Tittle : THANK YOU, AND I LOVE YOU
Genre : Romance, Friendship, Fluff, Hurt/Comfort
Rated : T
Cast : Lu Han, Se Hun, EXO's member, Tang Min SNH48, ETC
Warn : Shounen-ai, Boys love, YAOI, Typos, etc
Summary : "Lu Han adalah murid paling tidak dikenal disekolahnya, namun nasibnya berubah Ketika ia bertemu dengan murid paling bad boy disekolah. Oh Se Hun"
[::THANK YOU, AND I LOVE YOU::]
[[[[]]]]
Chapter 20
..:.:.:..
AUTHOR POV
…
Previous :
"Oh Ji Ho…"
"Ya, Oh Se Hun Adikku yang paling manis ini kenapa lama sekali membuka pintu?"
Sosok tampan tak kalah tinggi dari Sehun itu tersenyum menjengkelkan –menurut Sehun. Sehun tak tau lagi apa yang harus apa yang ia lakukan pasalnya Luhan yang terlampau polosnya sudah berdiri dibelakangnya dengan pakaian yang sedikit 'berantakan' dan penampilan yang tak kalah 'berantakannya'.
"Oh Shit…"
Mungkin ini adalah hari paling sial menurut Sehun karena Oh Ji Ho si cerewet itu datang tanpa undangan dari Sehun sebelumnya. Yang benar saja, sosok kakak yang sudah hampir 8 tahun tak kalian temui sejak kecil datang begitu saja dengan tampang sok akrab walau dalam waktu lama itu kalian tak pernah berkomunikasi sebelumnya.
.
[::THANK YOU, AND I LOVE YOU::]
::-Chapter 20-::
.
Hampir separuh hidupnya, Sehun menghabiskan waktunya sendiri tanpa ada keluarga. Semua anggota keluarganya tidak punya waktu cukup untuk dihabiskan bersamanya terlalu sering. Mungkin momen keluarga yang Sehun rasakan adalah ketika ia merayakan ulangtahunnya yang ke-10. Yep, setelah itu Sehun benar-benar kesepian karena semuanya terlalu sibuk. Ayah dan ibunya memimpin perusahaannya masing-masing sedangkan kakaknya yang sekarang sudah mencapai usia 25 tahun juga terpaksa harus membantu kedua orang tua mereka. Awalnya Oh Ji Ho sangat tidak ingin meninggalkan adiknya untuk ikut campur dalam dunia bisnis, salahkan saja pada otak jeniusnya yang berlebih hingga harus mendapat paksaan untuk bekerja sama dengan perusahaan besar.
Oh Jiho adalah kakak laki-laki dan satu-satunya saudara yang Sehun punya. Usia mereka terpaut 15 tahun, sebab itu waktu kecil Sehun manja sekali pada Jiho. Setelah Jiho dikabarkan akan mengurus perusahaan di Cina, Sehun merasa sangat kesal pada kakaknya karena akan sulit bagi mereka untuk bertemu. Dan kenyataannya memang benar, mereka sudah 8 tahun ini tak pernah bertemu. Hingga detik ini mereka berdiri berhadapan dan saling bertatap muka pun Sehun merasa asing dengan orang yang mempunyai tinggi badan sama dengannya itu.
Suasana ruangan begitu senyap, Luhan yang merasa gelisah di kamar Sehun memakai pakaian seadanya dengan kondisi acak-acakan tentunya. Saat pria mungil ini hendak mengintip dari sebelah pintu dan menyembulkan sebagian badannya, Oh Jiho langsung mengarahkan tatapannya pada Luhan. Luhan yang terkejut saat Jiho menatapnya kembali menyembunyikan tubuhnya dibalik pintu.
"Hehe…" kekeh Jiho melihat tingkah lucu yang sepertinya adalah pasangan adiknya.
Sehun yang menyadari kekehan Jiho menatap tak suka pada kakaknya sendiri itu. Ia merasa Jiho meremehkannya dengan kekehan mengesalkan itu.
"Kenapa? Kau datang kemari untuk menertawakan orientasiku?" tanya Sehun dengan nada angkuh.
Jiho tertawa pelan kemudian menggeleng. Sebenarnya dia tertawa renyah, tapi Sehun saja yang terlalu sensitive malah menyimpulkan bahwa itu adalah tawa ejekan.
"Berhenti tertawa atau aku akan memanggil security untuk mengusirmu?" ketus Sehun.
"Kau tidak pernah berubah, selalu dingin…" ujar Jiho lembut.
"Setidaknya aku baru memiliki kepribadian macam ini sejak delapan tahun lalu, jadi bersikaplah biasa dengan kepribadianku…" Sehun membalikkan badannya dan berjalan kekamarnya meninggalkan Oh Jiho berdiri diambang pintu.
Tanpa menunggu adiknya menyuruhnya masuk, Jiho langsung menutup pintu kemudian mendekat kearah sofa diruangan tengah yang luas. Sebenarnya sangat simple, hanya saja karena pantry dapur dan ruang tv maupun tamu menjadi satu maka di ruang tengah ini jadi terkesan luas.
Sesekali Jiho menolehkan kepalanya kekanan-kekiri untuk melihat-lihat keadaan apartemen adiknya ini. Seulas senyum mengembang dibibir tipisnya yang kemerehan. Usianya yang sudah mencapai kepala tiga membuat sisi samping matanya menampakkan sedikit kerutan yang terkesan lucu. Pemuda yang masih berstatus lajang ini mempunyai rahang yang sama tegasnya dengan Sehun, perbedaan mereka cukup banyak tapi yang paling significant adalah adanya lesung pipi yang membuat Jiho terkesan berwajah ramah dibandingkan dengan Sehun yang terlihat seram. Jika Sehun lebih mirip dengan ibunya, maka Jiho mirip ayahnya. Selebihnya mereka bisa dibilang cukup sebanding, hanya saja Jiho memiliki tubuh yang lebih tegap dan gagah dibandingkan Sehun yang nyaris kurus.
.
[::THANK YOU, AND I LOVE YOU::]
::-Chapter 20-::
.
Sehun baru saja memasuki kamarnya dan ia mendapati tatapan penuh tanya dari Luhan. Sebenarnya pemuda bermarga Oh ini sangat malas menceritakan apa yang baru saja terjadi karena ia bisa menebak apa yang akan Luhan lakukan jika ia bercerita jujur. Dan benar saja, Luhan membujuk Sehun agar mereka –Sehun, Jiho, Luhan- berbicara atau sekedar mengobrol ringan bersama.
Dan sekarang mereka bertiga berkumpul di ruang tengah, duduk di sofa masing-masing saling berhadapan. Mungkin apabila ditarik garis maya diantara mereka akan menampakkan posisi segitiga yang pas.
Sehun mengerutkan keningnya tak suka ketika mendapati kakaknya sedang menatap intens pada Luhan. Bisa dilihat Luhan hanya menunduk malu karena ia lupa memasang pakaian dengan benar. Tidak, itu bukan pakaian. Hanya sebuah bathrope tipis dan terbuka yang tadinya dipakai Sehun setelah mandi.
"Jadi, ini kekasihmu?" Tanya Jiho, matanya tak lepas dari Luhan.
"Iya." Jawab Sehun singkat. Rasa tak sukanya makin membesar saat melihat kakaknya masih asyik memandangi Luhan.
"Sejak kapan hubungan kalian bermula?"
"Entahlah, tapi yang jelas kami tidak akan terpisah untuk selamanya…" tutur Sehun final.
Jiho yang mendengarnya langsung menoleh kearah Sehun yang tengah menyeringai kepadanya. Jiho tertawa melihat senyum adiknya, menurutnya senyum mengerikan Sehun itu sangat lucu. Well, selama ini memang hanya Oh Jiho yang mengatakan bahwa senyum mengerikan Sehun itu terlihat lucu.
Jiho mengangguk-nganggukkan kepalanya saat melihat wajah Sehun yang menunjukkan tak adanya keraguan. Sekilas Jiho melihat Luhan yang menunduk malu dengan wajah merah padamnya kala mendengar tuturan final Sehun tadi.
"Baiklah, baiklah. Ayah dan ibu pasti merestui kalian. Tapi Sehunna, sepertinya kau ada kendala dengan sekolahmu ya?"
Mendengar pertanyaan Jiho, Luhan dan Sehun langsung menampakkan ekspresi wajah yang sama –panik. Melihatnya, Jiho terbahak lama. Ia rasa Sehun dan pacarnya sudah cukup cocok dan jodoh. Tak hanya wajah yang nyaris mirip tapi ternyata ekspresi mereka sama.
"Kau tau darimana?" tanya Sehun dengan tampang sok pokerface nya.
Jiho tertawa lagi, adiknya memang sudah tidak polos lagi semenjak ia melihat keadaan Luhan. Mana mungkin Sehun disebut polos kalau Luhan 'seberantakan' itu.
"Kau ini bodoh, memangnya kau keluar dengan mudah hanya karena Byun Baekhyun mencabut tuntutannya? Kasusmu itu cukup brutal bodoh, membuat banyak temanmu sampai sebabak belur itu dan hanya karena tuntutan bodoh Byun Baekhyun kau dapat keluar dengan mudah? Tidak adikku sayang, tentunya ayah dan ibu telah memberikan jaminan pada polisi supaya proses pembebasanmu jadi lebih mudah…" Jelas Jiho panjang lebar dan sedikit bertele-tele. -_-
Sehun memasang wajah tak percayanya. Memangnya orangtuanya masih peduli padanya? Kenapa harus saat-saat yang seperti ini. Haruskah Sehun membuat onar yang berlebihan kalau dirinya ingin bisa mendapatkan perhatian lebih dari orang tuanya?
"Oh ya, Ayah dan Ibu juga telah mengetahui kedekatanmu dengan pria polos ini…" Jiho menjilat bibirnya seduktif kala melihat Luhan. Tidak, bukan tergoda pada Luhan, hanya saja ia ingin melihat reaksi adiknya seperti apa.
"Kau! Berhenti menatap Luhan seperti seolah-olah mau memakannya! Dasar mesum!" Dengan kesal Sehun melempar bantal sofanya kearah Jiho.
"Meleset! Oh, jadi namanya Luhan? Luhannie~ perkenalkan? Namaku Oh Jiho, kalau kau bosan dengan adikku kau boleh denganku kok? Hahahaha!"
"A-aku Luhan, salam kenal juga Jiho-sshi…"
"Sialan!"
Luhan tidak tau harus bicara apa, ia hanya tertawa canggung melihat pertengkaran kakak dan adik dihadapannya ini. Ia merasa seperti 'slut' yang diperebutkan dua orang berkantong tebal. Memikirkannya, Luhan semakin malu dan hanya menunduk.
Lama bercanda dan bertengkar hal-hal aneh, Jiho tersenyum menatap wajah kesal adiknya yang seperti kelelahan dengan candaan yang mereka lakukan. Ia sangat rindu suasana ini, tapi sekali lagi ia kemari hanya ingin memberitahukan suatu kenyataan yang Sehun tak tahu selama ini.
"Sehun-ah…" panggil Jiho, wajahnya sedikit serius namun tetap lembut seperti biasa. Sehun hanya menggumam sebagai jawaban.
"Ayah dan Ibu menginginkan kita berkumpul lagi seperti dulu…"
Sehun menatap Jiho tak percaya, sebersit pikiran tak nyaman tentang Luhan keluar dibenaknya. Sampai kapanpun ia tak ingin meninggalkan Luhan sekalipun itu membuatnya bisa terus bersama dengan keluarganya yang cukup ia rindukan.
"Tidak, jangan khawatir soal Luhan. Ayah dan Ibu hanya ingin pensiun, mereka ingin berhenti menyibukkan diri. Mereka ingin kita berkumpul seperti keluarga yang wajar. Melihatmu sekolah dengan benar, menyemangati anak-anaknya kala akan memulai aktivitas sekolah dan kerja, datang keacara sekolahmu, mungkin juga mereka akan menyambut kita di rumah ketika kita pulang sehabis bekerja maupun sekolah…"
"Kau pikir aku percaya dengan keinginan mereka, aku lebih percaya kalau mereka menyebut itu semua adalah delusi dibandingkan keinginan…" Sehun menunduk. Wajahnya menyiratkan kekecewaan yang ia tamping selama beberapa tahun terakhir.
Sehun selalu sendiri di rumah sampai ia memutuskan untuk tinggal diapartemennya sendiri hingga ia menemukan teman-teman dalam geng Wolf, sampai akhirnya sekarang ia menemukan Luhan –Malaikat pengusir kesendiriannya-.
"Tidak Sehun, mereka menginginkan ini secara tulus. Mereka selalu mengkhawatirkanmu. Hanya saja mereka terlalu takut kalau kau akan marah ketika mereka ingin mendatangimu…"
"Kalau memang benar-benar tulus, seharusnya bukan kau yang datang. Tapi mereka…" Sehun menggantung kalimatnya, matanya sedikit berkaca-kaca "Apa mereka tidak tau, aku benar-benar merindukan mereka…"
Seperti tertimpa batu yang sangat amat besar, Jiho tak kuat melihat adiknya yang merasa kesepian sejauh ini. Sehun menangis dalam diam ketika mengatakan perasaan yang ia pendam selama ini tentang kedua orangtuanya. Sampai kapanpun Sehun tak bisa memungkiri bahwa ia masih sangat menginginkan orang tuanya ada disampingnya lagi. Melihat Sehun lulus, menikah dengan Luhan, mempunyai anak bersama Luhan, dan melihat Sehun bahagia bersama keluarganya. Sehun masih butuh pada orang tuanya.
"Kakak minta maaf Sehunna, seharusnya kami tidak bersikap egois dan meninggalkanmu tumbuh sendiri. Kami berjanji tak akan melakukan ini lagi…" Jiho berdiri kemudian mendekap adik yang sangat ia sayangi itu. Bodoh sekali ia meninggalkan adiknya itu terlalu lama.
"Kau pulanglah, aku sedang tidak ingin bicara soal ini lagi…" air wajah Sehun tiba-tiba berubah. Luhan dan Jiho tercengang melihat ekspresi tidak suka Sehun.
"Sampaikan pada mereka, terimakasih karena masih mau mengingatku…"
"T-tapi Sehunna?" Jiho tidak mengerti dengan perubahan sikap Sehun yang terlalu mendadak. Sebelum ini mereka tertawa dan sedikit bercanda.
"Pulanglah, terimakasih untuk kunjungannya…"
Mendengar titah Sehun yang seolah-olah tidak bisa dibantah lagi, akhirnya dengan terpaksa Jiho pulang dengan rasa kecewa pada adik kesayangannya. Mungkin dia dan orang tuanya sudah membuat kesalahan yang sangat besar pada Sehun.
.
[::THANK YOU, AND I LOVE YOU::]
::-Chapter 20-::
.
Selepas kepulangan Jiho, Luhan memandang kesal pada kekasihnya itu. Sejak tadi Sehun hanya menampakkan wajah datarnya sama persis seperti saat pertama kali mereka bertemu. Luhan tak menyangka dirinya bisa suka pada orang semacam ini. Terlebih lagi, dia sedikit err mesum.
Ingatkah kalian saat pertama kali mereka bertemu? Disana Sehun kehabisan minuman colanya dan itu memang terlihat konyol. Dan ketika pertama kali Sehun mengajaknya bicara, Luhan teringat betapa datarnya tampang Sehun.
"Aku benci padamu…" gumam Luhan pelan sembari mencebikkan bibirnya. Sepintas Sehun hanya melirik kemudian kembali pada pandangan kosongnya.
Kesal dengan suasana yang seperti ini akhirnya Luhan beralih pergi dan memutuskan untuk tidur. Well, seharian ini ia telah lelah karena terlalu banyak kejadian yang tidak terduga. Sehun tiba-tiba dibebaskan, Kris berbaikan, kemudian datang seorang pria tampan mengaku sebagai kakak Sehun dan semuanya berakhir dengan tampang mengesalkan Oh Sehun malam ini. Tapi Luhan masih dapat mendengar, Sehun mengucapkan kata cintanya pada Luhan dimalam itu. Luhan tersenyum dalam tidurnya dan merasakan tidurnya maki nyaman ketika Sehun merengkuhnya dalam pelukan yang begitu hangat.
Keesokan harinya, semuanya kembali seperti semula. Sehun dan Luhan seperti biasa melaksanakan aktivitas sekolah mereka sebagai seorang siswa. Awalnya mungkin sedikit tak nyaman, terutama untuk Sehun yang langsung menjadi buah bibir seluruh siswa sekolah kala ia menunjukkan batang hidungnya. Banyak pembicaraan tak enak menimpanya. Well, itu semua sirna kala tiba-tiba saja anggota Wolf langsung merangkul dan saling memeluk Sehun. Mereka kembali rukun, dan ini pertanda bahwa tidak ada yang boleh bicara jelek tentang mereka karena itu hanya akan menjerumuskan mereka dalam neraka.
"Ssst, mereka lewat. Jangan bicara lagi, kau mau mencari mati?"
"Menyeramkan kalau kita sampai dihajar!"
Kris yang mendengar jelas bisikan-bisikan beberapa siswa yang tadi membicarakan tentang Wolf langsung tertawa begitu renyah. Dengan senyum ramah, Kris mendekati sekumpulan siswa itu kemudia menepuk pelan pundak salah satu siswa.
"Lanjutkanlah jika kalian ingin berbicara buruk tentang kami, maafkan kami kalau dulu sering berbuat buruk pada kalian. Kami janji tidak akan mengulanginya lagi…" diakhir kalimatnya, Kris menepuk lagi pundak sekumpulan siswa itu satu persatu.
"Semoga hari kalian menyenangkan…" Kris menempelkan kedua jarinya dipelipis kemudian melemparnya keudara bak sedang berhormat sebagai salam.
Tahukah? Tepat setelah Kris memberikan ucapan salam itu banyak siswi yang meneriakkan namanya karena tergila-gila dengan tingkah manis Kris. Dalam hati Kris hanya tersenyum geli mengingat dirinya sudah punya Tao.
Tidak sulit untuk Wolf mengembalikan citra baik mereka dikalangan siswa. Wolf sudah kembali menjadi Wolf yang dulu, Wolf yang sibuk dalam kebaikan…
.
[::THANK YOU, AND I LOVE YOU::]
::-Chapter 20-::
.
"Oh Sehun, sungguh aku membencimu seperti ini!" teriak Luhan sekencang-kencangnya. Tangannya ikutan kesal nyaris melempar buku-buku pelajaran dihadapannya kearah Sehun. Lagi, Sehun hanya menatap datar pada Luhan.
"Aku tidak mau mengajarimu kalau kau masih akan bersikap seperti ini pada orang tuamu!"
.
::Flashback::
.
Jam menunjukkan pukul 7 malam tepat. Ini saatnya Luhan mulai mengeluarkan buku-buku pelajaran yang akan ia ajarkan pada Sehun. Sebenarnya Sehun tidak menginginkan ini semua, namun ia hanya akan menurut jika Luhan mau mengajarinya.
Awalnya suasana begitu nyaman dan bahkan menyenangkan. Sesekali Sehun menatap Luhan dan memberinya beberapa godaan kecil hingga membuat wajah Luhan bersemu merah. Sampai secara sengaja Luhan membawa pembicaraan kearah yang sedikit sensitive.
"Sehunna, setelah lulus nanti apa rencanamu?" tanya Luhan. Sehun tersenyum mendengar pertanyaan Luhan yang menurutnya lucu.
"Menikahimu…" Jawab Sehun singkat kemudian mengecup sekilas bibir merah Luhan. Lagi-lagi Luhan tersipu malu.
"Sehun, sampai kapan kau akan begini?"
"Maksudmu?"
"Maksudku, soal orangtuamu. Kurasa mereka bersungguh-sungguh mengharapkan kehadiranmu, Sehunna? Aku yakin mereka tetap merestui kita nantinya. Bukankah Jiho-hyung sudah bilang begitu? Jadi, tidak ada salahnya untuk mencoba bertemu mereka bukan? Ya, setidaknya sekedar menemui bukankah itu sudah cukup?" Luhan sedikit menunduk dan berpikir ketika ia bicara, takut-takut malah akan membuat Sehun marah.
"Aku sedang tidak ingin berpikir soal mereka, Lu…"
"Tapi kenapa? Bukankah seharusnya kau senang karena sekarang mereka telah peduli dan mencarimu? Ayo kita temui mereka, hun?"
"Tidak akan…"
"Tapi, Sehunna?"
"Sudah kubilang tidak ya tidak Lu, apa kau tidak mengerti ucapanku?!" nada suara Sehun sedikit meninggi, dan ini memicu kemarahan dan kekesalan sang rusa manis.
.
::Flashback OFF::
.
"Oh Sehun, sungguh aku membencimu seperti ini!" teriak Luhan sekencang-kencangnya. Tangannya ikutan kesal nyaris melempar buku-buku pelajaran dihadapannya kearah Sehun. Lagi, Sehun hanya menatap datar pada Luhan.
"Aku tidak mau mengajarimu kalau kau masih akan bersikap seperti ini pada orang tuamu!" teriak Luhan lagi.
"Memang kau mengerti apa, Lu?! Sudah kubilang aku tidak mau menemui mereka!"
"Memangnya kau tidak peduli pada mereka?! Mereka itu kan orang tuamu? Dengar, Oh Sehun aku yakin kau akan sangat amat menyesali perbuatanmu ini!"
"Lalu bagaimana denganmu?! Kau meninggalkan keluargamu di Cina? Kau tidak peduli pada mereka! Lalu apa bedanya kau dengan aku kalau begini, HAH?! JAWAB AKU! XI LUHAN!?" bentak Sehun, lebih keras nyaring dan lantang. Dada Sehun naik turun karena kemarahannya. Matanya sedikit memerah karena emosinya meluap.
Bibir Luhan bergetar, bulir-bulir bening sudah menumpuk dipelupuk matanya, Luhan menggelengkan kepalanya tak percaya. Perkataan Sehun benar, apa bedanya Luhan dengan Sehun kalau begini. Mereka sama, sama-sama bersalah. Emosi Luhan pecah mendengar ucapan kekasihnya yang sangatlah benar, pemuda manis ini tak bisa menahan luapan emosinya. Ia berlari meninggalkan apartemen dengan Sehun yang baru mengejarnya setelah Luhan berlari beberapa detik lalu.
"LUHAN!" panggil Sehun.
Luhan tak menyautinya, ia terus berlari dan menangisi kenyataan. Dirinya hidup tenang dan senang di Seoul sementara ia tak memikirkan bagaimana keadaan keluarganya di Beijing. Mereka, bagaimana kabar mereka sekarang. Semua pertanyaan itu mengahantui dan menyakiti pikiran Luhan. Dia menangis sendirian di kursi taman dekat gedung apartemen.
"Luhan…"
Perlahan Sehun mendekati Luhan. Sehun baru terpikir bahwa ucapannya tadi bisa menyakiti perasaan Luhan. Ia sadar bahwa ia menyakiti Luhan.
Luhan tak menjauh saat Sehun duduk disampingnya. Dia tak menggubris panggilan-panggilan Sehun. Bayang-bayang tentang keluarganya tampak jelas dan nyata. Luhan menangis lirih dalam diam walau sesenggukan kecilnya masih dapat didengar.
Dengan hati-hati Sehun membawa Luhan kedalam pelukannya. Sehun mengusap pelan punggung Luhan dan menciumi kepala Luhan beberapa kali.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menyinggungmu. Maafkan aku Luhan, ayo kita temui orang tuaku dan kelak keluargamu. Aku janji..." gumam Sehun pelan.
Semuanya telah ia putuskan, Luhan terlalu berpengaru dalam hidupnya. Dalam hal apapun, Sehun hanya akan mengalah dan menyerah apabila lawannya adalah Luhan.
Luhan hanya mengangguk lemah dalam dekapan Sehun tanpa menghentikan tangisan pilunya…
.
[::THANK YOU, AND I LOVE YOU::]
::-Chapter 20-::
.
Hari ini, Sehun berniat untuk pergi ke rumah orang tuanya. Sebelumnya ia sudah menghubungi Jiho dan mengatakan bersedia untuk bertemu dengan orang tua mereka. Awalnya Jiho tak menyangka, tapi ia langsung tersenyum lega saat tau bahwa alasan dari semuanya adalah Luhan. Ini membuktikan bahwa Sehun serius dan tulus mencintai seseorang.
Dan saking cintanya, Sehun tak berhenti cengar-cengir sendiri melihat kekasihnya yang sibuk memilih pakaian didepan lemari. Sesekali Luhan akan menampakkan wajah penuh tolakan pada pakaian yang tidak pantas, dan wajah bingung saat ada dua pakaian yang sama bagusnya untuk dipakai keacara makan malam orang tua Sehun.
"Lu, kau tak perlu takut. Ada aku disampingmu, Jiho-hyung juga pasti akan membantu kita…" Sehun menepuk pelan bahu sempit Luhan sembari memberikan senyuman lembut yang menenangkan.
Luhan sedikit merasa aman, namun rasa takut itu masih saja menempel dikepalanya. Apalagi sekarang ia tidak tau harus mengenakan apa untuk bertemu orang tua Sehun. Bagaimana kalau mereka tidak suka penampilan Luhan?
"Kenapa kau bingung? Apa kau mau aku mengubahmu menjadi putri yang cantik? Heumm?" seolah-olah dapat menebak pikiran Luhan, Sehun menggoda kekasihnya yang lucu itu. Luhan merengut tak suka mendengar godaan Sehun, ia tidak suka kalau harus didandani layaknya wanita.
"Aku begini karena orang tua Sehun, bagaimana kalau mereka tak suka?" tanya Luhan khawatir.
"Mereka orang tuaku, selera mereka sama denganku. Kau adalah tipeku dan selera idealku, jadi kau adalah selera yang sesuai dengan mereka juga…" Sebagai tambahan dari akhir godaannya, Sehun mengerling nakal pada Luhan.
Luhan hanya terkekeh lalu menepuk pelan dada bidang Sehun. Akhirnya ia memutuskan untuk mengenakan sweater berwarna broken white dan dipadu dengan duffle coat biru gelap. Well, memakai pakaian serba tebal ini juga cukup menghilangkan sengatan udara dingin diakhir musim dingin.
Sehun berpenampilan sejenis dengan Luhan namun dengan pakaian yang bergaya lebih manly dibanding Luhan menunggu kekasihnya yang masih bersiap didepan cermin.
"Sudah siap, Lu?" tanya Sehun. Luhan menghembuskan nafasnya perlahan kemudian mengangguk semangat.
"Ayo berangkat!"
"Siap, tuan Oh Sehun!"
Senyum keduanya mengembang kala tangan mereka saling menggenggam dan berjalan beriringan.
.
[::THANK YOU, AND I LOVE YOU::]
::-Chapter 20-::
.
Betapa terkejut dan penuh haru saat Tuan dan Nyonya Oh menyambut kedatangan putra bungsu mereka yang beberapa tahun ini tak mereka lihat secara nyata. Mereka berdua menangis dan berhambur memeluk Sehun erat. Mengucapkan ribuan kata maaf dan kata cinta untuk anak mereka. Jiho dan Luhan saling berpandangan, dan tersenyum satu sama lain walaupun kenyataannya mereka ikut menitikkan air mata.
"Maafkan ayah nak, seharusnya ayah tidak memperlakukanmu seperti ini…"
"Maafkan kami Sehun, kami telah memberimu makan uang setiap harinya. Maafkan kami…"
Sehun tak bisa menahan kala melihat kedua orang tuanya menangis karena dirinya. Mungkin ia telah salah karena berusaha menutupi rasa rindu pada orang tuanya.
"Terimakasih, kalian…" "Kalian menerimaku kembali…"
Melihat keadaan ini, Luhan teringat pada keluarganya sendiri. Ia berjanji dalam hati bahwa ia pasti akan menemui keluarganya selepas ini, secepatnya.
Terlarut dalam lamunannya sendiri, Luhan tak menyadari bahwa acara penuh haru Sehun bersama orang tuanya sudah selesai. Mereka bertiga menoleh kearah Luhan dengan wajah yang masih basah akan air mata.
"Apakah ini Luhan?" Tanya Nyonya Oh sembari menghapus air matanya yang masih berjatuhan.
Luhan baru sadar dari lamunannya dan mengangguk dengan senyuman canggungnya. Ia buru-buru menghapus air matanya sendiri yang sempat akan jatuh.
"Kemarilah, kami berterimakasih karena Luhan sudah mau menemani Sehun kami selama ini…"
Luhan buru-buru bejalan mendekati Nyonya Oh dan betapa terkejutnya ia saat Nyonya Oh memberinya pelukan hangat. Sehangat pelukan Sehun.
"Temanilah Sehun sampai akhir nanti, ya Luhan?" mohon Nyonya Oh.
Jantung Luhan berdegup kencang bukan main. Seperti inikah rasanya kalau hubunganmu dengan kekasihmu direstui secara langsung? Rasanya bagaikan dilamar langsung oleh Sehun. Luhan menutup matanya kemudian mengangguk. Tangannya mengusap lembut punggung wanita paruh baya itu. Sehun dan Tuan Oh tersenyum memperhatikan keduanya.
Setelah cukup lama berdiri diruang tamu, Jiho menyarankan untuk segera menuju dapur untuk makan malam bersama. Suasana begitu menyenangkan ketika Jiho dan Tuan Oh memberikan lelucon-lelucon yang membuat perut geli. Sesekali mereka menggoda Luhan yang hanya terus tersipu malu. Terlebih lagi ketika Nyonya Oh menanyakan hal-hal yang begitu menjurus. Well, sepertinya keluarga Sehun sudah menerima ia dari awal. Luhan senang bisa mencintai orang yang sedang tertawa disampingnya, Sehun.
"Aku mencintaimu Sehun, Terimakasih…" batin Luhan dalam hati. Dia tersenyum kemudian melanjutkan makan malamnya.
.
[::THANK YOU, AND I LOVE YOU::]
::-Chapter 20-::
.
Luhan baru saja selesai berbelanja dan ia mendapati Sehun tengah membaca beberapa buku pelajaran. Ia tersenyum mengingat tadi kasir supermarket menanyakan Sehun dengan cara yang cukup membuat Luhan tersipu. 'Kau tidak bersama dia? Kemana suamimu yang tampan itu?' begitu kata ibu-ibu paruh baya itu.
"Apa ada sesuatu yang lucu? Kau tersenyum sendiri dari tadi?" tanya Sehun tanpa melepas pandangan dari bukunya.
"Ssst, jangan berisik. Baca bukumu baik-baik, 2 minggu lagi ujian kelulusan. Aku melihat hasil ulangan try out mu minggu lalu masih pas di nilai rata-rata. Kau harus berjuang Sehun-ah?" Luhan mendekati Sehun dan memeluk Sehun nya.
"Hahh, iya aku tau kau memang pintar. Ayo sekarang ajari aku. Kurasa aku sudah cukup menguasai Biologi. Matematika, Kimia, Fisika dan yang lain aku masih tidak cukup paham…"
"Baiklah, baiklah…"
Dengan sabar Luhan mengajari kekasihnya. Walau terkadang Luhan akan sangat kesal karena Sehun begitu tumpul dalam pelajaran menghitung. Pada akhirnya Luhan tidak bisa marah, ia sangat ingat kata-kata Nyonya Oh yang mengharapkan Luhan untuk menemani Sehun sampai kapanpun. Dengan kata-kata itulah Luhan berjanji ia akan membahagiakan Sehun.
2 minggu berlalu begitu cepat, beberapa jam lagi menjelang ujian kelulusan diselenggarakan. Semua siswa mau tak mau harus siap dengan ujian yang mereka hadapi. Anggota Wolf? Jangan tanya, Suho adalah peringkat satu jadi ia telah menjadi guru privat dadakan untuk teman-temannya. Sedangkan Sehun sendiri memiliki Luhan yang terus mendampinginya.
Kelas Sehun dan Luhan adalah termasuk kelas unggulan, jadi tak perlu kaget kalau beberapa siswanya telah selesai lebih dulu sebelum bel berbunyi.
15 menit lagi waktu akan habis, dan Sehun masih bertahan ditempat duduknya. Otaknya berpikir keras mengenai soal terakhir yang menurutnya cukup sulit. Ini adalah hari terakhir ujian, ia harus bisa. Luhan sudah selesai beberapa menit yang lalu. Sebenarnya Luhan sudah selesai sejak lama, tapi ia ingin menemani Sehun didalam.
"Sehunna! FIGHTING!"
Luhan langsung menjadi sorotan dari beberapa siswa didalam maupun diluar kelas, para pengawas pun juga menatap Luhan dengan pandangan yang aneh. Luhan menggaruk tengkuknya canggung karena teriakannya sendiri. Melihat tingkah lucu kekasihnya, Sehun tersenyum dan entah darimana ia bisa mengerjakan soal terakhir itu.
Sehun keluar dari ruangan dan disambut oleh pelukan tiba-tiba dari Luhan. Beberapa siswa menyoraki mereka berdua. Sehun dan Luhan hanya tertawa mendengar sorakan-sorakan tengil dari teman-teman mereka.
.
[::THANK YOU, AND I LOVE YOU::]
::-Chapter 20-::
.
Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan. Sehun teramat takut dengan hasilnya nanti, bagaimana kalau hasilnya tidak seperti ia inginkan.
"Sehun jangan khawatir, aku lihat Sehun bisa…" Luhan tersenyum kemudian memeluk Sehun erat.
Mereka berangkat bersama menuju sekolah untuk melihat hasil pengumuman. Setelah sampai di sekolah, beberapa siswa telah berkumpul disana. Sehun menghembuskan nafasnya. Jujur ia sangat takut dan cemas jika kemungkinan terburuk yang akan ia terima. Tapi semua rasa takutnya luntur saat Luhan menggenggam erat tangannya kemudian tersenyum.
"Tunggu, sebaiknya biar aku yang melihat. Aku tidak mau kalau kau nanti malah terseret dalam kerumunan itu…"
Luhan mengangguk dan membiarkan Sehun yang melihat hasilnya. Sehun yang berpostus tinggi dengan mudah memasuki kerumunan siswa yang mencari nama mereka di papan pengumuman kelulusan.
Sehun tersenyum ketika melihat nama kekasihnya ada diurutan ranking ke dua. Mata Sehun berusaha mencari namanya dari urutan terbawah. Ia mulai cemas kala namanya tak kunjung ia temukan.
DEG!
Sehun tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Nama Oh Sehun ia temukan dalam jajaran peringkat atas. Ia berada di urutan ke dua belas. Pemuda tampan ini tersenyum simpul melihat hasil yang dicapainya.
Satu hal yang ingin Sehun lakukan saat ini, menemui malaikatnya dan mengucapkan semua rasa terimakasihnya.
Sehun menoleh kebelakang, ia berjalan keluar dari kerumunan siswa. Matanya tak mendapati Luhan ditempatnya tadi. Kemana Luhan pergi.
"SEHUNNAA!"
Sehun membalikkan tubuhnya dan . . .
Grepp!
Luhan meloncat kedalam pelukannya.
"Hahahaha! Sehunna! Kita lulus!"
Sehun tertawa dengan tingkah Luhan yang berlari dan tiba-tiba meloncat kepelukannya seperti seekor koala. Luhan tertawa dan menyembunyikan kepalanya dileher Sehun.
"Sehunna, hiks, kita lulus… selamat…"
Lama tertawa, tiba-tiba Luhan menangis. Ia terharu dan tiba-tiba semua memorinya bersama Sehun selama ini berputar disekelilingnya seperti rangkaian film. Luhan menangis tersedu-sedu dalam pelukan Sehun. Rasa bahagia yang membuncah membuatnya ingin menangis terus dan terus. Sehun tersenyum lembut dan membawa Luhan semakin dalam ke pelukannya.
"Sehunnie, terimakasih untuk semuanya. Kau membawaku kedalam kebahagiaan yang sangat indah. Aku mencintaimu…"
"Thanks, I love you. Luhan…"
Kebahagiaan yang sempurna pasti akan datang diakhir. Sama seperti kebahagian yang Sehun dan Luhan dapatkan. Setelah kelulusan, Luhan masuk ke Universitas Seoul dengan beasiswa yang didapatkannya. Sedangkan Sehun mendapatkan pendidikan khusus bisnis untuk menjadi penerus pemimpin perusahan ayahnya bersama kakaknya.
Luhan kembali ke Beijing untuk menemui dan meminta restu pada keluarga yang telah lama ia tinggal bersama Sehun. Dan ternyata mereka merestui walau awalnya sedikit terkejut karena mereka sesama jenis.
"Terimaksih Luhan, kau sudah hadir dalam hidupku dan menjadi melaikat penyelamatku. Kau membuatku kembali bersama keluarga dan teman-temanku. Aku tidak pernah menyesal karena pernah menjadi stalkermu. Aku mencintaimu…"
"Sehun, kaulah yang mengubah kehidupanku. Kau membawaku kedalam jurang yang berbahaya namun kau selalu menemaniku dan melindungiku. Aku, mencintaimu…"
.
[::THANK YOU, AND I LOVE YOU::]
::-Chapter 20-::
.
END
…
Epilogue
Suasana perpustakaan cukup ramai oleh pengunjung. Beberapa diantaranya berkumpul seperti sedang bergosip. Membicarakan nasib seorang siswa.
"Hey, kau tak melihat siswa itu?"
"Aku merasa kasihan sekali padanya…"
"Entah apa yang akan dilakukannya dengan seluruh pelajaran itu…"
"Aku melihatnya muntah-muntah di toilet…"
"Apa itu Oh Sehun?"
Yeah, itulah yang selalu Sehun lakukan selama dua minggu berturut-turut menjelang ujian kelulusan. Setiap hari ia mengunjungi perpustakaan untuk mengejar pelajaran.
Penampilan Sehun sedikit acak-acakan, rambutnya sudah ia acak berkali-kali karena kesal dengan pelajarannya, raut wajahnya juga sudah tak karuan.
"Sehunna! Fighting!"
Sehun tersenyum ketika Luhan datang dan membawakan makan siang mereka. Tiba-tiba setetes darah segar jatuh dari lubang hidung Sehun.
Luhan sudah biasa dengan ini, ia mengeluarkan sapu tangan dan segera Sehun ambil untuk mengusap darah mimisannya. Luhan berjalan dan menepuk-nepuk tengkuk Luhan agar darah segar itu berhenti mengalir.
"Semangat sayang!"
"Iya…"
…
.
[::THANK YOU, AND I LOVE YOU::]
::-Chapter 20-::
.
AKHIRNYA CHAPTER 20 SELESAI JUGA, DAN ITU ARTINYA INI SUDAH END. :)
MAAF KARENA SAYA UPDATE DALAM WAKTU YANG CUKUP LAMA DAN KALAU HASILNYA KURANG MEMUASKAN BEGINI...
TERLALU BANYAK HAL YANG BIKIN SAYA GALAU AKHIR-AKHIR INI…
TERUTAMA DI HARI JUMAT KEMARIN, SUDAH PADA DENGAR TENTANG LUHAN BUKAN?
SUNGGUH SEBAGAI AUTHOR SEKALIGUS HUNHAN HARD SHIPPER, SAYA SANGAT KECEWA DENGAN KEPUTUSAN LUHAN YANG OUT DARI EXO.
JUJUR, SAYA MENCINTAI EXO KARENA SAYA MENCINTAI HUNHAN SEJAK PERTAMA KALI MEREKA DEBUT…
HUNHAN ITU BAGAIKAN NAFAS SAYA…
TERINGAT KALAU BUKA FB ITU PASTI LANGSUNG CEK PAGE HUNHAN TERLEBIH DAHULU. ENTAH SEKARANG SAYA NGGAK TAU KALAU CEK PAGE ITU LAGI APA MASIH ADAKAH UPDATE TAN TENTANG HUNHAN MOMENT LAGI.
SAYA HANYA BISA BERDO'A SEMOGA SAJA LUHAN MAUPUN KRIS GEGE MAU BERPIKIR LEBIH JAUH DAN DALAM MASA PENYEMBUHAN MEREKA, SAYA BERHARAP MEREKA MENDAPAT ILHAM DAN MENGINGAT FANS YANG MASIH MENUNGGU MEREKA.
SAYA HARAP MEREKA KEMBALI KELAK…
MARI KITA SEMUA BERDO'A KARENA INSYAALLAH DO'A LEBIH DARI 40 ORANG PASTI DIKABULKAN…
OH IYA, SAYA NGGAK AKAN BERHENTI SAMA SEKALI UNTUK MENJADI AUTHOR FF HUNHAN APALAGI BERHENTI JADI HUNHAN SHIPPER…
JADI JANGAN LUPA DAN JANGAN BOSAN-BOSAN UNTUK MEMBACA KARYA SAYA YAH?
SAMPAI JUMPA DI FF HUNHAN SELANJUTNYA…
SAYA SAYANG KALIAN SEMUA READERS-DEUL, MAAF NGGAK BISA SEBUTIN SATU-SATU…
I LOVE YOU ALL…
WASSALAM…