari duduknya dan di ikuti oleh NaruYuki di belakangnya.

Mereka berjalan melewati beberpa ruangan yang aneh di jalan menuju atap, tapi tak sampai ke atap mereka sampai di sebuah ruangan luas. Di sana sudah duduk banyak tetua, terutama dari para clan besar di konoha seperti Yamanaka, Inuzuka, Nara, Akimichi, Aburame, dan Hyuuga. Tak lupa juga dengan Danzou dan sepasang kakek nenek yang telah lama menjadi penasehat Hokage.

Mereka memandang remeh ke arah Naruto yang notebenya adalah seorang bocah berumur 10 tahun, terutama laki-laki tua yang mengenakan perban di mata kirinya. Terpancar jelas Killing intens yang kuat dari orang yang bernama Danzou, tapi itu tak cukup untuk membuat Naruto ketakutan.

"Ehm.." sebuah deheman membuat Danzou mengurangi KI miliknya, tetapi masih saja dapat di rasakan oleh yang lainnya. Kecuali Naruto, ia malah kelihatan santai sekali. Sesekali dia juga mengupil dan secara tak sengaja mengoleskannya ke kakek Hokage yang ada di sampingnya.

"Baik ... di sampingku ini adalah Naruto beserta istrinya, Yuki-san." Naruto yang mendengar ucapan dari Hokage langsung melotot. Sementara Yuki-nee malah tersenyum hangat dan memeluk Naruto dari belakang.

"Apa maksudmu Hirusen? Dia hanya seorang bocah. Kau mengumpulkan kami hanya untuk seorang bocah sepertinya?" ucap salah seorang tetua yang memakai perban di mata kirinya sambil menunjuk sang Hokage.

"Bisa kau dengar penjelasanku dulu Danzou-san?" Danzou Cuma memutar matanya bosan mendengar ucapan dari sang Hokage.

"Naruto adalah seorang penyihir yang bertugas melawan para mahkluk aneh seperti tempo hari. Masalahnya bukan di makhluk aneh yang di sebut Yokai, akan tetapi pada makhluk terkutuk yang di sebut Iblis. Mereka dapat dengan mudah menghancurkan dunia ini jika mereka mau, tapi mereka masih dalam segel." Ucap sang Hokage, setelahnya ia melihat expresi berbeda dari para tetua di depannya.

"Hokage-sama... apa kau sedang membuat lelucon?" Hana yang notebenya adalah clan head dari Inuzuka, terlihat sama sekali tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh sang Hokage.

"Ini memang sulit di percaya, tapi memang ini adanya." Terang sang Hokage.

"Apa buktinya jika iblis itu memang ada?" Tanya Danzou. Hokage menatap ke arah Danzou dan ke Naruto secara bergantian.

Naruto menatap balik ke Hokage. Hokage menatap Naruto lagi, kini sambil memainkan matanya. Naruto tiba-tiba pengen muntah. Hokage pasrah memegang kepalanya. Para clan head Cuma bisa tertawa melihat Hokage.

'Dasar bocah, tidak tahu isyarat.' Batin Hokage.

"Naruto, silahkan jelaskan." Ucap Hokage pasrah dengan sikap Naruto yang masih anak-anak.

"Siap Jii-san !" Jawab Naruto dengan mantap.

"Baik. Pertama adalah bukti kan? Aku tahu kalau dari pihak kami yang memberikan bukti maka kau tak akan percaya. Bukti nyatanya adalah Yokai, mereka adalah pengikut Iblis. Dan mereka muncul di hutan selatan kemarin, masih belum percaya juga. Silahkan tanya pada Iruka dan 8 anbu yang di kirim oleh Hokage kemarin. Mereka adalah saksi mata kejadian tersebut." Terang Naruto sambil mengingat-ingat kejadian kemarin.

"Itu memang benar, tapi itu tak menjelaskan persepsimu tentang iblis." Nara Shikaku yang menjadi wakil clan Nara pun ikut berkomentar. Naruto memandang orang yang memiliki model rambut nanas serta dengan sebuah luka di wajahnya.

"Oleh karna itu aku akan menjalankan Quest ini." Ucap Naruto sambil menunjukkan sebuah Quest dari Kirigakure –Quest yang ada di kantor hokage sebelumnya-.

Mereka semua membaca quest tersebut, meskipun ada yang melihatnya secara empat mata. Expresi mereka pertama biasa saja, hingga saat terakhir baru mimik muka mereka sudah panik.

"Apa maksudmu?! Ini Quest yang sangat penting, jika mereka dapat menang maka secara otomatis kita bisa membuat aliansi dengan Kirigakure. Kita tak bisa membiarkannya melakukan ini !" seorang kakek yang bernotebe sebagai penasehat desa langsung menggebrak meja, yang lainnya saling berpandangan. (ni Kakek hebat bener, tua-tua matanya tetep jeli.)

"Tenang saja kek. Misi ini pasti akan selesai, lagi pula kalian ingin bukti kan? Iblis adalah makhluk yang mengumpulkan energi negatif. Dan aku yakin dimana ada peperangan, disana juga pasti ada iblis." Hokage manggut-manggut mendengar perkataan Naruto yang di anggapnya masuk akal –untuk dirinya sendiri-

'Apa kau yakin Naru-chan. Tak mungkin iblis dapat keluar secepat ini.' Bisik Yuki-nee tepat di telinga Naruto. Naruto yang merasakan nafas yang menggelitik dari Yuki-nee di lehernya langsung memerah.

'Tidak tahu, hanya menebak.' Jawab naruto ikut berbisik.

'Lalu kenapa kau ambil Questnya?' tanya Yuki-nee dengan pelan, tapi di dalam hatinya ia sudah agak jengkel dengan anak di sampingnya ini.

'Hanya menebak pertemuannya akan jadi begini.' Ucap Naruto tenang kepada Yuki-nee. Jangan tanya Yuki-nee sekarang bagaimana, wajahnya berubah jadi cengo mendengar jawaban Naruto.

"Ehm..." Deheman dari Hokage membuat mereka berdua menghentikan acara bisik-bisik tetangga yang sesaat tadi berlangsung.

"Dan aku sudah mendapat izin dari Hokage." Lanjut oleh Naruto, tak ayal hal ini malah membuat semua orang yang ada di sana langsung menatap tajam ke Hokage terutama Danzou.

"Apa? Lagi pula aku akan mengirim Guy dan Kakashi, jadi tak usah khawatir."

"Tapi apa dia bisa menyelesaikan ini? Dan kita hanya mengirim 3 shinobi saja untuk membantu sebuah desa yang sedang berperang?" Tanya Hiashi yang sedari tadi hanya diam saja.

"Tidak apa-apa. Aku yakin dengan kemampuan mereka." Jawab Hokage yakin akan kemampuan orang yang akan mereka kirim.

"Jadi apa kesimpulan kalian semua?"

"Aku setuju, dengan syarat dia harus membawa bukti tentang adanya iblis." Ucap Shikaku menyetujui hasil dari pertemuan ini.

"Aku tak pandai bicara, tapi dari semua ini aku juga setuju." Ucap Inoichi.

"Aku setuju." Lalu Hiashi.

"Aku setuju." Akhirnya para tetua telah setuju dengan bulat hasil dari pertemuan tersebut kecuali Danzou. Dia menentang hasil tersebut, meskipun begitu hampir semua tetua menyetujuinya. Jadi, ia hanya bisa mengikuti hasil vote tersebut.

.

.

.

2 hari kemudian (Hari keberangkatan).

Hari keberangkatan pun tiba dan Naruto kini tengah bersandar di dinding yang menjadi benteng konoha dari pihak luar. Ia tengah menunggu orang yang akan menemaninya dimisi pertama ini. Tapi rasanya ada yang aneh, kok ada gelembung di hidung Naruto dan terdengar suara dengkuran.

"Oi... NARU-CHAN BANGUN !"

Gubrraakk..

"Ittai !" Naruto langsung memegang pantatnya yang sakit akibat jatuh tak elite dari acara bersandarnya -Tidur- akibat suara nyaring yang berasal dari Grimoire di lehernya, sengatan listrik juga menambah penderitaan Naruto.

"Ada apa sih Yuki-nee? Aku hoam ... masih ngantuk." Tanya Naruto dengan menguap lebar.

"Kau kenapa malah tidur Naru-chan. Ini kan misi pertamamu."

"Salah siapa aku jadi sangat mengantuk? Yuki-nee semalaman mencoba memperkosaku." Naruto mulai bersandar kembali di dinding –tapi sekarang dalam posisi duduk- sambil memejamkan matanya.

"Hey Naru-chan.. aku semalam bukannya mau memperkosamu. Tapi hanya ingin membuatmu jadi laki-laki dewasa." Ucap grimoire tak mau mengakui kesalahannya semalam.

"Aku ini masih berumur 10 tahun Yuki-nee. Belum saatnya jadi dewasa." Naruto yang hampir tertidur langsung berdiri kembali, meskipun dirinya masih sangat mengantuk.

Tak lama setelahnya ada 2 orang laki-laki paruh baya yang memandang ke arahnya dengan tatapan aneh. Yang satu bermata satu dengan masker yang menutupi ¾ bagian mukanya, yang satu lagi memakai pakaian hijau ketat dengan model rambut mangkuk. Mereka kemudia berjalan mendekati Naruto.

"kau pasti yang bernama Naruto?" ucap lelaki yang memakai masker dan di jawab dengan anggukan oleh Naruto.

"Aku Hatake Kakashi dan yang di sampingku ini Maito Guy, kami akan menjadi rekanmu di misi kali ini. Salam kenal."

"Salam kenal dan mohon kerja samanya di misi kali ini." Ucap Naruto sopan.

"Kau sangat sopan Naruto-san. Ayo bersama-sama dengan semangat masa muda kita selesaikan misi ini !" Guy langsung merangkul Naruto dan menariknya untuk melihat matahari terbenam –Hei.. ni masih siang, belum sore.-

"Baiklah. Ayo kita berangkat, untuk sampai di Kirigakure kita memerlukan waktu 2 hari. Tapi kalau kita cepat besok malam pasti akan sampai." Ucap kakashi meninggalkan Naruto yang mencoba kabur dari rangkulan maut milik guy sensei.

Akhirnya mereka memulai perjalanan ke Kirigakure untuk membantu desa yang tengah dalam perang saudara ini. Di perjalanan mereka mengalami banyak halangan seperti serangan dari para beberapa ninja kirigakure -pihak Yagura- yang mencoba menghalangi mereka, tapi itu bukan halangan besar.

.

.

.

"Mei-san... kita kalah jumlah, sebaiknya kita mundur." Ucap salah seorang laki-laki berambut biru pendek yang di hiasi dengan rumbai dan mata gelap, kepada seorang wanita cantik bernama Mei Terumi.

Mei Terumi adalah seorang Shinobi Revolusioner yang menentang kekuasaan Yagura. Dia menganggap Yagura sudah keterlaluan, terutama setelah memunculkan titah membunuh seluruh shinobi yang memiliki Kekkai Genkai.

Mei sendiri adalah Seorang wanita yang ramping dalam usia tiga puluhan. Dia memiliki mata berwarna hijau, kaki panjang, rambutnya di tata menjadi pola herribone di belakang, kunciran dikikat dengan pita biru tua, dan dengan empat helai poni di depan wajahnya. Dua poni pendek, dengan salah satunya menutupi maata kanannya, dan dua yang panjang, saling melintasi satu sama lain di dadanya tepatnya di bawah dagu.

"Sial. Bahkan dengan segala rencana yang kita rancang masih belum cukup. Chojuro perintahkan semua untuk mundur !" Titah Mei terumi pada pemuda yang di panggil Chojuro tersebut.

Dengan ini Chojuro dan Ao segera menyuruh seluruh ninja Kirigakure Revolusioner –Pihak Mei- untuk mundur. Akan tetapi para shinobi Yagura tak membiarkannya, dengan beringas mereka mengikuti pasukan Mei dan menyerangnya dengan berbagai jutsu.

"Suiton : Suiryudan no jutsu (Water style : Dragon water tehcnique)."

Beberapa shinobi Yagura pun melancarkan teknik naga air, terutama karna daerah tempat bertarung sebagian penuhi oleh air. Naga air yang mempunyai ukuran beberapa meter itu langsung melesat ke arah para Shinobi Revolusioner.

"Lighning Style : Thunder"

Beberapa shinobi dari yagura juga melesatkan petir ke arah naga air tersebut dan menciptakan daya hancur yang lebih besar. Puluhan shinobi dari pihak Mei berjatuhan.

'Sial, jika begini mereka pasti akan mengikuti.' Batin Mei.

"Ao, Chojuro, bantu aku menghalangi mereka." Perintah Mei pada dua orang kepercayaannya.

"Ha'i."

Dengan segera mereka menghadang serangan shinobi Yagura dengan jutsu mereka. Yagura tersenyum di belakang seluruh shinobinya yang tengah membantai shinobi milik Mei.

"Yoton : Yokai no Jutsu."

Mei memuntahkan banyak lava dari mulutnya yang langsung membakar puluhan shinobi yang mencoba melewatinya. Tak sampai disana saja, Chojuru juga maju dengan Hiramekarei di genggamannya. Ao juga tak mau kalah, dia mulai menyerang satu per satu shinobi Yagura yang mencoba melewatinya. Yagura yang melihatnya perlahan mulai berubah ke wujud Bijuu berekor 3.

Tapi tetap saja sekuat apapun Trio ini, mereka tak dapat menahan seluruh shinobi yang menerjang ke arahnya. Di belakang mereka terdengar suara teriakan dari para shinobi Revolusioner dan Yagura. Ao yang menyadari kenaikan cakra yang ekstrem langsung melihat ke arah Yagura yang kini sudah berada pada bentuk Sanbi sang ekor 3.

"Mei-sama, Chojuro-san.. Yagura telah berubah ke bentuk Sanbi !" Ao langsung berteriak ke Mei dan Chojuro untuk memperingatkannya.

"Sial. Cepat pergi dari sini." Perintah Mei.

Yagura yang berada dalam wujud sanbi pun tak tinggal diam. Dengan segera ia menggelindingkan tubuhnya dengan kecepatan tinggi membuat tubuhnya berbentuk seperti ban mobil ( Read : Hoi Author.. zamannya Naruto sudah ada mobil ya?, Author : adalah, kan author yang bikin nanti :v )

Mei yang menyadari Sanbi bergerak cepat ke arahnya langsung mempersiapkan jutsunya.

"Ao .. bantu aku." Ao yang sudah mengerti maksud dari Mei juga mempersiapkan jutsunya.

"Yoton : Yokai no Jutsu"

"Water style : Tsunami Technique."

Mei menyemburkan lava panas dalam jumlah besar ke arah jalur yang akan di lewati Sanbi, di susul dengan sebuah pasang air besar yang berada tepat di belakang Lava milik Mei. Saat Sanbi menyentuh lava panas di susul dengan air menciptakan sebuah beton yang kuat.

Dan dengan jutsu ini sukses memperlambat gerakan Sanbi, tapi ingat. Ini hanya memperlambat bukannya menghentikan. Sanbi masih melaju ke arah mereka bertiga meski tak secepat sebelumnya, tapi jika hewan seukuran Sanbi menindih manusia pasti bakalan hancur juga-Manusianya-.

Mei sudah pasrah akan nasibnya yang akan mati di perang ini, ia sudah memejamkan matanya siap menerima serangan dari Sanbi. Tapi sepertinya Goddes Fortune masih memihak pada dirinya, ia tak merasakan rasa sakit melainkan malah perasaan hangat.

Mei yang penasaran perlahan membuka matanya dan mendapati Sanbi berhenti tepat di depannya. Tapi bagaimana bisa? Melihat lebih teliti lagi, di depannya kini berdiri seorang anak kecil yang mengeluarkan cahaya lumayan terang dari tubuhnya tengah menahan tubuh Sanbi dengan tangan kanannya.

"Ma'af nona... kita harus pergi." belum sempat Mei selesai dari kekagetannya. Seorang laki-laki yang di kenal dengan sebutan Kakashi no Sharingan telah berdiri di belakangnya.

Mei yang sudah mengenal Kakashi langsung mengetahui kalau bantuan dari Konoha telah datang. Tapi dia sangat terkejut dengan apa yang di lakukan bocah berumur 10 tahun yang ada di depannya. Menghentikan sanbi?

"Namamu Mei-san kan? Apa kau tak ingin membantu anak buahmu? Mereka sedang di serang." Mei yang mendengar perkataan bocah di depannya langsing teringat anak buah yang tadi sempat di kejar oleh para Shinobi Yagura.

Dengan cepat Mei langsung melesat menuju anak buahnya. Kakashi masih berada di belakang Naruto, ia memandang bocah tersebut dengan pandangan takjub.

"Kakashi-san... bantu mereka, aku akan menangani ini." Naruto kemudian mulai membuka Arsip dan mengeksekusi temanya.

"Tapi Sanbi terlalu kuat. Kita akan mun-" belum sempat Kakashi menyelesaikan kata-katanya, ia merasakan Energi yang sangat kuat dari Naruto, bukan cakra hanya sebuah energi yang kuat.

"dur." Kini di depan Kakashi muncul seorang pemuda yang memakai pakaian serba hitam. Ya itu adalah Naruto, dia telah masuk ke dalam Mode Magnus.

"Cepat kau bantu mereka. Aku akan menangani ini." Sanbi mulai kembali ke bentuk awalnya –kura-kura-. Kakashi tak bisa melawan, Pemuda di depannya ini seakan memiliki kekuasaan yang membuat siapapun akan menuruti apapun yang ia katakan.

Sanbi mulai menyerang Naruto dengan kaki depannya, Kakashi juga sudah pergi dari tempat tersebut dengan via shunshin. Kaki depan sanbi berhasil menginjak Naruto, tapi detik berikutnya sanbi terjerembab ke belakang akibat Naruto.

Naruto kemudian menatap ke arah Sanbi, tak lama setelahnya mata biru Naruto langsung berubah menjadi berwarna kuning keemasan.

"Sekarang tinggal masuk ke dalam alam bawah sadarnya." Ujar Naruto pelan pada dirinya sendiri.

Naruto memejamkan matanya dan saat membuka kembali ia sudah sampai tempat yang di penuhi genangan air.

Mindscape.

'Sama seperti saat bertemu Kyuu-chan.' Batin Naruto kembali.

'Kau bicara apa Naru-chan?!' tiba-tiba sebuah suara terdengar oleh Naruto, tak usah menunggu lama ia sudah tahu kalau yang bersuara barusan adalah Yuki-nee.

"Bukan apa-apa Yuki-nee." Kata naruto tak mau membuat Yuki-nee'nya marah.

Naruto kemudian berjalan lurus ke depan mengikuti insting miliknya yang biasanya benar.

.

.

.

Naruto Pov.

'Yuki-nee.' Ucapku dalam hati. Aku yakin Yuki-nee pasti mendengarnya terutama setelah aku masuk ke dalam mode magnus yang berarti aku dan Yuki-nee terhubung satu sama lain.

'Ada apa Naru-chan.' Ujar sebuah suara yang aku yakin berasal dari Yuki-nee.

'Aku sedikit khawatir, bisa kau ambil alih tubuhku untuk sementara.' Ucapku dalam hati kembali, sebenarnya aku khawatir kalau Yuki-nee akan melakukan hal yang tidak-tidak pada tubuhku.

'ASIK... serius nih Naru-chan.' Benar kan... dari nada suaranya sudah kelihatan.

'iya. Tapi, jangan lakukan hal yang tidak-tidak.' Ucapku dan lalu berjalan, tak memperdulikan kalimat keluhan dari Yuki-nee.

Aku berjalan menyusuri genangan air ini hingga aku sampai di sebuah pintu besar yang terbuat dari kayu. Banyak ukiran yang terdapat di pintu tersebut, di sana terdapat ukiran yang menyerupai seorang manusia yang di kelilingi oleh 9 binantang yang sedikit berbeda dari binatang pada umumnya.

Seperti Tanuki berekor satu, kucing berekor dua, kura-kura berkor tiga, kera berkor empat.

"Hahahahaha.. yang kera mirip sekali dengan Magellan-san. Mungkin ukiran ini terinspirasi dari magellan-san ... hahahahaha." Aku tertawa membayangkan kalau orang yang mengukir kera tersebut ini terinsiprasi dari Magellan-san.

Setelah acara tertawa dadakanku selesai aku mulai melihat kembali ukiran pintu tersebut dan melihat hewan Hybrid gabungan antara lumba-lumba dan kuda yang memiliki ekor lima, sesuatu yang mirip lintah berekor enam, hmm... yang ini agak aneh. Seekor larva besar.

'Ulat sebesar ini. Yuki-nee bisa takut gak ya?' batinku dalam hati.

'Apa yang kau katakan naru-chan?' wah gawat, aku lupa kalau Yuki-nee bisa dengar.

'Bukan apa-apa Yuki-nee.' Ujarku dalam hati dan di jawab dengan suara hmm.

Ku lanjutkan lagi acara memperhatikan ukiran tersebut. Selanjutnya hewan hybrid lagi, gabungan banteng dan gurita, dan yang terakhir rasanya tak asing. seekor rubah berekor sembilan.

Aku membuka pintu besar tersebut dengan perlahan. Bunyi decitan dari ensel pintu tua tersebut berbunyi nyaring memenuhi seluruh ruangan tersebut.

Kriieeettttt ...

Setelah pintu terbuka lebar aku melihat seekor binatang yang tak asing bagiku. Hewan yang di panggil kakashi dengan nama Sanbi (Si ekor tiga). Di depannya terdapat seorang bocah yang sepertinya seumuran denganku.

Rambutnya putih kecoklatan dengan mata hijau. Di sebelah matanya seperti ada bekas luka jahitan. Tapi keadaan mereka cukup memprihatinkan bagiku, mereka di jerat oleh banyak rantai pada bagian tangan dan kakinya. Dan Sanbi seperti tak sadarkan diri.

Aku berjalan mendekatinya dan sepertinya bocah tersebut juga menyadari keberadaanku disini. Anak tersebut membuka matanya dan menatap tajam ke arahku.

"Siapa kau?" Ujar anak tersebut memandang tanjam ke arahku.

"Aku Naruto. Siapa namamu?" aku bertanya kepadanya, perlahan aku mendekatinya hingga sampailah aku di hadapannya.

"Tak penting." Ucap anak tersebut dengan nada ketus.

Nyut... sebuah perempatan telah tercetak dengan sangat bagus di dahiku, aku merasakan kejengkelan juga dengan anak yang satu ini. Di tanya baik-baik malah begitu kelakuannya. Tak memperdulikan dirinya, aku berjalan ke arah hewan yang di panggil Sanbi oleh Kakashi tadi.

Aku tatap mata sanbi yang hanya sebelah, lebih dalam lagi ku tatap. Sanbi pun menatap balik padaku. Pandangannya sangat membuatku tak nyaman, tatapannya kosong dan terdapat keangkuhan disana. Tapi yang paling jelas adalah tatapan penuh kesedihan.

Normal Pov.

"Jadi, tak penting-san ... dia adalah temanmu?"

Yagura yang mendengar pertanyaan dari Naruto Cuma membelalakkan matanya. Bagaimana seorang yang baru pertama kali bertemu tahu hal itu? Yagura memang menganggap Sanbi sebagai temannya,tidak .. bahkan mungkin lebih. Karna semenjak orang tuanya meningga tak ada yang mau menjadi temannya, terutama karna ia adalah seorang jinchuriki yang menjadi inang bagi moster ekor 3. Dan saat ia akan menyerah dengan hidupnya, Sanbi mulai berbicara padanya meeskipun dengan nada yang 'berbeda'.

"Tidak, dia bukan temanku..." Naruto mengangkat sebelah alisnya, tapi ia tak berniat memotong karna sepertinya Yagura ingin melanjutkan.

"Tapi ayah angkatku." Naruto tersenyum simpul mendengar jawaban dari bocah di belakangnya itu.

"kalau begitu, apa kau terima jika ayah angkatmu di kendalikan?"

"Jelas, TIDAK !"

"Baiklah kalau begitu, ayo kita bebaskan ayahmu." Yagura langsung menoleh ke belakang tempat naruto berdiri. Tatapannya tak percaya dengan apa yang di katakan oleh bocah seumuran dengannya. Bagaimana caranya membebaskan ayahnya?

"Cukup melepaskan teknik pengendalinya kan?" Tanya Naruto sambil memiringkan kepalanya.

"Tapi ini teknik tingkat tinggi, sangat sulit lepas dari teknik ini."

"Semua itu punya kelemahan."

"Kalau begitu Tak penti-..." belum sempat Naruto menyelesaikan kalimatnya, Yagura sudah memotong perkataannya.

"Yagura." Yagura memalingkan mukanya menyembunyikan urat malu yang akan sempat keluar.

"Baik kalau begitu, Yagura-san .. percaya padaku !" bersamaan dengan itu tubuh naruto mulai menghilang tanpa meninggalkan setitik jejak.

Real World

Tubuh Naruto yang di kendalikan oleh Yuki-nee. Menghindari setiap serangan yang di lancarkan oleh Sanbi dengan sangat mudah. Sanbi juga tak mau kalah, ia terus-terusan menyerang Naruto.

"Trhee Tailed water ball"

Sanbi mengumpulkan cakra yang banyak di mulutnya kemudian mengkompresnya menjadi partikel yang di sebut air. Yuki-nee yang menyadari eksistensi cakrra yang berkumpul di dalam mulut Sanbi pun mulai menyiapkan beberapa jutsu yang dapat di gunakan untuk bertahan.

Wuzzzz...

"Barrier."

Sanbi menembakkan sebuah bola air berdiameeter berkisar 20 meter ke arah Yuki-nee. Tepat sebelum bola air itu mengenai tubuh Naruto (yang di pake Yuki-nee) sebuah pelindung transparan muncul melindungi Yuki-nee. Tapi tetap saja serangan bola air tersebut membuat barrier yang di ciptakan oleh Yuki-nee retak.

Menggunakan kesempatan yang ada Sanbi langsung menembakkan sebuah bola air dengan diameter lebih besar dari sebelumnya. Yang sekarang berkisar 30 meter.

'Gawat... tak akan sempat.'

Sosok bayangan hitam yang melayang di langit menyeringai melihat kalau bocah bernama naruto itu akan kalah.

To Be Continued.


Ketemu lagi un ^^7

Kali ini Author mau ngasih info ngapa chap 2 & 3 itu sama? Kayaknya Author lagi error nih jadi waktu itu...

Author buka MW 2007, di kira tuh dah buka yang chap 3. Jadi langsung aja gak mikir-mikir langsung Ctr+A Ctr+c .. pindah ke window FFn langi. Langsung Ctr+v dah ... pas udah di update baru ketahuan yang di paste ternyata chap 2 xD

Okay .. bagi pembaca yang baik setidaknya berilah tanda jejak dengan menuliskan beberapa kalimat di kolom review ^^

See you Next Chapter... ^^)a