That Darkness got me

Disclaimer :

Katekyo Hitman Reborn itu punya Amano Akira. Kalo KHR punya saya, saya pasti nggak bakal bikin chara yang namanya Chrome Dokuro. Terus saya pasti langsung banyakin adegan 6927, 8018, DeG. Dan saya bakal bikin 6927 sebagai pair canon. Namun, maaf itu hanya angan-angan author semata.

Warning :

OOCnes, 6927, 1827, AG, DeG, De27, etc. Shounen-ai, BL. No Incest. Don't like don't read

Rate :

T to M

Enjoyy…..


Chapter 1 : Got kidnapped

…lebih memilih tinggal dengan iblis seperti dia daripada sama manusia sepertimu…


Pagi hari yang cerah, matahari sudah meninggi, menyinari dunia yang gelap karena malam. Burung-burung berkicauan. Tandanya dimulai hari baru dan kegiatan baru yang kemaren tidak sempat terselesaikan. Dipagi hari pun, keluarga Sawada sudahlah sangat rebut, dikarenakan banyaknya penghuni yang dihuni rumah dengan dua lantai tersebut. Dengan tujuh orang penghuni dalam rumah itu, mereka terpaksa saling berbagi kamar satu dengan yang lainnya.

Semua anggota keluarga (A/N : Harusnya semua pengungsi rumah #Plak) sudah bangun pada pukul 06.00 AM namun, tidak dengan anggota keluarga Sawada yang bernama Sawada Tsunayoshi. Ia dengan nyamannya masih berlayar ke pulau kapuk, sedangkan yang lainnya sedang sibuk untuk sarapan sebagai asupan tenaga untuk memulai harinya. Kakaknya, Sawada Giotto akhirnya memutuskan untuk membangunkan adiknya tercinta (?) itu.

Giotto membuka pintu kamar yang dihuni olehya dan adiknya itu. Membukanya dengan sangat kasar. Namun, Tsuna tak kunjung bangun juga. Giotto mencoba menarik selimut yang menutupi badan Tsuna. Dan hasilnya sama saja, Tsuna tetap tidak kunjung bangun juga.

"Kamu masih kurang latihan Giotto, membangunkan orang seperti ini saja tidak bisa," Ucap seorang pria bersetelan kemeja orange dengan kancing pertama dan kedua dibirakan terbuka dengan topi fedoranya yang hamper menutupi wajahnya itu. Ia berjalan mendekati Giotto, kemudian mengubah chameleon berwarna hijau yang sedari tadi hinggap dikepalanya menjadi sebuah palu seberat 100 ton dan mengarahkannya kepada Tsuna.

"DAME-TSUNA OKIRON!" Ucapnya membangunkan Tsuna dengan mengayunkan palu seberat 100 ton itu kearah Tsuna dan sukses membangunkan Tsuna. Tsuna menjerit kesakitan sambil mengelus-elus kepalanya yang bejol akibat pukulan palu.

Ia melihat kearah kakaknya yang sama sekali tidak merasa kasihan pada Tsuna yang telah dipukul dengan palu seberat 100 ton itu. Ia berdiri langsung beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Reborn dan Giotto langsung turun kelantai satu menyelesaikan sarapan pagi mereka yang tertunda. Meninggalkan Tsuna sendiri didalam kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, Tsuna keluar dari kamar mandi, mengenakan seragam SMP Namimori-nya dengan jas berwarna kuning. Selesai berpakaian Tsuna mengambil tasnya dan turun ke lantai 1 untuk sarapan.

Disana ia melihat semuanya sudah berkumpul dimeja makan. Ia melihat Lambo yang sibuk mengambili makanan orang lain (termasuk I-Pin). I-Pin yang kesal melihat tingkah Lambo, memarahinya dan mengejarnya. Tidak tahan dengan keributan tersebut Giotto langsung mengangkat tubuh mungil Lambo dan memberitahukannya agar tidak melakukan hal seperti ini. Lambo yang sedikit ketakutan karena dimarahi, langsung diam dan kembali duduk dikursinya. Bianchi seperti biasa menyuapi Reborn yang duduk disebelahnya. Kemudian ia melihat ibunya menunjukan selebaran tentang macam-macam ilmu beladiri kepada Giotto. Tsuna menghampiri sekelompok orang yang dimeja makan itu, menyapai mereka satu persatu. Oke, Tsuna yang semakin penasaran dengan selebaran yang ada ditangan ibunya itu langsung menanyainya.

"Ibu, itu selebaran apa?" Tanya Tsuna sambil menunjuk selebaran tersebut. Sawada Nana tersenyum dan langsung menjawab pertanyaan anaknya itu.

"Oh ini. Aku dengar kalau murid-murid Namimori sedang diserang secara misterius. Aku khawatir jika nanti terjadi sesuatu terhadap Gio-Kun," Jelas Nana panjang lebar.

Deg. Penjelasan Nana itu ternyata menyinggung hatinya. 'Hello Kaa-san, emang anakmu disini Cuma lelaki bisa-apa-saja ini?' Teriak Tsuna dalam hati.

"Bagaimana kalau kamu belajar tinju Giotto," Ucap Nana memberi saran kepada Giotto sambil menunjukkan brosur klub tinju.

"Kaa-san, aku sudah mengalami hal yang buruk dari tinju," Jawab Giotto. Terbayang langsung wajah Knuckle, sang ketua klub tinju SMA Namimori yang juga merupakan sepupu jauh dari Sasagawa Ryouhei.

"Tsuna, kamu tidak mau belajar beladiri juga?" Tanya Bianchi. Melihat kearah wajah Tsuna yang daritadi diam saja.

"Ngg – " Baru saja Tsuna ingin membuka mulut, langsung dipotong oleh Giotto.

"Nanti, aku yang akan melindungi Tsuna," Potong Giotto. Kemudian tersenyum.

Tsuna merasa sangat mual melihat senyum palsu Giotto. 'Melindungi ku? Oh shit, adakah seseorang dirumah ini yang tidak percaya dengan perkataan munafiknya? Tidakkah mereka percaya bahwa dia akan melindungiku? Ingat kita beda sekolah loh (Walaupun sebelahan)?' Pikir Tsuna dalam hati. Tsuna mendecak kesal dang langsung meninggalkan mereka semua yang berada dimeja makan.

"Ittekimasu," Ucap Tsuna pelan. Kemudian berangkat kesekolah. Disaat ia melewati pagar depan rumahnya, ia melihat teman kakaknya menungguinya didepan. Namun, ia tidak melihat pemandangan pemuda berambut merah dengan attoo disebelah mata kanannya. Yang ia lihat malah pemuda dengan rambut berwarna kuning mayonnaise dan seperti biasa lelaki dengan rambut berwarna hitam dengan rambut ekor kuda yang diikat dibawah dan membiarkannya berada dipundak sebelah kirinya.

"Ohayo Tsunayoshi de gozaru," Sapa Asari Ugetsu, lelaki berambut hitam itu. Tsuna hanya menundukkan kepalanya lalu pergi. Ugetsu bingung dengan tingkah Tsuna melihat kearah lelaki dengan rambut mayonnaise.

"Ne ~ Alaude, ada apa dengan Tsunayoshi de gozaru?" Tanyanya. Lelaki bernama Alaude itu men – glare nya dan berkata bahwa ia tidak tahu apa-apa.

.

.

.

.

Tsuna berjalan lunglai menuju sekolahnya. Sebenarnya ia sedang sangat malas untuk pergi kesekolah. Ia memutuskan untuk membolos sekolah, walaupun nantinya pasti akan di 'kami kurosu' oleh sang ketua kedisiplinan sekolah. Karena Tsuna sudah terlanjur terlambat. Namun, ia ingin bertemu Hibari. Hibari kemarin baru saja menyatakan perasaannya namun, Tsuna bingung ingin menjawab apa. Seketika wajah Tsuna langsung bersemu merah. Bagaimana tidak? Hibari temannya semenjak mereka duduk dibangku SD. Hibari yang tidak suka keramaian, makanya ia gampang menerima Tsuna karena Tsuna selalu sendirian. Dibandingkan kakaknya, Giotto sangat terkenal disekolah pintar, hebat dalam olahraga, tampan (walaupun yang satu ini sangat menjijikkan dimata Tsuna), dan yang lebih penting lagi, Giotto calon penerus ke – 10 keluarga Vongola. Makanya sekarang ini ia sedang dilatih oleh hitman no.1 di Italia, seorang bayi yang bernama Reborn.

Sebenarnya, Tsuna tidak terlalu peduli dengan Giotto, apa yang dilakukannya, mengapa dia begini, dan seterusnya. Menurut Tsuna, Giotto anak kebanggaan ayah dan ibunya. Setiap Giotto berulang tahun, ayahnya yang bekerja ditempat yang nggak jelas dimana itu rela terbang ke Namimori untuk merayakan ulang tahun anaknya tersayang itu. Sedangkan Tsuna, keluarganya dirumah hanya memberinya ucapan selamat sedangkan Giotto mengejeknya dengan mengatakan, "Semoga sifat 'dame'mu itu menghilang".

Namun tidak dengan Hibari. Hibari selalu mengingat kapan ulangtahun Tsuna, dan mengajak Tsuna untuk merayakannya dirumahnya. Dan Hibari juga memberikan kado buat Tsuna. Walaupun begitu, Tsuna sangat bahagia bahwa Hibari perhatian dengannya. Tsuna merasa senang setidaknya dari kurang lebih 100 Miliyar penduduk Namimori satu dari 100 miliyar penduduk tersebut ada yang perhatian dengannya. Tapi, ia tidak tahu harus membalas perasaa Hibari seperti apa. Karena, Tsuna tidak pernah merasakan apa-apa terhadap Hibari.

Tsuna kemudian medengar ada langkah kaki terdengar. Tsuna mempersiapkan dirinya dalam mode bertahan. Bayangan orang itu makin lama making terlihat dan Tsuna dapat melihatnya. Ternyata dia laki-laki. Ia mengenakan kacamata berlensa berbentuk oval. Ia juga mengenakan topi rajutan berwarna putih. Poninya masih dapat terlihat disela-sela topinya rajutannya. Ia melihat kearah Tsuna dengan pandangannya yang kosong itu.

"Kufufufu~~~" Terdengar nada tertawa dari seseorang. Mucullah seseorang dengan rambut model nanas berwarna biru indigo. Matanya yang berbeda dengan mata sebelahnya itu memandang Tsuna. Badan Tsuna bergetar. Ia ingin berteriak tapi suaranya tidak bisa keluar dari mulutnya.

Lelaki dengan rambut nanas itu masih memandangi Tsuna. Ia memperkecil jarak antar dirinya dengan Tsuna. Ia semakin mendekat dengan Tsuna. Tsuna ingin melangkah mundur, namun kakinya tidak mau mendengar dan malah bergetar karena ketakutan.

Akhirnya lelaki dengan mata berwarna merah-biru itu sudah dekat dengan Tsuna. Tangan kanannya membelai pipi kiri Tsuna. Ia masih dengan tawa 'kufufufu'nya.

"Tsunayoshi-kun" Ucapnya memanggil nama Tsuna. Pandangan mata Tsuna makin kabur, tidak dapat melihat orang yang berada didepannya. Lama kelamaan pandangannya berubah menjadi hitam. Dan pingsan. Mukuro yang tahu bahwa Tsuna akan jatuh karena pingsan langsung menangkap tubuh mungil sang saudara Decimo itu.

"Ayo kita pergi, Chikusa!" Perintahnya. Kemudian pergi dengan menggendong Tsuna ala putrid. Tsuna tertidur dengan lelapnya jadi ia tidak tahu akan dibawa kemanakah dirinya.

"Hai, Mukuro-sama" Jawabnya. Mengikuti Mukuro pergi dibelakangnya.

.

.

.

'Kufufufu'

.

.

"Kau akan segera menjadi milikku, Tsunayoshi-kun"

.

.


The past chasing after me

'Nufufu Tsunayoshi-hime, anda sudah terbangun?'

'Da...'

'Nufufufu ya?'

.

.

'Da...Daemon-niisan'