HIDDEN

Disclaimer : Kuroko No Basket by Fujimaki Tadatoshi

Story originaly by Kuroi Sora

Main Pair : Kise Ryouta x Kuroko Tetsuya

Rated : K

WARNING !

Fic ini mengandung konten Shounen-ai/BL/yaoi/alur kecepetan/jamur typo/absurd/gaje/OOC dst.

Bagi yang alergi dengan konten fic ini, dengan damai author sarankan untuk klik menu BACK di layar masing-masing.

author proudly present...

Kise Ryouta - model tampan, ramah, ceria, baik hati serta rajin menabung itu tersenyum sumringah dari bangkunya. Menatap ke ambang pintu geser kelasnya yang terbuka dengan durasi cepat.

"Ohayou, Kurokocchi!" sapanya kala remaja bersurai baby blue terlihat dari balik pintu.

Remaja itu terdiam. Dia menghela napas sebelum kaki berbalut celana bahan berwarna hitam miliknya melangkah menuju ke sebuah bangku di deretan paling ujung dekat dengan jendela. Dan Kise ada di depannya.

"Ohayou gozaimasu, Kise-kun."

Kise tersenyum tipis. Sudah jadi rahasia umum jika dia memiliki ketertarikan -ah untuk kasus Kise sepertinya lebih tepat disebut ketergilaan terhadap sesuatu yang berbau si baby blue.

Ini adalah tahun ketiga mereka di Teikou Junior High School. Dan di tahun ketiga inilah, Kise berkesempatan satu kelas dengan Kuroko setelah tahun sebelumnya dia satu kelas dengan Murasakibara Atsushi -rekan satu tim basketnya yang bahkan tidak mengenalinya sebagai classmatenya sendiri. Kejam!

.

.

.

.

.

"Teikou, member change!"

Kise mundur dari court menghampiri Kuroko yang sudah berdiri di pinggir lapangan. Dia tersenyum lebar memberi tepukan ringan di puncak kepala remaja yang dijuluki the phantom six man itu.

" Berjuanglah, Kurokocchi!" serunya semangat dari bench hingga membuat Momoi Satsuki, selaku menejer klub basket Teikou tersulut. Apalagi dia sama-sama memendam perasaan untuk si baby blue yang sedang berlarian di tengan lapangan.

"Tetsu-kun~ ganbatte ne!"

" Kurokocchi, ROSO!"

" Fighting, Tetsu-kun!"

Dari ujung lapangan dengan perintah sang kapten Akashi Seijuurou, Midorima Shintarou menghadiahi mereka berdua long distance shoot miliknya yang akurat 100% akan mengenai duo berisik disana.

Sementara Kuroko hanya melihat mereka dengan senyum tipis yang kian mengembang.

" Wah, kau tertawa! "

Kuroko menoleh dan mendapati Aomine Daiki, rekan yang merupakan 'cahayanya' berseru takjub sambil menunjuk kearahnya dengan tidak sopan. Netra navy miliknya membulat seolah-olah dia baru saja melihat fenomena menakjubkan yang hanya bisa dilihat manusia selama seribu tahun sekali. Oke, ini hiperbolis sekali.

"Eh?"

"Nani, nani?" Murasakibara ikut nimbrung kearah Aomine. Si remaja dengan tubuh besar itu mendekat dengan wajah penasaran.

" Hei, aku melihat Tetsu tertawa!"

" Benarkah?Kurochin, ayo lakuan lagi!"

" Iya, desu!" jawab Kuroko sambil melenggang pergi.

" Urusai! Damare-nanodayo!"

" Daiki, Atsushi, Shintarou! Sedang apa kalian bergerombol disana?"

Tepat dua detik setelah terdengar suara bak sangkakala mengaum, gerombolan itu terpecah belah dan kembali ke posisi masing-masing dengan wajah pucat.

.

.

.

.

.

"Ogiwara-kun!"

Seorang pemuda bersurai coklat menoleh dengan mata membulat serta menahan tangis.

"K-Kuroko?"

Kuroko menatap nanar papan score diatas sana.

111-11

Dia menoleh memandang kelima rekannya yang berjalan beriringan keluar lapangan.

"Nande?"

Dia tidak dapat mendengar suara rekan-rekannya. Dia tidak bisa menggapai janji, cahaya, sahabat dan rekan setimnya.

Kise menoleh kearah lapangan. Namun hanya ruang kosong yang di dapatinya. Kuroko...Kise tadi mendengar suaramu.

.

.

.

.

.

.

"Aominecchi!"

Kise berlarian mengejar Aomine yang berjalan menaiki tangga menuju atap.

Aomine menoleh dengan wajah ngantuknya. Tak seperti biasanya Kise merencokinya selain di lapangan.

"Ada apa? Hoammmh~" tanyanya dengan nada tak berminat.

"Dari kemarin aku kebingungan-ssu!" jawab Kise. Siswa bersurai blonde itu menyeret Aomine untuk duduk di tangga. Tingkah laku Kise membuat Aomine jadi heran sendiri. Kise dengan wajah suram, lesu, dan madesu bukanlah hal yang biasa. Kise memang sering merencokinya selama di lapangan, baik itu saat latihan maupun pertandingan. Mereka adalah rival dalam hal mencetak skor paling banyak. Namun Aomine tidak tahu jika hawa suramnya bisa menular.

Aomine menghela napas.

"Kenapa?"

"Kau tahu dimana, Kurokocchi?"

Aomine terdiam. Sudah hampir satu bulan semenjak insiden di bawah jembatan itu dia tidak lagi latihan bersama dengan bayangannya. Apalagi semenjak kemenangan mereka di final Kompetisi Nasional melawan Meiko yang disebut-sebut sekolah sahabat Kuroko. Dia tidak melihat keberadaannya.

"Aku tidak tahu." jawabnya singkat. "Lagi pula, tahun ini kau kan yang sekelas dengannya. Apa kau tidak mengetahui apapun?"

Gelengan Kise membuat Aomine lagi-lagi menghela napas. Kuroko dan misdirection-nya memang terkadang merepotkan.

"Apa dia marah karena tim sahabatnya kalah dengan kita? Bukannya dalam pertandingan kalah menang itu hal yang biasa?"

" Berhentilah mengoceh, baka!"

Dan Aomine melenggang pergi meninggalkannya.

.

.

.

.

.

Sore itu Kise melihat Kuroko duduk sendirian di bangku taman.

"Kurokocchi!"

Kuroko hanya terdiam. Tangan kanannya menggenggam erat wirst band yang ditinggalkan Ogiwara untuknya. Manik birunya bias terkena air mata.

"Hari ini kau kemana saja-ssu! Kau juga tidak ada di kelas." tanya Kise. Pasalnya tidak seperti biasanya Kuroko membolos pelajaran sekolah dan melewatkan latihan rutin minggu ini.

"Hari ini aku berkunjung ke Meiko." Ada jeda sejenak sebelum Kuroko menatap Kise dengan tatapan nanarnya. "Aku berniat mengunjungi sahabatku, namun dia tidak ada disana."

"Mungkin saja dia sedang sakit?"

"Dia ditransfer. Dia membenciku."

Kise terpaku. Ternyata benar pertandingan final melawan Meiko lah penyebabnya.

" Bukannya dalam sebuah pertandingan kemenangan adalah hal yang terpenting-ssu?"

"Lalu, kemenangan itu apa?"

Semenjak itu, Kise yakin persepsinya adalah suatu kesalahan yang besar. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan Kuroko untuknya.

.

.

.

.

Hola.. reader semua! Ogenki desuka? Bagaimana fic ini menurut kalian?Pendek ya? Hahaha...idenya tanpa sengaja lewat di pikiran saya. Jadi tanpa pikir panjang saya langsung mempublisnya. saya ragu untuk menjadikannya multi chapter mengingat banyaknya fic multi chapter yang belum saya selesaikan *ditampol*.

Semoga ini bisa menghibur kalian. Jika ada pertanyaan, kritik maupun saran, silahkan kirim saja di kotak review dan PM saya ya! Sampai jumpa lagi...