WHAT HAV I DONE

SAIYA LUPA UPDAAATTEE!


.

Me and My Ghost Brother's Mystery Adventures

.


.

Chapter 4

Case: STUDY WELL, SHARON-CHAN!

.


"Sharon, tabah ya,"

"Maaf ya, Sharon,"

"Kakakmu meninggal? Kasihan sekali…"

"Ditembak?"

"Kejam sekali ya…"


"…..Sharon…. nggak mau."

Sharon mendesah panjang seraya menyeret kakaknya yang berusaha tinggal di ranjang.

"Kak, sekolah, Kak,"

"EMOH. GA MAU." Break merengek keanak-anakan, menutupi mukanya (Koq ga tembus ya?) di bawah bantal Sharon.

"Ayo Kaaaakkk,"

"Emoh."

"XERX-NII."

"EMOH."

Sharon mengerang. Biasanya kakaknya yang bangun paling pertama dan biasanya DIA yang diseret pergi. Kebetulan Kakaknya sikapnya kayak anak umur 3 tahun aja, susah banget diaturnya.

"Kak, plis lah, Kak. Kakak musti ikut Sharon lingkaran sinkostan apa lah itu masi blom ngerti SETIDAKNYA AJARIN LAAH DI SEKOLAH," Sharon membujuk Kakaknya yang kembali masuk ke dalam selimut.

"Ogah. Jadi adek keenakan lo. Kemarin kamu ke mall kan sama si Alice? Hah. Hukum karma noh."

"Yaa…. Kan bentar doang…?" Sharon nyengir.

"Siapa yang nyelesein peer matematika, peer bahasa, peer kanji, peer kimia, ama peer forensik kamu kemarin?"

"….umm… kakak?"

"Siapa yang ga dapet permen seharian karena permennya tembus tangan terus?"

"…Kakak… juga…. sih"

"DAANNN siapa yang kena isep pembersih debunya Ghost Busters karena kamu ga kunci pintu dan pergi nyelonong aja ama Alice? Kakak kena interogasi 3 jam di sana. Masa katanya Kakak hantu stalker ga jelas yang ngintipin cewe-cewe mandi? Untung bebas. Itupun subuh tadi."

Sharon mau ketawa, tapi ditahan. Mampus kalo ketawa bener-bener ga dibantuin.

"Xerx-nii… juga."

Break muncul dari bawah selimut, rambut berantakan dan lemes.

"Sebagai bayaran dari segala abuse kamu kemarin, I hereby declare Xerxes Break mau liburan satu hari. TAN. PA. GANG. GU. AN. Rasain noh,"

(a/n: Makannya belajar, Sharon. Lo pada juga, Readers. Belajar yg giat. Itu moral hari ini XD)

"KAKAKKK NOOOOO!" Sharon triak-triak dramatis, ditambah guncang-guncang Break yang mulai stress karena tidurnya ga nyenyak. Direcokin mulu. Sampe mau teriak juga dia rasanya.

Tapi, sebagai kakak yang bijak dan baik, dia buka mulut dan mengucapkan satu kalimat kakak-kakak yang baik harus bilang…

.

.

"Sharon, kamu telat loh,"

.

.

"KYAAA!" Sharon langsung merapihkan buku-bukunya dan melesat keluar bagai Rainbow Da—maksud saya bagaikan burung dikejar naga.

Sementara Kakaknya tidur dengan nyenyak di ranjang.

Akhirnya, ya ,Break?


Dan beberapa hari kemudian Sharon nangis-nangis ga jelas dengan selembar amplop yang isinya surat….

Buat remedial.

"Good job," Break terkekeh, melayang-layang zero gravity di sebelah Sharon yang pake kemben di kepala dengan tulisan 'Ganbatte!' dan sedang merevisi ulang pelajaran matematikanya.

"Makannya, belajar dong. Somgbong punya nilai bagus terus, jadi ngeremehin, kan?"

Sharon Reinsworth Supranatural Harisen ATTACK!

SMACK!

"ITU KENYATAAN!" Break kleper di lantai dengan benjol sebesar bola basket (wow). "MANA ADA ORANG GA BELAJAR SEUMUR IDUP DAPET NILAI BAGUS MULU?"

Sharon hanya mendengus.

"Iya, iya, sori deh. Sharon emang males sih."

"Hahaha, tuh ngaku~"

SMACK!

" Oh iya, ada surat lagi dari Liam-sensei," Sharon menyerahkan surat beramplop merah di depan muka Break. Break mengusap-ngusap kepalanya yang berdarah dan membuka surat itu. Ini isinya:

"'Xerxes, gwa curiga nilai-nilai peer dia kenapa bagus, tapi ulangannya jeblok. 2.3, Xerxes. Trus gwa inget ama lo, ternyata gwa baru nyadar itu kerjaan lo. Mohon sebagai Kakak yang berprofesi HANTU dilarang mencampuri pekerjaan rumah milik adik-adik anda, atau kami akan memanggil kembali Ghost Busters di sekitar kawasan tempat tinggal anda. Sekian dan terima kasih, Liam Lunnettes,"

.

.

.

"LIAM SIALAAANN!" Break meledak membanting surat tersebut. "APA MAKSUDNYA PROFESI GWA 'HANTU'?"

Sharon tertawa terpingkal-pingkal. Sampai nangis-nangis dia.

"HAAHAHHAH! PROFESINYA HANTU YA, KAK? HUAHAHAHAH!"

"DAMARE!" Break teriak malu, muka merah kaya tomat. Kalo lampunya dimatiin, glow in the dark tuh.

Kasihan Meitantei-san.

"Jadi… gwa jadi detektif itu…. Bukan prosefi…." Break mojok.

"Profesi, Kak," Sharon sweatdrop. Kakaknya emang gitu kalo nyangkut profesi. Makannya punya kakak yang perfeksionis itu susah.

"Apa lah…" Break beremo-emo ria.

"Daripada mojok kaya diputusin pacar, mending bantuin dong ini, sama peer tambahan Liam-sensei," Sharon memohon, berharap Break iba sama dia.

"Please lah, Xerx-nii…"

Break cuek. Kaya bebek.

Sharon manyun.

Kalau bebeknya cuek…

…Kasi roti.

"Xerx-niii~" Sharon membujuk, melingkarkan tangannya di sekitar leher Break. Break menengok, mukanya kaya zombie hidup yang udah males hidup.

"Kalo Xerx-nii bantuin Sharon belajar, marshmallow yang hari ini buat kakak semua deh~"

Break cengo, ngiler.

Kena! Sorak Sharon dalam hati.

"Oke! Oke!" Break berdiri, masang tampang semacho (HALAH) mungkin. "Sini kakak ajarin!"

"Aljabar dulu dong!"

"Iya, iya, aljabar dulu…"

"Sekalian kerjain ya~!"

"GA!"


Maka kedua kakak beradik itu belajar—ralat. Adiknya belajar dengen giat, seraya kakaknya mengajar dengan tiga bungkus marshmallow siap konsumsi kapan saja.

"Bener tuh!" Break ngengir kuda. "Tuh, bisa kan!"

"Gampang juga ya…" Sharon geli. Emang dia doang yang males.

"Tidur sonoh, besok sekolah, kan?" Tanya Break, mengelap mukanya dengan syalnya. Biarkan saja kotor. Besok juga bersih. Mungkin dia cuci malem-malem?

Ga akan ada yang tahu.


Beberapa menit kemudian, mereka ada di ranjang dan berhadapan tolak belakang. Sharon selalu bilang 'soalnya nggak enak hadap-hadapan.', tapi sepertinya ada udang di balik batu.

Sharon menoleh iseng, melihat Kakaknya yang sudah nyaris tertidur.

Ada yang selalu buat Sharon penasaran. Tapi nggak pernah berani.

Waktu dia yakin Break sudah tidur, Sharon mendekati Break dan meraba wajah kakak tirinya. Tetap muda seperti dahulu. Hantu mungkin tidak akan tumbuh, ya?

Tapi yang Sharon paling suka adalah…

BULU MATA ITU.

Sharon nahan-nahan fangirling squeal-nya seraya memegang kertas mantera dengan satu tangan dan dengen lembut menyentuh bulu mata Break yang… lentik… dan panjang…. Dan lembut… dan…..

Sharon iri banget sama Break. Ini satu-satunya cowo yang buku matanya selembut dan sepanjang Break yang dia pernah ketemu selama ini. Tanpa sadar, dia sudah ada di atas Break. Jarinya masih membelai rambut Break (plus bulu matanya).

Padahal kakak masa depannya cerah ya…. Kenapa ya, kok aku yang dibiarkan hidup? Tanya Sharon, membelai Break yang sedang tertidur lelap. Sharon kembali ke posisi tidurnya dan merangkul Break erat.

Aku sangat sayang pada kakak.

Atau mungkin… sebenarnya lebih….

Lebih dari 'sayang' saja…..

Sharon memerah saaat Break dengen lembut menggumam sesuatu. Ia memiringkan kepalanya untuk mendengar apa yang kakaknya katakan.

"Sha…"

Jantung Sharon berdegup kencang.

Mungkinkah?

"…n…,"

Ya? Sharon mendekatkan lagi kepalanya.

"….Sharingan,"

….

..

.

"XERX-NIIIII!" Sharon mengeluarkan harisen pamungkas hantunya. Perasaannya telah tertipu!

KAKAK BODOH!

Dan anda bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya.


"Selamat, Sharon! 10.0!" Liam tersenyum sambil mengembalikan kertas ulangan remedial Sharon. Sharon tersenyum lebar.

"Sayang karena itu remedial, tetap saja nilai akhirnya 6.0,"

Sharon manyun.

"Pasti kau dibantu Xerx menyontek, ya?" Tanya Liam curiga. Sharon tersenyum manis.

"Nggak, Sensei. Kakak ada di rumah, kok,"


Di kamar Sharon, Break sedang berusaha duduk, dengan kepala yang diperban berat sana-sini, dan beberapa pil Panadol dan obat tidur di sebelahnya. Pria albino tersebut mengerang pelan.

"Memang…. Semalam….. AKU NGOMONG APA SIH?"


..

Gaje ya?

Sori lupa update, Minna! Udah lama banget trus aku punya DeviantArt baru jadinya agak ribet!

Thanks for reading~

~Kate