*

Enam

*

Aphrodite memutuskan untuk mampir ganti baju ke kuilnya dulu sebelum dia ke kuil Athena. Sekarang dia melihat dirinya di depan cermin. Waaaaaaaahhhh si Pisces beda bangeet deeee!! Pakai tuksedo, kayak Tuxedo Bertopeng, meski dia benci banget ma Tuxedo Bertopeng…apa-apaan tuh sukanya ngebuangin mawar***???

Yah, meskipun pakaiannya si Aphro udah maskulin, dan meskipun dia juga udah ngilangin kosmetiknya, tetep aja dia masih kelihatan feminin.

"Bodo amat deh…," gumamnya. Sambil membawa bouquet bunga mawar yang racunnya sudah dinetralisasi, juga kado kecil yang tadi dibelinya di Gift Shop, Aphrodite melangkah pelan menuju kuil Athena.

Setiap detik yang berlalu serasa seperti bertahun-tahun bagi Aphrodite. Jantungnya semakin lama semakin berdetak cepat…pikiran-pikiran cemas pun mulai mengunjungi benaknya…gimana kalau Athena nggak suka ama kadoku…gimana kalau Athena nanti sikapnya nggak seperti yang aku harapkan…gimana…gimana…

Setelah detik-detik yang sangat menegangkan dan mendebarkan, Aphrodite akhirnya tiba juga di kuil Athena. Ia menghela napas dalam-dalam, dan mulai menggerakkan kaki untuk melangkah masuk.

Tapi kemudian langkahnya terhenti total, ketika melihat sesuatu yang sangat menusuk hatinya…

…….

…….

……………

……………….

Di kuil itu…Athena sedang bersama Shaka.

Shaka memakai tuksedo juga, kelihatan keren sekali…dia memberikan bouquet bunga yang indah sekali untuk Athena…

"Athena…," Aphrodite mendengar Shaka berbicara.

"Ya, Shaka…?" tanya Athena pelan, pipinya memerah.

"Ini hadiah untuk kamu…," kata Shaka lembut. "Selamat hari kasih sayang…"

Athena menerima bunga itu, matanya bersinar-sinar. "Terima kasih, Shaka…"

………

……………

Bunga mawar di tangan Aphrodite terkulai…

Sayup-sayup, seperti ada lagunya Josh Groban yang diputar…lagu berjudul Broken Vow

Tell me his name I wanna know…

The way he looks and where you go…

I need to see his face I need to understand…

Why you and I came to an end…

"Saya tidak akan pernah melupakan perjalanan ke Inferno dulu…," kata Shaka lagi, tersenyum tulus.

"Saya juga…," bisik Athena.

……

………

Sekarang ganti lagunya Josh Groban yang She's Out of My Life

She's out of my life…

She's out of my life…

And I don't know whether to laugh or cry…

I don't know whether to live or die…

And it cuts like a knife…

She's out of my life…

Aphrodite tidak perlu sakit hati lebih lama lagi…

Ia berbalik, dan melangkah pulang menuju kuil Pisces-nya…

Pulang…

Pulang…

Seumur hidup baru kali ini hatinya seperih ini…

Benarkah kata Ti Pat Kay…kalau cinta itu deritanya tiada akhir…? Kalau begitu, mengapa harus ada cinta…? Mengapa cinta diciptakan…kalau hanya membuat orang menderita…?

Aphrodite terus bertanya-tanya…ia begitu ingin tahu jawabnya…

Kepulangannya di kuilnya bersamaan dengan kedatangan Milo dan Aiolia.

"Diteee!!" panggil Milo dan Aiolia, berlari-lari dengan ceria. "Gimana, udah lo kasihin?!!"

Aphrodite tidak langsung menjawab. Ia melangkah menuju meja makan, lalu duduk dan meletakkan kado dan bunga mawarnya di atasnya.

"Nggak jadi…," kata Aphrodite lirih.

"Lho, kenapa????"

Si Pisces menoleh dan tersenyum pada Milo dan Aiolia.

Milo dan Aiolia tertegun.

Seumur hidup baru kali ini senyum Aphrodite begitu mengena di hati mereka…

"Ma kasih ya Mi…Li…," kata Aphrodite, masih dengan suara lirih. "Kalian berdua udah banyak bantuin aku…"

"Eh, lo kenapa sih Dite??" Aiolia segera menghampiri si Pisces. "Kenapa nggak jadi lo kasihin?? Lo kan udah ngerencanain dari tadi! Udah susah-susah nyari! Kenapa nggak jadi lo kasihin?!"

Aphrodite tidak menjawab. Ia tidak mau menjawabnya. Ia tidak mau menambah perihnya. Lagipula…ia juga tidak ingin membicarakan Athena di belakangnya…

"Dite, jawab dong!" desak Milo.

Tapi kemudian, Milo dan Aiolia tidak perlu mendesak Aphrodite lagi...

…karena Shaka dan Athena melangkah masuk dari Pope Hall ke kuil Pisces, dengan bergandengan tangan…pake adegan slow motion lagi…

…….

………….

Milo dan Aiolia sama sekali tidak berkedip. Sementara Aphrodite memandang pasangan itu dengan sedih sekali…

Sekarang terdengarlah lagunya Ungu yang Dilema Cinta…

Seberapa salahkah diriku...

Hingga kau sakiti aku…begitu menusukku…

Inikah caramu membalas…aku yang selalu ada saat kau terluka…

"Milo, Aiolia, Aphrodite…," kata Shaka pada tiga temannya. "Saya mau menemani Athena berjalan-jalan di taman Twin Sala…"

Milo dan Aiolia salah tingkah…

Sementara mata Aphrodite meredup…

Namun ku terlanjur mencintai dirimu…

Terlambat bagiku…pergi darimu…

Bagiku terlalu indah perasaan itu…

Tak mudah untukku menjauh darimu…

Mata Aphrodite, Milo, dan Aiolia mengikuti pasangan itu sampai mereka keluar dari kuil Pisces. Benar-benar pasangan yang tepat sekali…yang satu dewi, yang satu manusia yang mendekati dewa… Ketika berjalan pun mereka tidak tampak seperti berjalan—mereka kelihatan seperti melayang, gerakannya pun begitu indah, begitu lembut.

"Aku memang bukan untuk Athena…" kata Aphrodite pelan.

"Dite…," Milo berjalan mendekati Aphrodite dan duduk di depannya, sementara Aiolia berdiri di ambang pintu, terus memandang Shaka dan Athena.

"Lo tuh…," Milo hampir tidak sanggup berkata-kata, karena terlampau iba pada Aphrodite. "Lo kan…hmm…maksud gue…lo udah beli kado ini buat Athena…nggak pa pa, Dite, kasihin aja…"

"Milo, Athena sudah jalan sama Shaka…"

Mendengar itu, Aiolia beraksi. Ia segera berlari ke arah Athena dan Shaka.

"Shaka-yo!!" panggil Aiolia. "Eh, gue ada perlu bentaar aja ama lo…"

"Ada apa?" tanya Shaka.

"Bentar aja, Shaka… Nona Saori, nggak pa pa kan Shaka-nya saya pinjam sebentar?"

"Nggak apa-apa," senyum Athena.

"Ayo Shaka, bentaar aja…," tanpa ba bi bu, Aiolia langsung menggiring Shaka masuk ke istana Shura.

"Nah!" kata Milo yang mengamati dari kuil Pisces. "Itu, Athena udah sendirian, Dite, kasihin sekarang…"

"Milo…"

"Dite," kata Milo tegas. "Memang begitulah cinta…"

"…deritanya tiada akhir…," balas Aphrodite. Walaupun dia berusaha keras untuk sabar, tapi hatinya masih sakit sekali pada Shaka. Dasar Tong Sam Chong kunyuk…batinnya

"Ya, tapi kamu sudah diberi kesempatan untuk mencintai seseorang kan…"

Aphrodite memandang Milo dengan takjub…. Kalau Milo sudah ngomong dengan kata 'kamu', berarti dia bener-bener udah bertransformasi…

"Perasaan sayang itu anugerah, Dite, sementara disayangi itu cuma bonus," Milo sedikit menunduk. "Saya pernah ngalamin sendiri…sama Camus…"

"HAH?!!" Aphrodite langsung kembali ke aslinya. "MILO, KAMU SAMA CAMUS—"

"Sebagai temaaaaaaaaaaaaaan, Dite!!!" sahut Milo frustasi, langsung ngejitak kepala Aphrodite.

"Hahahahahaha…," tawa Aphrodite, walaupun kemudian ia berangsur layu kembali.

"Kamu tahu kan dia dulu gimana sama saya…," kata Milo kemudian. "Saya selalu menganggap dia sahabat terbaik saya…tapi dia sama sekali nggak pernah menganggap saya ada… Itu terjadi selama bertahun-tahun. Saya benernya udah capek sekali, tapi saya nggak pernah bisa pergi… Karena saya tahu, kebahagiaan itu tiba ketika kita bisa menyayangi, walaupun tidak terbalas… Itu bukti kalau hati kita masih bisa melihat…"

Hening yang menyusul begitu sarat arti…

"Makanya…," kata Milo kemudian. "Kasihin aja kadonya, Dite…"

Hening lagi…

Dan Aphrodite akhirnya berdiri.

Tersenyum.

Ia membawa bouquet bunga dan kado mungilnya… melangkah pelan mendekati Athena…

"Athena…" panggilnya lirih.

Athena menoleh anggun. "Pisces Aphrodite…," ia tersenyum.

"Saya…," bisik Aphrodite. Tangannya sedikit bergetar…

Beginilah rasanya kalau berdiri dekat dengan yang dicintai…?

Ia menghela napas…jantungnya bertalu-talu, sampai-sampai ia takut Athena mendengar degupnya.

Lalu ia pun memberikan kado dan bunganya…

"Selamat hari kasih sayang…," bisiknya.

Athena menerima hadiah itu sambil tersenyum. "Terima kasih, Aphrodite…"

Dia tentu hanya mengira Aphrodite memberikannya sebagai tanda hormat atau semacamnya…

Beberapa saat kemudian, Shaka dan Aiolia tiba.

"Mari Athena…," Shaka kembali menggamit tangan Athena. "Aiolia cuma ingin menunjukkan pada saya bagaimana Shura ketika sedang menyanyikan lagu REG spasi LAWAS…"

Athena mengangguk, menerima tangan Shaka, dan mereka pun kembali melangkah…

"Yah…begitulah…," gumam Aphrodite.

Aiolia memandangnya sedih. Ia mengamati si Pisces itu berjalan kembali ke kuilnya.

"Kasihan juga ya Mi…," kata Aiolia ketika Milo sudah ada di sampingnya.

"Yah…memang begitulah cinta…," kata Milo lirih…

* *

* *

* *

Untuk mengobati perih di batinnya…selama beberapa jam Aphrodite berdiri di taman mawarnya, kelopak-kelopak mawar merah itu berterbangan dengan lembut…seperti ingin menemani Aphrodite yang sedang patah hati…

Ia tahu ia dan Athena tidak pernah memiliki kenangan berarti…tetapi baginya, ketidakberartian itu nilainya sama dengan seribu kenangan…

Tapi sekarang semuanya pun pudar…

Dan akhirnya…

Gugurlah seribu mawar…bersama seribu kenanganku…

………

Selamat tinggal……cinta pertamaku…………………………………………****

*

*

--End--

*

* Plesetannya puisi di Ada Apa dengan Cinta, hahaha…

* Puisinya Lord Byron, She Walks in Beauty

** Warrior of Jamir cewek di abad ke 18…benernya di Lost Canvas belum diceritakan Yuzuriha mati atau nggak…tapiii berdasarkan info dari sumber terpadat dan terpercaya…*ditabok*…maksudnyaaa dari kata-katanya Dohko dan Shion di Hades Sanctuary, semua ksatria di abad 18 itu meninggal tak terkecuali karena Holy War *peluk Degel dan Kardia*, kecuali Dohko dan Shion…T.T Sori kalau analisisnya salah…

*** Terinspirasi dari ficnya Tevia Pertiwi yang Party on Saints

**** Dari Kitchen Princess, cuma di sana bunyinya, "Gugurlah seribu daun bersama seribu kenanganku… Selamat tinggal, cinta pertamaku…"

A/N: Duh…hiks…sori banget Aphro…T.T……*ditabokin* Thank you banget udah baca… :) Maaf kalau gak guna…