"Remember you're the one who can fill the world with sunshine."
ㅡSnow White, Snow White and the Seven Dwarfs (1937).

.

.

.

Hime

.

.

.

title: hime

Disc: God's. adapted from Disney Princesses stories that belong to Disney©.

Cast: EXO members

Genre: fantasy, friendship, romance, humor

Rated: Safe

Warning: YAOI. BL. shonen-ai. don't like don't read.

holahalo~ berjumpa lagi dengan empop/? wkk

ini ff tuh bener-bener ambisi aku/? hahaha soalnya aku emang suka banget sama semua princess Disney itu lho ;3; terus pas iseng nonton lagi langsung kepikiran pengen bikin versi exo-nya/? hehehew

jangan bosen nungguin aku dan jangan bosen ngasih komentar yaa XD

sekalian nostalgia zaman dulu wkwk ternyata ya snow white udah ada mungkin pas nenek aku dan nenek kalian lahir QAQ lama yaa hwhw

yaudah deh, semoga sukaa~ silakan dilahap/? XD

a/n: "/.../" atau (...) ceritanya aku yang ngomong/? wkwk

.

.

.

.

.

.

"You think the only people who are people, are the people who look and think like you. But if you walk the footsteps of a stranger, you'll learn things you never knew."
ㅡPocahontas, Pocahontas (1995).

.

.

.

.

PLUK.

Kyungsoo meletakkan buku cerita berjudul Pocahontas kembali ke tempatnya semula. Kalian pasti bertanya, mengapa dirinya membaca buku yang seharusnya hanya digemari oleh kaum wanita?

"Itu namanya diskriminasi tahu, mpop. Kalau ceritanya bagus sih aku suka juga bacanya."

Eh orangnya protes tuh.

Kyungsoo mendelik tajam ke arah.. Saya. /bohong ding/

"Cara permulaan ff yang aneh ya." komennya lagi.

/apa kamu/

"Sama sih kaya orangnya."

WAH.

Ngajak ribut.

PUK.

"Udah, jangan berantem. Baru juga mulai ini ff. Simpen dulu tenaganya." ujar Xiumin abis nepok kepala Kyungsoo.

/anu.. Mau nanya, itu Kyungsoo kenapa sekarang jadi meanie gitu ya sama saya? :"(/

"Itu sih derita lo."

JLEB.

Ye sama aja nih dua manusia bogel /ups/.

"Ini cerita kita kan? Udah, kamera nggak usah nyorot-nyorotin si empop lagi." sahut Kyungsoo(?).

Berhubung cameraman-nya udah disogok pake dolar, jadinya dia nurutin apa kata Kyungsoo.

Poor empop.

/gih sana sorot aja si Kiyungsu/

Ceritanya ngambek.

.

.

Setelah kedatangan Ahn Sohee maksudnya Xiumin, Kyungsoo mengurungkan niatnya untuk angkat kaki dari dalam perpustakaan. Sejak tadi Kyungsoo memang sedang memenjarakan diri di dalam perpustakaan nasional(?). Niatnya sih mau nyari buku '7 Tips Terlancar Agar Seme Anda Menjadi Kinclong'. Namun nasib berkata lain, buku tersebut telah terjual habis(?), jadinya Kyungsoo iseng-iseng baca-baca buku princess gitu deh(?).

Beberapa menit keheningan, Kyungsoo membuka suara, "Tumben ke sini, hyung? Biasanya waktu senggang ke *Roti Bedak."
*silakan translate kata-kata 'Roti Bedak' hwhwhw.

"Ternyata selama ini dia pake cepuk, gue diboongin gitu." jawab Sohee eh Xiumin.

"Ketek lo juga cepuk-an kan, hyung."

"Ngece pisan."

"Huakakakakak."

"Baydewey eniwey baswey, tadi gue liat kayanya lo serius amat baca bukunya. Buku apaan sih?"

"Oh itu. Buku putri-putri, hyung."

"OHOK!" Xiumin keselek mangga.

Kyungsoo langsung nepok-nepok pantat.

"E gila lo. Mana bukunya? Gue mau baca juga, dong!"

Kyungsoo nepok jidat. 'Sama aje ini orang.' gumamnya.

Kyungsoo mengambil kembali buku Pocahontas yang dibacanya tadi. Lalu memberikannya ke Xiumin.

"Ajegile! Gue tau nih cerita! Zaman Jomon juga gue udah pernah baca!" pekik Xiumin girang kemudian menimang-nimang buku tersebut(?).

Kyungsoo nyengir aja. Antara dia nggak nangkep omongan Xiumin sama kepengen nyaingin senyumnya Gigi Chibi.

"Sumpeh lo?"

"Ciyuzzzz."

"Meapahhh.."

"Mekamoohh."

Kyungsoo langsung nyubitin pipi empop /salah/ pipi pegawai perpustakaan(?).

"Pernah mikir nggak lo, Kyung.". "Mikir apa, hyung?"

Xiumin tersenyum manis-manis asem, "Gimana jadinya kalau kita ada di zaman putri-putri ini? Gimana jadinya kalau seandainya gue atau lo jadi putri-putri gitu? Seru kali ya hahaha!"

Mata Kyungsoo begini = -_- eh, salah begini maksudnya = OwO

"Seru kayanya, hyung! Asik kali, ya! Hahaha!"

Oke deh bapak-bapak(?).

Xiumin-Kyungsoo ngikik geli.

"Eh, gue ciyus nih. Kalau misalnya bisa, lo mau jadi putri siapa, Kyung?" tanya Xiumin serius.

Kyungsoo mukanya bingung gitu. Antara mikir mau jadi putri siapa, sama mikir sebenernya di depan dia ini siapa(?).

"Emm.. Nggak tau deh, hyung. Putri-putrinya cakep-cakep semua sih~"

Xiumin manyun. Sepersekian detik kemudian, sebuah bohlam muncul di atas kepalanya. "Gue tau! Snow White! Kayanya lo cocok deh jadi putri salju itu!"

"Eeeh? Snow White?" ekspresi Kyungsoo antara kaget, nggak percaya, sama kaya inget dia belom matiin kompor.

Xiumin manggut-manggut. "Udeh, percaya deh. Item lo juga pasti setuju kalau lo itu Snow White banget." ujarnya penuh keyakinan.

Kyungsoo merona dikit denger kata 'item'. Tapi bukan berarti kalau ada yang ngomong 'Eh pantat lo item tuh' dia langsung merona juga yaa..

Xiumin ketawa-ketiwi ngelihatnya.

"Andai aja kita bener-bener bisa jadi putri.." ujar Xiumin sambil merebahkan tubuhnya ke atas sofa.

"Ne, hyung. Seandainya.." sahut Kyungsoo.

Tak lama, mata mereka terpejam.

.

.

.

.

.

.

TRETEEET! TEROREEET TOREEET!(?)

"Hyung, ireona!"

TEEETOOOOT!

"Hyung, ireonaaa!"

PREEET(?)

"WOY KENTUT SIAPA NGAKU BURUAN! BAU BANTAR GEBANG!"

Mimpi indah Kyungsoo harus berakhir dengan suara kentut.

"Akhirnya bangun juga.."

Kyungsoo yang awalnya terbangun karena suara kentut, terbengong-bengong melihat sekelilingnya. Seharusnya dia sedang berada di dalam perpustakaan bersama dengan Xiumin.

"Eh, Kai..? Kok ada di sini?"

Yang membangunkan dirinya tadi adalah Kai. (yang kentut sih saya)

Kai mendengus pelan, "Aku juga nggak ngerti, hyung kenapa aku bisa ada di sini. Jodoh beneran kita ini ciee."

Apa deh.

Mata Kyungsoo begini = -3-

Sadar akan sesuatu, Kyungsoo kembali bertanya-tanya. "Ini di mana..?"

Untung nggak kaya sinetron, "Ini di mana? Kamu siapa? Aku siapa? Kenapa kamu butek gitu?!"

/kemudian empop dijejelin sonais/

"Aku juga nggak ngerti, hyung."

Ini dari tadi Kai jawabnya gitu mulu. Jangan-jangan kalau ditanya, "Kai, lo itu punya anu apa nggak?"(?) jawabnya "Aku juga nggak ngerti, hyung." (?)

"Sebelum ini kayanya aku ngerasa ngantuk banget gitu.. Terus pas buka mata, udah ada di sini aja.. Terus tiba-tiba di sebelah aku udah ada kamu, hyung." lanjut Kai.

Kyungsoo cengo. Dia inget belum nyukur bulu ketek.

"Kok aneh ya.. Mestinya kan ini di perpustakaan.."

"Entahlah, hyung."

Kyungsoo bangun dari posisi duduknya. Matanya mengamati sekeliling.

"Ini kayanya semacam hutan. Tunggu, ada kota di sana! Yuk, kita coba ke sana! Dari pada di sini aja, siapa tau kita bisa ketemu siapa kek di situ." ajak Kyungsoo.

Kai menggut-manggut, kemudian meraih tangan Kyungsoo dan berjalan beriringan. /ciyee/

.

.

Setelah berjalan kurang lebih 15 menit, mereka sampai di perbatasan antara tengah kota dan hutan.

"Tunggu, deh. Lihat sini, hyung." Kai menarik lengan Kyungsoo. Ia menunjuk ke arah papan besar yang terpampang kokoh tepat di tengah perbatasan tersebut.

Kyungsoo yang tadinya udah napsu pengen buru-buru masuk, akhirnya ngga jadi. (?)

Mata kedua orang ini menyipit membesar(?).

"Artinya apa, hyung?" tanya Kai setelah membaca tulisan yang terdapat di papan tersebut.

Tulisannya Afrika /ngga ding/ Inggris.

"Makanya pas masih sekolah kalau guru nerangin tuh kamu jangan ngupil mulu." omel Kyungsoo.

Kai nyengir-nyengir aja. Baginya ngupil itu surga duniawi setelah Kyungsoo.

Kyungsoo mulai membaca tulisan tersebut.

"Aku bersedia untuk melakukan segala hal sesuai dengan cerita yang seharusnya dan tak akan bisa berhenti di tengah jalan."

WUUSSH!

Segera, sosok Kyungsoo dan Kai menghilang dari pandangan.

.

.

.

Snow White And The Seven Dwarfs

.

.

.

Pada zaman dahulu, seorang putri dari pasangan raja dan ratu kerajaan lahir ke dunia. Putri itu memiliki rambut hitam panjang yang indah, bermata biru, kulit yang putih layaknya salju, serta bibir merah semerah darah. Karena demikian, putri tersebut dipanggil 'Snow White'. Semua rakyat sangat yakin bahwa sang putri akan tumbuh menjadi putri yang cantik. Sang raja maupun ratu sangat bersyukur dapat memiliki buah hati seperti Snow White. Akan tetapi, takdir berkata lain. Sang ratu meninggal di saat Snow White masih berumur sangat muda. Kemudian, sang raja menikah kembali. Ibu tiri Snow White adalah orang yang jahat dan licik, namun juga sangat cantik. Namun, tak lama kemudian sang raja pergi menyusul permaisuri pertamanya. Tinggalah Snow White bersama ibu tirinya yang jahat.

.

.

Clik. Kedua mata Kyungsoo terbuka sempurna.

Hup. Dia bangkit dari tidurnya.

"Di.. Mana ini..?" Kyungsoo mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.

"A-aku di mana?!" Kyungsoo kembali bertanya-tanya.

"W-waah! Pakaian apa ini?!" pekiknya saat menyadari pakaian yang dikenakan olehnya.

"Berisik sekali! Kalau sudah bangun, cepatlah beres-beres!" sebuah suara dari depan pintu mengagetkan Kyungsoo.

Kyungsoo mengadahkan kepalanya untuk melihat siapa yang berbicara-

"BAEKHYUN-HYUNG?"

Wah.

"Tak sopan! Aku ini ibumu, Snow White!"

Ngeh?

Ibu?

"..."

Hening.

"APUUUUAAAAAAHHH?!" Kyungsoo berteriak 10 oktaf.

TOK! Kepalanya langsung ditakol Baekhyun-ehem ibu tiri-.

"Dasar aneh! Buruan deh, masak!" ujar Baekhyun sambil pergi keluar ruangan.

Kyungsoo masih cengo. Dia sebenernya pengen ngakak sih liat penampilan Baekhyun kaya gitu tadi. Tapi penampilan dia juga sebelas-duabelas.

"Gue jadi Snow White, nih? Ini ciyusan?" tanya Kyungsoo pada rumput yang goyang-goyang.

"YESSS!"(?) lanjutnya.

"Ole olehaaa gue Snow White, gue Snow White~~" girangnya sambil joget Caesar.

"WOOOY NASTAR, BURUAN! GUE LAPER!" teriakan 20 oktaf Baekhyun-sang ibu tiri-menyadarkannya dari joget Caesar.

"Emang pantes lah jadi emak tiri."

Abis itu Kyungsoo langsung ngeloyor ke kamar mandi.

.

.

.

Hari demi hari dijalani Snow White dengan segala macam pekerjaan ditimpahkan padanya dari sang ibu tiri. Namun, Snow White tetap ceria dan tersenyum. Senyumannya sehangat sinar matahari. Karena itu, banyak orang yang menyukainya. Terkecuali sang ibu tiri. Dia sangat iri dengan kecantikan Snow White. Sang ibu tiri mempunyai cermin ajaib yang dapat menjawab siapa yang tercantik di dunia.

"Cermin, cermin di dinding. Siapakah yang tercantik di dunia?"

Sang cermin selalu menjawab, "Andalah yang tercantik, tuanku."

Sampai pada suatu hari, sang ibu tiri mendapatkan jawaban lain dari si cermin.

"Cermin, cermin di dinding. Siapakah yang tercantik di dunia?"

"Snow White adalah yang tercantik."

Setelah mendengar jawaban tersebut, sang ibu tiri menjadi sangat sangat marah. Tak boleh ada yang lebih cantik dari dirinya.

Setiap hari ia menanyakan hal yang sama pada si cermin. Namun, jawabannya juga selalu sama, "Snow White adalah yang tercantik."

PRANG!

Sang ibu tiri yang sudah tak tahan, memecahkan barang-barang di sekelilingnya.

"Tidak bisa dibiarkan! Snow White harus disingkirkan!"

.

.

.

Keesokan harinya, sang ibu tiri memanggil salah satu ajudan terbaiknya.

"Anda memanggil saya?" Kris, sang ajudan bertanya pada Baekhyun.

Baekhyun mengambil sebuah kotak, kemudian membukanya di hadapan Kris.

Klek.

Cling cling(?).

"Whaa.."

Kotak tersebut berisi gundukan koin emas yang sangat banyak jumlahnya.

"Aku ingin kau membunuh Snow White. Bawa dia ke dalam hutan yang jauh dari istana, bunuh dia, lalu bawa jantungnya ke hadapanku. Lalu koin emas ini akan sepenuhnya menjadi milikmu." pinta Baekhyun.

Sang ajudan yang sudah gelap mata, menerima permintaan sang majikan.

"Dimengerti."

Baekhyun tersenyum jahat(?).

"Cepat laksanakan."

Kris mengambil panah dan pisau miliknya, kemudian pergi mencari Kyungsoo. Sebetulnya, Kris adalah seorang pemburu binatang yang tak pernah memburu manusia.

Tak berapa lama, ia menemukan Kyungsoo sedang bermain dengan burung-burung dan kucing.

"Maafkan kelancangan saya, namun bisakah putri ikut dengan saya?" tanya Kris dengan sopan.

Kyungsoo keheranan, tumben sekali si pemburu ini mengajaknya bicara.

"Baiklah."

.

.

.

Mereka telah berjalan sejauh mungkin dari istana. Selama perjalanan, tak henti-hentinya Kris memuji kecantikkan Kyungsoo di dalam hatinya. Pertahanan dirinya mulai goyah. Dia mulai tersadar.

Lima langkah masuk ke dalam hutan, Kris memberhentikan langkahnya.

Kyungsoo keheranan, mengapa ia berhenti?-pikirnya.

Kris menundukkan kepalanya, "Maafkan aku, putri.. Aku telah dibutakan oleh harta."

"A-apa..?"

Kris membalikkan wajahnya, "Pergilah, putri! Masuklah ke dalam hutan! Terus ke dalam! Selamatkan dirimu! Jangan sampai ratu menemukanmu! Dia ingin aku membunuhmu!"

Kyungsoo luar biasa terkejut mendengar penuturan Kris.

"Ma-maksudnya..?"

"Cepat pergi sebelum hari benar-benar gelap!" Kris terus menyuruhnya untuk pergi masuk ke dalam hutan.

Akhirnya Kyungsoo yang ketakutan berlarian masuk ke dalam hutan.

"Hah.. Hah.." lenguhnya saat berlari kencang meninggalkan si pemburu.

Kris menatap kepergian Kyungsoo, sekaligus meyakinkan bahwa Kyungsoo sudah melarikan diri. Kemudian dia memutuskan untuk memburu seekor rusa /luhan(?) gak ding/ dan memberikan jantungnya pada sang ratu.

.

Hari mulai gelap. Kyungsoo terus saja berlari. Dia tak menyadari, suasana hutan pada malam hari benar-benar mencekam. Kyungsoo mengistirahatkan dirinya di atas batu. Dan mulai menangis. Dia ketakutan.

"Hiks.. Salah apa aku ini.. Kenapa jadi begini.." sesalnya.

SREK! SREK!

Suara-suara aneh terus bermunculan di sekitarnya.

Merasa tidak aman, Kyungsoo melanjutkan berlari ke tempat yang lebih aman.

Namun letih menyerangnya. Dia sudah tak sanggup lari lagi. Akhirnya dia tertidur di bawah pohon besar.

.

.

.

Pagi hari datang menjelang. Perlahan, Kyungsoo membuka kedua matanya. Banyak binatang mengelilinginya. Ternyata sewaktu dirinya tertidur, binatang-binatang ini lah yang melindunginya.

Kyungsoo tersenyum riang. Tak henti-hentinya ia mengelus-elus segala macam binatang di sana sebagai tanda terima kasihnya.

Tiba-tiba, matanya menangkap sebuah celah dari pohon besar yang berada di sampingnya. Ada sebuah jalanan buatan di seberang celah itu.

Kyungsoo mengikuti ke mana jalan itu mengarah. Siapa tahu dia bisa menemukan sebuah rumah-

Dan benar. Di ujung jalan tersebut terdapat sebuah rumah aneh. Dengan pintu yang mungil, jendela yang mungil, dan cerobong asap yang kecil. Semuanya nampak begitu mungil dari rumah itu.

"Aku penasaran apakah pemilik rumah ini mau mengizinkanku menginap..?" ujar Kyungsoo sambil mengetuk pintu rumah itu.

Tak ada jawaban. Kyungsoo memberanikan diri membuka pintu.

"Siapa ya kira-kira yang tinggal di sini?" ujarnya.

Saat dia mengelilingi dalam rumah, dia terkejut melihat dapurnya. "Piring yang kecil! Dan sendok! Pasti ada tujuh orang yang tinggal di sini, karena serbet makannya ada tujuh buah."

Kyungsoo naik ke lantai atas. "Waah tujuh tempat tidur yang mungil sekali! Apa yang tinggal di sini semuanya anak-anak?"

Kyungsoo menebak-nebak sendiri.

"Hmm.. Aku akan membuat sesuatu untuk mereka makan. Saat mereka pulang nanti, mereka pasti akan senang! Lalu siapa tahu aku diizinkan menumpang di sini~" ujar Kyungsoo.

Setelahnya ia mulai membuat masakan untuk tujuh 'anak-anak' yang tinggal di rumah ini.

.

.

Sore hari.

Kyungsoo yang kelelahan, tertidur di atas tujuh kasur 'anak-anak' itu.. Tujuh kasur mereka bila disejajarkan dapat menjadi sepanjang tubuh Kyungsoo.

Cklek. Seseorang datang!

Tujuh orang lelaki kecil. Kurcaci?

"Hey, lihat! Makanan sudah siap.."

"Apa? Siapa yang membuatnya?"

"Bukan aku, aku kan baru sampai!"

"Memang bukan kau, bodoh! Sejak tadi kan kau bersama kami."

"Kawan, ke sini sebentar! Aku mendapat penemuan bagus!"

Seorang kurcaci berkata dari lantai atas tempat Kyungsoo sedang tertidur.

Enam kurcaci lain ikut naik ke lantai atas dan menemukan-

"Omo! Siapa dia?"

-sosok Kyungsoo yang tertidur pulas.

"Seenaknya saja tidur di atas kasur kita!"

"Siapa sih orang ini?"

"Tapi dia cantik."(?)

Mendengar keributan dari tujuh kurcaci, Kyungsoo membuka matanya perlahan.

Betapa terkejutnya ia mendapati pemandangan tujuh orang lelaki cebol sedang mengelilinginya.(?)

"A-ah, HYUNGDEUL?" Mata Kyungsoo membulat sempurna.

Mengapa?

Karena tujuh kurcaci di hadapannya adalah Suho, Chanyeol, Sehun, Chen, Xiumin, Luhan, dan Tao. (?)

"Siapa itu hyungdeul? Lagipula mestinya kami yang bertanya, siapa kau?" tanya kurcaci Suho.(?)

Mereka kejedot apaan sih. Terus kok jadi bantet-bantet gini? Ini canyol tao kenapa jadi bantet omaygat QAQ –pikir Kyungsoo.

"E-eh, iya.. Maafkan kelancanganku.. Aku Snow White, panggil saja Kyungsoo(?). Aku seorang putri istana.. Aku tersesat di hutan dan sampai ke rumah kalian.. Aku sedang diburu oleh ibu tiriku sendiri.. Dia ingin membunuhku.. Aku takut.. Tak ada lagi tempat untukku pulang.." jawab Kyungsoo panjang lebar dengan muka memelas(?).

Ketujuh kurcaci itu merasa iba, bahkan Sehun menangis(?).

"Kasihan sekali kau putri. Bagaimana kalau kau tinggal di sini saja bersama kami? Kami berjanji akan menjagamu dari ibu tirimu itu!" Suho menawarkan diri.

Emang itu sih maksud gue biar bisa tinggal di sini wkwk(?) –pikir Kyungsoo lagi.

Kyungsoo tertawa cerah, "Benarkah? Terima kasih! Kalian sungguh baik!" kemudian ia memeluk para kurcaci itu satu per satu.

"Sebagai gantinya, aku akan mengurus semua keperluan rumah tangga kalian!" lanjutnya lagi.

Semua kurcaci menyetujui tawaran Kyungsoo.

Akhirnya mulai saat itu Kyungsoo tinggal bersama tujuh orang kurcaci.

.

.

.

.

Sudah dua minggu sejak kepergian Kyungsoo. Pada dua minggu itu, cermin ajaib Baekhyun kembali menjawab bahwa yang tercantik adalah Baekhyun.

Sampai pada suatu hari.

"Cermin, cermin di dinding. Siapakah yang tercantik di dunia?"

"Snow White yang tinggal di rumah kecil di dalam hutan tetap yang tercantik."

NGENG.

Baekhyun kembali murka.(?) "Bagaimana, sih?! Snow White masih hidup?! Kris kurang ajar! Beraninya dia membohongiku!"

"Snow White harus mati! Snow White harus mati!" jerit Baekhyun.

Muncul sebuah bohlam dari atas kepalanya.

Dia berencana untuk membunuh Kyungsoo.

Kemudian Baekhyun masuk ke dalam ruangan keramatnya yang berisi berbagai macam ramuan.

Dia mengambil sebuah apel matang dan hendak mendcelupkannya ke dalam kuali berisi ramuan beracun.

"Tunggu, ini ramuan apa ya.." Baekhyun meneliti isi kuali tersebut.

"Ah, dapat! Coba 'ramuan yang dapat membunuh siapa saja yang menelannya walaupun hanya setetes. Namun, mantra akan hilang oleh ciuman cinta sejati'. Aaah persetan cinta sejati!" Baekhyun membaca buku panduan ramuan, lalu benar-benar mencelupkan apel.

Apel tersebut tak nampak seperti apel yang mencurigakan. Akan tetapi apel tersebut sudah menjadi sangat beracun.

"HAHAHAHAHA! Kau akan mati!" tawa Baekhyun.

BLES! Dia menyamar menjadi nenek-nenek penjual apel lalu bergegas menuju ke hutan tempat Kyungsoo tinggal.

.

.

"Hmm hmm hmm~"

Di saat yang sama, Kyungsoo sedang membuat pai apel untuk para kurcaci saat mereka pulang.

"Mereka pasti akan menyukai pai buatanku~"

Gerombolan binatang mengerubungi sosok Kyungsoo yang sedang asyik memasak melalui jendela.

Tiba-tiba.

Tok Tok!

Pintu depan diketuk.

"Ya..?" Kyungsoo menghentikan kegiatan memasaknya, lalu mengintip dari balik jendela siapa yang datang. Kyungsoo telah diberi pesan agar jangan membukakan pintu untuk orang asing oleh para kurcaci.

"Siapa di sana?"

"Aku cuma seorang nenek tua yang menjual apel.."

"Aku tidak membutuhkan apel banyak-banyak, terima kasih." jawab Kyungsoo dari dalam.

"Tapi apel-apel ini sangat indah dan sangat enak!"

"Aku tidak seharusnya membukakan pintu untuk siapapun."

"Itu bagus! Anak baik! Jika kau berjanji tidak akan membukakan pintu untuk orang asing, tentu kau tidak akan bisa membeli. Kau benar-benar anak baik!" ujar nenek Baekhyun(?).

"Dan sebagai hadiah untuk anak baik, aku akan memberimu satu apel gratis!"

Tanpa pikir panjang, Kyungsoo membuka pintunya sedikit untuk dapat mengambil apel gratis itu.

"Nah! Enak, bukan?"

Kyungsoo mengigit kecil apel tersebut, dan di saat yang bersamaan ia terjatuh ke tanah. Apel beracun itu telah mengambil jiwanya. Kyungsoo terkulai kaku.

"HUAHAHAHAHAHA!" Baekhyun tertawa jahat dengan puas melihat tubuh dingin Kyungsoo.

"Putri!" tiba-tiba Luhan yang pulang paling duluan berteriak panik.

"Putri!" disusul oleh kurcaci yang lain. Luhan, Tao, Xiumin, dan Chen bergegas menghampiri tubuh Kyungsoo.

"Oh, sh*t!" Baekhyun bergegas melarikan diri.

Suho, Chanyeol, dan Sehun yang menyadari kehadiran Baekhyun langsung ikut mengejarnya.

JLEGAR. Hujan turun dengan derasnya.

Membuat jalanan menjadi licin.

"Hey, jangan lari!"

Baekhyun berlari kencang, dia tak menyadari bahwa dirinya telah sampai ke ujung tebing. Dikarenakan licin dan ada tiga kurcaci yang mengejarnya, dia menjadi panik.

SRET! Kakinya terpeleset, dan ia goyah. Kemudian terjatuh dari atas tebing. Dia sirna. /boongan kok Baekhyunnya baik-baik aja. doh jangan timpuk aku(?) ;-;/

Tiga kurcaci selaku saksi mata membuang napas mereka. Kemudian kembali ke tempat Kyungsoo.

.

"Putri, bangunlah.." Tao mengguncang tubuh Kyungsoo yang telah dingin.

"Hiks.. Kami mohon, buka matamu putri.." Luhan terisak sambil menepuk pelan kedua pipi Kyungsoo.

Sia-sia, Kyungsoo tidak bergeming sedikit pun.

Akhirnya para kurcaci memutuskan untuk menaruh tubuh Kyungsoo beserta apel beracunnya ke dalam kotak kaca.

Setiap hari mereka bergantian menjaga kotak kaca tersebut. Berharap Kyungsoo membuka matanya.

Mereka menunggu.

.

Menunggu.

.

Hari demi hari.

.

Minggu demi minggu.

.

Bulan demi bulan.

.

Musim berganti musim.

Kyungsoo tak kunjung membuka matanya. Hanya terlihat wajah cantiknya yang sedang tertidur.

Hingga akhirnya pada suatu sore, para kurcaci menyadari bahwa ada seorang lelaki asing yang sedang menatap ke arah kotak kaca Kyungsoo. Lelaki itu kerap terlihat sedang berdiri mematung beberapa lama ke arah kotak kaca.

"Ada apa ya, tuan?" Chanyeol memberanikan diri menyapa lelaki tersebut.

"A-ah, tidak.. Aku hanya lihat-lihat.. Putri itu sungguh cantik, ya.." jawab sosok tersebut grogi.

"Ingin melihatnya dari dekat?" tawar Chanyeol.

Sosok lelaki itu terkejut, "Bolehkah?"

"Tentu. Silakan."

.

Lelaki itu mematung sesaat begitu menatap wajah Kyungsoo.

"Begitu indah.. Sosok yang sangat indah.." pujinya.

"Benar. Putri memang sangat indah.. Namun kami tak akan lagi bisa melihat senyum indahnya.."

"Mengapa?"

Para kurcaci menjelaskan kejadian secara detil kepada lelaki itu. Dari awal pertemuan mereka dengan Kyungsoo sampai Kyungsoo terbaring seperti ini.

"Ya, Tuhan.." lengkuh lelaki itu.

"Maaf tuan, kalau kami boleh tahu anda ini siapa sebenarnya?" tanya Suho.

"Oh, ya maaf aku belum memperkenalkan diri. Aku Kai, dari istana seberang. Aku datang untuk berburu, namun tak sengaja menemukan sosok putri ini.." jawab lelaki yang dideteksi bernama putih /eh/ Kai.

Kai nampak berpikir.

"Jika kalian mengizinkanku untuk membawa Kyungsoo ke istanaku, aku akan memanggil dokter terkenal untuk membangunkan dia dari tidurnya.." tawar Kai.

Para kurcaci nampak berpikir dan berunding.

"Sepertinya tak ada ruginya bila dicoba. Baiklah tuan, kau boleh membawa putri."

Air muka Kai menjadi ceria. "Terima kasih! Aku janji akan menyelamatkannya!"

Lalu Suho membuka penutup kotak agar Kai bisa membawa tubuh Kyungsoo.

"Dia sangat menawan.. Aku rasa aku ingin menciumnya.." ujar Kai begitu terpesona.

Dan..

Dia melakukannya.

Cup!

Kai mencium Kyungsoo.

Beberapa detik setelahnya, kedua mata Kyungsoo membuka.

Tentu hal ini membuat kaget Kai dan para kurcaci.

"Eung.." lenguh Kyungsoo.

Saat matanya terbuka sepenuhnya, sosok yang ia lihat adalah Kai.

Sebuah senyum terulas dari bibirnya.

Membuat Kai begitu terpesona.

"Putri! Kau akhirnya bangun!" Sehun langsung melompat ke dalam pelukan Kyungsoo.

"Ternyata dengan sebuah ciuman cinta sejati dapat membangunkanmu!" Chanyeol ikut menghambur ke dalam pelukan Kyungsoo.

"Putri!". "Putri!" kurcaci lainnya juga ikut mengerubungi Kyungsoo.

Kyungsoo tertawa manis(?). Begitu juga dengan Kai.

"Kau bilang ciuman cinta sejati? Apa ciuman dia yang telah membangunkanku?" tanya Kyungsoo dengan lembut.

Semua kurcaci mengangguk semangat. "Ya, putri! Ciuman tuan Kai adalah ciuman cinta sejati!"

Kedua pipi Kai merona mendengarnya.

Kyungsoo menengadahkan kepalanya ke arah Kai. Kemudian tersenyum manis.

"Cinta sejatiku?" ujar Kyungsoo.

Kai benar-benar terpanah dibuatnya. Segera ia menggenggam kedua tangan Kyungsoo, kemudian diciumnya.

"Cinta sejati. Menikahlah denganku, putri Kyungsoo." tawar Kai tudepoin(?).

"Yes. I'd like to marry you." surprisingly, Kyungsoo accepted his proposal. /hemeh tiba-tiba Inggris(?)/

Kai tersenyum, Kyungsoo tersenyum. Kemudian mereka berpelukan. /teletabis/(?)

Sejak saat itu, Snow White dibawa oleh sang pangeran tinggal bersama di istananya. Kemudian mereka menikah.

Walaupun sudah tinggal di istana, Snow White tetap sering mengunjungi para kurcaci.

Dan mereka hidup bahagia selamanya.

.

.

.

.

.

.

TBC XD

weksss jadinya dikit banget yaa maaf alurnya kecepetan :(

maaf juga jadinya aneh kesannya buru2 wkk

niatnya mau bikin 6 chapter, mudah2an semangat'-')9 wkk

semoga terhibur yaa hehe

makasih;*