Otto, 21.45PM

Segerombolan orang nampak berlari - berpencar mencari seseorang yang sedang bersembunyi.

"Kalian menemukannya?" tanya seorang dengan stelan serba hitam kepada kelima rekannya dengan pakaian serupa.

"Tidak. Dia pasti sudah lari dari tempat ini."

"Baiklah, kita cari dia lagi sampai ketemu!"

Tak lama segerombolan orang perpakaian serba hitam pun pergi dari area taman itu.

Saat orang-orang itu sudah pergi, sesosok pemuda rupawan bersurai pirang dengan manik biru terjun dari salah satu pohon di taman itu.

"Huh...untung saja mereka sudah pergi!"

Pemuda itu beberapa kali menepuk-nepukan tangannya untuk membersihkan pakaiannya dari dedaunan.

Kenalkan dia Uzumaki Naruto. 17 tahun, siswa tahun ketiga di Konoha Gakuen dan seorang Host.Getaran ponsel disaku celananya membuat dia mengumpat di sela-sela pelariannya. Dari Kiba. Buru-buru Naruto mengangkat panggilan itu dengan wajah kesal.

"Ada apa?!" serunya setelah Naruto berhasil kabur dengan sebuah bis yang lewat di depannya. Untung dia hafal jadwal bis terakhir yang lewat di taman itu.

'Bagaimana dengan acara kencannya, sobat?'Naruto mendengus. Pertanyaan dari sahabatnya itu terdengar seperti sebuah ejekan baginya. Dia bisa dengan jelas mendengar jika sahabatnya itu sedang sibuk menahan tawa.

"Go to the hell! Siapa yang mengira jika aku mengencani putri walikota, bodoh! Semuanya gagal gara-gara kau!"

Akhirnya Kiba tertawa. Dia tidak bisa menahan hasratnya lagi.

'Maaf kawan. Aku lupa mengenai banyaknya 'lalat' yang mengawasi gadis itu.Bagaimana dengan hasilnya? Bagi aku separuhnya ya!'

"Idiot!" maki Naruto sekali lagi. Dia tidak perlu sungkan berkata kasar karena hanya dia satu-satunya penumpang yang ada di bis itu. "Enak saja kalau bicara! Aku hampir saja mati konyol dihajar orang-orang berbaju hitam itu gara-gara kau tidak becus mencari informasi, dasar bodoh!"

'Ya ya! Tapi tetap saja aku yang mengenalkan dia kepadamu kan? Lagi pula gadis bernama Hyuuga Hinata itu sangat cantik bukan?'

Sekali lagi dengusan kasar mengudara. Memang Kiba tak pernah salah dalam memilih klien. Hanya saja dia bertindak terlalu barani dengan mengenalkannya kepada putri walikota.

"Ya setidaknya beberapa waktu lalu aku menganggapnya sebagai ladang duit yang cukup bagus sampai orang-orang berbaju hitam itu mengerjarku. Aku harap wajahku tidak dicetak di kertas buram yang tertempel di tembok lapangan atau tiang listrik."

'Ahh...mau kucarikan yang seperti itu lagi?'

"Tunggu saja sampai aku meninju kepalamu di sekolah besok."

'Eh?!!'

TUT! Sambungan telepon itu pun Naruto putus secara sepihak.Nampaknya hari ini dia tidak sepenuhnya beruntung. Naruto mengeluarkan sebuah amplop coklat berisi uang dari saku jasnya. Cuma 1 juta yen. Setidaknya tangkapan hari ini cukup memuaskan meskipun dia sampai dikejar-kejar orang seperti seorang pencuri. Ya, pencuri hati lebih tepatnya.

Mr. CEO, Please be my lover!

NARUTO belongs to Masashi Kishimoto

Story by Kuroi Sora18

Pair : SasuNaru

Genre : sepertinya Drama saja.

Summary : CEO Uchiha Sasuke - spesies pemuda risih penyandang tuna asmara mencoba mencari peruntungan cinta di sebuah bar. Entah disebut hoki atau apes dia malah bertemu dengan Uzumaki Naruto -si host mata duitan yang ternyata seorang pelajar SMU!

WARNING!!!

DONT LIKE,DONT READ! Fic ini mengandung unsur humu/Shounen-ai/BL/alur gaje/update ngaret/typo menjamur/sudah pasti OOC/diksi kacau. Bagi yang alergi dengan konten fic ini, dengan damai author persilahkan untuk klik tombol BACK di layar masing-masing. Jika setelah membaca warning ini, kalian ngeyel juga membaca fic ini dan menghujat fic saya. I DON'T CARE ABOUT THAT!!! So...

Let's enjoy!

.

.

Chapter 1 : Mr. Ceo and Host

Mendesah lelah. Itulah yang Sasuke lakukan saat Shikamaru lagi-lagi menerjang ruangannya tanpa basa-basi dengan setumpuk dokumen di tangannya.

"Apa lagi ini?" tanya Sasuke dengan nada lemas saat pemuda dengan kuciran rambut mirip nanas itu meletakan dokumen-dokumen itu di meja kerjanya.

Ini Uchiha Sasuke. 25 tahun. Seorang CEO perusahaan properti yang terkenal. Mapan, kaya, jenius, dan tampan. Begitu sempurna. Setidaknya jika predikat Pangeran Jones dari Kutub itu hilang dari belakang namanya.

Namun moodnya memburuk saat lagi-lagi Shikamaru kawannya itu membawa kembali dokumen-dokumen sialan yang harus dia kerjakan. Demi apa Sasuke bahkan sampai melewatkan makan siangnya hanya untuk bercumbu ria dengan dokumen sialan itu.

"Perusahaan akan memulai proyek besar akhir bulan ini. Wajar jika banyak proposal yang harus kau periksa dan ditanda tangani." jawab Shikamaru. 25 tahun. Jabatannya di kantor sebagai Asisten Sasuke (kalau tidak mau disebut babu, kacung, pesuruh dll.) dan mempunyai status yang sama dengan Sasuke yaitu Jones alias jomblo ngenes.

Shikamaru menarik tempat duduk di depan Sasuke. Dia tidak perlu repot-repot bicara sopan dengan Sasuke karena dia adalah temannya semenjak masih berkalung tempat minum. Meskipun Sasuke akan menekuk wajahnya saat Shikamaru bicara menyebalkan kepadanya. Misalnya saja saat Shikamaru secara terang-terangan mengatainya gila, idiot atau bodoh di hadapan banyak orang.

"Kau tahu, sekarang aku paham kenapa aniki tidak mau mengambil alih perusahaan Tou-san. Dokumen ini benar-benar membuatku muak."

"Oh baiklah. Apa kau akan bilang jika kau menyesal?" ujar Shikamaru sembari merotasi kedua netranya.

"Menyesal tak ada gunanya sekarang. Adakah dokumen yang lainnya selain ini?"

"Tidak."

Sasuke tersenyum senang.

"Oh baguslah. Setelah ini aku akan pulang dan tidur sepuasku."

"Tapi hari ini - tepatnya jam tiga sore kau ada janji dengan klien dari Tokyo di ruang meeting."

Dan senyum kebahagiaan Sasuke mendadak lenyap dalam sekejap.

.

.

.

.

"Wah kau dapat jam tangan baru, Naruto?"

Naruto mendongkak mendapati Inuzuka Kiba - teman sekelasnya sesama host, memandangnya dengan berbinar-binar.

"Kenapa?" tanya Naruto dengan wajah jahil. Mungkin dia mencoba membuat Kiba berdecak iri setelah melihat Rolex Yacht Master miliknya.

"Kali ini siapa lagi yang kau peras, Naru?"

"Hei, aku tidak suka disebut memeras." si pirang mendengus sebal. Dia menutup buku dan menompang dagunya kedua telapak tangannya. "Aku hanya bertemu dengan wanita kesepian, dia menyukaiku dan memberikanku hadiah ini. Apa itu disebut memeras?"

"Oh baiklah, sobat! Aku percaya kepadamu." Kiba hanya meringis saat Naruto hanya menatap sebal kearahnya. "Ngomong-ngomong siapa wanita itu? Kupikir pelangganmu itu kebanyakan pria-pria tua yang banyak uang yang suka datang ke bar?"

"Ugh, kau mengejekku ya?"

Lagi-lagi Kiba hanya meringis menanggapinya.

"Kau tahu Kurenai Yuuhi? Ya minggu lalu dia yang memeriku jam tangan ini. Keren, bukan?"

"Ya ampun, kau mengencani artis senior itu? Dia bahkan hampir seumuran dengan ibuku."

"Ah, siapa peduli. Dia bahkan hampir mengajakku menikah, tapi aku menolaknya karena aku bilang jika aku masih ingin menikmati masa muda."

"Bohong sekali. Jelas-jelas kau hanya seorang bocah SMA." ujar Kiba dengan nada mencibir. Sedangkan Naruto hanya mengendikan bahunya acuh.

"Well, beginilah caraku bertahan hidup. Lagi pula aku membuat orang lain tersenyum. Itu pekerjaan yang sangat mulia, tahu!"

"Hanya orang idiot yang menganggap pekerjaan itu adalah pekerjaan yang mulia. Kau bahkan hampir mati karena dikejar segerombolan orang."

"Dan itu semua salahmu! Kau masih punya hutang 1 tonjokan kepadaku!"

Dan Kiba lekas kembali ke tempat duduknya begitu Naruto sudah siap mendaratkan kepalan tangannya ke kepala sahabatnya.

.

.

.

LEXUS, Konoha 09.45 PM...

Sasuke memarkirkan mobil mewahnya di lantai basement sebuah diskotik yang terkenal di Konoha. Malam ini setelah selesai menghadiri meeting di kantor klien, Sasuke tiba-tiba merasa butuh hiburan. Dan begitu meeting selesai, dia langsung tancap gas menuju LEXUS - diskotik besar milik salah satu relasinya di Konoha.

Sasuke agak menyerngit saat suara musik mengalun keras seperti berusaha mendobrak gendang telinganya. Bau asap rokok dan nampak serta aroma minuman beralkohol pun tak luput dari indra penciumannya. Manik kelamnya menelusuri segala penjuru diskotik yang nampak sangat ramai di waktu orang tidur seperti ini.

"Hei, kau menghalangi jalan!"

Sasuke sedikit tersentak saat dia merasa bahu tegapnya ditepuk seseorang dari belakang. Saat dia menoleh, dia mendapati seorang pria bersurai pirang dengan stelan kemeja biru serta blazer dan celana berwarna putih telah berdiri di belakangnya dengan wajah cemberut. Sasuke terpaku melihat pria itu. Dia begitu menawan meskipun tingginya tidak memenuhi standar jika dikatakan sebagai pria dewasa. Bahkan dia terlihat seperti seorang remaja tanggung yang memasuki tempat hiburan malam seperti ini. Tapi itulah yang membuatnya terlihat sangat manis.

"Hei, kau dengar aku?!"

Sasuke melangkah mundur saat wajah dengan manik biru itu mendongkak -mendekat kearahnya sembari melambaikan telapak tangan mungilnya.

"Gomen."

Mundur beberapa langkah dan Sasuke membiarkan pria mungil itu melewatinya dengan langkah santai tanpa ragu.

.

.

.

.

"Oho! Kau benar-benar datang!"

Dari ambang pintu Sasuke bisa melihat teman-temannya semasa kuliahnya berkumpul. Suigetsu, Juugo dan wanita genit bersurai merah yang terobsesi padanya -Karin. Suigetsu -pemuda dengan surai perak itu berseru yang paling heboh. Dia berjingkrak-jingkrak seperti monyet saat Sasuke melambaikan tangannya sekilas kearahnya.

"Kupikir kau akan mengabaikan undanganku dan memilih untuk bercinta dengan dokumen tercintamu itu, men!" Suigetsu berbaik hati menjemput Sasuke yang masih terpaku di depan pintu masuk dan menggiringnya untuk berkumpul bersama teman-temannya.

"Aku hanya sedikit jenuh. Terima kasih atas undangannya. Karin, jangan coba-coba menciumku!"

Seketika itu juga wanita sexy bersurai merah dengan dress ketat berwarna baby violet itu menekuk wajahnya kesal.

"Padahal aku berharap kau kan menyambut ciumanku dengan mesra. Aku kan kangen sekali kepadamu, Sasuke-kyuun!"

Suigetsu menyerngit jijik.

"Dia berbohong! Minggu lalu aku melihatnya sedang berkencan dengan pria di Suna. Dia tidak benar-benar merindukanmu, sobat!" ujar Suigetsu dengan nada bisikan. Namun masih bisa didengar Karin hingga membuat wanita itu marah besar.

"Apa yang kau katakan kepada Sasuke-kun, brengsek?!"

Sasuke mendengus. Kelakuan sahabatnya sama sekali tidak berubah.

"Kau terlihat tidak bersemangat."

Menghiraukan dua sahabatnya yang sedang sibuk bertengkar, Sasuke menghampiri Juugo dan duduk di sebelahnya. Di antara semua sahabatnya, Sasuke merasa Juugo-lah yang paling mengerti dirinya. Juga yang paling waras sejauh ini.

"Sudah kubilang jika aku hanya sedikit merasa jenuh."

"Kalau begitu, mau pesan minuman? Karena baru-baru ini aku punya pekerjaan bagus, biar aku traktir kalian."

Tawaran dari Suigetsu membuat Karin yang sedang menjambak rambut Suigetsu, berseru semangat dan memeluk pria bersurai perak itu dengan erat.

Namun saat Sasuke berniat memesan minumannya, teriakan Karin memecah perhatiannya.

"Naru-chan!" -si pria mungil.

Dan mereka pun kembali bertemu.

.

.

.

.

.

"GYYAAAA!!!"

BRUKK!!!

Pagi-pagi sekali, Sasuke terpaksa mencium dinginnya lantai karena ada orang gila yang berani-beraninya menendang pantatnya hingga dia harus terjerembab jatuh menghantam lantai.

"Urusai!!" seru Sasuke. Dia menggosok-gosok wajahnya kasar. Rasa kantuk dan pusing membuat kepalanya serasa berputar-putar.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Pertanyaan semacam itulah yang keluar dari mulutnya saat dirinya mendapati pria mungil yang dia ketahui semalam dari Karin adalah keponakannya. Uzumaki Naruto - si host nomor satu itu dalam keadaan telanjang di kamarnya -tunggu! Sasuke mencengkram kepalanya dengan erat. Dia merasa ada yang salah dengan ingatannya. Atau sebenarnya dia masih bermimpi? Namun lemparan bantal yang mengenai kepalanya dengan telak cukup membuktikan jika dia sepenuhnya berada di dunia nyata. Dia, di kamar apartemennya bersama dengan seorang pria yang belum genap sehari dikenalnya, dan mereka berdua sama-sama telanjang.

"Bagaimana bisa kau ada disini?"

"Mana kutahu, om om mesum!"

"Jangan mengataiku mesum!" ujar Sasuke tidak mau kalah. Dia bangkit dari lantai dan mulai menganalisa keadaan . Sial! Minuman yang diberikan Suigetsu membuat kepalanya seperti terbentur benda keras.

"Kalau bukan mesum, kenapa kau malah membawaku ke tempatmu dan menelanjangiku?"

Mengerang frustasi, Sasuke menyibak paksa selimut yang menutupi tubuh Naruto dalam satu tarikan. Shit! Dia benar-benar telanjang.

.

.

.

.

.

Kini Sasuke tidak tahu salahnya apa. Hari ini dia benar-benar tidak habis pikir dengan keadaan yang tengah menimpanya.Dia masih ingat dengan jelas, dia bertemu dengan seorang pria - ralat! Lima menit yang lalu Sasuke bahkan hampir terkena serangan jantung dadakan saat pria manis yang dia temui itu mengaku sebagai seorang pelajar SMU yang berprofesi sebagai seorang host. Sasuke juga ingat tidak ada kesan

spesial kecuali betapa manis serta berisiknya bocah itu.

Berkacak pinggang, Sasuke menatap intens kearah objek kuning yang masih bersiaga di atas ranjang dengan sebuah guling di tangannya.

"Dengar! Berhentilah bersikap jika akulah yang bersalah disini."

"Mesum!" ujar Naruto dengan wajah bersungut-sungut.

Sasuke memijit pangkal hidungnya saat Naruto dengan seenak jidat memvonisnya sebagai pria mesum.

"Aku tidak mesum, bocah!"

"Tapi kau menelanjangiku!"

"Bagian aku menelanjangimu itu aku sama sekali tidak ingat! Jadi maaf saja! Atau...bisa jadi kau yang telanjang sendiri lalu menelanjangiku?" ujar Sasuke. Dia menghindar dengan gesit saat Naruto kembali melemparinya dengan bantal.

"Jangan mengada-ada! Aku tidak mungkin melakukan itu!"

"Huh? Kalau tidak, kenapa pelajar SMU sepertimu bisa bekerja di tempat hiburan malam seperti itu?"

Sasuke mengukir senyum menyebalkan di wajahnya. Membuat Naruto sukses mengeram marah. Dia melempar Sasuke dengan sebuah guling. Namun dengan reflek luar biasanya, lagi-lagi Sasuke berhasil menghindar.

"Itu bukan urusanmu! Asal kau tahu, walaupun aku seorang host, tapi aku tidak pernah menjual tubuhku. Ingat itu!"

"Lalu maumu apa?"

Dahi Naruto mengkerut dalam. Tak lama seringai licik nampak muncul di bibir mungilnya.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

.

Author's Note :

Haloo, semua lama tidak berjumpa! Saya kembali dengan fic baru! Ahh, saya tahu ada banyak dari kalian yang menanyakan kenapa saya selalu muncul dengan fic baru dan menelantarkan fic multichap saya sebelumnya. Saya sedang mencoba menyelesaikannya, tapi karena satu dan lain hal saya sulit merampungkannya dalam waktu cepat. Bahkan saya sempat berniat Discountinue karena saya tidak yakin mampu menyelesaikanya. Malah sempat juga mau hapus akun gara-gara down ada yang menghujat saya lewat PM dengan kata-kata *mulia* dia. Apakah hobi saya ini aneh? Menjijikan? Ah...tapi saya teringat dengan review-review reader yang menyukai fic saya. Itu membuat saya senang dan berpikir ulang untuk tidak menghapus akun ini. Ini adalah hobby saya dan cara saya melepaskan stress dari pekerjaan yang menumpuk. Jadi saya memutuskan untuk menyimpan akun ini untuk menuangkan ide dan inspirasi saya. Dan untuk fic-fic multichapter saya yang lain, mungkin akan lama atau bahkan sangat lama, tapi saya akan berusahan menyelesaikannya meskipun hasilnya tidak memuaskan seperti yang kalian harapkan. Mungkin segitu saja, semoga kalian senang dan terhibur... Untuk semuanya yang sudah mendukung saya, saya ucapkan banyak-banyak terima kasih...

Keep your smile and be happy!

:D

Kuroi Sora18

log out ...