Teenage Dream

By Lee lolina

Rate T+

Genre: Crime/Suspense

Summary: Lee Sungmin, kepala sekolah yang merangkap sebagai murid pada usia ke 18 bertemu dengan seorang bandar narkoba dan murid, Cho Kyuhyun dengan umur 16 tahun. Mainan yang cocok sekali untuk mengurangi rasa kaku dalam hidup akibat paksaan orang tuanya, tapi dia lupa bahwa mainan itulah yang bisa memainkannya hihi...

.

.

Happy Reading!

.

.

.

Laki-laki itu terbangun dari tidur nyenyaknya. Tidak ada cahaya lampu menyolok apalagi matahari yang membuatnya terbangun, hanya saja, dia sudah terbiasa dengan semuanya dan bisa bangun tanpa semua itu. Badannya sudah memiliki jadwal sendiri dan seperti jam weker alami.

Umurnya mungkin masih seperti 16 tahun, tapi keadaan di kamar ini tidak menampakkan dia 'remaja' seperti pada umunya. Tumpukan senjata dimana-mana. Berbagai tipe mungkin sudah dikoleksinya. 2 buah komputer dengan kabel-kebal yang tersambung kemana-mana. Data-data di sana tampak memberikan banyaknya transaksi di internet secara ilegal, lalu jangan lupa tak jauh dari tempat tidur laki-laki itu terdapat sebuah lemari full dengan minuman keras, dan meja yang ada di sampingnya, asbak rokoknya sudah penuh. Bungkus rokoknya terbuang begitu saja di lantai.

Ck, betul-betul remaja tidak sehat. Masa depan dunia akan hancur jika ditinggali oleh remaja macam ini. atau bukan keinginan dari anak itu melainkan adanya tekanan dari sekelilingnya?

Mungkin. Karena kudengar-dengar nama anak itu Cho Kyuhyun. Kau dengar marga anak itu? 'Cho'. Salah satu keluarga yang memiliki nama yang sangat ternama di korea. Perusahaan itu berhasil memenangkan tender secara berkala, berhasil menembus pasar Amerika dengan peluncuran barang dagangannya hanya dengan waktu 2 minggu.

Anak yang berasal dari keluarga yang terpandang. Hey, itu sama sekali tidak membutikan tekanan yang membuatnya seperti itu? apa mungkin itu kemauannya sendiri?

Salah! Justru karena dari keluarga itu, kerluarga terkenal yang selalu menang menggunakan cara kotor. Dunia bawah tanah adalah tempat mereka dan menjadi raja di sana. Atau kenapa tidak sekalian kita mengatakan bahwa merekalah yang menciptakan dunia bejat itu?

Lupakan! Sekarang lebih kita fokus pada kegiatan rutin Cho kyuhyun ini ketika sudah menjelang tengah malam, dimana semua orang seharusnya sudah tidur nyenyak, tapi dia malah harus memulai segala aktifitasnya. Hah, begitulah susahnya hidup dalam dunia bawah tanah.

Pintu kamarnya terketuk, lalau seseorang masuk sambil membungkukkan badannya hormat. "Tuan. Mobil Anda sudah siap," ucapnya.

Kyuhyun meraih rokoknya yang tinggal satu dipak rokok yang ada di mejanya. Dia mulai menyalakannya dan menghisapnya. Perlahan dia menghembuskan keluar asap beracun itu bersamaan dengan selesainya dia memakai kemeja putih simpel. Tidak perlu memakai celana, toh sewaktu tidur tadi dia sudah memakai celana jeans hitam kesayangannya, tapi lupa untuk menutup bagian atasnya karena saking capeknya.

"Siapa kali ini?" tanyanya.

"Mereka tidak mengatakannya terlebih dahulu. Katanya, mereka ingin langsung menyampaikan target mereka kepada Anda secara langsung," ucap sang bawahan. Dia sudah mengangkat kepalanya dan menatap Kyuhyun yang sibuk membereskan beberapa senjata dan memasukkannya ke dalam tas ransel hitam miliknya.

"Menggunakan jasaku sebagai pembunuh bayaran,ya? Hah, tumben. Biasanya hanya transaksi barang-barang saja. Semoga tergetku nanti tidak membosankan atau aku hanya akan membuang waktuku saja." Bawahan itu memberikan selembar jaket hitam pada Kyuhyun ketika keluar dari kamar tersebut. Kyuhyun segera memakainya. Lalu kedua orang itu secara perlahan mulai menuju tempat yang dimaksud.

.

.

.

Dalam sebuah ruangan yang besar, berisi barang-barang mewah, dan penerangan yang remang-remang, duduk dua orang dengan pangkat yang tidak bisa diremehkan di dunia atas dengan saling berhadapan. Disisi kedua orang itu, tidak lupa orang-orang dengan tubuh bertubuh kekar dengan pakaian serba hitam yang bisa dihitung dengan jari.

Seseorang yang lebih tua, berumur sekitar kurang lebih 30 tahun, melemparkan sebuah berkas dokumen kepada yang lebih muda, berumur sekitar 16 tahun. Anak itu membacanya dengan sekilas saja. Pertemuan ini hanya untuk mendapatkan persetujuan terhadap suatu kerja sama yang tidak biasa.

"Kau ingin aku membunuh Lee Sungmin. Anak dari Tuan Lee pemilik perusahaan Sendbill yang saat ini namanya sedang melejit di bidang IT, sainganmu," ucap anak itu, Cho kyuhyun siapa lagi?

"Benar. Dia benar-benar menganggu perusahaan milikku. Dia hampir saja membuat perusahaanku bangkrut karena dia tidak menandatangani surat kontrak antara perusahaannya dengan perusahaanku. Dia harus menderita dengan membunuh anak tunggalnya, Lee Sungmin," jelas sang pengaju permintaan.

Kyuhyun tersenyum sinis dibalik berkas yang ada di tangannya. "Aku tidak janji bisa membunuhnya. Karena dia juga partner kerjaku yang sangat berharga di atas sana, tapi jika ada cela aku akan melakukannya," ucap Kyuhyun.

"Kalau begitu. Aku tunggu hasilnya. Masih ada rapat yang harus kuhadiri setelah ini," lalu sang pengaju permintaan berdiri dari tempat duduknya dan mulai berjalan meninggalkan tempat itu diiringi oleh bodyguarnya.

Gerakan kawanan itu berhenti. Ketika Cho Kyuhyun mengucapkan sesuatu. "Akh, tapi sepertinya setelah kupikir, tidak ada cela. Malah lebih baik jika perusahaanmu yang seperti hama itu yang hancur," ucapnya.

Sang pengaju permintaan membulatkan matanya. Dia dengan cepat berbalik dan menatap Kyuhyun dengan tatapan tajam dan marah. "Bunuh dia! Dasar pengkhianat!" serunya dan seketika itu juga para bodyguard menyerang Kyuhyun dan bawahannya dengan peluru yang dilontarkan bertubi-tubi.

Kyuhyun tersenyum sekilas lalu dia meluncur ke bawah dari tempat duduknya dan kini berada di bawah meja. Dengen kedua tangannya, dia mengangkat meja itu agar menjadi posisi horizontal dan membentuk sebuah tamen.

Anak laki-laki itu menunggu beberapa detik sambil memberikan aba-aba pada bawahannya yang tadi melakukan hal yang sama dengannya juga.

1...

2...

3...

Sebelum para bodyguard itu melangkahkan kakinya untuk melakukan serangan jarak dekat, Kyuhyun berguling keluar dari pertahanan mejanya dan langsung meraih pistol yang diselipkannya dibalik jaketnya.

Kyuhyun mengarahkan pistol miliknya ke arah bawah begitu pula dengan bawahannya. dan langsung melepaskan beberapa peluru dan menegani kaki sang bodyguard dengan telak. Yang terkena lansgung saja tumbang ke lantai sambil memegang kakinya yang mengeluarkan darah dan meringis kesakitaan. Yang tidak, mulai melepaskan kembali peluru.

Kyuhyun mengulingkan badannya lagi untuk menghindari. Lalu menembakkan peluru untuk membuat peluru yang dilepaskan para bodyguard itu saling bergesekan dengan punyanya dan meleset. Lalau kemudian dia sama sekali tidak menembak lagi, peluru miliknya sudah habis. Sang bawahan yang masih ada di balik meja pelindung,

Mereka mulai pandai menghindari peluru yang dilontarkan oleh Kyuhyun dan juga bawahannya. Dan kini tanpa mereka semua sadari Kyuhyun sudha berada di depan para bodyguard itu dengan tersenyum maut. Dia melemparkan jauh-jauh pistol miliknya dan mengepalkan kedua tangannya.

"Ingin mengucapkan kata-kata terakhir?" tanya Kyuhyun sambil menyeringai. Para bodyguard itu sudah menatapnya dengan pandangan ketakutan. Emreka mau melemparkan peluru lagi untuk manusia yang ada di depan mereka ini, tapi peluru mereka sudah habis.

"Tidak ada,ya?" Lalu Kyuhyun mengeluarkan sebilah pisau dari jaketnya. Dengan cepat dia berlari dan menusuk salah satu bodyguard pada bagian sisi kiri perutnya, menariknya dengan cepat lalu menggerakkannya mengores urat nadi yang ada di lehernya.

Kyuhyun menatap tajam pada 2 orang yang menyerangnya secara tiba-tiba dari arah kanan dan kiri. Sebilah pisau itu dilemparkannya ke arah kanan dan pisau itu langsung saja menancap pada kepala orang itu dan langsung tumbang. Terhadap yang berada di sebelah kiri, Kyuhyun menendangnyanya menggunakan kaki kirinya, tapi ditahan oleh bodyguard itu dengan kedua tangannya yang disilangkan ke depan.

Orang itu mencengkramnya dengan kuat. Kyuhyun mengayunkan kaki kanannya lagi, tapi dihalangi, lalu ada 3 orang yang ada mengerubunginya. Kyuhyun hendak mengeluarkan belati dari balik jeketnya lagi ketika orang-orang itu akan membunuhnya, tapi peluru menembus kulit dan daging mereka berdua.

Orang yang mencengkram kakinya langsung agak syok dan Kyuhyun menggunakan kesempatan itu untuk lepas dan mengambil sebilah pisau dan langsung menusuk tepat di jantungnya.

"Kau lupa siapa aku laki-laki botak, licik. Aku adalah tuan nomor satu di sini," ucap Kyuhyun sambil menyeringai setan. Dia mengibas-ngibaskan tangannya untuk menghilangkan darah-darah dari orang-orang itu.

"Kau yang tidak tahu siapa aku, bocah sialan," ucapnya dan lalu pintu yang ada di belakang terdobrak dengan keras.

Cho kyuhyun memasang raut wajah tidak suka. Pak tua ini memanggil polisi.

Bawahan yang melihat itu dengan cepat menembaki satu-satunya penerangan yang ada di sini. tidak mungkin dia membiarkan dirinya dan juga identitas tuannya Cho Kyuhyun ketahuan dan tertangkap polisi itu.

Semuanya langsung saja menjadi gelap. Sang atasan polis berteriak,"Jangan biarkan penjahat itu kabur dari sini!"

'Siapa juga yang akan kabur? Aku akan membunuh kalian dengan tangan ini,' batin Kyuhyun keji.

Laki-laki itu menyelipkan kedua tangannya secara bersilangan memasuki bagian dalam jaketnya. Di dalam jekat itu banyak sekali sekat-sekat tersembunyi yang menyimpan berbagai peralatan seperti yang dikeluarkannya tadi. Dia mengambil 2 benda. Benda itu kelihatan seperti bambu kayu baisa yang memliki panjang 15 cm dan lebar 3 cm. Tapi dibagian ujungnya terdapat tombol yang berwarna kesilveran. Kyuhyun memencetnya dan lalu dari tengah-tengah bambu kayu itu muncul besi. Benda itu menjadi seperti pedang katana.

"HAVE A HAPPY DEATH PARTY!"

.

.

.

.

SRAKK!

SRAKK!

BUMM!

Clangg!

Suara itu terus saja bergema dalam kegelapan, tapi suara itu berhenti ketika bawahan Cho Kyuhyun dari tadi naganggur, menyalakan lampu cadangan untuk melihat apa yang sedang dilakukan tuannya saat gelap tadi.

Matanya membulat. Dia segera menutup mulutnya dan hidungnya dengan kedua tangannya dan menutup kedua matanya. Perutnya bergejolak, dia ingin muntah melihat tumpukan mayat dimana badan bodyguard, laki-laki tua itu dan juga para polisi termutilasi, organ-organ berserakan dimana-mana, badan mereka terpotong sampai identitas mereka sama sekali tidak bisa diketahui. Bau darah yang anyir juga membuat kepalanya pusing.

"Apa yang kau lakukan di sana? Kau tidak menyediakan baju ganti, hah?" Tuannya berbicara dengan nada dingin. Bawahan itu tersontak. Dengan kegalapan, dia berdiri dan berusaha untuk mengabaikan semua yang sudah dilakukan oleh tuannya. Dia berjalan menuju salah satu lemari yang ada satu-satunya di ruangan itu. Dia membukanya dan mengambil selembar t-shirt putih dan celana jeans biru.

Bawahan itu lalu berjalan mendekat ke arah Kyuhyun lalu memberikannya. Kyuhyun membuka bajunya dan mengambil t-shirt itu lalu memakainya. Tanpa Kyuhyun ketahui, ternyata masih ada yang masih hidup. Bawahannya menatap tajam, mengeluarkan senjata dari sakunya dan langsung menembaki orang itu tepat dipelipisnya.

"Yang terakhir itu aku tidak memperkenankanmu untuk-"

"Aku tidak apa-apa Tuan," bawahan itu dengan tajam memotong perkataan Kyuhyun.

Kyuhyun sudah selesai berpakaian. "Jangan memaksakan melakukan hal yang tidak kau sukai."

"Tapi Anda sudah memaksa saya untuk terseret ke dalam hal yang tidak saya suka," ucap bawahan itu sambil mengambil pakaian Kyuhyun yang kotor dan membawa memasukkannya kembali ke bagian lemari yang kosong.

"Akh, maafkan saya karena sudah berbicara tidak sopan. Seharusnya saya berterima kasih karena Anda sudah menyelamatkan saya dari-"

"Aku ke kamar dulu," ucap Kyuhyun memotong perkataan bawahannya itu. dia mengambil jaketnya yang masih berlumuran darah dan juga diambilnya tas yang tergeletak di lantai lalu meninggalkan sang bawahan yang bingung akan melakukan apa tanpa perintah dari atasannya.

Ketika sudah berada agak jauh dari ruangan itu. Kyuhyun dengan keras menghantamkan tangannya kesalah dinding dengan keras. Urat nadinya kelihatan. Dia terlalu mengepalkan tangannya dengan keras. Tangannya berdarah. Dia menghantamnya terlalu kuat.

Merasa hal itu sudah cukup menenangkannya, dia segera menarik tangannya dari permukaan dinding itu dan mengibas-ngibaskannya untuk menghilangkan darah yang mengalir-yang sudah pasti tidak berguna.

Kyuhyun kembali melangkahkan dirinya menuju jalan buntu pada lorong gelap itu. di ujung sana, terdapat satu-satunya pintu berwarna hitam kelam ,kontras sekali dengan dinding abu-abu yang ada di sekitarnya.

Dengan perlahan Kyuhyun membuka pintu itu. Lampu yang ada di sana menyala dengan sendirinya melalui sensor yang ada. Pintu itu juga menutup dengan sendirinya ketika Kyuhyun sudah berada di dalam. Anak itu melempar tasnya kesembarang tempat, begitu pula dengan jaket miliknya. Dia segera berbaring di atas tempat tidur yang empuk.

Tangan kanannya diletakkannya menutupi kedua tangannya dan lalu dia tidak tertidur, dia sedang memikirkan sesuatu. Beberapa menit kemudian, dia bangun dan terduduk di atas tempat tidur miliknya. Dia berdiri kembali dan mengambil tasnya dan menyeretnya bersama dirinya naik ke atas tempat tidur lagi.

Kyuhyun tanpa mempedulikan noda darah yang mungkin mengotori sprei putihnya, anak otu sibuk mengacak-ngacak isi tasnya. Lalu kemudian dia mengeluarkan berkas dokumen yang tadi diberikan pak tua yang sudah dibunuhnya beberapa waktu yang lalu.

"Perusahaan Sendbill, ya? Hmm... lumayan. Salah satu dari mereka kalau tidak salah ada yang bekerja sebagai polisi yang sudah mulai mengendus peredaran obatan ilegal milik perusahaan farmasi kita. Jika saja memang darurat, mungkin aku akan membunuh anak manis itu betulan khekhe..." Kyuhyun tidur-tiduran sambil terus menatap foto yang ada di salah satu berkas dokumen.

Sebauh ketukan menggangu kesenangannya. "Masuk," ucapnya dan kunci pintu itu terbuka dengan sendirinya dan terlihatlah bawahannya yang sedang memegang sebuah telepon.

"Tuan, ada telepon dari Tuan besar," ucap bawahan itu.

"Ck, kakek bangka itu lagi," Kyuhyun berdecak.

Kyuhyun berhenti bermonolog sendiri. Dia menggerakkan tangannya ke samping meminta bawahannya itu untuk menyerahkan telpon yang sedang dipegangnya.

Sang bawahan segera berjalan mendekati Kyuhyun yang masih ada di tempat tidur sambil tiduran. Kyuhyun segera mendekatkan telepon itu ketika sudah ada di tangannya. "Ada apa?"

Suara itu berat sekali. Terdengar berbahaya. "Kau baru saja bertransaksi dengan tikus hama itu,kan?" tanya suara itu, "ku dengar bahwa dia ingin membunuh anak dari Lee itu,kan? Siapa lagi namanya?"

Kyuhyun menaikan sebelah alisnya. "Lee Sungmin?"

"Ya! Kau harus menyelidikinya mulai sekarang." Orang itu berseru dengan nada senang.

"Untuk membunuhnya nanti atau mengancamnya?" Kyuhyun bertanya. Sekaligus mengerutkan keningnya.

"Bukan. Melainkan menjadikannya sekutu. Dia anak yang cukup unik dan aku tertarik padanya. Bukan hanya karena kejeniusannya saja, melainkan ketertarikannya terhadap senjata. Beberapa kali aku melihatnya bermain senjata dengan sangat lihai di suatu tempat," orang itu menjelaskan maksudnya, "dia kepala sekolahmu. Jadi... itu bisa semakin membuat banyak interaksi antara kalian berdua.

"HAH?!" Kyuhyun berteriak kaget, tidak percaya dan ekspresi lainnya yang dekat dengan itu.

.

.

.

Sungmin memandang tidak suka kepada wakilnya-yang lebih tua darinya- membawakan tumpukan dokumen-yang tampak tidak pernah absen dari hidupnya- ke atas meja yang masih penuh dengan barang yang sejenis.

"Ck, kau pikir aku mau membuang waktu senangku untuk mengerjakan dokumen yang bahkan aku tidak tahu apa gunanya itu? Lebih baik aku hadir di kelasku sendiri," ucap Sungmin. Secepat kilat dia mengganti pakaian formalnya menjadi pakaian seragam yang disembunyikannya di bawah meja kantornya.

Sungmin membuka plastik transparan yang membunkus baju itu dan segera menggantinya. Baju formal miliknya dilipatnya dan membungkusnya dengan plastik yang tadi. Dia segera menyembunyikannya di tempat yang sama.

Dengan langkah perlahan dan tanpa menimbulkan keributan bagi para bodyguardnya di luar, Sungmin membuka salah satu jendela besar yang ada di kantornya dan segera terjun ke bawah. Dengan lincah dia memegang salah satu dahan pohon yang cukup kuat yang bisa dijangkaunya. Tangan kirinya di angkatnya untuk meraih dahan pohon itu juga. Tenaganya bertumpu pada sikunya, segera diangkat naik kedua tangannya untuk mengangkat dirinya juga. Ketika sudah berada di atas, dia berjongkok sambil melihat pemandangan bagunan sekolah yang terpisah dengan tempatnya bekerja.

Ya, bagunan itu terpisah untuk menutupi identitasnya sebagai kepala sekolah ini sekaligus sebagai murid yang dicap sakit-sakitan karena sering tidak hadir karena pekerjaannya sebagai kepala sekolah yang menjengkelkan super duper yang mengambil smeua masa remaja menyenangkannya. Padahal dulu dia bermimpi dia akan melakukan balapan liar dengan teman-temannya, lalu dikejar polisi untuk memacu aldenari dan hal-hal ekstrim lainnya. Tapi semua itu terpaksa pupus untuk menjaga nama baiknya di depan dewan pendidikan, dan lain-lainnya.

Sungmin sedikit melemaskan badannya. Tenaganya akan habis lagi ketika dia berusaha untuk melarikan diri dari pekerjaannya. Tangannya akan pegal beserta badannya karena harus terus bergelantungan dari pohon yang satu ke pohon yang lain seperti monyet. Kenapa tidak lewat jalan darat saja malah menggunakan jalan super menyusahkan? Hey, jangan lupa dia berada di daerah dengan penjagaan ketat. Jika dia lewat darat dimana semua bodyguard ada di sana untuk berjaga, maka aksi kaburnya akan langsung ketahuan.

'Semoga aku tidak terlambat!' batin Sungmin sambil terus meloncat dari dahan satu ke dahan yang lainnya dengan lincah.

Setengah jam lamanya dia terus berpetualang di atas pohon seperti diberada di hutan rimba untuk menghindari binatang buas -ya, memang dia sedang menghindari binatang buas yang diasumsikannya sebagai bodyguard sewaan ayahnya- bergerak seperti tarzan untuk mencari kebebasan-yey, dia memang sedang memburu kebebasan yang direngut oleh ayahnya-.

"Wuah! Akhirnya sampai juga," ucap Sungmin dengan ngos-ngosan. Dia segera saja menjatuhkan dirinya di atas semak-semak rimbun yang seperi menjadi sebuah alas tempat tidur untuknya.

Sungmin tidak sengaja melirik ke arah jam tangannya dan betapa kagetnya ketika lagi lima menit kelasnya akan memulai pelajaran. Dengan terburu-buru dia bangkit dari tidur-tidurannya di semak itu dan berlari dengan cepat tanpa mempedulikan penampilannya yang sangat acak-acakan. Kemeja putih itu kotor terkena sedikit tanah, daun-daunan yang masih menempel di sana pula beserta dengan celananya. Dasi berantakan yang melorot dan rambut acak-acakan berhiasi beberapa daun kecil juga.

Dengan tenaga yang kuat dia menggeser pintu kelasnya sampai membuat bunyi keras yang membuat pandangan semua orang tertuju padanya. Bahkan guru yang baru saja memulai pelajarannya beberapa menit yang lalu.

"Maaf aku terlambat," ucap Sungmin.

"Jangan mengulanginya lagi," ucap guru itu dengan singkat lalu kembali melanjutkan materi yang akan dijelaskannya yang sempat tertunda tadi.

Sungmin segera melangkahkan dirinya menuju bangku miliknya. Dia mendengarkan bisikan-bisikan dari teman-teman sekelasnya.

"Wah, enah sekali dia. Padahal Kim-sensei itu guru yang paling galak, tapi kenapa dia sama sekali tidak dapat hukuman walau terlambat?"

"Entahlah. Mungkin Kim-sensei itu kasihan padanya. Diakan anak yang sakit-sakitan, kasihan kalau dihukum. Nanti dia malah tidak bisa masuk sekolah lagi hihi..."

"Hey, dan lagi penampilannya itu,loh. Bagus sekali! Hihi... keluarganya tidak mampu sekali,ya sampai dia berpakaian seperti itu?"

"Mungkin saja. Penyakitnya saja tidak bisa sembuh-sembuh."

"Pangeran miskin dan sakit-sakitan!"

'Ow, yeah. Lagi-lagi dapat julukan aneh dengan hanya melihat dari luarnya saja. Kalian tidak tahu bisikan itu terdengar oleh orang yang kalian gosipi?' batin Sungmin sinis. Tapi dia tidak terlalu memikirkan pandangan itu. Toh, disisi lain para murid-murid itu sangat mengagungkan kepala sekolah mereka –yang ternyata adalah dirinya-.

Hell. Katakan dia pengeran miskin. Padahal seluruh gedung mewah sekolah ini adalah miliknya. Jangan lupa juga perusahaan milik ayahnya, perusahaan IT Sendbill yang bahkan bisa membuatnya membeli semua pasokan obat seluruh Korea.

Sungmin segera duduk dibangkunya dan meletakkan tas miliknya digantungan tas yang ada di sebelah kanan meja milinya. Dia segera membuka as miliknya dan mengambil buku bahasa Jepang. Salah satu pelajaran bahasa yang lumayan dikuasainya.

Dari balik bukunya, dia menatap tajam kearah belakang, melirik seseorang yang kini mengalihkan pandangannya ke pemandangan luar yang disajikan kaca jendela yang ada diruangan kelas itu, tapi sebelumnya Sungmin yakin orang itu terus mengamati setiap pergerakannya dan Sungmin membuktikan instingnya itu ketika dia berpura-pura membaca dan orang itu kembali menatapnya dengan lekat. Ada maksud tersembunyi.

'Ada yang mengawasi. Hem... ini akan menarik,' batin Sungmin. Dia tersenyum senang di balik buku pelajaran miliknya.

.

.

.

.

.

"Akh, maafkan saya Seohyun-ssi," ucap Sungmin meminta maaf sambil memasang senyuman termanisnya ketika menabrak salah satu primadona sekolah ini, Seohyun.

Anak itu, Seohyun menatap wajah jijik karena sudah menabrak tubuh Sungmin yang sangat kotor. Soehyun berdecak tidak suka lalu segera berlalu dari sana dengan orang-orang yang dia sebut dengan temannya.

Tanpa primadona itu tahu, Sungmin sengaja menabrakkan dirinya memang terhadap gadis itu. bukan ingin mencari perhatian karena dia menyukainya. Amit-amit dia mau menyukai gadis bermuka dua itu dan kelakuan yang berandal. Yang dia inginkan adalah mengambil sesuatu yang sudah dilarang oleh semua sekolah yang ada di dunia. Gadis itu membawa satu botol yang penuh dengan kapsul heroin. Pecandu narkoba singkatnya.

Gadis itu entah kenapa bisa menyelundupkannya, padahal setahunya, sekolahnya ini selalu melakukan razia dadakan dimana tidak ada satupun benda seperti ini yang pernah lolos, tapi sekarang nyatanya ada. Mungkin gadis itu menggoda para perazia dengan wajah cantiknya. Meluluhkan hati mereka agar tidak memeriksa tas milinya.

"Hah, aku harus mulai melakukan perombakan peraturan lagi dan melakukan rapat. Padahal kukira peraturan yang kubuat sudah cukup ketat. Mungkin harus ditambah kekejamannya menjadi dua kali lipatnya?" Sungmin bermonolog sendiri di tengah jalan-jalannya menuju salah satu taman mini yang ada di sekolah ini.

Sungmin melempar lalu menangkap botol heroin itu dengan santainya berulang kali."Hmm... mungkin nanti aku akan memberikannya surat peringatan dan jika dia masih mengabaikannya. Giliran orang tuanya yang harus tahu kelakuan anaknya yang sangat buruk ini," ucapnya, lalu memasukkan barang bukti yang akan dikirimkannya kembali kepada pemiliknya sebagai sebuah gertakan dan peringatan.

Kin Sungmin sudah sampai di taman ini. Matanya melirik pada rumah kaca tempat beberapa tanaman spesial dikembangkan di sana. Dia mulai melangkahkan kakinya ke arah sana. Betapa kagetnya ketika dia baru saja berada di depan pintu kaca rumah kaca itu, belum membukanya. Dia masih memperhatikan tanaman yang ada di dalamnya yang tampak jernih dengan melalui perantara dinding-dinding kaca.

Tanaman itu tampak layu dari beberapa bulan yang lalu dia melihatnya. Tidak mungkin para pekerja di sini lalai melakukannya. Orang-orang yang dia pilih untuk bekerja di sini adalah orang-orang yang sudah diseleksinya dengan ketat dan betul-betul menyukai tanaman. Tanaman seperti hidup mereka jadi mustahil membuat tanaman itu menderita.

Sungmi mulai menggerakkan tangannya untuk memegang pegangan pintu dan mulai mendorongnya. Betapa kagetnya Sungmin ketika bau yang sangat menyengat dan paling tidak disukainya berasal dari rumah kaca itu. Sekarang Sungmin tahu apa penyebab tanaman di sini tidak memperoleh udara yang bagus buat hidup mereka.

"Ukh, sejak kapan tempat ini menjadi sarang perokok. Ow, dasar anak-anak kaya kurang ajar!" serunya. Tapi asap itu masuk ke dalam mulutnya dan dia terbatuk. Dia keluar sebentar dari rumah kaca itu untuk menghirup udara yang masih bersih di luar.

Dengan menutup hidungnya dengan tangan kanannya, dia segera berlari menuju ruang pengamatan dimana hanya dirinya yang tahu. Tidak ada satupun petugas dan yang lainnya yang mengetahui ruangan ini, bahkan ayahnya dan dewan pendidikan.

Dia sengaja membuatnya karena dia tahu pasti akan terjadi hal-hal seperti ini dimana omongannya saat rapat itu sama sekali ditertawakan oleh para dewan pendidikan. Kata mereka, mana mungkin anak terhomat seperti yang ada di sekolah elit ini akan melakukan hal bodoh seperti merusak diri mereka sendiri? Yeah, dan anak yang kalian banggakan itu adalah anak bodoh yang sudah melakukan hal itu. instingnya terbukti dan tidak rugi dia membangunnya dengan menggunakan dananya sendiri.

Betapa kagetnya Sungmin ketika dia sudah ada di ruangan itu dan melihat rekaman beberapa hari yang lalu. sekumpulan laki-laki sedang menyerahkan uang, menyogok para petugas untuk membuat ruangan ini kosong dari penjagaan mereka dan anak-anak itu bisa menggunakannya sebagai ruang penyaluran hobi mereka.

"Kenapa yang kebanyakan berulah sekarang malah kelas 10? Masih muda sudah mau merusak diri. Biarpun aku punya sifat liar, dan bebes juga, tapi tidak perlu sampai menerjunkan diri ke obat-obatan yang tidak baik,kan? Lebih baik balapan liar. Itu lebih sehat untuk olah raga jantung dari pada obatan yang menjadi racun untuk jantung," oceh Sungmin panjang lebar.

Sungguh. Semua ini betul-betul di luar kendalinya. Tidak juga,sih. Seharusnya semuanya tetap dalam kendalinya. Kamera yang ada dimana-mana seharusnya membuat para murid takut, tapi sekarang tidak adanya dan lagi mereka adalah anak orang kaya yang selalu mendapat pengawasan penuh dari orang tuanya. Jadi tidak mungkin mereka mendapatkannya dari internet, teman-teman mereka yang berada di luar. Atau mungkin saja mereka mendapatkannya dari tempat yang tidak bisa dijangkau oleh para orang tua itu. dimana para orang tua sudah menaruh kepercayaan terhadap tempat itu dan tidak lagi melakukan pengamatan dan tempat itu adalah...

...adalah sekolah ini.

Sungmin langsung tertuju pada salah satu tersangka yang bisa menjadi bandar untuk melakukan penyelundupan obat itu. Anak yang dari pengamatannya tadi selalu melakukan hal mencurigakan.

Sungmi dengan cepat memainkan jarinya di atas keyboard laptop yang ada di sana. Dengan cepat dia menuliskan nama anak itu dan mencarinya di berbagai situs, baik yang memang sudah tertulis dan layak dibuka atau yang hanya bisa dibuka oleh beberapa orang ahli saja dan punya pass khusus.

"Anak itu. Pantas saja dia terus mengamatiku waktu aku baru menampakkan kaki di kelas itu. Kenapa bisa wakil bodoh itu memasukkan anak itu sebagai anak baru tanpa menyelidiki betul-betul latar belakangnya?"

"Hmmm... tapi dia menarik. Mungkin aku bisa membuatnya untuk bekerja sama denganku untuk menangkap orang-orang itu. Bekerja dengan sembunyi tanpa menghasilkan itu menyebalkan tahu!" Sebuah seringai merekah dibibir manisnya itu.

.

.

.

.

.

"Kau bisa kukeluarkan karena membawa barang yang dilarang,loh." Suara itu membuatnya terkaget. Dia tidak memprediksikan bahwa orang itu akan mengikutinya sampai kegedung asrama laki-laki dimana dia membawa sekotak obat yang kau tahu apa itu.

"Hm... begini saja. Bagaimana jika kau yang tidak ingin reputasi akan namamu sebagai CEO di perusahaan farmasimu itu rusak, menjadi peliharaanku,ya? Dari dulu aku ingin sekali punya sesuatu yang sehobi denganku dalam membuat masalah." Sungmin tersenyum manis. Kyuhyun memasang wajah super tidak suka dengan anak manis yang ada di depannya ini, wajah jijik, marah, kesal, dan yang sejenisnya.

"Lagipula aku tahu bahwa kaulah yang membuat semua siswaku menjadi rusak seperti ini. Kenapa aku tidak sadar bahwa klub komputer yang kau punya itu ternyata yang menyelundupkan semua ini terutama pada anak asrama yang ada di sini, hah?" untung saja koridor asrama itu kosong, atau bisa menimbulkan berbagai tanda tanya dan masalah.

Ow, dia betul-betul mengutuk ikan kakek bangsat, bangka, botak, sialan, menjengkelkan, tukang memberinya masalah dan hal-hal buruk lainnya yang bisa mendeskripsikan kakeknya itu.

Tapi satu alasan dia tahu kenapa kakek itu menjadikan anak ini menjadi kandidat untuknya. Jika dikenal lebih jauh, anak ini punya kepribadian yang cukup menarik. Orang yang ingin merih kebebasannya dengan melakukan hal brutal dan ekstrim seperti remaja pada umunya. Tapi kenapa dia sangat menentang obat-obat terlarang yang bahkan itulah hal brutal yang sering dilakukan anak remaja labil.

"Yakin sekali kau akan menjadikanku peliharaanmu," Kyuhyun berucap dengan datar.

"Yakin karena dengan semua berkas ini bisa menjebloskanmu ke penjara. Semua datamu ada di sini. baik dari saat kau melakukan kejahatan sebagai mafia pada umur 13 tahun di California. Menjadi kepala dunia bawah di Seoul sekaligus pembunuh bayaran. Kau mati kutu Cho Kyuhyun dan kau tidak punya pilihan lain selain menjadi peliharaanku yang manis," ucap Sungmin sambil tersenyum.

Kyuhyun menyeringai di dalam pikirannya.

'Ayo kita main kucing-kucingan, tuan muda yang manis.'

Anak itu ingin menjadikannya sebagai peliharaan. Tapi kenapa? Bukannya anak itu sangat membenci seorang bandar? Apalagi dia memiliki bukti yang kuat untuk menjebloskan Kyuhyun ke dalam penjara atau ada maksud lain dari semua ini. Dia bukan hanya ingin bermain-main untuk menghilangkan rasa bosannya, memperoleh kembali kebebasannya, mendapat pengalaman tidak terkendali...

... ada yang tersembunyi dibalik bola mata hitam itu. Sebuah maksud yang entah apa itu. Bahkan Kyuhyun saja yang ahli pada bidang itu tidak bisa membacanya.

.

.

.

.

TBC

A/N: Mind to review?