NARUTO X HIGHSCHOOL DXD FANFICTION

~RETURN~

Genre : Adventure & Supernatural

Rate : M (cari aman)

Pair : Naruto X ..?.. (terserah reader)

Warning : Ide Mainstream/ Bikin Sakit Mata/ Dialog Masih Kaku/ Author Newbie/ dll

#NOTE : bagi yang tidak suka tidak usah baca, silahkan tekan tombol Back di layar Smartphone anda… TERIMAKASIH

.

.

.

STORY START…!

69-69-69-69

Naruto POV

Dingin…

Satu kata yang terlintas difikiranku saat ini. Entah kenapa badanku terasa sangat dingin sampai meresap ketulang-tulangku. Ditambah seluruh anggota gerak ditubuhku terasa sangat berat seperti ditindih batu, aku tak bisa menggerakkannya bahkan seujung jaripun.

'Dimana aku? Kenapa aku berada disini?'

Pelan-pelan kucoba buka kedua kelopak mataku. Rasanya sangat berat seakan memaksaku untuk segera menutupnya kembali.

Hal pertama yang tertangkap indra penglihatanku adalah gelap, padahal aku sudah membuka mata tapi kenapa terasa sangat gelap.

Bukan,

Bukan gelap tapi malam hari. Terbukti dengan bulan yang bersinar terang berbentuk sabit dikelilingi jutaan bintang yang berkerlap-kerlip tertangkap indra penglihatanku yang kini sudah terbuka sepenuhnya. Keindahan langit sungguh sangat sedap dipandang seakan menghipnotisku untuk tak boleh beralih pandang sedikitpun.

seakan tersadar sesuatu secara pelan-pelan kugerakkan badanku untuk mencoba bangkit. Tapi meskipun pikiranku berkata demikian entah kenapa tubuhku tidak merespon sama sekali.

Aku mencoba perlahan menggerakkan badanku dan aku mulai dari menggerakkan jari. Butuh perjuangan keras untuk melakukannya seakan-akan aku sedang mengangkat gunung. Tubuhku seakan lumpuh semua dan tidak terasa sakit sama sekali padahal aku bisa merasakan dingin.

'Apa aku sudah mati?' satu pertanyaan terlintas dibenakku mengingat kondisi diriku sekarang. Aku tak bisa menggerakkan tubuhku bahkan satu sentipun. Jika belum mati berarti kemungkinan sekarang tubuhku mengalami lumpuh sementara.

'Sial! bagaimana ini?' batinku berteriak panik.

"Eughhh…" akhirnya suara erangan berhasil lolos dari bibirku setelah mencoba menggerakkan tubuh sekuat tenaga. Tapi apa yang kudapat, bukannya aku bangkit berdiri dan melihat sekeliling malah sekarang aku sudah terengah-rengah kehabisan nafas setelah mencoba beberapa kali, dan tentu saja jawabannya akan tetap sama, GAGAL…

"Hey anak muda kau sudah sadar?"

Suara bass khas pria terdengar terakhir kali ditelingaku sebelum semuanya kembali gelap alias pingsan again…

POV end

Beberapa saat sebelumnya,

Hah,,,

Helaan nafas keluar dari mulut pria paruh baya tersebut. Duduk dibawah jembatan disinari cahaya bulan tak membuat wajah cemberutnya terhalang kegelapan. Sudah beberapa jam pria tersebut nongkrong disana tapi apa yang ditunggu – tunggu tak sesuai keinginan seakan mengejeknya untuk segera berdiri dan melangkahkan kaki untuk pergi dari sana. Memakai pakaian berupa yukata hitam membuatnya tetap hangat dibawah dinginnya malam, dirinya masih tetap betah walaupun sejuknya malam mampu membuat bulu kuduk merinding.

Angin kecil berhembus menerpa wajahnya, Rambut berwarna hitam dengan warna pirang dibagian poni melambai – lambai tak sedikitpun memberi kesan cool malah semakit menambah kesan aneh pada dirinya. Sudah bisa ditebakkan siapa nama pria tersebut,,

Yap! Dialah Azazel sang Gubernur malaikat jatuh. Awalnya dia merupakan salah satu malaikat yang dihormati di surga. namun naas, nasip buruk menimpanya saat dirinya mengintip Gabriel mandi. Sosoknya yang mesum tak sanggup melawan hawa nafsunya yang menjadi sesuatu yang tabu bagi para malaikat. Dibawah system surga yang menyatakan malaikat tidak bisa berbuat kejahatan, Maka Michael selaku pemimpin malaikat menggantikan Tuhan (anime) yang sudah tiada dengan berat hati mengusir Azazel sekaligus sahabat seperjuangannya dari surga. Hal tersebutlah yang kini membuat Azazel harus menanggung akibatnya dan menjadi malaikat buangan.

Apa yang dilakukannya malam – malam? Dibawah jembatan lagi? Apa dia tunawisma alias nggak punya rumah?

Sayangnya pertanyaan tersebut harus dibuang jauh – jauh. Jika deperhatikan lagi, terlihat jelas jika kini Azazel sedang memengang kail pancing alias dia sedang memancing. Makanya tampang cemberut tak lenyap dari wajahnya akibat dirinya sudah bosan menunggu ikan menyambar umpannya.

Memutar kepalanya kesamping ketempat dimana dirinya menaruh ikan hasil tangkapan, dirinya hanya bisa mengerutu saat penglihatannya hanya mendapati kekosongan alias tak ada satupun ikan yang berhasil didapat. Sungguh malang nasip sang Da-tenshi terkuat,,

Tapi tetap saja yang namanya memancing adalah kegemarannya. Sungguh Hobi yang aneh,, tidak mencerminkan seorang pemimpin sedikitpun.

Seketika wajah Azazel yang tadinya cemberut lenyap seketika, saat dirinya merasakan ada energi asing mendekat. Diusianya yang sudah beratus – ratus tahun lamanya dan sudah pernah merasakan pahitnya perang tiga fraksi membuatnya langsung menampilkan mimik siaga.

Tak lama kemudian muncul fenomena aneh diatas sungai tepat dihadapannya. Dari ketiadaan muncul black hole yang memuntahkan seorang remaja berambut hitam.

Karena munculnya diatas sungai, maka jadilah remaja tersebut langsung tercebur kesungai.

Byurr

Dilingkupi rasa penasaran tingkat tinggi, Azazel yang menyaksikan langsung fenomena tersebutpun bergegas melompat kesungai melupakan acara memancingnya saat remaja tadi tidak menunjukkan tanda – tanda akan muncul kepermukaan. Maka satu kata yang terbesit didalam diri Azazel bahwasanya remaja tersebut sedang.. 'pingsan',,

Tak lama kemudian,

Byurr,, hahh.. hahh..

Tarikan nafas terengah – engah terdengar dari Azazel sesaat setelah Gubernur tersebut muncul kembali kepermukaan. Tepat dipundak kirinya tergolek seonggok tubuh yang tak sadarkan diri dengan pakaian compang – camping menunjukkan dada bidangnya kepada dunia.

Uhukk uhukk

Masih dengan nafas memburu, Azazel harus merasakan yang namanya batuk akibat terlalu banyak menelan air. Pasalnya, dihadapkan arus sungai yang deras Azazel dipaksa menunjukkan ketangkasannya sebagai Gubernur Da-tenshi. Walaupun dia Da-tenshi terkuat, tak menutup kemungkinan dirinya bisa saja mati akibat kekurangan oksigen.

"Siapa sih bocah ini? Bikin merepotkan saja" gerutuan dikeluarkannya setelah sampai didaratan dan meletakkan remaja tadi diatas rumput dengan tanah bidang miring.

Memandang sesaat remaja pingsan tersebut. Azazel kini mengeluarkan sedikit energi panas tubuhnya yang membuat yukata yang tadinya basah seketika kering kembali. Sungguh gelar Da-tenshi terkuat bukan sembarangan gelar.

'Mungkin menunggu dia sadar termasuk pilihan yang tepat' batinnya bermonolog sendiri disusul melangkahkan kakinya untuk melanjutkan acara memancing yang terganggu.

"Eughhh…"

Tepat ketika Azazel baru memegang kail pancing dan hendak melanjutkan Hobinya, tiba – tiba muncul sebuah erangan dari si remaja pertanda sudah bangun dari acara pingsannya membuat Azazel menghela nafas lelah akan nasip yang menimpanya.

Meletakkan kail pancing kembali, Azazel bergegas mendekati si remaja berniat menanyakan beberapa hal.

"Hey anak muda kau sudah sadar?" Tanya Azazel basa – basi.

Namun hampir dua menit menunggu jawaban, muncul perempatan dikeningnya saat dia baru mengetahui jika si remaja sudah tutup mata alias pingsan again,,

"Sialan nih bocah!" umpatnya kasar melampiaskan kekesalannya.

Poor Azazel

:::::::::

Tak lama kemudian masih ditempat yang sama,

Muncul retakan dimensi yang memuntahkan seorang pemuda berambut perak, yap! Dialah inang dari salah satu naga langit Albion rival dari Draig si booster gear. Memegang Secret gear terkuat yakni Divine divinding yang merupakan salah satu 13 longinus, si pemuda alias Vali disebut – sebut sebagai Hakuryukou terkuat sepanjang masa. Tapi dari semua itu masih ada satu sifatnya yang menjengkelkan, apalagi kalau bukan maniak bertarung.

Kemunculan Vali sukses mengalihkan perhatian Azazel yang dari tadi mengerutu tak jelas. 'Hahh.., masalah lainnya datang' batinnya malas. Bahkan Azazel tak berniat membuka suara sedikitpun jika saja Vali tak memulai.

"Aku merasakan energy kuat didaerah sini, apa kau merasakannya?" Nah kan! Baru saja dibilang, pasti dia datang untuk mengajak si pemilik energy tadi untuk bertarung. Pemikirannya mudah saja ditebak.

Tanpa menjawab pertanyaan tadi sedikitpun, Azazel mengangkat tangannya kearah seonggok tubuh tak sadarkan diri mengisyaratkan Vali untuk melihat kearah yang sama.

Seketika dengusan remeh terdengar, "Cih! Aku pikir ada sosok kuat disini tapi ternyata hanya seonggok tubuh pecundang" ucapnya kecewa dan itu membuat Azazel buka suara.

"Jangan kecewa dulu Vali, aku tadi menemukannya pingsan disini. Bisa saja kan saat dia bangun nanti dia lebih kuat darimu" ucap Azazel masih sibuk dengan Hobinya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.

Sedangkan Vali yang merasa diremehkan merasa tidak terima."Ku pastikan kau menarik kata – katamu kembali Azazel. Aku Hakuryukou terkuat sepanjang masa tidak mungkin kalah dari manusia lemah sepertinya!" ucapnya arogan memandang sinis kearah Azazel dengan jari jempol menunjuk kearah seonggok tubuh tadi.

"terserah kau saja…" balas Azazel malas. "…Lalu, ada apa kau kemari? Apa mau menemani pria tua ini memancing?" lanjutnya

"Apa aku harus mengatakannya lagi…" dengus Vali singkat sedangkan Azazel mulai menunjukkan wajah gembiranya mengira Vali ingin menemani dirinya memancing.

"Kau baik seka_"

"…Aku tidak punya waktu untuk melayani Hobi bodohmu" lanjutan kalimat Vali sukses menghilangkan wajah girang Azazel digantikan raut masam merasa dibohongi.

"Kau jahat sekali" maki Azazel dengan suara kecil menggantikan kata – kata pujian yang tadinya terpotong.

Tanpa menanggapi kata – kata hinaan dari Azazel, Vali berniat pergi dari sana dengan tangan kanan direntangkan kedepan bermaksud membuat portal teleportasi berupa retakan dimensi, namun tindakannya harus dia hentikan dulu saat dirinya mendengar Nada memerintah dari Azazel.

"Hei tunggu dulu! Sementara ini Kau bawa saja bocah itu ke apartemenmu"

Vali memandang kearah sosok tak sadarkan diri sedikit lama lalu kearah Azazel, lalu kearah sosok itu lagi. Dirinya terdiam sebentar mencoba menimbang – nimbang, lalu tatapannya kembali kearah Azazel yang kini memandangnya menunggu jawaban.

"Tidak" jawabnya singkat. "lagipula disana sudah ada empat penghuni lainnya" lanjut Vali setelah membalikkan badannya kembali bermaksud melakukan kegiatan tadi yang tertunda. Tapi sangat disayangkan dirinya harus menunda sekali lagi saat telinganya mendengar kata – kata sensitive dari Azazel.

"Kau bisa mengajaknya bertarung jika dia sadar nanti" ucap Azazel mencoba mencari alasan logis mengingat kebiasaan Vali. Dia tahu siapa empat sosok lainnya yang dimaksud Vali. Menambah Naruto seorang lagi tidak apa – apa kan?

"Aku tidak mau" Vali lagi – lagi menolak. Dia tidak mau bertarung dengan orang lemah tak sadarkan diri tersebut. Sia – sia saja dia datang kemari saat merasakan energy asing yang belum dikenalnya terasa sangat kuat. Begitu tiba di tempat tujuan Eh si empunya sudah tak sadarkan diri sebelum bertarung. Mau ditaruh dimana muka tampannya jika dia mengajak duel orang sekarat? Bisa – bisa gelar Hakuryuukou terkuat sepanjang masa hanya tinggal kenangan.

"Apa kau takut?" tantang Azazel tidak mau menerima penolakan. Wajahnya menunjukkan seringai keji begitu dia melihat tampang sang Hakuryuuko mengkerut jengkel merasa diremehkan. Sifat arogan Vali bisa menjadi batu loncatan disaat tertentu. Tentu saja hanya Azazel yang mengerti betul sifat muridnya itu.

"Baiklah! Kupastikan kau menyesal telah mengujiku" Vali tak terima diremehkan. Darah raja iblis Lucifer mengalir dalam nadinya dan sudah menjadi sifat pokok bagi siapa saja yang berdarah Lucifer marah jika dia dianggap remeh.

Seringai Azazel semakin lebar begitu Vali mendekat kearah Naruto yang tak sadarkan diri. Menggendongnya dipundak seperti karung beras, Vali langsung membuat portal teleportasi.

Berbicara tentang duel, Vali merasa teringat sesuatu. Dirinya sangat penasaran mendengar kabar tentang DIA.

"Oh ya Azazel,, Bagaimana kabar si inang Draig masa kini? Aku tidak sabar ingin duel hidup mati dengannya" Tanya Vali penasaran tak lupa seringai maniak bertarung bertengger manis diwajahnya. Azazel pernah bilang padanya jika rival abadinya itu ada di sini, kota kuoh.

"Maksudmu Hyoudo issei?" Tanya Azazel memastikan dibalas anggukan Vali. "…sayang sekali kau harus menelan kekecewaan. Aku sudah menyuruh salah satu anak buahku untuk mengawasinya. Dia tampak lemah, beda denganmu" lanjutnya sedikit membuka informasi.

Vali tentu saja kecewa. Tapi begitu dia mendengar pujian tidak langsung dari Azazel, dirinya langsung tersenyum arogan. Merasa bangga akan dirinya sendiri. "Si merah itu salah memilih inang. Ck,, kasihan sekali…"

Melihat seringai menyebalkan dari Vali, Azazel melanjutkan kalimatnya. "…kau jangan senang dulu. Kudengar adik Maou Lucifer sedang mengincarnya. Dapat kupastikan kalau dia berhasil maka Hyoudo issei akan masuk fraksi iblis dibawah naungan Sirzerch. Kau akan dapat masalah jika berani membunuhnya… ouhh!" Azazel mengangkat kail pancing ketika merasakan tarikan ringan ditangannya. Namun dirinya harus menelan kekecewaan, bukan ikan yang bergerak brutal yang didapat melainkan sepatu sport putih melambai – lambai tersangkut mata kail lengkap dengan tali masih terpasang rapi. 'terkutuklah bagi siapapun yang membuang ini di sungai!' batinnya menjerit frustasi. Kasian sekali kau Azazel

Sementara Vali yang melihatnya hanya berdehem kalem, tidak ingin image coolnya ternodai oleh nasip konyol sang guru.

"Aku tidak peduli jika itu Mauo sekalipun, tidak akan ada yang bisa mengganggu duel abadi kami.." kalimat terakhir Vali sebelum ditelan sihir teleportasi.

Tinggallah Azazel seorang diri yang hanya mampu menghela nafas dalam akan kelakuan muridnya. 'kelakuanmu suatu saat akan membunuhmu' batinnya miris lalu memilih melanjutkan acara memancingnya.

:::: :::: ::::

69-69-69-69

:::: :::: ::::

"Eummm…"

lenguhan bangun tidur terdengar disebuah apartemen. Mari kita lihat kedalam sebuah kamar tempat asal suara tadi. Kini terlihat jelas, sosok remaja kira – Kira berumur sekitar 17 tahun berambut hitam spike dengan 3 pasang garis menyerupai kumis kucing dikedua pipinya mulai membuka sedikit demi sedikit jendela dunia miliknya.

Terpampanglah ke dunia luar iris blue saphier meneduhkan sebiru langit tanpa awan, bukan langit malam yang pertama kali dilihatnya seperti sebelumnya, bukan juga langit – langit kamar sebagai mana mestinya.

Blue saphiernya terbuka lebar, begitu indra penglihatan tersebut menangkap iris kuning keemasan dengan pupil agak vertical terasa sangat dekat dengan matanya.

Lama dalam posisi tersebut saat kedua pemilik begitu mengagumi keindahan jendela dunia masing – masing, sampai salah satu diantara mereka sekaligus pemilik iris kuning keemasan vertical mulai menciptakan jarak dengan cepat. Tampak sekali wajah pemilik tersebut begitu merah padam merasa malu dirinya tertangkap basah.

"Go_gomen, aku tak bermaksud mencium_ upss!" naas nasipnya, dirinya kecoplosan. Menutup mulutnya sendiri begitu kata – kata memalukan keluar tanpa disengaja malah menambah efek merah dikedua pipinya, jika diperhatikan lebih teliti lagi Nampak sedikit asap keluar dari telinga.

"A_aku keluar dulu nyaaa!" tidak ingin wajah memalukannya dilihat, Dirinya lebih memilih kabur keluar kamar dan,

BLAMMM

Pintu pun ditutup dengan kasar

Sementara sang tokoh utama, hanya mampu memandang bingung kejadian didepannya yang menurutnya sungguh aneh. Entahlah, dirinya tidak bisa menebak alur pikiran lawan jenis alias nggak PEKA.

Melihat keseisi ruangan, dirinya merasa begitu asing. Dimana dia sekarang? Apa yang sudah terjadi? Siapa gadis kucing tadi?

Begitu banyak pertanyaan hinggap dikepalanya namun tak satu pun bisa terjawab. Mungkin gadis tadi mengetahui sesuatu pikirnya.

Menggerakkan tangannya bermaksud mengecek apakah masih lumpuh seperti sebelumnya, dirinya langsung menghela nafas lega begitu tangannya merespon apa yang dia inginkan pun sama hal nya dengan anggota gerak yang lainnya. Kini posisi duduknya sudah bersandar di kepala ranjang. Sebagian tubuhnya dari tangan sampai dada penuh dengan perban begitupun dengan pahanya.

Bermaksud berdiri dengan menggeser selimut yang menutupinya, Naruto harus mengurungkan niatnya begitu pintu kamar terbuka menunjukkan padanya sosok laki – laki dewasa berambut kuning dengan kacamata bertengger manis di wajahnya, setelan jas kantoran menambah karisma dirinya sebagai seorang dari keluarga terkenal yakni 'Pendragon'.

"Apa aku mengganggu?" pria tersebut membuka suara begitu sampai tepat disamping Naruto berbaring tak lupa menutup pintu kamar kembali. Melihat gelengan tanda tidak apa – apa dari Naruto membuat pria tersebut menarik kursi disamping disusul mendudukkan pantatnya. Pandangannya tak lepas dari Naruto begitupun sebaliknya. Naruto tak sedikitpun melewatkan gerak gerik pria tersebut.

"Baiklah, kita mulai dari perkenalan dulu. Namaku Arthur pendragon, salam kenal" ucap pria tadi yang diketahui bernama Arthur mengangkat tangan kanannya bermaksud bersalaman.

Naruto sendiri masih memandang tangan tersebut lalu memandang mata Arthur seakan memastikan sesuatu, merasa tidak ada sesuatu ancaman yang berarti dirinya langsung menjabat tangan tersebut tak lupa " Naruto, Uzumaki Naruto". Ucapnya membalas. Terbalik memang, biasanya nama kecil dahulu baru marga. Tapi Naruto tak sedikitpun mempermasalahkannya.

"Oh ya Naruto-san. Bisa kupanggil begitu?" dijawab anggukan Naruto. "Bisakah kau ceritakan kenapa kau sampai sekarat?" lanjutnya menginstrogasi. Tak sopan memang, orang baru saja sadar dari acara sekaratnya malah diistrogasi seperti penjahat yang ditahan polisi. Namun begitulah Arthur, dirinya sudah penasaran dari kira – kira seminggu yang lalu saat Vali membawa pulang sosok baru, begitu ditanyakan hanya dengusan yang diterima. Setelah mengantar Naruto kekamar miliknya, Vali main pergi begitu saja. Bukan cuma Arthur yang penasaran, Kuroka, Le fay, Bikou pun sama. Makanya tadi saat dirinya melihat Kuroka berlarian heboh sendiri, dirinya langsung mengambil kesimpulan mengingat Kuroka lah yang merawat Naruto dengan sesekali dibantu Le fay. Kalau ditanya Bikou, dirinya ah ogah nanti dibilang pasangan homo.

Naruto sadar dirinya diinstrogasi, tapi tak satupun ingatan masa lalu hinggap diotaknya membuatnya bingung sendiri. Tapi meskipun dirinya mengingat ingatan masa lalunya, Naruto harus hati – hati membuka informasi. Mengingat begitu minim ekspresi sosok didepannya, Naruto harus was – was dengan keadaan sekitar. Bisa sajakan sosok didepannya ini orang jahat.

"maaf Arthur-san, bukannya aku tidak mau menjawab. Tapi aku tak ingat apapun yang terjadi, bisa kau beritahu dimana ini?" ucap Naruto dengan tampang dibuat-buat menyesal dengan membalikkan pertanyaan bermaksud menggali informasi.

Arthur tak sedikitpun merubah ekspresinya, dia sudah menduga pasti jawaban tersebut yang keluar ."aku mengerti, kita sekarang ada di kuoh"

"Kuoh?"

"Mengenai informasi lebih lanjut maaf aku tidak bisa membicarakannya sekarang"

Naruto mengeryit alis curiga akan sosok didepannya, tampaknya dirinya sendirilah yang harus bertindak mencari informasi.

Seakan mengingat tujuan lain datang kemari, Authur merentangkan tangan kesamping. Tepat setelah itu muncul lingkaran sihir yang mengeluarkan sebuah pedang.

"Apa kau mengenal pedang ini?" setelah lingkaran sihir hilang terpampanglah dihadapan Naruto sebuah pedang kusanagi no tsurugi. "Kamarin Aku menemukannya tergeletak disamping kirimu" lanjut Arthur masih dengan memandang penasaran raut wajah Naruto. Sedangkan Naruto sendiri masih memandang bingung pedang tersebut. Dirinya merasa sangat familiar, lama dia memandang hingga tiba tiba matanya membulat sempurna.

"ARRGgggg… AGGRRRRrrrrggg…"

Naruto seketika menjerit keras merasakan rasa sakit tiba – tiba menerpa kepalanya. Dirinya mencengkram kuat rambutnya hingga beberapa helainya rontok. Matanya Blue saphiernya tiba – tiba berubah warna untuk sesaat lalu menjadi Blue saphier kembali.

'Nii-san kenapa kau membunuh ayah dan ibu'

'Aku berjanji akan membunuhnya suatu saat nanti'

'Aku harus menjadi kuat'

'Kau tidak tahu perasaanku karena kau tidak pernah memiliki keluarga'

Ingatan – ingatan masa lalu meluncur didalam kepalanya hingga beberapa menit kemudian dia tumbang dengan nafas terengah – engah.

"Hoy kau tidak apa – apa!?" hilang sudah wajah datar Arthur digantikan mimik wajah panik. Teriakan kesakitan Naruto tadi sukses membuatnya kelabakan sendiri.

Melihat Naruto sudah tenang dia merasa harus memberi sedikit waktu agar siempunya sembuh total. Maka dari itu dia bergegas keluar kamar tak lupa meletakkan pedang tadi dipegangnya ke kursi yang didudukinya tadi. Dirinya masih sayang nyawa, mengingat amukan Vali saja sudah membuat dia merinding.

::::

Blamm

Hahhh.. Arthur menghela nafas lega begitu dia selesai menutup pintu.

"Bagaimana keadaannya?" Arthur terkejut bukan main begitu bahunya ditepuk dan suara yang sangat dikenalnya terdengar dari belakang membuatnya langsung membalikkan badan.

"V_Vali! Kau mengagetkanku!"

"Aku tanya bagaimana keadaannya?" kalimat yang sama dikeluarkan Vali begitu mengetahui Arthur tak menjawab pertanyaannya.

"Dia baik – baik saja" ujar Arthur kalem mengembalikan ekspresi dinginnya tak lupa jari tengah tangan kirinya membetulkan letak kacamata yang sedikit melorot melupakan kejadian memalukan tadi. Dirinya tidak ingin imagenya tercemar gara – gara pendatang baru.

"Sungguh? Aku mendengar teriakannya tadi" tanya Vali dengan tatapan mengarah ke pintu yang tertutup lalu memandang kembali kearah Arthur seakan menunggu jawaban. Sedangkan Arthur sendiri hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan.

"kalau begitu aku masuk" ucap Vali yang langsung nyolonong masuk kedalam. Kebetulan kamar yang ditempati Naruto adalah kamarnya. Arthur berniat menjegahnya namun terlambat begitu pintu selesai ditutup yang hampir saja mengenai hitung mancungnya.

.

Sementara di dalam,

'aku ingat semua, tapi…'

Naruto masih dilanda kebingungan, setelah tadi berteriak kesetanan dirinya menyadari beberapa ingatan masa lalu kembali muncul dikepalanya walaupun sedikit samar – samar. Tapi dirinya merasa aneh sebab satu hal yang pasti,

'…ingatan siapa ini?' dirinya tidak mengenal ingatan dikepalanya. Dia seakan tidak pernah mengalami hal apapun yang terekam disitu. Seakan dia sedang melihat ingatan orang lain. Naruto terus dilanda kebingungan Lalu pandangannya teralih pada pedang yang dipegang Arthur tadi lalu meraihnya untuk dilihat lebih teliti.

Mengikuti petunjuk ingatan yang ada dikepalanya Naruto mengangkat tangan kirinya. Di pergelangan bagian dalam tangan kirinya tergambar dengan jelas tattoo warna hitam dengan gambaran unik berbentuk 3 tomoe. Masih diliputi penasaran akan ingatannya Naruto meletakkan pedang atau bisa disebut katana tersebut tepat diatas tattoo 3 tomoe. Membuat handsel satu tangan seketika,

Boft

Asap mengepul keluar entah dari mana lalu sesaat kemudian setelah asap menghilang katana yang tadinya bertenger manis disana juga ikut – ikutan menghilang. Naruto tersenyum senang melihat hasil karyanya. Menyadari adanya sosok lain yang memperhatikannya sedari tadi membuat Naruto mengalihkan pandangannya kearah pintu dan menemukan seorang pemuda berambut perak sedang bersandar disana tak lupa senyum maniak bertenger di wajahnya.

"Aku menantangmu berduel satu lawan satu!" ucap Vali dengan nada semangat masih dengan senyum maniak bertarungnya. Dia akan membuktikan kata – kata Azazel juga aura asing seminggu yang yang lalu, senyumannya semakin lebar mengingat bagaimana Naruto menghilangkan katananya tadi. Sudah cukup dia menunggu seminggu lebih hanya untuk menunggu Naruto sadar, dia juga rela menjadikan kamarnya sendiri sebagai tempat tidur Naruto sementara dia tidur di sofa, dan ketika Kuroka mengatakan Naruto sudah sadar dari acara sekaratnya membuat darah Lucifernya mendidih kepermukaan. Dia langsung mempercepat langkah kakinya begitu suara teriakan asing terdengar, dan apa yang didapatnya sekarang,,, dia berhasil melihat pertunjukan kecil dari sosok tersebut. Walaupun pertunjukannya nggak bagus – bagus amat, malah dia sudah terbiasa melihat Arthur memanggil dan menghilangkan pedang. Tapi yang namanya menghilangkan berarti sosok didepannya bisa menggunakan sihir, siapa tahu pertunjukan apa yang akan disuguhkan nanti dipertarungan. Vali sudah tidak sabar

"Ayo apa yang kau tunggu! Apa kau takut?" merasa Naruto belum menjawab ajakannya membuat Vali sedikit memancing, siapa tahu kan Naruto akan marah jika diremehkan.

Sedangkan Naruto sendiri yang tidak bisa mengelak malah menganggukkan kepalanya mantap. Berhubung dirinya masih penasaran akan kekuatan yang ada di ingatannya. Mungkin dengan duel bisa menghilangkan rasa penasarannya.

"Baiklah aku terima.. tapi sebelum itu, apa kau punya satu set pakaian?"

:::: :::: ::::

69-69-69

:::: :::: ::::

Dengan satu tangan di saku celana kiri, Vali menunggu kedatangan sosok baru yang dimaksudkan. Dirinya sudah tidak sabar untuk melihat sejauh mata potensi Naruto untuk mengalahkannya. apakah bisa bertahan, atau baru beberapa menit sudah tumbang. Bisa saja kan?, lawannya adalah Hakuryuukou terkuat sepanjang masa. Tentu, gelar tersebut bukan sembarangan gelar.

[Vali, jangan terlalu percaya diri.]

"Hm, kenapa Albion? Apa kau takut dengan pecundang itu? Kupastikan kau akan kaget melihat aku menghajarnya." Vali memutar matanya disertai dengusan sombong mendengar nada suara dengan kurang kepercayaan diri dari jiwa secred gear miliknya. "Lagipula kenapa baru sekarang? Kau tadi hanya diam tak menyahut saat aku mengajaknya duel."

[Bukan aku tidak bicara, aku hanya sedang memperhatikannya. Aku bisa merasakannya, Vali. Jauh di dalam dirinya tersimpan kekuatan tersembunyi walaupun sangat kecil. Energy itu beda dengan yang kurasakan seminggu yang lalu… yang penuh akan misteri. Aku belum pernah merasakannya sebelum ini.]

"bukankah ini semakin menarik? Berarti kita akan mendapat lawan yang sanggup memuaskan hastrat bertarungku." Balas Vali dengan ringannya, ekspresi santai masih melekat di wajahnya yang tak sedikitpun merasa drop akan ucapan sang partner. Dirinya meregangkan tubuh sesaat melakukan pemanasan.

[Kau terlalu keras kepala, baru kali ini aku mempunyai inang seperti dirimu. Terserah apa yang akan kau lakukan, sifatmu itu suatu saat akan membunuhmu. Aku sama sekali tidak peduli.] Albion merasa percuma saja dia mengingatkan sang tuan rumah, dirinya sudah lelah dan tak ambil peduli. Toh nanti jika Vali mati maka dia akan mencari inang baru, gampang kan?

…..::::…..

Sementara ditempat Naruto, kini sudah ada empat lainnya yaitu Le fay si penyihir cilik sekaligus adik dari Arthur, Kuroka si gadis kucing genit, Bikou keturunan keempat sung wukong, satu lagi dengan wajah pokernya yaitu Arthur si megane yang kini memandang kearah Naruto termasuk tiga lainnya.

"Apa kau yakin Naruto-san? Vali bukan lawan yang bisa kau anggap enteng." Arthur merasa sedikit khawatir akan Naruto, baru saja dia sadar dari acara sekaratnya.

"Kau tenang saja, Arthur-san. Aku hanya ingin meregangkan otot sebentar." Jawab Naruto ringan disertai sedikit peregangan. Dia tak sedikitpun ambil peduli, dirinya masih penasaran akan kekuatan yang mendiami tubuhnya sekarang. Penampilannya sudah berubah, memakai pakaian ketat putih polos yang mencetak jelas otot dadanya akibat efek latihan keras dan sedikit menampilkan otot bahunya, jelana hitam dengan rantai menggantung di saku kiri mirip seperti preman kebanyakan, ditambah sepatu sport warna punih beraksen centang warna hitam (NIKE) disisi luar memperlengkap penampilan coolnya. Rambut warna hitam spike sesekali tertiup angin menambah kesan tampan pada dirinya, dan itupun tak luput dari pandangan Kuroka dan Le fay. Sayangnya Le fay masih anak – anak, beda cerita dengan Kuroka yang sudah kembali tersipu sendiri mengingat kejadian sebelumnya di kamar Vali. Dirinya berniat meminta maaf.

"Anoo…"

"hmmm?" gumanan Kuroka terdengar mengalihkan pandangan semua terhadap dirinya, termasuk Naruto yang sudah berdiri santai kembali tidak lagi melakukan pemanasan.

"Aku minta maaf atas kejadian sebelumnya." Ucap Kuroka cepat sambil sedikit membungkuk.

Sedangkan Naruto sendiri hanya mangut – mangut berusaha mengingat kejadian sebelumnya, akibat efek masuknya ingatan baru membuatnya melupakan kejadian memalukan tadi. Beberapa saat kemudian, seketika dirinya juga dibuat malu begitu ingatan memalukan saling tatap – tatapan dalam jarak dekat hinggap kembali di otaknya. Apa lagi sekarang Kuroka sedang membungkuk, salahkan kimono hitamnya yang kedodoran dibagian depan membuat dada membastisnya sedikit menyembul keluar, Naruto kan juga laki – laki dalam masa puber. Dengan ekspresi gugup menggaruk – garuk pipinya, Naruto memberanikan dari menghadap Kuroka.

"T_tidak apa – apa kok. Kau tenang saja, aku sudah melupakannya. Hehe…" ucapnya disertai tawa hambar. Hal itupun sukses menghentikan aksi membungkuk yang dilakukan Kuroka. Disertai sedikit tawa genit, Kuroka sesekali mengedipkan matanya kearah Naruto. Hingga,

TUK

"Aww!"

"Jadi kucing itu harus baik. Jangan jadi kucing Garong." Ucap Bikou menasehati dengan sinis, setelah tadi mengetuk kepala Kuroka dengan tongkatnya. Sikap genit Kuroka entah kenapa membuatnya jengkel, serasa ada sesuatu dalam dirinya yang membutuhkan masa kawin alias bergairah. Jangan lupakan dia juga laki – laki, malah masih jomblo sampai sekarang.

Tindakan itu sukses membuat Kuroka mendelik kearahnya dengan sesekali mengusap kepala yang bencol. Sedangkan Naruto dan Le fay hanya dapat tertawa akan tingkah kedua youkai tersebut. Dimana Arthur? Oh dia sudah pergi dari tadi, mau memasang kekkai katanya.

Le fay menghentikan tawanya dan mengalihkan pandangannya kearah Naruto."Ne ne Nii-chan, hati – hati ya!" ucapnya

"Tentu, kau tenang saja Fay-chan." Balas Naruto singkat sambil tersenyum lembut. Dirinya sudah berkenalan dengan semua anggota tim Vali makanya dia langsung cepat akrap dengan Le fay.

Memandang ketiganya terakhir kali, Naruto mulai melangkahkan kakinya ketempat Vali yang sudah menunggunya dari tadi. Meninggalkan 2 youkai dan 1 penyihir yang hanya memandang punggung tegapnya yang mulai menjauh.

"Aku bertaruh pasti Naruto-nii yang menang." Le fay membuka suara dihadiahi tatapan dua lainnya.

"Apa kau bercanda! Vali tidak akan mungkin kalah, dia itu Hakuryuuko!" sahut Bikou tidak terima, menurutnya Vali pasti akan menang dari pendatang baru itu yang belum jelas kekuatannya.

Kuroka mengangguk setuju akan kata – kata Le fay. Tatapan mereka berdua beralih kearah Bikou." Fay-chan benar! Naruto-kun pasti sanggup menghadapi Vali-sama, apa kau mau bertaruh?"

"oy oy oy…?"

"Baiklah, jika Naruto-kun menang. Kau harus berjalan empat kaki sepanjang hari." lanjut Kuroka dibalas anggukan Le fay tanda setuju. Mereka tersenyum jail saat Bikou mulai menunjukkan wajah panik.

'Aku tak ingat, pernah menyetujui taruhan tersebut' batin Bikou keringat jatuh.

:::: :::: ::::

Tepat ketika sampai dihadapan Vali, Naruto sedikit menyipitkan kedua matanya menatap Vali yang sudah mengeluarkan sesuatu dari belakangnya, yang sepertinya merupakan sepasang sayap yang terbuat dari energy. Chakra? Sepertinya bukan. Ingatan dikepalanya mengatakan jika energy tersebut berbeda dengan chakra.

"kau lama sekali, kupikir kau sudah lari ketakutan." Vali mendengus dengan ekspresi arogannya. Dilihat dari tampang dan gerak – geriknya sepertinya dia sudah tidak sabar.

"Maaf. Tadi aku hanya melakukan sedikit pemanasan dan bercakap – cakap dengan anggota timmu." Jawab Naruto jujur dengan wajah yang sudah berubah datar.

"Begitu ya, untuk sekarang aku memaafkanmu…" Vali mangut – mangut mengerti, melahap dengan serius semua alasan Naruto. "…sa kalau begitu, apa yang kau tunggu? Ayo kita mulai!" lanjutnya semangat.

Naruto kemudian menghirup nafas dan menghelanya, terus seperti itu beberapa saat. Mengikuti arahan ingatannya dengan melepaskan seluruh chakranya keseluruh tubuh secara seimbang antara satu sama lain. Posisi badannya tidak berubah sedikitpun, tapi sesuatu yang pasti dia sudah dalam posisi siaga. "Aku sudah siap"

"Bagus, dan terima ini!" Vali merentangkan kedua tangannya kedepan, dari telapak tangannya muncul dua lingkaran sihir dan energy – energy tidak beraturan menuju kearah Naruto dengan kecepatan diatas rata – rata.

Naruto hanya memandang tertarik melihat pertunjukan kekuatan tersebut. Dirinya tidak sedikitpun mengubah posisi berdirinya ketika dengan cepat energy tersebut melesat kearahnya. Wajah datarnya tak sedikitpun luntur.

Splashhh

Energy tadi tiba – tiba menghilang tak berbekas begitu mendekat kearah Naruto membuat Vali terkejut bukan main. 'apa – apaan ini' pikirnya. Vali memandang penasaran kearah Naruto yang masih belum bergerak.

Seketika dirinya reflek memundurkan satu langkah kaki kebelakang begitu netranya memandang perubahan pada kedua bola mata Naruto. Mata kanan Naruto berwarna merah dengan gambaran rumit bintang enam, sedangkan mata kiri mempunyai gambaran riak air dengan pola tomoe disetiap sisi. Bulu kuduk Vali terasa merinding akan tatapan tajam kedua mata tersebut. Tak berapa lama 'kheh! Menarik' batinnya begitu melihat gelagat Naruto yang memegang tangan kiri dan seketika sebuah katana sudah tergenggam manis ditangan kanannya.

"Kau mempunyai mata yang unik" pujinya begitu Naruto selesai mensummon katananya.

"Terima kasih! Kau orang pertama yang mengatakannya" sahut Naruto membalas. Dia mulai memasang kuda – kuda kenjutsu dengan kaki kiri dibawa kedepan, tangan kiri setengah merentang kedepan, dengan posisi tangan kanan memegang katana dibelakang punggung.

Vali lagi – lagi membuat lingkaran sihir yang sama tapi dengan intensitas yang lebih besar yang melesat cepat kearah Naruto. Tidak ingin mencoba merasakan serangan itu, Naruto mengelak kearah samping menghindari energy tersebut dan menggunakan kecepatannya untuk menghindari setiap serangan beruntun. Dibantu matanya yang dapat melihat beberapa detik sebelum serangan, Naruto merasa tidak terlalu sulit untuk menghindarinya.

Permukaan tanah lapang mulai menjadi kubangan – kubangan kecil dengan jumlah yang lumayan banyak.

"Apa kau hanya bisa menghindar!?" Vali menambah entensitas sihirnya membuat serangan beruntun semakin banyak memenuhi pandangan.

Menghadapi serangan yang terlalu banyak tersebut, Naruto mengalirkan chakranya pada katana yang digunakan tadi. Dalam gerakan lambat terlihat Naruto menangkis energy tersebut hingga terpental kemana – mana termasuk kearah si pemilik energy.

Wusss

Beberapa energy hampir mengenai Vali yang kini sedang melayang diudara, dengan meliuk sayapnya kesana kemari Vali mencoba menghindar senjata makan tuan tersebut.

Debu berterbangan memenuhi pandangan begitu serangan telah dihentikan. Mata Vali bergerak kesana kemari mencoba mencari keberadaan Naruto yang tiba – tiba menghilang begitu debu berterbangan tersapu angin.

Reflek Vali bekerja dengan cepat, membawa tangannya dan lingkaran sihir penghalang muncul melindungi Vali begitu bola api dengan intensitas besar meluncur mulus kearahnya dari belakang. Beruntung sihir penghalang siap siaga, mungkin jika tidak Vali sudah menjadi Vali bakar.

Begitu Vali menghadap kebelakang dan menghilangkan sihir pelindung tersebut, tiba – tiba sebuah katana melesat cepat kearahnya tanpa bisa dihindari. Beruntung sisi tajam katana tersebut hanya sedikit menggores lehernya hingga mengeluarkan darah.

Tanpa sempat protes, dalam gerakan lambat katana yang melewati Vali seketika hilang digantikan sosok lain yang menjadi musuh utamanya. Baru saja Vali membalikkan badan, sebuah pukulan kekuatan penuh menghantam pipi mulusnya yang langsung membuatnya meluncur mulus kebawah menghasilkan debu berterbangan kemana – mana. Tak jauh dari sana Naruto mendarat dengan mulus.

Vali dibuat tak berkutik.

Sementara itu ditempat penonton,

Le fay, Kuroka, dan Bikou tercengang melihat kecepatan perpindahan Naruto. Mereka tidak melihat sedikitpun gerak – gerik Naruto dalam berpindah, dan tiba – tiba saja sudah ada dibelakang Vali. Sungguh diluar dugaan pikir mereka.

"Bikou-nii sepertinya kau harus jalan empat kaki hari ini." Le fay berucap dengan pandangan tak sedikitpun beralih dari posisi Naruto sekarang.

Bikou mulai keringat dingin, "Hey! Aku tidak pernah menyetujui taruhan tersebut!" sahutnya jengkel sambil menghentak – hentakkan tongkatnya ketanah. Kuroka yang berdiri disampingnya mulai tersenyum tidak jelas.

"Pokoknya kau harus melakukannya kalau tidak…" Kuroka berusaha mengancam dengan ekspresi horror yang dibuat – buat.

'Glekk' Bikou susah payah menelan ludahnya. Dia ingat betul makna tatapan Kuroka sekarang. Tatapan itu… Yang jelas dia tidak ingin mengingatnya lagi. Keringat dingin makin banyak meluncur deras diwajahnya. Sesuatu yang hanya diketahui oleh semua anggota tim Vali, Kuroka termasuk sosok yang harus dihindari kedua setelah Vali.

"B_baiklah!" Bikou akhirnya menyerah. Dia tidak ingin menjadi samsak tinju dari Kuroka."…Tapi sebelum itu, pertarungannya belum selesai." Ucapnya melanjutkan.

Mereka bertiga focus kembali ke arena pertarungan.

Ditempat pertarungan,

Vali kemudian bangkit kembali dengan memandang Naruto kesal. Meludah ke samping mengeluarkan darah yang terapung dimulutnya akibat efek kuatnya pukulan.

[Dia belum menunjukkan semua kemampuannya dan kau malah sudah babak belur begini]. Albion menyahut dari sayap dibelakang Vali, ditandai dengan sedikit berkedip – kedip.

Vali hanya mendengus mendengar itu. Membersihkan debu yang menempel dipakaiannya, "Dan begitupun aku. Aku hanya perlu menyentuhnya sekali dan semuanya selesai."

[Dan kau belum menyentuhnya sama sekali]

"Cih, dia lebih cepat dari perkiraanku. Albion, apa kau tahu teknik yang dia gunakan tadi?"

[Tidak]

"Kukira kau mengetahui semuanya."

[Bukan berarti aku tuhan yang mengetahui segalanya]

"kau dan mulut besarmu." Vali memandang focus kembali kearah Naruto yang kini masih memandangnya datar. Entah kenapa dia merasa muak melihat tatapan itu yang serasa merendahkannya. Dirinya benci direndahkan apa lagi diremehkan. Tatapan lawan didepannya seakan sedang bermain – main dengan dirinya. Vali mengepalkan tangannya kuat hingga kuku - kuku jarinya memutih. "Cukup! Aku tidak suka diremehkan! Kau akan merasakan akibatnya!"

Vanishing Dragon Balance breaker

Suara mekanik terdengar lewat sayap dipunggung Vali. Tak berapa lama kemudian muncul cahaya putih. Tubuh Vali mulai tertutupi armor warna putih dengan bola warna biru dibagian dada. Balutan armor sampai ke kepalanya hingga memperlihatkan tatapan tajam Vali yang perlahan mulai tertutupi kaca helm.

"Kau akan menyesal memaksaku memakai mode ini" Suara Vali mulai memberat terhalangi helm armor.

Naruto memandang tertarik kearah Vali yang kini mulai kembali terbang di udara."Armor yang bagus."

"Terima kasih, tadi aku lengah dan hal itu tidak akan terjadi lagi" Vali memandang angkuh kearah bawah tepat kearah Naruto seakan merendahkan. "Namamu Uzumaki Naruto bukan? Bagus. Aku akan selalu mengingat nama itu. Nama orang yang telah berhasil membuatku serius seperti ini. Karena kau sudah melihat mode ku ini maka kau tidak akan kubiarkan hidup."

Vali mulai membuat dominic power di tangan kanannya. Serangan beruntun dengan intensitas tinggi mulai kembali meluncur cepat kearah Naruto.

Naruto hanya memasang wajah biasa.'ini lagi?' pikirnya. Merasa jika katana tidak berada ditangannya, Naruto berinsiatif bermanuver kesana kemari menghindari banyaknya serangan yang menuju kearahnya. Tepat ketika serangan terakhir berada pas didepan wajahnya dalam jarak beberapa senti, Naruto hanya sedikit memiringkan wajahnya menghindari energy penghancur tersebut. Rambut hitamnya melambai liar begitu energy tersebut melewatinya.

Memandang kearah Vali melayang tadi, Naruto hanya menemukan kekosongan. Alarm bahaya menjerit waspada ketika sebuah pukulan berlapis energy siap menghantam permukaan pipinya jika saja refleknya tidak terlatih. Memiringkan sedikit badannya menghindari pukulan tersebut yang lewat ke samping kanan, Naruto menghantam pukulan kekuatan penuhnya tepat kewajah Vali yang tertutupi helm armor Albion.

BUAggghh

Terkejut?

Tentu saja, kekuatan pukulannya hanya meretakkan sedikit helm tersebut. Jika sebelumnya Vali harus mencium tanah, tapi sekarang situasinya beda. Vali dalam mode balance breaker nya sungguh memiliki ketahanan tinggi. Masih berdiri ditempat semula Vali membuka suara. "Hanya segini saja? Dasar lemah! Sekarang rasakan ini!"

BUAGGGhhhh…

Pukulan tenaga penuh tanpa bisa dihindari menghantam pipi mulus Naruto membuatnya meluncur membelah debu mengepul hasil serangan tadi. Tidak berhenti sampai disana, tiba – tiba dari arah tujuan meluncurnya Naruto sudah ada Vali yang siap – siap dengan tinjunya. "Dan ini untuk pukulan menyakitkan mu tadi!"

BUAGGGhhh…

Lagi – lagi tanpa bisa dihindari, Vali melakukan opercut keatas membuat Naruto melayang ke udara dengan darah mulai keluar dari mulutnya.

Vali kembali muncul di udara tempat Naruto melayang. "Dan ini untuk wajah merendahkanmu tadi!"

BUAGGGGHHH….!

Sebuah pukulan dengan kedua tangan disatukan oleh Vali sukses membuat Naruto melunjur mulus dengan kecepatan jet kearah tanah.

BUMMM!

Asap hasil debu berterbangan ke mana-mana. Vali masih melayang angkuh diudara melihat lawannya belum keluar dari kumpulan debu tadi.

Debu berterbangan disapu angin, begitu debu menghilang sepenuhnya menyisakan Naruto yang kini tergolek ditanah di tengah – tengah kawah berbentuk jaring laba – laba hasil karya sang Hakuryuukou.

"Kupikir, kau mampu memenuhi hastrat bertarungku." Vali mulai membalikkan badan dan ingin terbang menjauh dari sana. Dirinya sungguh kecewa, dia Kira ketika Naruto menunjukkan mata uniknya dia terasa benar – benar kuat. Walaupun begitu Vali tetap menghormati Naruto karna sudah menunjukkan pertempuran yang menarik. Mungkin setelah ini dia akan membuat pemakaman yang layak untuk Naruto. Ya itu pasti…

Tepat ketika Vali selesai membalikkan badan dia dibuat terheran – heran. Ada satu sosok lagi yang kini berdiri tepat di tempat Naruto berdiri ketika awal memulai pertempuran.

T_tunggu! Itu…

Vali melebarkan matanya, sosok yang dilihat itu berdiri dengan angkuh dan memandang datar kearahnya. Masih dengan mata merah dan pola riak air dikedua matanya, beserta rambut hitam spike yang berkibar – kibar tertiup angin. Penampilannya masih bugar dan juga bajunya… bajunya masih bersih seakan masih baru. Tak sedikitpun berdebu dari hasil pertarungan.

Vali mengalihkan pandangannya kearah manyat tadi dan hanya kekosongan yang didapatnya. Tanah yang seharusnya berlubang bekas pertempuran kini hilang seakan pertempuran tersebut tak pernah terjadi. Armor Hakuryuukou menghilang entah kemana seakan dia tidak pernah memakainya.

"I_ini!"

Sementara itu di tempat penonton,

"A_apa yang terjadi?"

Kuroka dan Bikou dibuat shok, padahal jelas – jelas tadi Naruto sudah babak belur ditengah kawah dan bisa dipastikan dia sudah mati melihat kuatnya pukulan Vali dengan kekuatan penuh.

Lah ini?

Narutonya masih berdiri tegak di tempat awal pertempuran tadi dengan gagah dan sehat wal'afiat. Katananya pun belum dia panggil. Tempat – tempat di sekitarpun kembali seperti semula, seakan tidak pernah terjadi pertempuran.

"Apa kalian sudah sadar?" suara imut di samping kanan mengalihkan perhatian dua youkai berbeda gender yang dari tadi melongo seperti orang bodoh.

"Kalian sudah terkena ilusinya nya Naruto-nii" lanjut suara imut tadi yang ternyata adalah Le fay sedang memandang serius kearah Naruto. Kuroka dan Bikou dibuat terheran – heran.

"Ilusi?"

"Tapi aku tidak melihat Naruto-kun membuat sihir ilusi saat awal pertarungan…" Kuroka menyampaikan kebingungannya. Pasalnya yang dia lihat dari awal Naruto tak pernah membuat lingkaran sihir sampai Vali menyerangnya. Setelah itu serangan Vali lenyap tanpa sisa, dan selanjutnya yang dia ingat mata Naruto berubah?

Kuroka mulai mengerti sekarang,

"J_jangan – jangan mata beda warnanya itu menciptakan ilusi bagi yang memandangnya?" Bikou menyerukan pendapatnya dibalas anggukan Kuroka yang sudah mengingat semuanya.

"Tidak"

"Eh?"

"Lebih tepatnya, mata yang merahlah yang menciptakan ilusi. Sementara mata yang satunya lagi aku tidak tahu" Le fay mengucapkannya dengan datar tak lepas dari Naruto. Matanya menyipit tajam begitu penglihatannya melihat mata merah Naruto tepatnya pola rumit bintang 6 berputar pelan.

'Ilusinya kuat sekali!' batinnya. Dia juga baru menyadarinya, jika Naruto membunyai kemampuan ilusi tingkat tinggi. Ilusi orang ini sangat berbeda dengan ilusinya. Orang ini tidak bersusah payah membuat lingkaran sihir atau sihir jebakan untuk menciptakan ilusi. Dia Cuma hanya harus membuat korban menatap langsung mata merahnya maka, Tara! Si korban sudah berdiri dengan pandangan kosong.

Sementara dua makhluk youkai lainnya hanya mangut – mangut mengusap dagu mengerti.

Baiklah, kembali kepertarungan,

"I_ini"

[Kau sudah sadar, Vali?] suara Albion menyentakkannya dari memandang sosok Naruto didepan.

"Apa yang terjadi ,Albion? Kenapa semua kembali seperti semula?" Vali menyerukan kebingungannya. Menunggu jiwa yang mendiami Secred gear menjawab semua rasa ingin tahu pada dirinya.

[Kau sudah terkena ilusi]

"Ilusi? Tapi aku tidak melihat dia membuat lingkaran sihir."

[Bodoh! Makanya dari awal pertempuran sudah kukatakan padamu untuk berhati – hati, sekarang kau terima akibatnya.]

"Itu tak menjawab pertanyaan ku."

[Kau lihat matanya?] Vali memandang kearah mata Naruto untuk memastikan perkataan Albion. Dapat dilihat oleh Vali, mata merah dan mata riak air sedang memandang dingin kearahnya seakan mengawasi gerak – geriknya sekecil apapun. Seketika dirinya dibuat terkejut saat satu fakta baru muncul dikepalanya.

"Jangan bilang kalau_"

[Ya, lebih tepatnya mata merahnya itu memancarkan ilusi bagi yang memandangnya. Aku sudah teriak dari tadi berusaha menyadarkanmu tapi kau hanya berdiam diri dengan pandangan kosong seperti patung.]

"Cih! Aku sudah tertipu dengan trik murahan itu. Kalau begitu…" Vali merasa tidak terima. Dia merentangkan tangan kanannya kedepan. Sedangkan Naruto yang berdiri tidak terlalu jauh dari Vali hanya memandang heran akan apa yang akan dilakukan Vali selanjutnya.

Divine Divine Divine

Sementara Naruto mulai terkekeh kecil saat tidak terjadi apa – apa pada dirinya.

"Tidak berfungsi?"

[Percuma saja, kau belum menyentuhnya] Albion lagi – lagi menyahut menanggapi kekeraspalaan inangnya.

"jadi ilusi itu benar ya?" Vali berdecak kecal. Dirinya merasa dipermainkan

Sementara disisi Naruto, dia tidak tahu jika trik sekecil ini bisa mebodohi lawan didepannya. Dia merasa ingatan dikepalanya memiliki kekuatan besar. Lihat saja baru dengan ilusi, sosok didepannya sudak komat – kamit tidak jelas.

Kekuatan mata kanannya bekerja dengan sukses, dan dia yakin jika mata kanannya ini masih menyimpan kekuatan yang sangat besar. Dan sekarang giliran mata kiri,

Menarik Nafas secukupnya, lalu dikeluarkan. Terus seperti itu sampai beberapa kali. Naruto merentangkan tangan kanannya kedepan dan,

Bansho ten'in

.

.

.

:::: TBC ::::

Fic mainstream baru muncul, mungkin disini kekuatan Naruto sudah godlike. Mohon maaf jika tidak sesuai dengan keinginan reader sekalian. Saya pendatang baru, jika ada kata yang hancur dan mengganggu mata mohon di beritahu, mungkin dengan arahan reader dan author senior sekalian membuat saya mampu menulis lebih baik.

Apa ada saran untuk pairnya?

Reader mau harem tau single?

Mau lemon/lime atau nggak?

Itu terserah reader. Saya hanya penulis…

Mohon maaf jika ada kata – kata saya yang hampir sama dengan karya author lain. Karena saya belajarnya dari sana,

Kalau begitu saya mohon undur diri,

Sh1r0yasha

Log out

REVIEW HERE!

VVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVV

VVVVVVVVV

VVVVVVVV

VVVVVV

VVVV

VV

V