Shattering The Illusion

.

Chapter 1: Prologue

.

"No one stands on the top of the world. Not you, not me, not even gods. But the unbearable vacancy of the throne in the sky is over. From now on...I will be sitting on it."

-Sousuke Aizen-

.

Oh, hai. Namaku Uzumaki Naruto, dan ini kisahku. Ah ya, mari kita mulai dengan kisah tentang klanku, klan Uzumaki. Hm… Mari kita buka buku sejarah tentang klan Uzumaki, akan kucari sebentar…. Nah. Mari kita baca. "Klan Uzumaki, dikenal karena keahliannya dalam Fuuinjutsu, dan kapasitas chakra yang besar." Ah, sayangnya kapasitas chakraku sangat kecil. Sebagai setengah Uzumaki, aku tidak ahli dalam Fuuinjutsu karena, tempat aku dibesarkan untuk menjadi shinobi, oh tidak, aku tidak memanggil tempatku dibesarkan dengan sebutan rumah, itu pathetic kalau kalian tahu kehidupanku disana, ah, itu bisa dijelaskan nanti. Kembali ke topik. Ah ya, di tempatku dibesarkan tidak ada ahli Fuuinjutsu, mereka lebih memilih Ninjutsu dan Taijutsu.

Kembali ke klan Uzumaki. Hm… Banyak yang bilang klan Uzumaki tidak punya Kekkei Genkai, banyak yang bilang juga keahlian Fuuinjutsu mereka dan kapasitas chakra mereka yang besar adalah Kekkei Genkai mereka. Ah, ya, benar, klan Uzumaki mempunyai Kekkei Genkai. Bukan, bukan Kekkei Genkai pathetic yang dibicarakan orang-orang. Kekkei Genkai ini langka. Sama seperti Mokuton milik klan Senju yang hanya bisa dipakai oleh Shodai Hokage, Hashirama Senju, dan Mangekyou Sharingan milik Klan Uchiha yang hanya bisa dipakai oleh beberapa orang saja. Selama ini, yang kutahu hanya ada dua orang yang mengaktifkan Kekkei Genkai ini. Aku, dan, penemu klan Uzumaki, Uzumaki Yamamoto. Ah… Semakin penasaran kah?

Hm, baiklah, akan kuberitahu. Kekkei Genkai ini bernama, Zanpakutou. Sebuah pedang. Ah, jangan kecewa, pedang ini bukan pedang biasa. Pedang ini adalah manifesti dari jiwa sang pengguna. Zanpakutou adalah bagian jiwa sang pemakai. Setiap Zanpakutou mempunyai kekuatan yang berbeda, kekuatan mereka baru 'terbuka' ketika sang pengguna berhasil mengaktifkan Shikai. Ah ya, Shikai adalah adalah 'initial release', bentuk Zanpakutou yang sebenarnya. Ah… Bagaimana aku menjelaskannya ya? Hm, Shikai adalah initial release, atau first release, memakai Shikai berarti membuka kekuatan sang Zanpakutou dengan menyebut nama Zanpakutou tersebut. Hm, seperti Uchiha yang mengaktifkan Sharingan. Ah ya, lalu ada second release, atau final release, Bankai. Aku adalah orang kedua yang berhasil mengaktifkan Shikai dan Bankai. Orang pertama? Tentu saja, Uzumaki Yamamoto dengan Zanpakutou-nya, Ryujin Jakka. Ah ya, kalau ada yang bertanya, Yamamoto sudah meninggal, kenapa tidak ada yang mencuri Zanpakutou-nya? Ah, kami bukan para 7 Sworsdmen of The Mist yang pathetic karena harus memberikan pedang kami kepada pemegang selanjutnya atau menguburnya bersama kami. Tidak, jika kami mati, berarti Zanpakutou kami juga mati karena mereka adalah bagian dari jiwa kami.

Ah, sampai situ dulu penjelasan tentang klan Uzumaki. Hm, mari kuperkenalkan kalian dengan Zanpakutouku, Kyoka Suigetsu. Ah, cantik bukan? Hm, aku menerima itu sebagai tanda iya. Hm… Mari kita lihat ceritaku, dan kutukanku. Sebelum kalian mendengarkan ceritaku, mari kita lihat namaku di Bingo Book saat masa kejayaanku.

"Uzumaki Naruto / The Illusionist / The Reality Twister / …. Bla bla bla dan julukan lainnya." Ah, aku memang mempunyai banyak julukan. Dan, julukan yang paling kukagumi adalah, Penkhianat Terbesar Konoha melewati Madara dan Orochimaru. Keren, bukan, eh? "Rank: SSS (Flee on sight)" Shinobi kedua yang mendapatkan triple S-rank. Pertama? Tentu saja, partnerku, Madara Uchiha. Ah, partner? Ya, aku pernah berpartner dengannya. "Statistic: Ninjutsu – S, Taijutsu – A, Kenjutsu – SS, Fuuinjutsu – SS, Genjutsu – SSSS." Ah… Masa-masa kejayaan. Ah ya, aku tidak terlalu menyukai Ninjutsu dan Taijutsu, karena itu sudah biasa dipakai oleh seorang ninja. Aku lebih master memakai Fuinjutsu dan Genjutsu. Aku juga pengguna Genjutsu pertama yang mendapatkan SSSS-Rank dalam Genjutsu. Karena Genjutsu aku juga dikenal sebagai The Illusionist. Aku menyukai ilusi. Kenapa? Karena, aku bisa menipu pandangan kalian. Memanipulasi kenyataan. Kalian bisa melihat aku ada di depan mata kalian, padahal sebenarnya aku ada di belakang kalian. Aku bisa menipu penciuman kalian, aku bisa menimbulkan kalian rasa sakit tanpa menyentuh kalian. Hebat bukan? Itulah Genjutsu. Ah ya… Alasan aku menyukai Genjutsu juga berpengaruh pada masa kecilku yang… Ah, yang pathetic. Masa kecilku bisa kuceritakan nanti.

Ah, kembali ke topik. Hm… Catatan Kriminal? Menarik… Kalian bisa melihatnya nanti. Hm… Mari kita membicarkan sedikit tentangku. Hm… Bagaimana kalau aku memperkenalkan diriku lagi? Namaku Uzumaki Naruto, saat ini aku sedang berada di penjara International yang dibuat oleh kelima Negara Shinobi, aku berada di penjara terdalam disini. Ah ya, penjara ini juga disediakan untuk para kriminal S-Rank International. Hm, mari kita lanjutkan. Kesukaanku? Ah, tentu saja Kyoka Suigetsu, Zanpakutouku. Apa yang tidak kusukai? Hm… Mari kita lihat, aku tidak menyukai orang lemah karena mereka tidak berguna. Hobi? Ah hobi ya… Aku suka berbohong. Ah, seperti anak-anak bukan? Ya. Aku suka memanipulasi pikiran manusia, hm, menarik bukan? Lalu selanjutnya, mimpi? Mimpiku adalah menjadi Tuhan. Ah, kalian bisa bilang aku pathetic karena mimpiku menjadi tuhan tetapi sekarang aku terperangkap di penjara sialan ini. Tapi, akan kuberi kalian alasan. Aku mempunyai mimpi ini sejak aku berumur 7 tahun. Saat itu aku sedang 'dimainkan' oleh para penduduk desa. Aku saat itu dipukul, ditusuk, ditendang, ah.. intinya aku hampir mati disitu. Kenapa? Karena sesuatu yang bukan salahku. Hm, kalau kalian berpikir tentang Kyuubi, bukan. Ah, aku tidak suka bermain-main dengan peliharaan Madara atau bisa kalian sebut Kyuubi.

Sebelum aku lanjutkan, kalian harus tahu tentang keluargaku terlebih dahulu. Ibuku adalah Uzumaki Kushina, dan ayahku adalah Namikaze Minato yang saat itu adalah Yondaime Hokage. Aku mempunyai satu adik kandung, tidak bisa dibilang adik juga karena sebenarnya kita kembar, namanya adalah Namikaze Natsumi. Ia perempuan yang sangat cantik, bisa kubilang. Saat aku lahir, Kyuubi menyerang Konoha karena dikendalikan oleh pria bernama 'Tobi'. Ayahku, yang saat itu Hokage menghentikan Kyuubi dengan menyegelnya kedalam tubuh adikku, Natsumi. Saat itu juga, ayahku mengumumkan bahwa Natsumi adalah pahlawan desa. Ah.. Ya, mimpi burukku dimulai di hari itu. Di hari dimana aku lahir.

Natsumi selalu di pandang sebagai pahlawan bagi desa, awalnya ia selalu sombong dan memamerkan segalanya. Ayah dan ibuku, walau mereka tidak benci padaku, mereka selalu mengabaikanku dengan menunjukan 'favoritism' pada Natsumi. Masa kecilku adalah mimpi burukku. Aku selalu diabaikan orang-orang, bahkan orang tuaku, dan Natsumi sendiri selalu menjelek-jelekanku, aku selalu sendiri. Dan juga, ada beberapa orang di desa yang benci pada Natsumi dan menganggap Natsumi adalah Kyuubi, tetapi karena penjagaan ketat Hokage, mereka tidak bisa melampiaskan kebencian mereka pada Natsumi. Jadilah, aku yang tidak tahu apa-apa menjadi pelampiasan mereka. Tetapi apa? Orang tuaku tidak pernah perduli. Ketika aku pulang kerumah dengan luka-luka, mereka hanya berkata, 'Naruto, obati lukamu dan pergi ke kamar, lalu mandi. Aku akan berlatih bersama Natsumi.' Mereka bahkan tidak bertanya, 'Apa kamu tak apa-apa Naruto? Sini ibu obati.' Ah, menyakitkan untuk anak berumur 5 tahun bukan?

Ah ya… Sepertinya perkenalan tentang diriku sampai sini dahulu. Akan kuceritakan kisahku untuk menggapai mimpiku untuk menjadi tuhan.

Flashback: 14 Tahun Yang Lalu

(A/N: Umur Naruto saat menjadi narasi, adalah 21 tahun. Berarti saat ini umur Naruto 7 Tahun.)

"Otou-sama, bolehkah aku berlatih menjadi ninja?"

"Maaf Naruto, tetapi umurmu masih terlalu muda untuk menjadi ninja."

"Tetapi, Natsumi kenapa sudah berlatih menjadi ninja?"

"Itu karena Natsumi butuh latihan untuk mengendalikan chakra Kyuubi."

"Kakashi-oji-san sudah menjadi Chuunin di umurku…"

"Itu karena Kakashi saat itu hidup sendiri, ayah Kakashi meninggal saat ia umur 4 tahun dan Kakashi harus bisa menjaga dirinya sendiri. Karena itu ia menjadi Genin di umur 5 tahun. Dan Chuunin di umur 6 tahun."

"Oh… Baiklah. Aku akan pergi keluar. Sampai jumpa saat makan malam, Otou-sama!" Dengan itu, Naruto tersenyum dan berlari keluar dengan air mata.

Naruto bukan bocah 7 tahun biasa. Di umur 7 tahun, ia sangat cerdas. Ia juga sangat hebat mengontrol emosi untuk selalu terlihat tenang dan memberikan aura yang menyenangkan. Saat berumur 3 tahun, Naruto sudah ahli dalam membaca, padahal saat umur segitu Natsumi masih berlatih membaca. Ia selalu mendengarkan diam-diam pelajaran membaca yang diberikan orang tuanya pada Natsumi dan ia juga diam-diam belajar. Dalam waktu 3 bulan, ia sudah bisa membaca dengan lancar. Hebat, bukan?

Karena sudah bisa membaca, saat itu Naruto sangat gemar membaca. Ia biasa menghabiskan waktunya di perpustakaan rumahnya diam-diam. Ia tidak ingin kemampuan membacanya diketahui oleh orang tuanya walaupun sebenarnya ia ingin diakui oleh orang tuanya.

Ia selalu mencoba mendapatkan perhatian orang tuanya sejak berumur 5 tahun, tetapi ia menyerah beberapa bulan lalu dan ia yakin bahwa ia tidak pernah mendapatkan perhatian orang tuanya dan orang tuanya akan selalu menyayangi Natsumi. Di luar, ia terlihat biasa saja, tetapi di dalam, ia sangat sakit. Bocah berumur 7 tahun mana yang tidak sakit kalau di abaikan oleh orang tuanya. Ya memang, Naruto tergolong sangat pintar di umur 7 tahun, tetapi ia juga bocah 7 tahun biasa yang memerlukan kasih sayang. Ia selalu menangis. Tetapi tidak, ia menganggap bahwa menangis itu untuk orang lemah yang tidak bisa melakukan apa-apa. Jadilah ia menutup emosinya dengan emosi ceria, kalem, dan selalu senang. Ia juga saat berumur 5 tahun menyelinap ke ruang perpustakaan, dan menemukan buku tentang sifat, emosi, dan gerak-gerik manusia. Ia menghafal dan mempelajari buku itu selama satu tahun. Dan ia saat ini sudah ahli membaca ekspresi manusia, dan menebak apa yang akan dilakukan selanjutnya hanya dengan melihat gerak-gerik seseorang.

Saat berumur 4 tahun, ia juga senang 'mencuri' gulungan-gulungan Fuinjutsu yang berada di perpustakaan ayahnya dan kemudian mengembalikannya tanpa diketahui ayahnya. Ya, Naruto sudah membuka aliran chakranya saat berumur 3 tahun. Ia memerlukan waktu 2 detik untuk membuka aliran chakranya sementara Natsumi membutuhkan sepuluh menit. Kenapa? Karena membuka aliran chakra butuh ketenangan. Saat itu Naruto selalu tenang dan dapat membukanya dalam waktu 2 detik, tetapi Natsumi membutuhkan waktu 10 menit karena ia tidak sabar. Sejak saat membuka aliran chakranya, Naruto mulai menyelinap ke perpustakaan ayahnya dan mencari gulungan untuk jutsu. Ia tahu, pasti Minato akan membuat Natsumi mempelajari Ninjutsu dan Taijutsu, karena itu ia memilih membaca tentang Fuinjutsu.

Saat ini, semua gulungan Fuinjutsu di perpustakaan ayahnya sudah ia baca, ia juga saat ini sudah membuat beberapa Fuinjutsu, yang tentunya orang tuanya dan Natsumi tidak tahu. Mereka bahkan tidak sadar bahwa Naruto bisa membaca tanpa tidak ada yang mengajari. Bisa dibilang, kemampuan Fuinjutsu Naruto setara high Chuunin. Kenapa? Ia sudah membaca semua gulungan Fuinjutsu milik perpustakaan ayahnya yang berjumlah ratusan dan sudah mempraktekannya. Tetapi ia tidak punya instruktor yang memberi tahu bahwa benar atau tidak, penulisan kaligrafinya terlalu melenceng atau bagaimana. Karena itu ia masih high Chuunin level walaupun ia sudah membuat beberapa Fuinjutsu.

Salah satu Fuinjutsu favoritnya adlah Gravity Seal yang ia buat khusus untuk dirinya sendiri. Tidak seperti Gravity Seal yang lainnya yang membuat tubuh kita menjadi berat. Gravity Seal buatan Naruto membuat tubuh Naruto lebih enteng 10 kali lipat. Ia selalu menempelkan Gravity Sealnya di badannya, kalau ia butuh menaikan kecepatannya, ia membuat satu buah handseal tanpa mengucapkan apa-apa.

Walaupun membuat tubuh Naruto lebih ringan, ia juga memakai Gravity Seal untuk memberatkan badan agar ia bisa menambahkan kecepatannya. Saat ini, di badan Naruto terdapat Gravity Seal yang beratnya 20 kg. Jika Naruto melepas kedua Gravity Seal yang ia pakai, kecepatannya setara dengan low Jounin walaupun masih berumur 7 tahun.

Sampai saat ini, ia hanya tahu beberapa Ninjutsu. Dan Taijutsunya masih ia usahakan. Sementara Genjutsunya setara dengan Fuinjutsunya. Walaupun kapasitas chakranya besar, kontrol Chakra Naruto sudah 90%. Ia selalu melatih chakra control-nya di waktu luang sejak 3 tahun tepat keesokan harinya setelah Naruto membuka aliran chakranya dan membaca gulungen tentang chakra control. Orang tuanya? Tetap saja tidak tahu. Mereka tidak terlalu meperhatikan Naruto dan tidak memerhatikan tubuh Naruto yang saat ini lebih berotot dan lebih 'dewasa' dari kebanyakan anak berumur 7 tahun.

Satu-satunya orang yang tahu kehebatan Naruto yang sebenarnya adalah Uchiha Itachi. Setelah memperhatikan Naruto berlatih saat pulang dari misi, Itachi mengajarkannya beberapa Taijutsu dan Ninjutsu untuk Naruto. Mereka sering sparring beberapa kali dan suka adu Genjutsu. Biasanya setiap Naruto mempunyai Genjutsu yang ia buat sendiri, ia mengetesnya pada Itachi untuk meminta pendapatnya dan Itachi selalu memberinya saran untuk 'Cara membuat Jutsu'. Hubungan Naruto dengan Itachi saat ini adalah seperti adik dan kakak. Mereka menceritakan masalah satu sama lain dan saling memberikan saran. Itachi menganggap Naruto sebagai adik, sementara adik kandung Itachi, Sasuke, ia tidak terlalu menyukainya. Sasuke tumbuh besar dengan sifat seperti Fugaku, arogan, sombong, dan lainnya. Karena itu Itachi tidak suka. Ibu Itachipun, Mikoto juga menikahi Fugaku karena terpaksa oleh ibu dan ayah Mikoto.

"AAAAA!"

Teriakan wanita terdengar di telinga Naruto. Dari nada teriakannya, itu adalah teriakan ketakutan daripada teriakan shock atau teriakan bahagia. Naruto melihat sekeliling, ia berada di 'Danger Zone' Konoha. Area dimana runtuhan-runtuhan Konoha bekas serangan Kyuubi. Runtuhan ini sangat parah, karena itu tidak bisa diperbaiki dan didiami saja. Banyak yang bilang ada sarang bandit disini, hantu, atau makhluk tidak jelas lainnya.

"AAAAA!"

Teriakan wanita itu terdengar lagi. Tanpa berpikir lagi, Naruto langsung berlari ke arah suara wanita itu. Dengan mengandalkan insting dan pendengaran, Naruto kini berada di gang kecil di antara dua buah gedung besar. Di akhir gang itu jalan buntu, ia juga melihat ada wanita disana. Ia terlihat 3 tahun lebih tua dari Naruto, ia mempunyai rambut hitam sebahu (A/N: Rambut Rukia Kuchiki setelah Aizen/Hogyoku Arc), Ia tidak memakai baju atau celana, dan kini hanya memakai bra dan celana dalam. Ia dikelilingi oleh 3 laki-laki yang melepaskan celana mereka.

'Manusia… Adakah seorang manusia saja yang mempunyai moral dan etika seperti Itachi-nii? Tch. Kalau begini aku akan menjadi tuhan saja!' Pikir Naruto. Sejak 5 tahun, Naruto selalu ingin menjadi yang namanya 'tuhan' dari sebuah percakapan bersama seorang pria tua miskin yang ia tolong.

Flashback

Naruto kini sedang berjalan sendirian di tengah-tengah Konoha. Ia sedag berpikir sehingga ia berjalan tak terarah. Saat ini ia sedang berpikir tentang membuat Fuuinjutsu baru atau mungkin sebuah Genjutsu baru. Ia masih berada di pikirannya sampai ia melihat pria tua yang sedang sedih dan memandang ke sebuah kedai ramen. Pakaiannya sangat kotor, dan dari wajahnya dan penampilannya, ia terlihat seperti orang kelas bawah.

'Hm.. Dari ekspresinya, tentu saja ia keliatan sedih. Matanya memancarkan aura kesendirian dan luka yang sangat dalam. Hampir sama sepertiku, tetapi, orang ini lebih berpengalaman. Dari bajunya, terlihat sekali ia baru saja mendapatkan luka dilihat lubang besetan yang berada di bajunya dan noda darah yang terlihat seperti 2 hari. Ah, terlihat lapar. Ia mempunyai tato berinisial K.A. Ah… Sepertinya ia mempunyai memori buruk dengan orang yang berinisial K.A karena terlihat sekali ia ingin menghapus tato itu dilihat dari noda di sekitar tato yang sepertinya dibersihkan dan digosok oleh air. Petinju? Bukan bukan… Pelaut? Ah, buruh? Hm, bukan. Menganggur? Tidak. Tangannya terlalu berotot untuk seoang yang menganggur. Badannya juga terlihat seperti orang yang sering latiha. Ah, pelaut. Tangannya terlihat berotot sedikit, itu berarti ia sering berlatih dengan tangan atau sering mengangkat benda yang berat. Bukan Shinobi karena ia terlihat tidak bisa apa-apa. Hm.. Dari bau laut di tangannya, ia baru dipecat dari pekerjaannya dan mendapatkan sesuatu yang buruk.' Naruto mulai menganalisis. Ia sudah terbiasa menganalisis orang yang baru ia temui, kalau aman, ia akan selalu bertaya apakah yang ada di pikirannya benar atau tidak. Biasanya ia selalu benar dengan tingkat keberhasilan 90%. Tetapi untuk seseorang yang menyembunyikan ekspresinya seperti Itachi atau beberapa anggota klan Aburame yang ia temui ketika ikut ayahnya untuk pergi mengunjungi Klan-klan, ia sering salah.

'Ah, dia kelaparan. Mungkin aku akan membelikannya ramen yang ia lihat.' Pikir Naruto, dengan itu, ia segera pergi ke kedai ramen. Setelah membeli ramen dari Ichiraku Ramen, nama kedai ramen yang Naruto beli, ia kembali berjalan ke arah pak tua yang ia lihat tadi. Pak tua itu memberikan Naruto pandangan berharap, Naruto tau itu. Naruto segera membalasnya dengan senyuman, lalu memberikannya bungkusan ramen yang Naruto beli.

"Makanlah. Aku tau bapak tidak makan selama dua hari, kan?" Ucap Naruto sambil tersenyum.

Pak tua itu terlihat kaget dengan deduksi Naruto, tetapi kembali pada pandangan yang menunjukan ia sangat senang. Setelah berterima kasih, pak tua itu mengambil bungkusan ramen yang dibeli Naruto dan memakannya dengan cepat.

Selesai makan, Naruto langsung memberi botol minuman yang selalu ia bawa ketika pergi ke manapun, pak tua itu langsung menggapai botol minum Naruto dan meminumnya sampai habis. Wajahnya kemudian melihat ke arah Naruto dengan malu karena telah merepotkannya.

"Tidak apa. Aku berkecukupan lebih, jadi sebotol air minum dan sebungkus ramen tidak masalah." Naruto tersenyum kembali. Pak tua itu tidak melakukan apa-apa selain tersenyum kembali.

"Terima kasih! Terima kasih anak muda! Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membayar kebaikanmu ini!" Seru pak tua itu.

Naruto kembali tersenyum, "Tidak apa, kau tidak perlu melakukan apa-apa." Jawab Naruto, ia lalu men-unseal kotak P3K yang selalu ia segel di tangan kirinya kalau ia memerlukannya. "Buka bajunya, aku akan mengobati lukamu." Ucap Naruto.

Pak tua itu langsung menggelengkan wajahnya. "Tidak usah. Makanan dan minuman sudah cukup. Aku tidak ingin merepotkanmu." Jawab Pak tua itu.

Naruto lalu memberinya senyum lagi. "Tidak apa, kau tidak merepotkanku, kok. Aku juga tidak tega kalau memberikan seseorang makan dan minum tetapi tidak mengobati lukanya." Ucap Naruto.

Pak tua itu hanya mengangguk. Selanjutnya, Naruto memerban beberapa bagian luka sang pak tua. Pak tua itu terlihat lebih berbaikan dan tersenyum senang.

"Siapa namamu, anak muda? Kau sangat baik. Aku sangat, sangat berterima kasih." Ucap sang pak tua dengan nada yang sangat senang.

"Uzumaki Naruto." Jawab Naruto, sebenarnya, nama Naruto adalah Namikaze Naruto. Melihat kedua orang tuanya selalu mengabaikannnya, Naruto memakai marga Uzumaki. Naruto selalu tertarik dengan klan Uzumaki dan selalu membaca sejarah tentangnya. Dan juga, ibunya juga adalah Uzumaki. Jadi tidak ada salahnya untuk memakai marga Uzumaki.

"Terimakasih Naruto-san. Namaku adalah Daisuke Asetsu." Ucap Daisuke.

Naruto hanya terserum. "Maaf, ini hanya dugaanku. Dilihat dari tubuh bapak dan bau laut, bapak ini mantan pelaut ya? Postur tubuh anda sangat perfect untuk seorang pelaut. Dan lalu, anda terbiasa mengangkat barang berat dilihat dari beberapa otot tangan yang hampir robek karena mengangkat sesuatu yang sangat berat. Maaf karena tidak sopan, apa anda habis dipecat dari pekerjaan anda?" Tanya Naruto.

Daisuke terlihat sangat shock dengan analisis Naruto sebelum akhirnya tersenyum. "Aku.. adalah mantan pelaut yang bekerja dibawah orang bernama Gato. Ia selalu memperkejakanku dengan seenaknya dengan menyuruhku mengangkat barang yang sangat berat, memberi gaji yang sedikit, dan lain-lainnya. Aku sudah muak bekerja dengannya, tetapi, aku tidak bisa berbuat apa-apa karena keluargaku sangat miskin. Gato adalah salah satu pengusaha terkaya di dunia. Awalnya, orang tua Gato membuat bisnis Gato sangat hebat dan mendapat hormat dari beberapa pekerjanya. Tetapi, mereka berdua meninggal, semenjak mereka meninggal, Gato mengambil perusahaan. Sejak itu, perusahaan semakin kotor. Gato sering menculik wanita untuk menjadi mainannya, menyogok beberapa shinobi, lalu menjual barang-barang illegal. Ia juga menurunkan gaji para pekerja dengan drastis. Banyak yang ingin keluar, tetapi ia selalu menyewa bandit untuk membunuh yang mencoba keluar pekerjaan untuk menikauti pekerja yang tersisa. Sampai suatu hari, istriku diculik dan dijadikan pekerja sex salah satu bandit Gato, dan anakku satu-satunya juga dibunuhnya karena berusaha memyelamatkan istriku." Dengan itu, setitik air mata keluar dari mata sang pak tua.

"Aku, tahu bahwa jika melawan Gato aku akan mati, diam-diam mengecek keadaan istriku dan berusaha lari dari jangkauan Gato, tetapi telat. Aku melihat istriku terbaring tak bernyawa. Tak tahan lagi, aku kabur dari Gato. Sayangnya, Gato sadar bahwa aku berusaha kabur dan menyuruh satu banditnya untuk membunuhku. Aku mendapatkan luka-luka ini dengan berusaha melawan sang bandit. Pada akhirnya, aku beruntung dan berhasil membunuhnya. Aku berjalan tanpa arah selama dua hari, dan akhirnya aku berada disini dan bertemu dengan anda, Naruto-san." Selesai Daisuke. Ia membiarkan beberapa air mata keluar dari matanya walaupun ia ingin menahan untuk tidak menangis.

Sementara Naruto, ia mengepalkan tangannya. Ia akan membunuh orang bernama Gato ini suatu saat nanti. "Tenang saja, Daisuke-san. Aku akan berusaha mencari bajingan bernama Gato ini." Ucap Naruto dengan determinasi di wajahnya. "Kenapa tuhan tidak adil? Hidupku juga hampir sama sepertimu… Tetapi aku masih mempunyai keluarga dan tempat tinggal…" Ucap Naruto pelan.

Tetapi, Daisuke mendengar ucapan Naruto, ia memberikan senyuman sedih. "Aku juga bertanya seperti itu.. Lalu menurutku, tuhan itu tidak ada. Kalau saja tuhan itu ada, ia tidak akan membuat makhluknya menderita. Andaikan… aku menjadi tuhan." Lirih Daisuke.

Naruto mengangkat sebelah alisnya sambil memandang Daisuke dengan tampang tanda tanya. "Menjadi… tuhan?" Tanyanya dengan nada bingung.

Daisuke memberi Naruto senyuman. "Ya, menjadi tuhan. Dengan menjadi tuhan, kita bisa melakukan apapun dan orang-orang akan mencintai kita. Tidak ada yang berani melawan kita, karena tidak ada yang berani, maka akan tercipta kedamaian. Andaikan aku menjadi tuhan, aku bisa melakukan apapun yang aku mau tanpa ada orang yang protes, bahkan seorang Kage pun tidak akan berani protes. Kage adalah raja, sedang aku adalah tuhan. Aku bisa meminta apapun yang kumau." Ucap Daisuke

Naruto memandangnya dengan tidak percaya. 'Menjadi… tuhan?' Pikirnya.

"Apa mimpimu, anak muda?" Tanya Daisuke.

"Mimpi… Ah, aku tidak mempunyai mimpi. Em… Kau tahu, aku bahkan tidak tahu alasanku untuk terus hidup." Naruto memberikan Daisuke senyum kesedihan.

Daisuke mengangguk, lalu tersenyum. "Suatu saat nanti kau akan menemukan mimpimu dan tujuanmu untuk hidup, anak muda." Jawab Daisuke.

Naruto berdiri, "Sudah hampir malam. Saatnya aku pulang. Aku ingin bertemu denganmu lagi besok pagi jam 9 disini, Daisuke-san!" Dengan itu, Naruto pergi.

Semenjak saat itu, Naruto selalu bersama Daisuke selama 2 bulan. Hubungan mereka sangat baik seperti ayah dan anak. Naruto sudah menceritakan pada Daisuke tentang hidupnya dan menceritakan bahwa ia adalah anak dari Hokage, tetapi Hokage tidak memperdulikannya dan lebih memilih Natsumi, kembarannya. Saat itu, Daisuke marah, tetapi Naruto menenangkannya. Sayangnya, di akhir bulan kedua, Daisuke dibunuh oleh sahabatnya sendiri saat masih bekerja bersama Gato, di depan Naruto sendiri. Saat itu Naruto sangat marah dan sedih. Salah satu orang yang berharga untuknya dibunuh di depannya sendiri, dan orang yang membunuhnya tidak merasa bersalah!

Saat itu juga, Naruto langsung membunuh pembunuh 'ayahnya' di tempat.

Dan saat itu juga, di dalam, Naruto menjadi orang yang berbeda walaupun di luar ia tetap menjadi orang yang sama.

Dan saat itu juga, ia mempunyai mimpi dan tujuan untuk hidup. Ia akan menjadi tuhan.

"Tidak ada yang berdiri di atas dunia…. Bukan kau, bukan aku, dan juga bukan dewa. Namun, sekarang posisi itu sudah tidak kosong lagi. Mulai sekarang… Aku akan duduk di posisi itu." Lirih Naruto.

End Flashback

Kembali ke kenyataan, perhatian Naruto kembali ke arah para bandit yang ingin memperkosa seseorang. Tanpa menimbulkan suara, Naruto menancapkan sebuah kunai di kepala salah satu bandit. Tanpa ingin menghabiskan waktu lagi, Naruto melempar dua buah kunai ke leher dan kepala 2 orang lainnya.

Melihat kedua orang tersebut jatuh, Naruto menyeringai sedikit. "Ah… Sepertinya aku lupa untuk setidaknya membiarkan mereka mengucapkan kata terakhir mereka.." Naruto kemudian mengalihkan pandangannya kepada wanita yang barusan ia tolong. Ia tersenyum, "Ah nona.. Maaf untuk membiarkanmu melihat adegan yang tidak pantas."

Perempuan itu memandang Naruto dengan shock. Perasaan gembira menghampiri tubuhnya. Ia kemudian berlari ke arah Naruto dan memeluknya, lalu berterima kasih kepadanya.

"Tidak apa. Aku hanya tidak suka dengan para bandit yang tidak menghargai harga diri seorang wanita.." Ucap Naruto dengan senyum hangat pada wanita yang ia tolong. "Siapa namamu?" Tanyanya.

Perempuan itu tersenyum. "Hikari. Hikari Sumiken."

Naruto tersenyum balik. "Baiklah, Hikari-chan, aku harus pergi, orang tua ku mencariku. Ah ya… Di sekitar sini tidak ada siapa-siapa, jadi, kau tidak akan mendapat masalah ketika berjalan pulang. Sampai jumpa." Dengan itu, Naruto lari menuju ke rumahnya.

Hari ini seperti hari biasa untuk Naruto Namikaze. Seperti biasa, ia akan Bangun karena alarm sialan yang ia pasang, membersihkan kasurnya, mandi, sarapan, men-death glare Natsumi sebentar, pergi setelah pamit dengan Otou-sama dan Kaa-sama nya, memikirkan tentang inventasi Fuinjutsu atau Genjutsu, menolong jika ada yang perlu bantuan, pulang ke rumah, makan malam ditemani dengan suara orang tuanya yang selalu memuji Natsumi, mencuci piring bekas makanannya, pergi ke kamar, dan kemudian tidur.

Tetapi… Naruto lupa satu hal yang biasanya terjadi diantara waktu pulang dan makan malam. Yaitu… para massa yang membenci Kyuubi dan melampiaskan kebencian mereka pada Naruto. Pandangan penuh kebencian tertuju pada Naruto.

"Ah, shit." Adalah satu-satunya yang Naruto pikir sebelum para massa memberi Naruto pelajaran.

Ditendang di bagian perut berkali-kali, dilemparkan batu, kecil maupun besar, kadang ditusuk dengan sebuah pisau dapur walaupun bukan di bagian yang vital.

Pasrah, Naruto hanya menutup matanya dan memikirkan kehidupannya yang lebih baik di surga, itupun kalau ia diperbolehkan untuk ke surga oleh Kami.

Di hari itu Naruto sadar satu hal tentang manusia.

Betapa sadisnya semua manusia. Walaupun Hokage sekalipun. Para penduduk ini memukul Naruto tanpa rasa kasihan hanya karena ia kakak kembar dari Jinchuuriki Kyuubi. Tetapi, jika Naruto membantai semuanya dan menyisakan satu orang, orang itu akan berkata bahwa Naruto monster tanpa sadar bahwa mereka melakukan hal yang lebih buruk untuk Naruto.

'Kalau begini terus… Aku akan menjadi tuhan suatu saat nanti dengan cara apapun, dan aku akan membalas mereka…' Itulah pemikiran terakhir Naruto sebelum semuanya menjadi gelap.

Tanpa disadari Naruto, Natsumi memandang kembarannya itu dengan ekspresi kaget dan takut. Mulutnya terbuka, ia tidak tahu ingin melakukan apa. Disana terbaring kakaknya yang habis dihabisi oelh para penduduk, dan Ia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Kakaknya, ia yang selalu melindunginya, walaupun ia selalu arogan padanya. Kakaknya yang selalu ia ejek tetapi masih selalu baik padanya. Kakaknya, yang Natsumi selalu ingin buktikan bahwa ia tidak dibutuhkan di keluarga, tetapi ia tetap tersenyum pada Natsumi.

Setidaknya, begitulah yang ia kira.

Dan disana, kakaknya terbaring pingsan dan ia tak tahu apa yang ia harus lakukan. Hell, ia bahkan tidak tahu sama sekali kakaknya. Kakaknya selalu tahu segalanya tentang Natsumi dan membuat Natsumi muak dengan ke 'sok tahuan'-nya walaupun semua yang dikatakan kakaknya benar, tetapi, ia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang kakaknya. Dan, akhir-akhir ini kakaknya selalu keluar pergi dan semakin lama semakin dingin.

…Dan oh, sekarang ia baru sadar kalau ia terus mengabaikan kakaknya. Dan sepertinya orang tuanya juga.

'Kenapa kau tidak tolong dia, bodoh?' Tanya Kyuubi, yang marah dengan aksi Natsumi. Semenjak Natsumi mulai mengakses chakra Kyuubi, Kyuubi tahu bahwa Natsumi adalah bodoh. Mencoba memakai chakranya di umur yang sangat muda hanya akan membuat chakra Kyuubi mengaruhkan pemikirannya menjadi buruk. Chakra Kyuubi penuh dengan kebencian. Dengan otak anak berumur 7 tahun, tentu saja otaknya tidak bisa menahan rasa kebencian di chakra Kyuubi. Sangat, sangat bodoh. Jika ingin mengakses chakranya, setidaknya ia harus berumur 13 tahun. Orang tuanyapun juga, sangat bodoh.

'A-aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Kau diam saja, bodoh! Lagipula, dia yang salah! Dia pasti berbuat sesuatu yang buruk pada penduduk!' Teriak Natsumi pada demon yang ada dalam tubuhnya itu.

'Kau tidak pernah mengetahui kakakmu dan keadaannya, ya?' Tanya Kyuubi dengan seringaian kecil di wajahnya.

'Apa maksudmu?' Tanya Natsumi balik dengan ekspresi bingung.

'Bodoh. Aku selalu memperhatikan kakakmu lewat pandanganmu. Ia menyembunyikan dirinya dengan topeng ceria. Apakah kau tidak pernah tahu bahwa ia selalu kesepian? Bahwa ia selalu diabaikan oleh kedua orang tuamu yang lebih menyayangimu? Ketika aku menyerang desa, banyak yang mati. Keluarga yang mati itu sangat membenciku dan selalu ingin menghabisimu. Karena kau selalu dijaga ketat oleh ayahmu itu, karena itu, mereka melampiaskan kemarahan mereka pada kakakmu, bodoh.'

Mata Natsumi melebar, ia shock. Sangat shock. Ia tidak tahu bahwa yang menyebabkan semua ini pada kakaknya dari awal adalah… ia. Ia diam saja tidak menjawab Kyuubi dan memutuskan koneksi mental mereka.

Mungkin ia akan memberi kesempatan untuk kakaknya dan ia akan berubah.

…Ah, betapa naïve-nya dia. Tetapi, semua sudah terlambat.

(Naruto Mindscape)

Naruto membuka matanya dan ia kini berada di sebuah danau. Ia berdiri dan ia merasakan bahwa ia berdiri di atas air. Di sekitarnya, terdiri bunga-bunga yang melayang di atas air. Suasananya gelap karena disini terlihat seperti malam, komplit dengan pandangan bulan purnama di langit dan cahayanya.

Naruto menatap sekelilingnya dengan bingung. Satu detik yang lalu, sebuah pisau dapur ditusuk ke pundaknya dan bagian kepala belakangnya ditendang salah satu penduduk, dan kemudian ia sekarang di tengah-tengah danau, melayang dan vice versa.

"Ah… Ternyata kau sudah datang untuk menemuiku…" Terdengar suara lembut seorang wanita, beberapa detik kemudian, seorang wanita yang memakai Yukata berwarna pink muncul. Rambutnya panjang sepunggung dan lurus. Rambutnya juga berwarna putih, dan badannya sangat langsing.

"Menarik. Beberapa detik yang lalu aku dihajar oleh para penduduk dan detik kemudian aku berdiri melayang di atas air dan bertemu dengan seorang wanita cantik yang entah berasal darimana. Biar kutebak, ini bukan di dunia lagi? Ah, kalau bukan dunia, berarti aku sudah mati. Dan… hm, tak kusangka surga akan membosankan seperti ini. Dan, ah… kau pasti Kami? Ah… Aku merasa terhormat untuk menemuimu, Kami-sama." Ucap Naruto sambil membungkukan badannya dengan hormat disertai nada inosennya.

Orang yang Naruto kira Kami hanya tertawa kecil. "Ah, Naruto-kun… Aku bukan Kami. Aku adalah Zanpakutou-mu." Ucap wanita itu.

Naruto hanya mengangkat alisnya. "Zanpakutou?"

Setelah menjelaskan tentang sejarah klan Uzumaki, Zanpakutou, Reaitsu, Shikai, dan Bankai yang sepertinya terlihat seperti berjam-jam, Naruto hanya bisa menahan otaknya agar tidak meledak akibat informasi yang berlebihan.

"Jadi… kau bilang kita adalah satu? Aku adalah kau dan kau adalah aku? Ah, semuanya sangat membingungkan," Ucap Naruto sambil mengusap rambutnya. "Oke, karena kau adalah aku dan aku adalah kau, bagaimana kalau kau kuberi nama karena Uzumaki Naruto terdengar seperti lelaki," Naruto mengusap dagunya dengan posisi berpikir. "Ah, bagaimana kalau Uzumaki Naruko, hm? Cocok bukan?" Tanya Naruto.

Perempuan itu hanya tertawa kecil sebelum melihat Naruto dengan keseriusan di wajahnya. "Sudahlah Naruto-kun, tidak usah berpura-pura lagi. Aku adalah kau, jadi aku tahu bahwa itu semua adalah topengmu," Mendengar ini, wajah Naruto tersenyum. Bukan tersenyum bahagia, tersenyum seperti menyeringai. "Dan, aku sudah mempunyai nama." Jawab perempuan itu.

Naruto agak melebarkan matanya. "Kau mempunyai nama? Siapa namamu?"

"Ah, kalau kau mendengar namaku, kau juga akan mendapatkan Shikai. Bagaimanapun, kau sepertinya tidak bisa mendengar namaku. Namaku adalah….."

"Ah, Kyouka Suigetsu? Hm, menarik dan nama yang cantik. Cocok dengan suasana disini, eh?" Ucap Naruto dengan senyuman yang menyebarkan pesonanya.

Kyouka Suigetsu shock, matanya melebar sedikit. Tidak ada yang pernah mendapatkan Shikai saat pertama kali mendengarkan nama Zanpakutou mereka. Tentu saja ini sangat mengagetkan Kyouka Suigetsu. "Kau.. Bisa mendengar namaku?" Tanyanya sekali lagi untuk memastikan.

Naruto mengangguk dan menyeringai lagi. "Apakah itu pertanda buruk, hm?"

Kyouka Suigetsu menggelengkan kepalanya. "Justru pertanda baik. Tidak ada yang pernah bisa mendengarkan nama roh Zanpakutou saat pertama kali bertemu." Jawab Kyouka Suigetsu.

Naruto mengangkat alisnya. "Bukankah kau bilang satu-satunya orang yang mempunyai Zanpakutou di dunia ini adalah Uzumaki Yamamoto? Ia hanya satu dan kau berkata 'tidak ada yang pernah' itu mengansumsikan bahwa ada pengguna Zanpakutou lain atau ada dimensi lain dimana orang-orang disana bertarung dengan menggunakan Zanpakutou? Teori pertama lebih logis daripada Teori kedua, tetapi, hey, di dunia ini tidak ada yang logis dan apapun bisa terjadi." Jelas Naruto.

Kyouka Suigetsu melebarkan matanya sedikit sebelum tersenyum. "Ah.. Ternyata kau memang pintar. Kedua Teori-mu benar. Kita sebenarnya berasal dari dunia lain bernama Seireitei dimana mereka semua menggunakan Zanpakutou untuk bertarung dan berperang. Sayangnya, kita dihancurkan oleh sebuah entity bernama 'Quincy' yang dipimpin oleh orang bernama Juuha Bach. Dengan kekuatan terakhirnya, Yamamoto menggunakan keahliannya untuk pergi ke dunia lain dengan Ryujin Jakka. Dan, setelahnya seperti yang aku beritahukan." Jawab Kyouka Suigetsu. Naruto mengangguk mengerti.

"Dan… kau adalah pemegang-ku yang ketiga." Lanjut Kyouka Suigetsu.

Naruto tidak menunjukan emosinya dan hanya mengangkat sebelah alisnya pertanda bingung.

Kyouka Suigetsu melihat ini, ia tersenyum, "Roh Zanpakutou berpindah kepada orang lain ketika penggunanya mati. Tetapi, Roh Zanpakutou berpindah pada orang yang ditentukan oleh Kami sendiri dan orang yang kapasitas Reaitsu mereka melebihi manusia biasa. Kau Naruto, alasan kau mempunyai kapasitas chakra yang sedikit karena kau mempunyai Reaitsu yang banyak. Dan sebelum kau bertanya lagi, sebaiknya aku harus memberimu memori dari pemegangku sebelumnya, Sousuke Aizen." Dengan itu, Kyouka Suigetsu mengetuk dahi Naruto dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Setelah apa yang dilakukan Kyouka Suigetsu, Naruto langsung mendapat memori yang sangat banyak. Saat Aizen masih kecil, impiannya yang sama sepertinya, mengubah kapten Gotei 13 menjadi Hollow, merekruit Gin dan Tousen, membuat copy dari Hougyoku dan mengetesnya pada orang-orang di distrik Rokungai, memanipulasi Momo Hinamori dan yang lainnya, lalu saat Invasi Ryoka ia membuat mayat dirinya sendiri, menusuk Gotei 13 dari belakang, mengambil Hougyoku yang asli dari tubuh Rukia Kuchiki, membuat Espada, berperang di Kota Karakura, dikalahkan oleh Ichigo Kurosaki dan disegel oleh Kisuke Urahara.

Setelah mendapat semua memorinya, Naruto tersenyum, "Ah… Aku tidak bisa berbohong kalau aku menyukai orang bernama Aizen ini. Dia jenius. Dan dia tahu bahwa dunia ini perlu Tuhan, tetapi para Shinigami bodoh itu malah menghentikannya. Ah sudahlah.. Aku akan meneruskan ambisinya karena ambisinya sama denganku."

Kyouka Suigetsu mendesah. "Haah.. Sudah kuduga. Sebagai Zanpakutou-mu, aku tidak bisa melarangmu dan harus loyal padamu. Ingat, walaupun kau mempunyai memori Aizen, tubuhmu masih belum bisa beradaptasi dengan semua kemampuannya dan kau harus berlatih." Ucap Kyouka Suigetsu.

Naruto hanya menyeringai. "Ah… Aku memang suka berlatih." Tiba-tiba saja, tubuh Naruto sedikit demi sedikit menghilang.

"Ah.. Naruto-kun, sepertinya kau sudah bangun. Kalau kau ingin bertemuku lagi, kau hanya perlu bermeditasi. Sampai jumpa." Dengan itu mata Naruto terbuka.

Hal pertama yang Naruto lihat adalah langit biru. Dan ia baru ingat ia masih di tengah jalan. 'Ukh… Berapa lama aku berbicara dengan Kyouka Suigetsu?' Pikir Naruto. 'Ah, lupakan. Aku harus memikirkan rencanaku mulai sekarang. Aku sudah punya memori dan kekuatan. Tinggal berlatih.. Dan mungkin aku akan menjadi kuat. Dan… Mereka akan tahu kalau mereka memilih musuh yang salah. Mulai sekarang aku harus berakting ceria, dan aku harus mengubah aura-ku menjadi nyaman di dekat orang-orang. Ah…. Ini semakin menarik. Tinggal mencari bawahan yang loyal seperti Gin dan Tousen yang membenci desa ini.' Pikir Naruto sambil tersenyum menyeringai. 'Mungkin aku harus mengganti penampilanku. Ah.. Aku akan mngganti penampilanku seperti Aizen. Penampilannya lumayan keren.' Dengan itu, Naruto menuju toko baju dan senjata di Konoha setelah mengambil Kyoka Suigetsu-nya.

-Hokage Mansion-

Di sofa, seorang perempuan dengan rambut pirang pucat sepunggung dan mata hazel coklat (A/N: Mata Kushina, author gatau warna mata Kushina.) ia memakai sebuah daster berwarna merah dengan simbol Uzumaki di belakangnya. Wajahnya menunjukan bahwa ia sedang sedih dan khawatir.

Kushina, melihat putri kesayangannya sedang sedih, menghampirinya dan duduk di sampingnya. Ia memeluk Natsumi dari samping. "Ada apa sayang?" Tanyanya.

Natsumi melihat ke arah ibunya sebentar sebelum melihat kebawah lagi. "Ini tentang… Naruto." Jawabnya.

Kushina sedikit shock. Jarang sekali Natsumi memikirkan Naruto, bukan jarang, tetapi tidak pernah. Kushina juga akhirnya memikirkan Naruto. 'Naruto… Oh ya, Naruto. Hm… Aku jarang melihatnya. Ah.. Dia paling hanya bermain bersama temannya. Eh tunggu…. Apa dia punya teman? Oh.. Aku baru ingat… Aku tidak tahu apa-apa tentang Naruto walaupun aku satu rumah dengannya.. Aku merasa dia seperti orang asing. Uh… Ibu macam apa aku ini tidak tahu apa-apa tentang anaknya..' Kembali ke kenyataan, Kushina melihat ke arah putrinya lagi, "Ada apa dengan Naruto?" Tanyanya.

Natsumi diam saja. "Ia… Dia tadi dihajar oleh penduduk, Kaa-chan." Setelah mengucapkan itu, Natsumi mengeluarkan air mata. "Dan… dan aku hanya diam saja… Aku tak tahu harus apa… Ja-jadi aku kesini…" Lanjutnya.

Kushina shock. Anaknya dihajar oleh para penduduk? Oh, penduduk akan melihat kenapa ia dipanggil 'The Red Harbanero'. "Dia.. dia dihajar oleh penduduk, kenapa?" Tanya Kushina yang pertama kalinya entah kenapa khawatir pada anaknya.

"Dia… dihajar oleh penduduk karena… Kyuubi." Jawab Natsumi dengan ragu-ragu.

"Kyuubi?" Kushina semakin bingung. Apa hubungannya Naruto dengan Kyuubi?

"Beberapa penduduk desa membenci Kyuubi karena orang yang mereka cintai meninggal karena Kyuubi. Mereka mencoba melampiaskannya padaku, tetapi karena Tou-chan, mereka tidak bisa dan akhirnya melampiaskannya pada Naruto. Aku tak tahu sejak kapan ini berlangsung…" Jawab Natsumi, masih menangis dan mencoba menghentikan air mata yang keluar, ia kemudian mengusap matanya.

Kushina shock lagi. Ia baru ingat kalau Naruto sering pulang dengan banyak luka di badannya. Ia kira itu hanya luka ketika bermain Ninja bersama teman-temannya. Oh, betapa salahnya dia. "Lalu? Apa tidak ada temannya yang menolongnya?" Tanya Kushina.

"Di-dia.. Tidak punya teman.. Entahlah, dia selalu sendirian.. Tidak ada yang ingin berteman dengannya. Entahlah, aku jarang melihatnya…." Jawab Natsumi dengan nada pelan.

Sebelum mereka Kushina sempat menjawab, pintu rumah terbuka, mereka berdua melihat seseorang yang datang.

Mereka tahu itu Naruto lewat pandangan pertama mereka. Tetapi, ia bukan bocah berambut pirang spiky yang mereka kenal, tetapi orang ini beda lagi. Rambutnya kini lurus ke belakang degan sedikit gelombang, dan satu helai rambutnya turun kebawah melewati dahinya sedikit (A/N: Rambut Sousuke Aizen setelah kabur dari Seireitei) ia memakai baju lengan panjang berwarna putih dengan simbol Uzumaki di belakang dengan celana panjang putih dengan garis hitam di samping celana. Beberapa bagian wajahnya ada beberapa luka yang sudah dibersihkan dan ditutup dengan plester. Ia menutup pintunya sebelum melihat ke arah Natsumi dan Kushina dengan shock.

Ia kemudian menunduk, "Ah, maaf kalau tidak sopan, aku tidak melihat kalian. Halo, Kaa-sama, Natsumi." Ucapnya dengan nada hormat.

Natsumi yang melihat penampilan baru kakaknya hanya blushing sedikit sebelum memalingkan wajahnya sedangkan Kushina hanya berpikir kenapa anaknya sangat formal sekali.

"Oh halo, Naruto-kun. Tidak usah sangat formal 'ttebane…" Ucapnya.

Naruto kemudian berdiri lagi, kali ini ia memandang Kaa-sannya sambil mengangkat alisnya pertanda ia sangat bingung.

Kushina yang melihat ekspresi Naruto semakin bingung. "Eh, kenapa Naruto-kun?" Tanyanya.

"Ah err… Ini pertama kalinya Kaa-sama memanggilku dengan suffix '-kun' dan ini juga pertama kalinya Kaa-sama menyapaku saat aku pulang, dan untuk pertanyaan tentang formalitas, Tou-sama berkata padaku bahwa aku harus menghormati semua yang ada di rumah, karena itu aku harus formal. Err.. Apa yang terjadi di sini?" Tanya Naruto dengan gugup. 'What the hell? Kenapa mereka tiba-tiba jadi baik padaku? Ah sudahlah, kalau begini rencanaku juga semakin mudah dijalankan. Aku tinggal harus meyakinkan mereka bahwa aku adalah anak baik dan inosen yang selalu tersenyum betapa kerasnya hidupnya. Setelah mereka yakin padaku, aku bebas memainkan mereka seperti catur…' Pikir Naruto.

Sementara itu Kushina hanya shock mendengar perkataan anaknya. Ia tidak sangka bahwa ia tidak pernah sadar hal ini. Ia merasa malu kali ini. Ia hanya tertawa gugup. "O-ohiya.. Mulai sekarang, panggil aku Kaa-san atau Kaa-chan saja, aku tidak suka formalitas dan Naruto-kun, apa yang terjadi denganmu?" Tanya Kushina pura-pura tidak tahu. Ia hanya ingin mendengarkan langsung dari Naruto. Melihat Naruto kembali bingung, Kushina juga semakin bingung. 'Apa aku juga tidak pernah bertanya padanya sehingga membuat ia bingung?' Pikirnya lagi.

"Err… ini?" Naruto menunjuk pada plester di wajahnya dan beberapa luka lainnya. Kushina mengangguk. "I-ini… Aku jatuh dari pohon saat aku mencoba mengambil buah di atas pohon." Jawabnya.

Sebelum Kushina bertaya, Natsumi sudah mendahuluinya, "Bohong! Aku lihat Nii-san dihajar oleh para penduduk dan pingsan!" Seru Natsumi.

Naruto kembali bingung. "Err… Natsumi? Sejak kapan kau memanggilku Nii-san?" Tanya Naruto lagi. Natsumi diam kembali dan Kushina juga bingung karena ia baru sadar kalau Natsumi tidak pernah memanggil Naruto dengan sebutan Nii-san. "Ah lupakan…. Ohya, kau melihatnya, kenapa tidak menolongku?" Tanya Naruto, melihat itu, Natsumi kembali diam dan merasa malu. Naruto hanya tersenyum gembira, "Ah tidak apa-apa, Natsumi-chan. Aku tahu kau sibuk, aku tidak marah padamu, kok." Jawab Naruto dengan senyumannya yang menenangkan Natsumi dan sedikit membuatnya blushing dan memalingkan wajahnya karena ia tidak ingin dilihat oleh Kaa-sannya juga. Memalukan.

"Naruto, sudah berapa lama kau dihajar oleh para penduduk?" Tanya Kushina dengan ekspresi khawatir di wajahnya.

"Err.. Sejak 2 tahun yang lalu…" Jawab Naruto.

Kushina dan Natsumi semakin shock mendengar ini. Sudah 2 tahun Naruto dihajar oleh penduduk dan ia masih bisa tersenyum? Sudah 7 tahun Naruto diabaikan dan ia masih bisa hormat pada orang tuanya dan menyapa Natsumi tanpa merasakan apa-apa? Ah, begitulah yang mereka pikirkan.

Ah… tetapi mereka tidak bisa melihat sebuah topeng pada Naruto. Dan, rencana Naruto semakin mulus kalau mereka tidak bisa melihat topengnya.

"Ke-kenapa kau tidak bilang pada Kaa-san?" Tanya Kushina.

Naruto memandangnya sebentar. "Kaa-sama tidak bertanya, dan ketika aku ingin bilang, Kaa-sama selalu sibuk dengan Tou-sama di meeting dengan Council atau sibuk melatih Natsumi." Ucap Naruto, Kushina menunduk malu mendengar itu. Tak ada yang sadar Naruto menyeringai ketika melihat ekspresi Kaa-sama nya. "Ohya Kaa-sama, bolehkah aku menyimpan pedang ini?" Tanya Naruto sambil mengeluarkan Kyouka Suigetsu dari kantung pedangnya sambil diam-diam mengaktifkan Shikainya. Kyouka Suigetsu mempunyai kekuatan untuk memanipulasi ke-lima indra lawan mereka dan menciptakan ilusi yang sangat nyata. Untuk mengaktifkannya, lawannya perlu melihat Kyouka Suigetsu, dan ini waktu yang sangat tepat. "Aku mendapatkannya saat menolong pak tua untuk berjualan, ia menyuruhku untuk mengambilnya." Lanjut Naruto. 'Uh, semoga mereka percaya…'

"Ba-baiklah. Kau boleh menyimpannya.." Ucap Kushina.

Naruto tersenyum dan kemudian berjalan ke arah kamarnya. Ia kemudian menutup pintu kamarnya dan menyeringai. Oh, semuanya semakin menarik. Dunia ini adalah permainan yang harus dijalankan oleh setiap orang yang mendapat bagiannya. Dan sayangnya, Naruto lebih suka bermain daripada menjadi mainan. Naruto menyeringai lagi sebelum melepaskan sarung pedangnya dan Kyouka Suigetsu-nya yang ia letakan di belakang punggungnya dengan posisi vertikal daripada di pinggangnya (A/N: Seperti Toushiro Hitsugaya) ia kemudian meletakannya di meja belajarnya dan kemudian berjalan ke tempat tidurnya. Oh, semuanya akan semakin menarik. Dengan itu, Naruto tidur dan pergi ke mindscape-nya.

-Naruto Mindscape-

Naruto membuka matanya dan kini ia kembali berada di atas danau. Di depannya berdiri Kyouka Suigetsu. Naruto berdiri, "Ah… Kalau tidak keberatan, aku ingin latihan disini." Ucap Naruto membuka percakapan.

Kyouka Suigetsu mengangguk. "Baiklah Naruto-kun. Kita akan latihan selama 3 tahun disini, dan, 3 tahun disini berarti 3 jam di luar sana karena aku mengubah alur waktu ini. Dan, siap-siap untuk latihanmu." Jawab Kyouka Suigetsu dengan senyumannya sebelum ia menembakkan Naruto dengan Kidou, Naruto menghindar.

Oh, 3 tahun atau 3 jam Naruto akan sangat, sangat menyakitkan.

To Be Continued

A/N: Uwah, cerita Naruto/Bleach crossover pertamaku. Sebenernya cerita ini udah lama kesimpen, dan udah ada sampe chapter 3, Cuma gak aku publish aja. Sifat Naruto disini akan seperti Aizen.

Untuk story ku yang lainnya, lagi aku lanjutin kok. Maaf aku ga bisa kasih waktu tepat update cerita lainnya. Dan pokoknya, semua ceritaku lagi aku write satu per satu, jadi, sabar ya.

Sayonara!