KnB : After Practice

Kuroko no Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Story by Kuroi Sora18

Rated : K

Genre : Humor / Friendship

Summary : Lika-liku laki-laki yang tak laku-laku karakter KnB setelah latihan./"Apa konsepmu tentang cahaya dan bayangan itu tidak terbalik-ssu?"/Midorima mematung dengan wajah pucat pasi./Maybe OOC/absurd/ and so many typo here.

.

.

.

Let's enjoy!

.

.

1. Kapten Absolut

Siapa yang tidak tahu Akashi Seijuurou di SMP Teikou?Kapten bersurai merah yang telah banyak membawa tim basket sekolah itu menjadi juara Kompetisi Basket Nasional. Namun pengrangrai absolut nan diktatornya yang membawa tim basketnya menang itu terkadang membawa dampak buruk juga. Tatoeba...

"Akashi..."

Iris crimson pemain bernomor punggung 4 itu menoleh kearah siswa berkacamata di depannya.

"Ada apa, Midorima?"

Midorima menelan ludahnya kering-kering saat suara baritone itu keluar dari mulut Akashi.

"Aku ingin ijin-nanodayo."

"Hmm? Kau tahu kan jika aku tidak suka ada orang yang keluar gym saat latihan berlangsung?"

Ya. Jelas Midorima hapal peraturan pemain yang baik nomor ke 9 yang digagas oleh Akashi sendiri. Bahwa setiap pemain yang baik tidak boleh meninggalkan gym tanpa seijinnya. Dan Akashi tidak suka jika anggota timnya meninggalkan area gym saat latihan berlangsung.

"Ya tapi ini sangat mendesak." Keringat dingin bercucuran dari dahinya. Gelisah karena sang kapten tak juga peka.

"Midorima..."

Wajah mulai membiru. Midorima tiba-tiba berlari mendobrak pintu keluar gym dan berderap sekuat tenaga menuju ke suatu tempat.

"PERSETAN! AKU TAK TAHAN LAGI! PERUTKU MULES-NANODAYO!"

Akashi terdiam disana dengan aura hitam pekat. Membuat anggota first string yang lain bergidik ngeri.

2. Alasan

Aomine Daiki dan Kuroko Tetsuya. Pasangan combi antara cahaya dan bayangan. Permainan epik selalu mereka tampilkan saat bermain di lapangan. Tak ada yang bisa mengalahkan mereka. Selain mereka adalah sahabat dekat, kemampuan Aomine yang lincah dengan teknik Formless Shoot miliknya dan didukung oleh kemampuan Misdirection Kuroko membuat mereka menjadi trump card tim basket Teikou. Namun...

"Aomine-kun?"

Kuroko menatap punggung Aomine yang berlalu menjauhinya. Kepalan tangannya menggantung di udara tak terbalas.

"Yang bisa mengalahkan aku hanyalah diriku."

Aomine mulai menjauhinya dan tak lagi bermain bersamanya. Cahayanya meninggalkan Kuroko sendiri. Tak pelak itu mengundang berbagai pertanyaan di benak Kuroko. Apa alasan Aomine menjauhinya? Apa dia terlalu lemah? Atau apa Aomine mulai bosan dengannya?

Tapi mirip dengan apa yang Aomine katakan, bahwa alasan yang sebenarnya hanyalah dia yang mengetahuinya.

Alasannya adalah...

"Ne, Kurokocchi. Bolehkan aku bertanya padamu?"

Di suatu waktu setelah latihan, Aomine tidak sengaja mendengar pembicaraan Kise dan juga Kuroko. Hari ini giliran mereka bertiga yang bertugas membersihkan gym. Dan Aomine berinisiatif baik pergi ke gudang untuk mengambil peralatan bersih-bersih dan membiarkan Kise dan juga Kuroko menunggu disana.Namun saat Aomine kembali, dia tiba-tiba mendengar pembicaraan itu. Menempelkan tubuhnya bagai cicak di balik pintu gym, Aomine diam-diam mendengarkan.

Sedangkan Kuroko yang sedang menenggak minuman isotoniknya menoleh dan memandang Kise dengan ekspresi stoic-nya seperti biasa.

"Apa yang ingin Kise-kun tanyakan?"

Si blonde nampak cengengesan sambil menggaruk-garuk pipinya canggung.

"Hahaha, ini sebenarnya tidak terlalu penting sih. Hanya saja aku merasa ada yang mengganjal jika tidak menanyakan langsung padamu-ssu!"

'Pernyataan cinta kah?'

Aomine terdiam membatu dengan wajah penasaran. Ekspresinya dijamin sangat konyol saat ini. Namun dia masih setia mendengarkan.

"Apa konsepmu tentang cahaya dan bayangan itu tidak terbalik-ssu?"

"Eh?" Kuroko memiringkan kepalanya tidak mengerti. "Maksud Kise-kun?" tanyanya kemudian.

"Yaa...maksudku, soal Aominecchi yang jadi cahaya dan Kurokocchi yang jadi bayangannya. Tidakkah terbalik-ssu? Aominecchi kan kulitnya gelap, kumal, dekil dan tidak bercahaya sama sekali. Berbanding terbalik dengan Kurokocchi yang putih, halus, dan bersinar? Kalaupun Aominecchi jadi cahaya, kurasa dia hanya akan jadi seperti sinar remang-remang lampu teplok saja-ssu!"

Tangan Aomine mengepal dengan erat. Apa-apaan kalimat mengejek dengan nada rasis itu? Makhluk kuning itu berani-beraninya dia menjelek-jelekannya seperti ini!Yah meskipun begitu, Kise tidak akan mengerti dengan arti persahabatan antara dirinya dan juga Kuroko yang indah dan tak memandang warna kulit ini. Ugh, rasanya dia ingin menjotos makhluk kuning berisik satu itu dengan kepalan tanganya. Sebelum-

"Hmm...kurasa Kise-kun benar."

"Hahaha...yappari ! Melihat kalian berjejer saja sudah seperti melihat corak zebra cross-ssu!"

-kepercayaan dirinya yang setinggi langit itu jatuh serendah-rendahnya.

3. Lucky Item

Seonggok makhluk hijau terihat sangat khusyuk melihat chanel televisi di depannya. Ramalan Oha-Asa. Begitulah judul yang terpampang di layar televisi.

"Wah! Sayang sekali bagi pemilik zodiak Cancer! Hari ini adalah hari terburukmu."

GASP!

Makhluk hijau itu -sebut saja Midorima Shintarou (nama sebenarnya) menegang. Cancer itu adalah zodiaknya! Artinya sekarang adalah hari kesialannya!

"Aku tidak boleh kena sial-nanodayo!" ujar Midorima dengan ekspresi kelewat serius. Tapi dia masih anteng menanti kelanjutan dari ramalan itu.

"Tapi tenang saja! Agar kau terhindar dari kesialan, lucky item hari ini adalah~..."

Lucky itemnya adalah?

" -adalah~...?"

A-adalah? Midorima mulai gelisah. Lucky item-nya mudah didapatkan ataukah sangat langka sampai sulit didapatkan?

" Bra warna merah muda!"

Midorima mematung dengan wajah pucat pasi.

Hari itu adalah hari dimana Midorima ditendang keluar oleh ibunya karena dia telah mencuri 'barang pusaka' milik ibunya yang sedang di jemur di belakang rumah.

4.Idola Sang Idola

Siapa orang yang tidak kenal Kise Ryouta? Dia adalah siswa tahun kedua SMP Teikou yang berprofesi menjadi model. Tampan, populer dan jago olahraga -ahh itu adalah dirinya. Setiap dirinya lewat akan ada gadis-gadis yang berteriak histeris mengeluh-eluhkan namanya dan para laki-laki di sekolah akan berdecak iri hanya dengan melihatnya.

Tapi meskipun dia adalah idola, ternyata dia mengagumi seseorang. Seseorang yang telah mengubah jalan pikirannya.

"Kurokocchi aku mohon padamu."

Kise merengek-rengek di bawah lutut Kuroko yang nampak cuek-cuek saja.

"Tidak, Kise-kun."

"Sekaliiiii saja! Nanti akan kuhadiahkan majalah dengan cover wajahku yang terbaru-ssu!"

"Kekkou desu." Kuroko tetap bersikukuh.

"JADIKAN AKU CAHAYAMU, KUROKOCCHI!!!"

Aomine yang lewat di depan mereka langsung saja menyingkirkan Kise dari Kuroko.

"Tetsu itu bayanganku baka! Cari saja sana bayanganmu yang lain, Midorima misalnya!"

"Huwee~ tidak mau! Midorimacchi tidak imut-ssu! Aku mau Kurokocchi saja!"

"Enak saja!"

"Kurokocch- uaaa dimana Kurokocchi?"

Dan duo berisik itupun saling berlomba menemukan bayangan mereka.

5. Tragedi Remah Rempeyek

Kata favorit Murasakibara Atsushi adalah makan. Ya, titan ungu yang berposisi sebagai center itu memang doyan sekali makan. Everytime and everywhere..

SLIP! BRUK!

Semua orang di gym menatap cengo kearah Akashi -si kapten absolut kita yang tiba-tiba terjatuh dengan posisi tengkurap di tengah-tengah lapangan. Ada beberapa dari mereka yang berspekulasi jika Akashi mungkin memiliki hobi yang sama dengan Kuroko dalam hal tepar di lantai gym.

Sambil menahan rasa sakit, Akashi bangkit dari posisi jatuhnya yang tidak elit itu dengan wajah cool-nya. Bisa dipastikan jika sekarang wajah Akashi lebih mirip orang yang sedang menahan kentut dari pada wajah dinginnya yang dia banggakan.

"Akashi-kun." Kuroko berderap menghampiri Akashi dan membantunya berdiri. "Daijoubu desuka?"

"Ah." sahutnya pendek. Dia meraba-raba lantai dan terkejut mendapati apa yang dia temukan.

Seolah punya insting tajam akan malapetaka yang akan datang, Murasakibara dengan inisiatif baiknya yang hanya muncul seratus tahun sekali itu tiba-tiba menawarkan bungkusan yang sedari tadi dibawa-bawa olehnya kepada Kise yang berdiri di sebelahnya.

"Kise-chin mau?"

"Huwah...makanan apa itu-ssu?"

"Rempeyek."

"Kelihatannya enak!"

Dan seperti orang teridiot sedunia yang tak sadar tipu muslihat Murasakibara, Kise dengan polosnya menerima bungkusan itu dari Murasakibara dengan penuh suka cita. Tidak menyadari jika ada singa ganas yang sedang mencari pelaku penyebaran remah rempeyek di tengah lapangan.

"Siapa? Siapa yang makan rempeyek di tengah lapangan?!"

Suara Akashi menggema bagai sangkakala di dalam gym. Manik crimson-nya menelusuri area gym bak lampu mercusuar. Ah, got it! Dia menemukan seseorang yang sedang memegang bungkusan rempeyek di pojok lapangan.

"Ryouta..."

Aura hitam pekat muncul dari reinkarnasi Hitler itu. Membuat Kise yang tidak tahu apa-apa jadi ketar-ketir sendiri. Dia ingin mewek, tapi gengsi dengan status modelnya.

"Ahh... Murasakibaracchi hidoi-ssu!".

6. Lupa -lagi?

Sudah jadi rahasia umum jika Kuroko itu orangnya baik hati, lembut, penyayang, kalem, dan tak sedikit yang mengatainya cukup mahir dalam mata pelajaran sastra jepang dan geografi. Dia juga dikenal sebagai orang dengan kepribadian datar. Jarang berekspresi namun terkadang bicara dengan nada menusuk dengan wajah datarnya. Terkadang itu yang membuat teman-temannya sebal dengannya. Dia hebat dalam basket dengan mengandalkan tekhnik misdirection dan ignite pass miliknya.Namun dibalik itu semua, dia sebenarnya menyayangkan kemampuan misdirection yang membawa tim basket Teikou menang dalam kompetisi basket nasional itu.

"Hei, aku punya berita bagus-ssu!"

Saat semua anggota Kiseki no Sedai berkumpul di kafetaria, Kise tiba-tiba datang sambil melambaikan sebuah majalah kearah mereka.

"Berisik Kise! Memang apa berita bagusnya?" ujar Aomine sambil mendengus sewot. Acara makannya terganggu gara-gara si kuning berisik itu.

"Biodata kita dimuat di majalah sport terkenal loh. Wawancara kita sewaktu Winter Cup juga ada." jawab Kise dengan semangat. Dia mulai membuka-buka majalah itu dan menampilkan lembar pertama yang mempilkan wajah Akashi beserta biodatanya. "Lihat! Benarkan?!"

Akashi yang melihatnya hanya tersenyum tipis.

"Itu berita bagus." ujarnya kalem.

"Ah, ya Akashi benar. Tapi bukannya aku senang-nanodayo."

"Eh, mana gambar Kuro-chin?"

Semua orang menoleh kearah Murasakibara yang sibuk membuka majalah itu dengan tampang polosnya.

"Masa tak ada-ssu!"

"Iya! Jangan-jangan..."

Dan kepala warna-warni itu menoleh kearah seorang siswa bersurai baby blue yang sedang berwajah gelap di ujung sana.

"...mereka melupakannya lagi."

Fin or TBC?